Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133353 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Safa Vindya Aurellia
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar. Sistem mutu perlu dilakukan untuk memastikan obat yang dikirim tidak tercemar selama penyimpanan dan/atau pengiriman. Kondisi penyimpanan harus diatur untuk menjaga mutu dan mencegah kerusakan atau kontaminasi dengan obat lain. Terdapat obat tertentu yang memiliki persyaratan khusus karena obat tersebut mudah terpengaruh oleh suhu, baik pada saat penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman yang disebut dengan cold chain product (CCP). Penyimpanan CCP harus dalam suhu terjaga, yaitu pada cold room/chiller dengan suhu 2–8°C dan pada freezer room dengan suhu (-25)–(-15)°C. Tugas khusus ini bertujuan untuk merancang perubahan prosedur operasional baku (POB) terkait penanganan CCP sesuai dengan kendala yang pernah terjadi dan mengaplikasikan perubahan tersebut dalam proses penyimpanan cadangan CCP di PT SamMarie Tramedifa. Pengambilan data diperoleh dari observasi terhadap alat yang digunakan untuk penyimpanan cadangan CCP dan POB yang sedang berlaku terkait penanganan CCP serta wawancara dilakukan dengan Koordinator Gudang terkait kendala yang pernah terjadi yang berhubungan dengan penyimpanan CCP. Data yang diperoleh dianalisis dan disusun menjadi Rancangan Modifikasi POB Penanganan Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product). Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, dapat disimpulkan bahwa POB terkait penanganan CCP harus selalu diperbarui sesuai dengan kendala yang pernah terjadi sebagai acuan apabila terjadi kendala serupa di masa depan serta POB yang dirancang dapat diaplikasikan secara langsung saat terjadi kendala dalam proses penanganan penyimpanan CCP.

Pharmaceutical Trading Company are companies in the form of legal entities that have permits for the procurement, storage, distribution of drugs and/or medicinal ingredients in large quantities. A quality system needs to be put in place to ensure the drugs that are sent are not contaminated during storage and/or delivery. Storage conditions must be managed to maintain quality and prevent spoilage or contamination with other drugs. There are certain drugs that have special requirements because these drugs are easily affected by temperature during reception, storage, and delivery, which are called cold chain products (CCP). CCP must be stored at a maintained temperature, namely in a cold room/chiller with a temperature of 2–8°C and in a freezer room with a temperature of (-25)–(-15)°C. This special task aims to design changes to standard operating procedures (SOP) related to handling CCP in accordance with the constraints that have occurred and to apply these changes in the process of storing CCP reserves at PT SamMarie Tramedifa. Data collection was obtained by observing the tools used for storing CCP and SOP reserves that were currently in effect regarding the handling of CCP and interviews were conducted with the Warehouse Coordinator regarding problems that had occurred related to CCP storage. The data obtained was analyzed and compiled into an SOP Modification Design for Cold Chain Product Handling. Based on the results of observations and interviews, it can be concluded that SOP related to handling CCP must always be updated according to problems that have occurred as a reference if similar problems occur in the future and SOP that is designed to be applied directly when problems occur in the process of handling CCP storage."
2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Permata Sari
"
Produk Rantai Dingin atau yang lebih dikenal dengan Cold Chain Product merupakan produk yang sensitif terhadap temperature sehingga penyimpanan dan pengirimannya membutuhkan kontrol temperatur yang tidak terputus dari pabrik sampai distribusi ke pengguna akhir (Juklak CDOB, 2020). Penanganan produk rantai dingin memerlukan perhatian khusus untuk menghindari resiko yang tidak diinginkan seperti penurunan efikasi, keamanan dan bahkan berakibat fatal. Oleh karenanya perlu dilakukan pemantauan terhadap tata cara penanganan produk rantai dingin di PT. SamMarie Tramedifa untuk memastikan bahwa sistem distribusi yang diterapkan di PT. SamMarie Tramedifa memenuhi standar yang ditetapkan di dalam POB dan CDOB yang berlaku. Persentase penerapan POB di PT. SamMarie Tramedifa sudah baik mencapai 84% dan penerapan CDOB juga sudah sangat baik mencapai 77% dilaksanakan.

Cold Chain Products, also known as temperature-sensitive products, require storage and transportation with uninterrupted temperature control from the factory to the end-user (CDOB Guidelines, 2020). Handling cold chain products requires special attention to avoid undesired risks such as decreased efficacy, compromised safety, and even fatal consequences. Therefore, monitoring of the handling procedures for cold chain products at PT. SamMarie Tramedifa is necessary to ensure that the distribution system implemented at PT. SamMarie Tramedifa meets the standards set by the applicable Pharmaceutical Operational Standards (POB) and Cold Chain Distribution Standards (CDOB). The percentage of POB implementation at PT. SamMarie Tramedifa is already good, reaching 84%, and the implementation of CDOB is also very good, reaching 77%."
Depok: 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Adhitya Pratama
"Dalam proses distribusi suatu obat, penting sekali untuk menjaga kualitasnya dalam kondisi baik agar hak konsumen untuk mendapatkan produk dengan mutu yang baik dapat terjamin. Manajemen risiko mutu merupakan salah satu pedoman teknis yang tercantum dalam CDOB untuk menjaga kualitas suatu obat. Salah satu cakupan manajemen risiko mutu adalah pengendalian mutu produk dan salah satu contoh pengendalian mutu produk adalah validasi temperatur pada ruangan penyimpanan obat. Dalam proses distribusi obat, temperatur merupakan hal yang patut diperhatikan sebab akan sangat mempengaruhi kualitas obat yang sedang didistribusikan. Hal ini karena temperatur dapat mengganggu stabilitas fisik dan/atau kimia dari obat tersebut. Studi ini bertujuan untuk mengetahui cara dan alasan dilakukannya validasi temperatur pada ruangan penyimpanan CCP sekaligus melihat apakah sudah sesuai yang dipersyaratkan untuk produk CCP atau tidak, dan jika tidak sesuai maka mengetahui kemungkinan penyebab dan tindakan perbaikan termasuk pengaruh yang akan terjadi pada produk yang sedang disimpan. Dari hasil pengamatan, diketahui bahwa validasi temperatur chiller pada ruangan penyimpanan CCP dilakukan untuk membuktikan dan mendokumentasikan bahwa chiller efektif sesuai persyaratan yang ditetapkan. Semua temperatur yang diamati memenuhi persyaratan (CDOB dan internal) yang ditetapkan pada chiller untuk produk CCP. Salah satu tindakan perbaikan dan pencegahan yang dapat dilakukan adalah memperbaiki aliran udara, sedangkan salah satu penyebab temperatur pada chiller tidak memenuhi persyaratan adalah membuka chiller terlalu lama.

In the process of drug distribution, it's especially important to maintain its quality in good condition so that consumers' rights to obtain products with decent quality can be guaranteed. Quality risk management is one of the technical guidelines listed in the CDOB to maintain the quality of products. Part of quality risk management is product quality control, and one example of product quality control is temperature validation in product storage rooms. Temperature is a matter of concern because it will affect the quality of the drug being distributed. This is because temperature can disrupt the physical and/or chemical stability of the drug. This study aims to find out the methods and reasons for carrying out temperature validation in the CCP storage room as well as to see whether it meets the requirements for CCP products or not, and if it's not then found out the potential causes and corrective actions including the effects that will occur on the product being stored. From the observations, it's known that validation of the chiller temperature in the CCP storage room is carried out to prove that the chiller is effective to store the products. All observed temperatures met the requirements (CDOB and internal) specified in the chiller for CCP products. One of the corrective and preventive actions that can be taken is to improve airflow in the storage rooms, while one of the causes of the temperature in the chiller not correctly like the requirements is chiller opened too long."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alavoe Ta'livin Makhfudya
"Pedagang besar farmasi (PBF) merupakan salah satu fasilitas penyaluran sediaan farmasi dan alat kesehatan. PT. Kimia Farma Farma Trading and Distribution (KFTD) adalah salah satu PBF yang telah memiliki sertifikat Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Praktek kerja profesi Apoteker (PKPA) di PT. KFTD cabang 3 Jakarta bertujuan untuk memahami peran, tugas, dan tanggung jawab apoteker di PBF sesuai dengan standart CDOB. Salah satu kegiatan yang membutuhkan perhatian khusus di PBF yakni penyimpanan sediaan cold chain product (CCP) pada suhu 2-8oC. Oleh karena itu dalam penyusunan tugas khusus PKPA di KFTD cabang 3 Jakarta ini, dilakukan pemetaan suhu chiller penyimpanan CCP untuk memastikaan chilller berfungsi dengan baik sehingga mutu sediaan terjaga sesuai persyaratan CDOB. Pemantauan dilakukan dengan mendokumentasikan suhu yang tercatat dari data logger yang diletakkan pada beberapa titik dalam chiller selama tiga hari dalam rentang waktu tertentu. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa chiller berfungsi secara efektif sesuai persyaratan dengan rentang suhu 2-8°C. Suhu maksimum berada di titik A yaitu 8,0°C dan suhu minimum berada di titik B yaitu 4,7°C. Suhu yang dihasilkan pada percobaan ini mempunyai rata-rata tinggi karena dipengaruhi oleh produk yang didalamnya. Hasil maksimal dapat diperoleh saat kondisi chiller kosong atau tanpa ada produk didalamnya.

Pharmaceutical Wholesalers (PBF) is one of the facilities providing pharmaceutical preparations and medical devices. PT. Kimia Farma Farma Trading and Distribution (KFTD) is one of the PBFs that already has a Good Drug Distribution Method (CDOB) certificate. Pharmacist professional work practice (PKPA) at PT. KFTD branch 3 Jakarta aims to understand the roles, duties and responsibilities of pharmacists at PBF in accordance with CDOB standards. One of the activities that requires special attention at PBF is the storage of cold chain product (CCP) preparations at a temperature of 2-8oC. Therefore, in preparing the PKPA special assignment at KFTD branch 3 Jakarta, a shortage of CCP storage chiller temperatures was carried out to ensure that the chiller functions properly so that the quality of the preparations is maintained according to CDOB requirements. Monitoring is carried out by documenting recorded temperatures from data loggers placed at several points in the chiller for three days within a certain time span. The results obtained show that the chiller functions effectively according to the requirements with a temperature range of 2-8°C. The maximum temperature is at point A which is 8.0°C and the minimum temperature is at point B which is 4.7°C. The temperature produced in this experiment has a high average because it is influenced by the product in it. Maximum results can be obtained when the chiller condition is empty or without product in it."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Safa Vindya Aurellia
"Apotek sebagai salah satu tempat pelayanan kefarmasian memerlukan pengelolaan yang baik untuk menjamin kendali mutu obat dan alat kesehatan. Penyimpanan menjadi salah satu bagian yang cukup penting karena berpengaruh langsung terhadap mutu obat, kelangsungan persediaan, informasi kebutuhan obat, menghindari risiko kerusakan, memudahkan pencarian serta mengurangi risiko kesalahan pemberian (medication error). Terdapat obat yang memerlukan cara penyimpanan yang tepat untuk menghindari hal tersebut. Obat tersebut disebut dengan High Alert Medication yang termasuk juga obat dengan nama atau kemasan serupa yang disebut juga dengan Look Alike Sound Alike (LASA) atau Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip (NORUM), serta larutan elektrolit konsentrat dengan konsentrasi tinggi. Tugas khusus ini bertujuan untuk melengkapi penandaan High Alert Medication terutama obat berisiko tinggi dan obat LASA serta mengubah sistem penandaan agar lebih efektif dan sesuai dengan peraturan yang berlaku serta sistem penyimpanan yang diterapkan. Pengambilan data diperoleh dengan observasi yang dilakukan terhadap sistem penyimpanan obat, obat yang tergolong sebagai High Alert Medication dan LASA, dan sistem penandaan yang telah diterapkan yang kemudian dilakukan perbaikan dengan penandaan yang lebih efektif dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa High Alert Medication terutama obat berisiko tinggi dan obat LASA telah memiliki penandaan yang lengkap dan sistem penandaan sesuai dengan peraturan yang berlaku serta sistem penyimpanan yang diterapkan.

Pharmacy as a place for pharmaceutical services requires good management to ensure quality control of drugs and medical devices. Storage is an important part because it has a direct effect on drug quality, supply continuity, information on drug needs, avoiding the risk of damage, facilitating search and reducing the risk of medication errors. There are drugs that require proper storage methods to avoid this. The drug is called High Alert Medication which also includes drugs with a similar name or packaging which are also called Look Alike Sound Alike (LASA) and high concentration concentrated electrolyte solutions. This special task aims to complete the marking of High Alert Medication, especially high-risk drugs and LASA drugs, and change the marking system to make it more effective and in accordance with applicable regulations and the applied storage system. Data collection was obtained by observing the drug storage system, drugs classified as High Alert Medication and LASA, and the marking system that had been implemented which was then corrected with more effective labeling and in compliance with applicable regulations. Based on the results of observations, it can be concluded that High Alert Medication, especially high-risk drugs and LASA drugs, have complete marking and marking systems in compliance with applicable regulations and applied storage systems."
2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Avini Risda Khaerani
"Limbah kefarmasian bersifat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Salah satu upaya sekaligus langkah awal untuk mencegah efek negatif limbah kefarmasian adalah perancangan Prosedur Operasional Baku (POB) yang mengatur Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan cross-sectional sebagai desain penelitian. Tugas khusus ini dirancang dari tanggal 9 hingga 22 Agustus 2022. Pembuatan rancangan POB ini berfungsi sebagai acuan pemusnahan sediaan padat pada PT. SamMarie Tramedifa. Rancangan POB pada laporan ini memuat pengertian, tujuan, dasar hukum, referensi, pelaksana, peralatan/perlengkapan, pencatatan dan pendataan, dan langkah - langkah.

Pharmaceutical waste is considered hazardous to health and environment. One of the efforts as well as the first step to prevent the negative effects of pharmaceutical waste is designing a Standard Operating Procedure (SOP) that regulates the purpose of this research. The design study used in this report is cross-sectional. This report was designed from 9 to 22 August 2022. This report aims to design a SOP which serves as a reference for solid formulations pharmaceutical waste disposal at PT. SamMarie Tramedifa. The SOP draft in this report contains definitions, objectives, legal basis, references, implementers, tools/equipment, recording and data collection, and steps."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Davita
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) merupakan perusahaan yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar. Setiap PBF berpedoman pada Cara Distribusi Obat yang Baik. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kondisi penyimpanan obat agar keamanan, khasiat, dan mutu obat tetap terjamin yaitu suhu, kelembaban dan kebersihan bangunan. Tempat penyimpanan obat harus memiliki kondisi suhu yang terjaga sehingga dibutuhkan pemetaan pada kondisi suhu yang mewakili. Pemetaan suhu digunakan pada awal ruangan digunakan maupun jika dilakukan modifikasi yang signifikan terhadap fasilitas tempat penyimpanan obat. Selain itu, validasi dibutuhkan untuk pengendalian kegiatan distribusi. Validasi dilakukan untuk mengetahui suhu pada ruang penyimpanan obat memiliki kondisi yang konsisten setiap harinya. Tujuan dari laporan ini yaitu untuk mengetahui titik suhu tertinggi dan terendah dari ruang penyimpanan obat berdasarkan hasil pemetaan suhu ruang dan memvalidasi suhu ruang penyimpanan obat. metode yang digunakan yaitu pengambilan data pemetaan dan validasi suhu pada ruang penyimpana obat PT SamMarie Tramedifa. Pengambilan data akan dilakukan selama 3 hari dan pencatatan akan dilakukan setiap ±30 menit. Berdasarkan hasil pengambilan data yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ruang penyimpanan obat memiliki suhu tertinggi yaitu pada titik ke-11 (rak injeksi bagian tengah) dan suhu terendah yaitu pada titik ke-4 (rak sirup bagian atas) berdasarkan hasil pemetaan suhu ruang serta suhu pada ruang penyimpanan obat telah berada dalam rentang 20-25°C.

Pharmaceutical Distributor is a company that has permits for the procurement, storage, and distribution of drugs and medicinal ingredients in large quantities. Each pharmaceutical distributor is guided by Good Drug Distribution Methods. Environmental factors can affect drug storage conditions so that the safety, efficacy and quality of drugs are guaranteed, namely temperature, humidity and cleanliness of the building. The place for storing drugs must have maintained temperature conditions so that mapping is needed at representative temperature conditions. Temperature mapping is used when the room is used or when significant modifications are made to the drug storage facility. In addition, validation is needed to control distribution activities. Validation was carried out to determine that the temperature in the drug storage room has a consistent condition every day. This report aims to determine the highest and lowest temperature points of the drug storage room based on the results of mapping room temperature and validating the temperature of the drug storage room. The method used is mapping data collection and temperature validation in the drug storage room of PT SamMarie Tramedifa. Data collection will be carried out for three days and recording will be carried out every ± 30 minutes. Based on the results of data collection, it can be concluded that the drug storage room has the highest temperature at point 11 (middle injection rack) and the lowest temperature at point 4 (upper syrup shelf) based on the results of mapping room temperature and temperature in the drug storage room has been in the range of 20-25°C.
"
Depok: 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ronaldo
"Obat rusak, obat sisa dengan kondisi tidak baik, dan obat kedaluwarsa yang tidak dimusnahkan dengan metode yang tepat dapat menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan serta kerugian klinis berupa timbulnya efek samping obat. Pemusnahan obat dari distributor dilaksanakan terhadap obat dan/atau bahan obat yang tidak memenuhi syarat untuk didistribusikan. Proses pemusnahan harus menyertakan prosedur tertulis yang memperhatikan dampak kesehatan, pencegahan pencemaran lingkungan dan penyimpangan obat kepada pihak yang tidak berwenang. Obat dan bahan obat yang akan dimusnahkan harus dilakukan pre-destroy terlebih dahulu dengan cara merusak bentuk sediaan dan menghilangkan identitas produk. Hasil pre-destroy dikemas sedemikian rupa sehingga rincian obat dan bahan tidak dapat diketahui oleh pihak yang melakukan pemusnahan. Pre-destroy dilakukan untuk mencegah pemanfaatan kembali atau terjadinya kebocoran obat dan bahan obat. Penyiapan dilakukan dengan merusak kemasan sediaan (pre-destroy) dan dikemas sedemikian rupa sehingga rincian obat dan bahan tidak dapat diketahui oleh pihak yang melakukan pemusnahan. Detail terkait nama obat, jumlah obat, kandungan obat, nomor batch dan waktu kedaluwarsa juga ditambahkan dalam POB untuk kemudian menjadi dokumentasi dalam Berita Acara Pemusnahan.
Damaged drugs, leftover drugs in poor condition, and expired drugs that are not destroyed using appropriate methods can cause environmental damage and clinical losses in the form of drug side effects. Destruction of drugs from distributors is carried out on drugs and/or drug ingredients that are not eligible for distribution. The destruction process must include written procedures that take into account health impacts, prevention of environmental pollution and diversion of drugs to unauthorized parties. Medicines and medicinal materials to be destroyed must be pre-destroyed first by destroying the dosage form and removing the product identity. The results of pre-destroy are packaged in such a way that the details of the drugs and materials cannot be known by the party carrying out the destruction. Pre-destroy is carried out to prevent reutilization or leakage of drugs and medicinal materials. The preparation is carried out by destroying the preparation packaging (pre-destroy) and packaged in such a way that the details of the drugs and ingredients cannot be known by the party carrying out the destruction. Details related to drug name, drug quantity, drug content, batch number and expiration time are also added in the POB to later become documentation in the Minutes of Destruction."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Afriliani Raihannah
"Obat memiliki peranan penting dalam pelayanan kesehatan. Maka dari itu, ketersediaan obat merupakan salah satu hal yang harus dikelola dengan sebaik-baiknya. Obat yang tersedia di pelayanan kesehatan didapatkan dari distributor atau dengan kata lain pedagang besar farmasi (PBF). Pedagang Besar Farmasi (PBF) merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. PT SamMarie Tramedifa merupakan salah satu subdistributor obat dan alat kesehatan yang sudah tersertifikasi CDOB oleh BPOM sehingga terjamin mutu pelayanannya. Kegiatan operasional PT SamMarie Tramedifa mengacu pada prosedur tertulis yaitu Prosedur Operasional Baku (POB) yang dirancang sesuai dengan CDOB yang berlaku sehingga operasional PBF berjalan dengan efektif dan efisien. Prosedur Operasional Baku selain disesuaikan dengan CDOB juga harus disesuaikan dengan praktik di lapangan sehingga perlu dilakukan pembaharuan rutin setiap tahun. Pada praktiknya, pembuatan surat pesanan sudah beralih menggunakan software dengan tujuan agar lebih memudahkan proses dokumentasi. Tujuan pelaksanaan tugas khusus ini adalah untuk memberikan usulan rancangan pembuatan POB baru yaitu Prosedur Operasioal Baku (POB) Pembuatan Surat Pesanan menggunakan software MyPOSInvent agar sesuai dengan kenyataan di lapangan. Prosedur Operasional Baku (POB) dirancang berdasarkan hasil observasi kondisi nyata di lapangan dan studi literatur Prosedur Operasional Baku (POB) Pengadaan Sediaan Farmasi, CDOB, dan Peraturan Menteri Kesehatan.

Medicine has an important role in health services. Therefore, the availability of drugs is one of the things that must be managed properly. Drugs available in health services are obtained from distributors or in other words pharmaceutical distributor. Pharmaceutical Distributor is a company in the form of a legal entity that has permission to procure, store, distribute drugs and/or drug ingredients in large quantities in accordance with the provisions of laws and regulations. PT SamMarie Tramedifa is one of the sub distributors of drugs and medical devices that has been certified CDOB by BPOM so that the quality of service is guaranteed. PT SamMarie Tramedifa's operational activities refer to written procedures, namely Standard Operating Procedures (POB) which are designed in accordance with the applicable CDOB so that PBF operations run effectively and efficiently. In addition to being adjusted to CDOB, Standard Operating Procedures must also be adjusted to field practices so that routine updates need to be carried out every year. In practice, making order letters has switched to using software with the aim of facilitating the documentation process. The purpose of carrying out this special task is to provide a proposal for a new POB draft, namely the Standard Operating Procedure (SOP) for Making Order Letters using MyPOSInvent software to match the reality in the field. Standard Operating Procedures (SOP) are designed based on observations of real conditions in the field and literature studies of Standard Operating Procedures (SOP) for Procurement of Pharmaceutical Preparations, CDOB, and Minister of Health Regulations."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winona Susanti
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk melakukan kegiatan pengadaaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dengan jumlah besar. Sebuah Pedagang Besar Farmasi hendaknya memiliki sumber pamasok obat yang jelas dan dapat tertelusuri. Pemasok dipilih berdasarkan beberapa persyaratan kualifikasi yang telah ditetapkan dalam pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Dokumen- dokumen yang membuktikan bahwa pemasok telah terkualifikasi disebut sebagai spesimen pemasok dan didokumentasikan secara fisik oleh PT SamMarie Tramedifa. Spesimen ini hendaknya diperiksa secara berkala untuk mengetahui apabila terdapat dokumen yang masa berlakunya akan segera berakhir. Dokumen yang masa berlakunya telah habis harus diperbarui oleh PBF yang bersangkutan dan PT SamMarie Tramedifa bertugas untuk mengingatkan PBF bersangkutan agar mengirimkan dokumen terbaru. Pencatatan dokumen yang dilakukan secara manual dan tanpa standarisasi menyebabkan adanya perbedaan kelengkapan dokumen antara setiap distributor. Selain itu, juga ditemukan beberapa dokumen yang telah melewati masa berlaku dan belum diperbarui. Berdasarkan temuan ini, penulis menyarankan dilakukannya dokumentasi spesimen pemasok obat secara elektronik di PT SamMarie Tramedifa. Dokumentasi secara elektronik ini dapat menghindari kerusakan, baik disengaja maupun tidak disengaja, mempermudah pemeriksaan tanggal habis masa berlaku suatu dokumen, serta sebagai standardisasi dokumen-dokumen yang perlu dikumpulkan.

Pharmaceutical wholesaler (PBF) is a company that has a license to carry out procurement, storage, distribution of drugs and/or drug ingredients in large quantities. A Pharmaceutical Wholesaler should have clear and traceable sources of drug suppliers. Suppliers are selected based on several qualification requirements set out in the Guidelines for Good Drug Distribution (CDOB). Documents that prove that the supplier has been qualified are referred to as supplier specimens and are physically documented by PT SamMarie Tramedifa. These specimens should be checked periodically to see if there are documents whose validity period is about to expire. Documents whose validity period has expired must be renewed by the PBF concerned and PT SamMarie Tramedifa is tasked with reminding the PBF concerned to send the latest documents. Document recording is done manually and without standardization, causing differences in the comprehensiveness of documents between each distributor. In addition, several documents that have passed their validity period and have not been updated were also found. Based on these findings, the authors suggest the electronic documentation of drug supplier specimens at PT SamMarie Tramedifa. This electronic documentation can avoid damage, whether intentional or unintentional, facilitate checking the expiration date of a document, as well as standardize the documents that need to be collected."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>