Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51442 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggita Dwi Suryani
"Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama, bertanggung jawab dalam kegiatan pelayanan kesehatan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Dalam rangka melaksanakan program JKN dan memenuhi himbauan dari Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta terkait akreditasi, Puskesmas Kecamatan Ciracas telah menyusun pedoman berupa Formularium Puskesmas. Pemilihan obat untuk Formularium Puskesmas mengacu pada daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan Formularium Nasional (Fornas). Formularium tersebut digunakan sebagai acuan oleh Puskesmas Kecamatan Ciracas dalam menjamin ketersediaan obat yang berkhasiat, bermutu, aman, dan terjangkau. Tujuan dari laporan PKPA ini adalah untuk memahami alur penyusunan formularium puskesmas serta mengevaluasi kesesuaian daftar obat di formularium puskesmas dengan formularium nasional. Laporan ini didasarkan dari penelusuran literatur dan observasi data formularium puskesmas serta wawancara dengan apoteker yang terlibat dalam penyusunan formularium puskesmas. Berdasarkan analisis, alur penyusunan formularium telah sesuai dengan prosedur yang berlaku dan dilakukan evaluasi satu tahun sekali. Daftar obat di formularium puskesmas secara keseluruhan telah sesuai dengan formularium nasional yang berlaku. Namun, terdapat beberapa obat kategori fasilitas kesehatan tingkat 2 dan/atau 3 yang tetap dimasukkan ke Formularium Puskesmas Kecamatan Ciracas Tahun 2023 didasarkan atas hasil rapat dan disertai kajian/justifikasi dari dokter yang mengusulkan.

Puskesmas, as the first-level health facility, is responsible for comprehensive, integrated, and sustainable health service activities. In order to implement the JKN program and comply with the appeal from the Head of the DKI Jakarta Health Office regarding accreditation, the ciracas subdistrict health center has developed guidelines in the form of a Puskesmas Formulary. The selection of drugs for the Puskesmas Formulary refers to the National Essential Medicines List and the National Formulary. The formulary is used as a reference by the ciracas subdistrict health center to ensure the availability of efficacious, quality, safe, and affordable medicines. The purpose of this PKPA report is to understand the flow of the formulation of the puskesmas formulary and to evaluate the conformity of the drug lists in the puskesmas formulary with the national formulary. This report is based on a literature search and observation of puskesmas formulary data, as well as interviews with pharmacists who were involved in preparing the puskesmas formulary. Based on the analysis, the flow of the formulation of the formulary is in accordance with the applicable procedures and is evaluated once a year. The list of medicines in the Pukkesmas formulary as a whole is in accordance with the applicable national formulary. However, there are several level 2 and/or 3 health facility category drugs that are still included in the ciracas subdistrict health center formulary based on the results of the meeting and accompanied by a review or justification from the doctor who proposed it."
2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Fadlul Maula
"Praktik kerja Profesi di Apotek dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Gambir Jakarta Pusat pada tanggal 1 – 24 Agustus 2015. Pelaksanaan praktik ini bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat; membangun kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas; Memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas; Melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi Apoteker di Puskesmas; Memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas.

Profession internship in puskesmas is held at Puskesmas Kecamatan Gambir Jakarta Pusat on August 1st – 24th 2015. This internship is aimed to make student understand the duty and obligation of Pharmacist in puskesmas based on the existing regulation and ethics; Building a horison, knowledges, skills, and practical experiences to conduct pharmaceutical practice in puskesmas; Establishing a capability to communicate and interract with other healt practitioners wothon puskemas; and also to get a real picture of about pharmaceutical practice problems, and most importantly to study about the strategies and activites that can be done in order to achieve Pharmaceutical Care development in puskesmas."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Aufa Nafilah
"Seorang apoteker yang profesional harus mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama masa studi dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan calon apoteker mengenai peran, fungsi, dan tanggung jawab apoteker serta mendapatkan gambaran pekerjaan kefarmasian, calon apoteker perlu melaksanakan Praktik Kerja Profesi Apoteker terlebih dahulu sebelum memasuki dunia kerja. Praktik kerja profesi apoteker dilakukan di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama periode Maret 2022, KFTD Jakarta 1 periode April 2022, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo periode Mei-Juni 2022, PT. Forsta Kalmedic Global periode Juli-Agustus 2022, dan Apotek Roxy Biak September 2022. Setelah pelaksanaan praktik kerja profesi apoteker di Puskesmas, PBF, Rumah Sakit, Industri, dan Apotek, calon apoteker diharapkan dapat memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang cukup sehingga siap untuk memasuki dunia kerja sebagai apoteker yang kompeten dan profesional.

A professional pharmacist must be able to apply the knowledge that has been acquired during the study period in carrying out pharmaceutical work. As an effort to increase the knowledge and skills of prospective pharmacists regarding the roles, functions and responsibilities of pharmacists and to get an overview of pharmaceutical work, prospective pharmacists need to carry out Pharmacist Professional Work Practice before entering the world of work. Pharmacist professional work practice is carried out at Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama for the period of March 2022, KFTD Jakarta 1 periode for the period of April 2022, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo for the period of May-June 2022, PT. Forsta Kalmedic Global for the period of July-August 2022, and Apotek Roxy Biak for the period of September 2022. Setelah pelaksanaan praktik kerja profesi apoteker di Puskesmas, PBF, Rumah Sakit, Industri, dan Apotek, The new pharmacist are expected to have sufficient insight, knowledge, skills and experience so that they are ready to enter the world of work."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Sukma Sajati, suvervisor
"Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular penyebab kematian diseluruh dunia yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis. Tuberkulosis Paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Dampak yang timbul apabila masyarakat kurang mengetahui tentang Tuberkulosis Paru adalah akan bertambahnya penderita Tuberkulosis Paru baru dan akan meningkatkan angka kematian. Pengetahuan masyarakat tentang Tuberkulosis Paru sangat diperlukan untuk memutus mata rantai penularan tuberculosis. Dalam studi ini, Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo menjadi subjek evaluasi. Penelitian ini dilakukan dengan desain obeservasional menggunakan analisis deskriptif. Kesimpulan dari studi ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo mengenai penyakit Tuberkulosis Paru sudah cukup baik dengan diketahui dari hasil penilaian berdasarkan kuesioner sebanyak 80% responden dinyatakan sangat paham, dan 20% responden lainnya dinyatakan paham. Tingkat pengetahuan masyarakat di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo mengenai cara minum dan kepatuhan minum obat TB sudah cukup baik dengan 80% responden menjawab dengan benar dan 20% lainnya menjawab dengan salah sehingga perlu ditingkatkan kembali penyuluhan. Pemberian informasi kepada masyarakat tentang penyakit Tuberkulosis Paru melalui kegiatan penyuluhan dan pembagian leaflet di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo berjalan dengan lancar sehingga diharapkan dapat mengurangi resiko penularannya.

Tuberculosis (TB) is an infectious disease that causes death worldwide caused by infection with the bacterium Mycobacterium tuberculosis. This disease spreads through droplets of people who have been infected with tuberculosis bacilli. Pulmonary Tuberculosis is still a public health problem. The impact that arises when people do not know about Pulmonary Tuberculosis is that there will be an increase in new Pulmonary Tuberculosis sufferers and will increase in the death rate. Public knowledge about pulmonary tuberculosis is needed to break the chain of transmission of tuberculosis. In this study, the Pasar Rebo District Health Center was the subject of evaluation. This research was conducted with an observational design using descriptive analysis. The conclusion from this study is that the level of public knowledge in the Pasar Rebo District Health Center regarding Pulmonary Tuberculosis is quite good. It is known from the results of the assessment based on the questionnaire that 80% of respondents stated that they understood very well, and 20% of other respondents stated that they understood. The level of public knowledge at the Pasar Rebo District Health Center regarding how to drink and adherence to taking TB medication is quite good with 80% of respondents answering correctly and the other 20% answering incorrectly so counseling needs to be increased. Providing information to the public about pulmonary tuberculosis through outreach activities and distribution of leaflets at the Pasar Rebo District Health Center is running smoothly so it is expected to reduce the risk of transmission."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elvira Kurniawati
"Angka kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu, dewasa ini masih tinggi di Indonesia bila dibandingkan dengan AKI di negara ASEAN lainnya. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI 2007), Angka kematian Ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi 34 per 1.000 kelahiran hidup. penyebab AKI di Indonesia dikelompokan ke dalam penyebab langsung, penyebab tak langsung, dan penyebab mendasar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal oleh bidan dengan menggunakan penelitian kualitatif. Komponen yang di evaluasi meliputi: komponen input (kompetensi bidan, sarana dan prasarana), proses (pelaksanaan 11T oleh bidan, masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan 11T dalam pelayanan antenatal ) serta komponen output (meningkatnya kepatuhan dan cakupan kunjungan ibu hamil ke pelayanan kesehatan).
Lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Singkawang Tengah Kota Singkawang, Kalimantan Barat pada tahun 2012. Sebagai informan penelitian adalah bidan yang memberikan pelayanan antenatal.Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, Diskusi Group Terarah dan Observasi.

Maternal mortality is one of health indicator,that still high if it be compared with maternal mortality in ASEAN countries. According to Demography and Indonesian Health Survey 2007, maternal mortality rate is 228/100.000 live births and infant mortality rate 34/1000 live births, The cause of maternal mortality in Indonesia consist of direct causes and indirect causes.
This research aims is to know the implementation of 11-T in antenatal care by midwives that use qualitative research. The component that will be evaluated are input components (Midwives competency, infrastructure), Process components (Implementation of 11-T of midwives, problem encountered in 11-T implementation) and output components (increased compliance and coveraged the pregnant women visit in health care service).
The location of this research in working area of Middle Singkawang Public Health Center Singkawang city West Kalimantan in year 2012. The informant of this research are midwives that give antenatal care.The Data aggregation are by depth interviews, Focus group discussion and observation."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Sylvarizky
"Lebih dari separuh dari seluruh obat di dunia diresepkan, diberikan dan dijual secara tidak tepat dan separuh dari pasien menggunakan obat secara tidak tepat. Penggunaan obatobatan yang berlebihan, kurang atau bahkan disalahgunakan dapat mengakibatkan pemborosan dan meluasnya bahaya kesehatan. Dalam memastikan penggunaan obat yang rasional diperlukan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) untuk menilai apakah obat tersebut digunakan secara rasional. EPO merupakan program evaluasi penggunaan obat yang terstruktur dan berkesinambungan secara kualitatif demham melakukan evaluasi POR, dan secara kuantitatif dnegan metode ATC-DDD serta DU90%. Tugas khusus ini bertujuan untuk mengetahui profil penggunaan obat di Puskesmas Kecamatan Kalideres pada periode Juli – Desember Tahun 2020 secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu penilaian secara kuantitatif dan penilaian secara kualitatif. Hasil penelitian secara kuantitatif menunjukkan dengan eksklusi berdasarkan nilai DDD, didapatkan sebanyak 79 jenis obat dan diperoleh nilai DDD sebesar 1.4999.903,6 dengan jumlah DDD terbesar yaitu amlodipin sebesar 488.910. Selain itu, terdapat 20 jenis obat yang berada dalams segmen DU90%. Sedangkan, secara kualitatif menggunakan beberapa indikator peresepean untuk tiga diagnosis penyakit, yaitu ISPA Non-Pneumonia, Diare Non-Spesifik dan Myalgia, serta rerata obat yang diresepkan untuk tiga penyakit tersebut penggunaan obat dikatakan sudah rasional, , didapatkan nilai rata-rata Capaian Kinerja POR sebesar 102,41%.

More than half of all drugs worldwide are inappropriately prescribed, administered and sold and half of patients misuse drugs. Overuse, underuse, or even misuse of drugs can result in waste and widespread health hazards. A Drug Use Evaluation (DUE) is required to assess whether the drug is used rationally to ensure the rational use of drugs. EPO is a structured and qualitatively continuous drug use evaluation program that evaluates RDU and quantitatively with the ATC-DDD and DU90% methods. This special task aims to quantitatively determine the profile of drug use in the Kalideres District Health Center in July – December 2020 quantitatively and qualitatively. The research was conducted in two stages: quantitative and qualitative. The study's results quantitatively showed that with exclusion based on DDD values, 79 types of drugs were obtained, and DDD values were obtained of 1,4999,903.6 with the largest amount of DDD, namely amlodipine of 488,910. In addition, there are 20 types of drugs in the DU90% segment. Meanwhile, qualitatively using several prescribing indicators for three disease diagnoses, namely Non-Pneumonia ARI, Non-Specific Diarrhea, and Myalgia, as well as the average drug prescribed for the three diseases, the use of drugs is said to be rational, the average value of POR Performance Achievement is 102.41%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jehezkiel Kenneth Guilio
"Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat didefinisikan sebagai suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorang (UKP) tingkat pertama yang mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Pelayanan farmasi klinik di puskesmas terdiri dari pengkajian dan pelayanan resep, pelayanan informasi obat (PIO), konseling, visite pasien (khusus Puskesmas dengan ruang rawat inap), pemantauan terapi obat (PTO), pemantauan dan pelaporan efek samping obat, dan evaluasi penggunaan obat. Proses pencatatan dan pelaporan salah satu proses yang diperlukan dalam penatalaksanaan obat baik yang ketika obat diterima, disimpan, didistribusikan, serta yang digunakan di Puskesmas. Proses pencatatan dan pelaporan di Puskesmas dilakukan dengan membuat Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Pencatatan dan pelaporan LPLPO di puskesmas dapat digunakan untuk memonitor jumlah pemakaian obat-obat yang memerlukan perhatian khusus seperti obat golongan antibiotik. Berdasarkan hasil monitoring penggunaan antibiotik di Puskesmas Kramat Jati tahun 2022 dengan menggunakan LPLPO, penggunaan tertinggi di Puskesmas Kramat Jati di tahun 2022 adalah amoksisilin sebesar 106.450 obat (39%) diikuti sefiksim dengan penggunaan sebesar 37.250 obat (14%) dan sefadroksil sebesar 28.160 obat (10%). Jenis antibiotik dengan penggunaan terendah di Puskesmas Kramat Jati di tahun 2022 adalah doksisiklin sebesar 1.100 obat (0,4%) yang diikuti oleh thiampenikol sebesar 5.100 obat (1,9%) dan azitromisin sebesar 6.195 obat (2,3%). Tren penggunaan antibiotik secara keseluruhan di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati di tahun 2022 secara umum mengalami fluktuasi.

Puskesmas is defined as a health service facility that organizes public health efforts (UKM) and first-level individual health efforts (UKP) that prioritize promotive and preventive efforts in their working areas. Clinical pharmacy services at the puskesmas consist of assessment and prescription services, drug information services (PIO), counselling, patient visits (especially Puskesmas with inpatient rooms), drug therapy monitoring (PTO), monitoring and reporting of drug side effects, and evaluation of drug use. . The process of recording and reporting is one of the processes needed in drug management, both when drugs are received, stored, distributed, and used at the Puskesmas. The process of recording and reporting at the Puskesmas is carried out by making a Usage Report and a Drug Request Sheet (LPLPO). Recording and reporting of LPLPO at the puskesmas can be used to monitor the amount of use of drugs that require special attention such as antibiotics. Based on the results of monitoring the use of antibiotics at the Puskesmas Kecamatan Kramat Jati in 2022 using LPLPO, the highest use at the Kramat Jati Health Center in 2022 was amoxicillin of 106,450 drugs (39%) followed by cefixime with use of 37,250 drugs (14%) and cefadroxil of 28,160 drugs ( 10%). The type of antibiotic with the lowest use at the Puskesmas Kecamatan Kramat Jati in 2022 is doxycycline with 1,100 drugs (0.4%) followed by thiampenicol with 5,100 drugs (1.9%) and azithromycin with 6,195 drugs (2.3%). The overall trend of antibiotic use at the Puskesmas Kecamatan Kramat Jati in 2022 will generally fluctuate."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Ulya Zubaidah
"Penelitian ini mengulas tentang pandemi ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) dan kasus diare yang signifikan di Indonesia, serta perlunya regulasi untuk memastikan akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. Dengan fokus pada Puskesmas Kramat Jati, penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan mengevaluasi peresepan obat rasional bagi pasien ISPA non-pneumonia dan diare non-spesifik selama Maret-April 2023. Data monitoring menunjukkan penggunaan antibiotik yang rasional untuk ISPA non-pneumonia, tetapi perlu perhatian lebih lanjut terhadap penggunaan antibiotik pada pasien diare non-spesifik. Dengan demikian, penelitian ini menggarisbawahi pentingnya pengawasan terhadap penggunaan obat secara rasional dalam memerangi penyakit yang melanda Indonesia.

This research reviews the ARI (Acute Respiratory Infection) pandemic and significant diarrhea cases in Indonesia, as well as the need for regulations to ensure access to quality health services. With a focus on the Kramat Jati Community Health Center, this study aims to document and evaluate rational drug prescribing for patients with non-pneumonia ARI and non-specific diarrhea during March-April 2023. Monitoring data shows the rational use of antibiotics for non-pneumonia ARI, but needs attention further on the use of antibiotics in patients with non-specific diarrhea. Thus, this research underlines the importance of monitoring the rational use of drugs in fighting the diseases that hit Indonesia."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Wijayanti
"Kejadiaan obat yang merugikan, kesalahan pengobatan dan reaksi obat yang merugikan dalam proses pelayanan kefarmasian dapat terjadi karena beban kerja, komunikasi yang kurang baik, sistem distribusi dan peran tenaga farmasi yang belum maksimal. Berkaitan dengan hal ini, tenaga farmasi termasuk apoteker memiliki kewajiban untuk melaksanakan pelayanan informasi terkait penggunaan obat secara tepat, aman, dan rasional. Tugas khusus ini bertujuan untuk mengevaluasi pelayanan informasi obat (PIO) di Instalasi Farmasi Puseksmas Kecamatan Ciracas. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional. Data dikumpulkan melalui observasi langsung terhadap proses PIO yang dilakukan oleh tenaga farmasi, wawancara dengan apoteker, dan dokumen terkait pelayanan informasi obat. Aspek-aspek yang dievaluasi meliputi kegiatan pelayanan informasi obat secara aktif dan pasif di Puskesmas Kecamatan Ciracas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan informasi obat di Instalasi Farmasi Puskesmas Kecamatan Ciracas sudah dilakukan melalui PIO aktif dan pasif. Kesimpulan dari tugas khusus ini adalah pelayanan informasi obat (PIO) di Instalasi Farmasi Puskesmas Kecamatan Ciracas sudah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan Permenkes No.74 Tahun 2016.

Adverse drug events, medication errors and adverse drug reactions in the pharmaceutical service process can occur due to workload, poor communication, distribution system and the role of pharmacists who have not been maximized. In this regard, pharmacists including pharmacists have an obligation to carry out information services related to drug use in an appropriate, safe and rational manner. This special assignment aims to evaluate drug information services (PIO) at the Ciracas District Health Center Pharmacy Installation. The research method used is observational research. Data was collected through direct observation of the PIO process carried out by pharmacists, interviews with pharmacists, and documents related to drug information services. The aspects that were evaluated included active and passive drug information service activities at the Ciracas District Health Center. The results showed that drug information services at the Ciracas District Health Center Pharmacy Installation had been carried out through active and passive PIOs. The conclusion of this special task is that the drug information service (PIO) at the Ciracas District Health Center Pharmacy Installation has been carried out properly in accordance with Permenkes No.74 of 2016."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Amarta
"Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS- CoV-2) (Shereen, Khan, Kazmi, Bashi, & Siddique, 2020) Pusat Kesehatan Masyarakat adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya Kesehatan masyarakat dan upaya Kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotive dan preventif, untuk mencapai derajat Kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Tatalaksana pengobatan pasien COVID-19 di Indonesia mengacu pada Pedoman Tatalaksana COVID-19 edisi 4 yang diterbitkan pada bulan Januari 2022. Puskesmas Ps. Rebo memiliki 320 pasien COVID-19 pada bulan Januari hingga Maret 2022. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan penggunaan antimikroba, mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam alur penanganan pasien COVID-19, dan mengevaluasi penatalaksanaan pasien COVID-19 di Puskesmas Ps. Rebo. Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa 1. Antimikroba yang digunakan pada pasien COVID-19 di Puskesmas Ps. Rebo adalah favipiravir (80,3%); azitromisin (9,8%); oseltamivir (0,8%); ciprofloxacin (0,8%); amoxicillin (0,8%).

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) is an infectious disease caused by the severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) virus (Shereen, Khan, Kazmi, Bashi, & Siddique, 2020) Community Health Centers are health care facilities which organizes community health efforts and individual health efforts at the first level, by prioritizing promotive and preventive efforts, to achieve the highest degree of public health in their working area (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2014). The management of the treatment of COVID-19 patients in Indonesia refers to the 4th edition of the Guidelines for the Management of COVID-19 which was published in January 2022. The Ps. Rebo had 320 COVID-19 patients from January to March 2022. This research was conducted to describe the use of antimicrobials, identify problems that occur in the flow of handling COVID-19 patients, and evaluate the management of COVID-19 patients at the Ps Health Center. Rebo. Based on the research, it can be concluded that 1. Antimicrobials used on COVID-19 patients at the Ps. Rebo is favipiravir (80.3%); azithromycin (9.8%); oseltamivir (0.8%); ciprofloxacin (0.8%); amoxicillin (0.8%)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>