Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155287 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erlangga Yumantoro Putra
"Pengukuran geolistrik resistivitas dengan konfigurasi Dipole-Dipole telah dilakukan pada jalan raya di wilayah Jembatan Ampera, Palembang, Sumatera Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui struktur lapisan bawah permukaan berdasarkan nilai resistivitas, mengetahui litologi penyusun bawah permukaan yang dominan menjadi penyebab dari terbentuknya zona lemah, dan melakukan analisis terhadap keberadaan dari zona lemah yang terdapat di bawah permukaan. Pemodelan dan interpretasi nilai resistivitas batuan bawah permukaan dimodelkan secara 2D dan 3D menggunakan perangkat lunak pemodelan, sedangkan pembuatan peta formasi geologi menggunakan perangkat lunak pengolahan. Hasil pemodelan dan interpretasi resistivitas batuan secara 2D menghasilkan penampang struktur batuan bawah permukaan berupa litologi lumpur lanauan dengan interval nilai resistivitas antara 0,5 – 13 Ωm, litologi lanau pasiran dengan interval nilai resistivitas antara 13 – 60 Ωm, dan litologi pasir dengan interval nilai resistivitas antara 60 – 250 Ωm. Setelah diperoleh model penampang secara 2D selanjutnya dilakukan korelasi terhadap peta formasi geologi untuk mendapatkan kesamaan litologi dan formasi dari dua data yang berbeda yaitu antara data geologi wilayah penelitian dan data geolistrik resistivitas. Kemudian hasil korelasi dibuat visualisasi berupa model secara 3D untuk menganalisis keberadaan dari zona lemah yang ada di bawah permukaan. Hasil penelitian membuktikan bahwa litologi penyusun sebagai penyebab dari terbentuknya zona lemah didominasi oleh litologi berupa lumpur lanauan. Keberadaan zona lemah di bawah permukaan dapat diinterpretasikan sebagai litologi lumpur lanauan yang memiliki karakteristik lunak dan tidak kompak dengan nilai resistivitas yang relatif rendah yaitu antara 0,5 – 13 Ωm. Karakteristik dari lumpur lanauan ini memiliki kaitan erat dengan kemampuan ekspansif dari mineral penyusun yang terpengaruh oleh air sehingga kehadiran litologi ini diindikasikan mempercepat proses konsolidasi dan memperbesar potensi terjadinya amblesan.

Geoelectrical resistivity measurements with a Dipole-Dipole configuration have been carried out on the highway in the Ampera Bridge area, Palembang, South Sumatra. The purpose of this research is to determine the structure of the subsurface layers based on resistivity values, to find out the dominant subsurface lithology that causes weak zones to form, and to analyze the presence of weak zones beneath the surface. Modeling and interpretation of resistivity values of subsurface rocks are modeled in 2D and 3D using modeling software, while the geological formation maps are made using processing software. The results of 2D modeling and interpretation of rock resistivity yield subsurface rock structure sections in the form of silt mud lithology with resistivity value intervals between 0,5 – 13 Ωm, sandy silt lithology with resistivity value intervals between 13 – 60 Ωm, and sand lithology with resistivity value intervals between 60 – 250 Ωm. After obtaining the 2D cross-section model, a correlation was then carried out with the geological formation map to obtain lithology and formation similarities from two different data, namely between the geological data of the study area and the resistivity geoelectric data. Then the results of the correlation are visualized in the form of a 3D model to analyze the presence of weak zones under the surface. The results of the study prove that the constituent lithology as the cause of the formation of weak zones is dominated by lithology in the form of silt mud. The existence of a weak zone below the surface can be interpreted as silt mud lithology which has soft and non-compact characteristics with a relatively low resistivity value of between 0,5 – 13 Ωm. The characteristics of silt mud are closely related to the expansive capacity of the constituent minerals which are affected by water so that the presence of this lithology is indicated to accelerate the consolidation process and increase the potential for subsidence. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Camillia Dewi Anggrainy
"Penelitian dilakukan di Jalan Raya Siliwangi, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang dengan metode geolistrik resistivitas konfigurasi dipole-dipole. Daerah penelitian merupakan jalan raya poros antarprovinsi yang memiliki intensitas penggunaan yang tinggi, baik oleh kendaraan dengan beban ringan maupun beban yang berlebih. Faktor tersebut merupakan salah satu faktor yang dapat memicu tingginya kerentanan tanah terhadap kerusakan jalan akibat dari ketidakstabilan tanah. Selain itu, terbentuknya zona lemah di bawah permukaan, yang merupakan zona batuan dengan nilai resistivitas rendah dan porositas tinggi, juga dapat menjadi faktor ketidakstabilan tanah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memetakan struktur bawah tanah dan mengidentifikasi persebaran dan jenis litologi penyusun zona lemah di daerah penelitian. Pengukuran dilakukan pada 6 lintasan dan pengolahan data dilakukan dengan metode inversi dua dimensi menggunakan software Res2DInv. Hasil pengolahan data resistivitas dikorelasikan dengan peta geologi regional, klasifikasi nilai resistivitas batuan, dan data bor SPT. Dari hasil analisis 6 lintasan, teridentifikasi persebaran zona lemah yang tersusun dari litologi lempung dengan nilai resistivitas <10 qm dan lempung pasiran yang memiliki nilai resistivitas pada rentang 10--20 qm.

The research was carried out on Jalan Raya Siliwangi, West Semarang Subistrict, Semarang City using the dipole-dipole configuration resistivity geoelectric method. The research area is an inter-provincial highway which has a high intensity of use, both by vehicles with light loads and heavy loads. This factor is one of the factors that can trigger the high vulnerability of land to road damage due to soil instability. Apart from that, the formation of weak zones below the surface, which are rock zones with low resistivity values and high porosity, can also be a factor in soil instability. This research was carried out with the aim of mapping underground structures and identifying the distribution and types of lithology that make up weak zones in the research area. Measurements were carried out on 6 trajectories and data processing was carried out using the two-dimensional inversion method using Res2DInv software. The results of resistivity data processing are correlated with regional geological map, classification of rock resistivity values, and SPT drill data from the results of the 6 tracks analysis, the distribution of weak zones was identified which were composed of clay lithology with resistivity values of <10 qm and sandy clay which had a resistivity value in the range of 10-20 qm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dwi Hafidah
"Pulau Sumatera memiliki potensi panas bumi terbesar di Indonesia yang tersebar di sepanjang zona subduksi antara lempeng Hindia-Australia dan lempeng Eurasia, salah satunya adalah lapangan geothermal ldquo;A rdquo;. Secara umum, litologi di wilayah penelitian didominasi oleh batuan vulkanik yang berumur kuarter dengan manifestasi berupa fumarol dan mata air panas. Struktur geologi berupa patahan dan pendugaan intrusi batuan yang diidentifikasi sebagai heat source menjadi target dalam penelitian ini.
Metode penginderaan jauh dengan analisis Fault Fracture Density FFD dilakukan untuk mengidentifikasi gejala struktur patahan di permukaan yang berasosiasi dengan manifestasi dan metode gravitasi dengan analisis First Horizontal Derivative FHD dan Second Vertical Derrivative SVD dilakukan untuk mengidentifikasi patahan di bawah permukaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemunculan manifestasi berada pada zona FFD tinggi dengan kerapatan sebesar 4 km/km2. Analisis data FHD dan SVD dapat mengkonfirmasi patahan berarah Barat Daya-Timur Laut, Barat Laut-Tenggara, dan struktur kaldera dengan jenis patahan keseluruhan berupa patahan normal.
Hasil inversi 3D gravitasi mengidentifikasi batuan clay cap memiliki densitas 2.015 gr/cc sampai 2.24 gr/cc, batuan reservoir memiliki densitas 2.3 gr/cc sampai 2.4 gr/cc dan batuan heat source memiliki densitas 2.5 gr/cc sampai 2/8 gr/cc. Zona upflow terletak di bagian Barat wilayah penelitian dengan suhu reservoir berkisar antara 200°C-220°C.

Sumatra Island has the largest geothermal potential in Indonesia spread along the subduction zone between the Indies Australian plate and the Eurasian plate. ldquo A rdquo geothermal field is one of them. In general, lithology in the study area is dominated by quaternary volcanic rocks and it has some manifestations such as fumaroles and hot springs. This study is focus on identify the structure and intrusion that identified as a heat source.
Remote sensing methods with Fault Fracture Density FFD analysis were performed to identify symptoms of surface fractures associated with manifestations and gravity methods with First Horizontal Derivative FHD and Second Vertical Derivative SVD analyzes performed to identify subsurface fractures.
The results of this study indicate that the appearance of manifestation is in the high FFD zone with a density of 4 km km2. Analysis of FHD and SVD data can confirm the Southwest Northeast, Northwest Southeast fault, and caldera structure with the overall fracture type are normal fault.
The result of gravity 3D inversion identifies clay cap rock has density 2,015 gr cc to 2,24 gr cc, reservoir rock has density 2,3 gr cc to 2,4 gr cc and heat source rock has density 2.5 gr cc to 2 8 gr cc . The upflow zone is located in the west of the research area with reservoir temperatures ranging from 200°C 220°C.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T49621
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irenna
"Berdasarkan statistik BNPB, Jawa Tengah menjadi Provinsi dengan bencana longsor terbanyak di Indonesia sepanjang tahun 2021–2023 sebanyak 1283 peristiwa, dengan 427 di antaranya terjadi di Kebumen. Pada Kampus Lapangan Geologi Karangsambung, Kab. Kebumen, Jawa Tengah sejumlah lahan telah ditimbun tanah untuk rencana pembangunan dengan longsoran rotasi yang pernah terjadi. Oleh karena itu, dilakukan identifikasi potensi longsor beserta geologinya di daerah Karangsambung pada area timbunan tanah baru. Penelitian ini melibatkan studi lapangan dengan metode geolistrik resistivitas dan data SPT untuk mengetahui kekuatan daya dukung tanah. Penelitian mencakup enam lintasan sepanjang 195–245 meter dengan spasi elektroda 5 meter dan konfigurasi Wenner-Schlumberger. Keluaran yang diperoleh berupa penampang resistivitas 2D yang dikorelasikan dengan data SPT, plan map 3D, serta model resistivitas 3D. Hasil penampang resistivitas 2D menunjukkan bahwa terdapat zona resistivitas tinggi 270–13.293 Ωm di daerah timur laut penelitian. Zona resistivitas tinggi ini merupakan rekahan batulempung selebar 5–13 meter di permukaan dengan ketebalan 10–15 meter yang di bawahnya merupakan intrusi batu andesit. Selain itu umumnya daerah penelitian terdiri atas lempung lanauan padat di permukaan dengan ketebalan 3–33 meter dan resistivitas 0,5–90 Ωm, serta lempung pasiran yang sangat padat di bawahnya dengan ketebalan lebih dari 15 meter dan resistivitas 0,01–30 Ωm. Berdasarkan hasil tersebut terdapat potensi longsor di timur laut daerah penelitian yang melewati lintasan LKR01, LKR02, dan LKR03, tepatnya pada zona resistivitas tinggi. Keberadaan potensi longsor ini diharapkan dapat menjadi acuan terkait pengawasan pembangunan di Kampus Lapangan Geologi Karangsambung.

Based on BNPB statistics, Central Java is the province with the most landslide disasters in Indonesia throughout 2021-2023 with 1283 events, 427 of which occurred in Kebumen. At the Karangsambung Geological Field Campus, Kebumen Regency, Central Java, a number of lands have been stockpiled for development plans with rotational landslides that have occurred. Therefore, an identification of landslide potential and its geology in Karangsambung area in the area of new landfill was conducted. This research involved field study using geo-electrical resistivity method and SPT data to determine the bearing capacity of the soil. The research included six passes along 195-245 meters with 5 meters electrode spacing and Wenner-Schlumberger configuration. The output is 2D resistivity cross section correlated with SPT data, 3D plan map, and 3D resistivity model. The 2D resistivity cross section results show that there is a high resistivity zone of 270-13,293 Ωm in the northeast area of the study. This high resistivity zone is a fractured claystone 5-13 meters wide at the surface with a thickness of 10-15 meters under which is an andesite intrusion. In addition, the study area generally consists of dense silt loam at the surface with a thickness of 3-33 meters and a resistivity of 0.5-90 Ωm, and very dense passive loam underneath with a thickness of more than 15 meters and a resistivity of 0.01-30 Ωm. Based on these results, there is a potential for landslides in the northeast of the research area that passes through the LKR01, LKR02, and LKR03 tracks, precisely in the high resistivity zone. The existence of this landslide potential is expected to be a reference related to development supervision in Karangsambung Geological Field Campus.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bahrul Ulum
"Lapangan Wabu merupakan daerah prospek mineralisasi emas yang terletak di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah. Investigasi lebih lanjut perlu dilakukan untuk memperkuat bukti keterdapatan zona prospek mineralisasi emas di wilayah tersebut sebelum dilakukan penambangan. Metode gravitasi dan resistivity-IP dimanfaatkan untuk mengetahui keberadaan struktur geologi dan pola sebaran mineralisasi emas di lapangan Wabu. Pada Penelitian ini data gravitasi GGMplus diolah hingga didapatkan peta anomali residual yang kemudian dilakukan filter FHD dan SVD.  Berdasarkan analisis FHD dan SVD pada data gravitasi didapatkan beberapa titik yang memiliki kemenerusan nilai FHD maksimum dan SVD nol yang diduga sebagai struktur berupa struktur F1 yang diduga merupakan sesar Derewo yang mengontrol mineralasisasi di Lapangan Wabu dan Struktur F2, F3, F4, dan F5 yang diduga merupakan patahan minor di lokasi penelitian. Berdasarkan intepretasi data resistivity-IP didapatkan empat zona prospek mineralisasi Emas.yang dicirikan dengan nilai respon IP tinggi sebesar 60-80 mrad yang diduga disebabkan oleh keterdapatan mineral sulfida yang konduktif. Korelasi antara data gravitasi dan resistivityIP didapatkan dua zona prospek mineralisasi yang direkomendasikan untuk dilakukan pengeboran untuk pengujian. Zona prospek tersebut adalah zona prospek P2 dan P4 yang memiliki nilai anomali gravitasi tinggi yang berasosiasi dengan garnet magnetite skarn dan respon IP tinggi yang berasosisasi dengan mineral sulfida.

The Wabu Field is a gold mineralization prospect area located in Intan Jaya Regency, Central Papua. Further investigation needs to be carried out to strengthen evidence of the existence of a prospect zone for gold mineralization in the area prior to mining. Gravity and resistivity-IP methods are used to determine the presence of geological structures and distribution patterns of gold mineralization in the Wabu field. In this study, the GGMplus gravity data was processed to obtain a residual anomaly map which was then filtered by FHD and SVD. Based on FHD and SVD analysis on the gravity data obtained at several points that have continuity of maximum FHD and zero SVD values that are identified as structures, namely structure F1 which is suspected to be the Derewo fault which controls mineralization in the Wabu Field and structures F2, F3, F4, and F5 which are identified as minor faults at the study site. Based on the Interpretation of the resistivity-IP data, four gold mineralization prospect zones are identified. These are characterized by a high IP response value of 60-80 mrad which is thought to be caused by the presence of conductive sulphide minerals. Correlation between gravity and resistivity-IP data identified two gold mineralization prospect zones recommended for drilling for testing. These prospect zones are prospect zones P2 and P4 which have high gravity anomaly values associated with magnetite garnets skarn and high IP responses associated with sulfide minerals."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilma Afrilia Riska
"Di alam, emas berasal dari larutan hidrotermal dan diendapkan dalam bentuk endapan epitermal. Struktur berupa patahan berperan penting dalam proses pengendapan mineral emas karena merupakan jalan mengalirnya larutan hidrotermal menuju permukaan. Salah satu metode eksplorasi emas adalah metode gravitasi. Metode ini mengidentifikasi zona mineralisasi emas dari struktur patahan yang ada di daerah penelitian. Pemodelan inversi 3D merupakan salah satu metode dalam gravitasi yang dapat memberi informasi yang jelas pada target survey. Pemodelan tersebut dianggap lebih realistis karena bentuk model geometri dapat disesuaikan dengan bentuk benda sebenarnya di alam dan perhitungannya pun lebih akurat. Penelitian dilakukan berdasarkan hasil survey gravitasi Pongkor yang telah dilakukan oleh PT Antam Tbk. Endapan hidrotermal Pongkor termasuk ke dalam tipe endapan sulfidasi rendah. Pada tipe endapan epitermal sulfidasi rendah, emas diendapkan dalam urat-urat vein yang berasosiasi dengan patahan. Pengolahan data dilakukan dengan analisis derivative, analisis spektrum, dan pemodelan inversi 3D gravitasi. Berdasarkan hasil survey dan olah data, tampak bahwa zona mineralisasi emas berada pada bagian tengah daerah penelitian yang ditandai dengan anomali gravitasi yang tinggi pada struktur patahan. Patahan yang terdeteksi pada zona potensi mineralisasi emas adalah sebanyak 8 patahan. Dari hasil inversi 3D, zona mineralisasi emas tersebut memiliki densitas sebesar 2,8-3,34 g/cc.

In nature, gold are originated from hydrothermal liquid and deposited in epithermal deposit form. Structures such as faults have important role in the process of gold deposition since it is become the hydrothermal flow path to the surface. One of the method that can be used to do gold exploration is gravity method. This method identify the gold mineralization zone from faults on the research region. 3D inversion modeling is one of geophysics method that can give clear information on the target. The modeling can be said more realistic since the geometry model can be fitted with the real condition in nature and the measurement be more accurate. The research is done based on gravity survey result by PT Antam Tbk. Pongkor hydrothermal deposit categorized as epithermal low sulphidation. The processing data is done by do derivative analysis, spectrum analysis, and 3D gravity inversion modeling. Based on the survey result and processing data, gold mineralization zone are at the middle of research region that have high gravity anomaly at the faults. There are eight faults detected at the gold mineralization potential zone. From 3D inversion result, density of the gold mineralization zone is 2,74 3,34 g cc. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67159
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junaedi Abdulah
"Pembangunan jalan tol sekarang sedang marak terjadi di Indonesia. Untuk mencapai pembangunan jalan tol, dibutuhkan analisis dari beberapa bidang ilmu. Salah satu analisis yang dilakukan yaitu analisis peralihan lahan pada area galian jalan tol. Analisis yang dibutuhkan adalah analisis jenis dan estimasi volume batuan pada area galian pembangunan jalan tol. Terdapat dua metode yang digunakan untuk melakukan analisis batuan dan estimasi volume batuan pada area galian yaitu menggunakan data bor dan data geolistrik tahanan jenis. Pada penelitian ini digunakan metode geolistrik tahanan jenis dengan konfigurasi wenner dikarenakan biaya yang dibutuhkan lebih efisien. Metode geolistrik tahanan jenis digunakan untuk mengidentifikasi jenis batuan daerah galian dan melakukan estimasi volume jenis batuan. Jumlah lintasan yang digunakan sebanyak 8 lintasan dengan masing masing lintasan memiliki panjang 500 meter dan 48 elektroda. Hasil data pengukuran metode geolistrik tahanan jenis diinversi menggunakan software res2dinv dan dilakukan least square inversion untuk memperoleh penampang 2-D tahanan jenis. Hasil dari pengolahan data menunjukkan variasi tahanan jenis berkisar 6-6.000 Ωm. Untuk memperoleh analisis jenis batuan dari data tahanan jenis, dilakukan korelasi antara penampang 2-D tahanan jenis dengan data bor pada lokasi penelitian. Hasil dari korelasi menunjukkan terdapat 2 jenis batuan yang ada pada area penelitian yaitu jenis batuan lapilli lapuk sedang-kuat dan lapilli segar-lapuk ringan. Batuan jenis lapilli lapuk sedang-kuat memiliki nilai tahanan jenis <300 Ωm sedangkan lapilli segar-lapuk ringan memiliki nilai tahanan jenis >300 Ωm. Dari penampang 2-D data tahanan jenis dilakukan pemodelan 3-D untuk mengetahui estimasi volume setiap jenis batuan pada area penelitian. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan software Rockwork. Hasil estimasi volume batuan pada area penelitian menunjukkan total volume batuan sebesar 9.599.076 m3 yang terdiri dari 3.149.704 m3 batu lapilli lapuk sedang-kuat dan 6.449.372 m3 batu lapilli segar-lapuk ringan.

The construction of toll roads is currently happening in Indonesia. To achieve the construction of toll roads, analysis from several fields of knowledge is needed. One of the analyzes carried out is the analysis of land transition in the excavated area of ​​the toll road. The analysis required is an analysis of the type and volume estimation of rock in the excavated area for toll road construction. There are two methods used to perform rock analysis and estimate the volume of rock in the excavation area, using drill data and geoelectrical resistivity data. In this study, the geoelectric resistivity method with Wenner configuration was used because the required cost is more efficient. The geoelectrical resistivity method is used to identify rock types in excavation areas and to estimate the volume of rock types. The number of tracks used is 8 tracks with each track having a length of 500 meters and 48 electrodes. The results of the measurement data using the geoelectric method of resistivity were inverted using res2dinv software and a least square inversion was performed to obtain a 2-D section of resistivity. The results of data processing show that the resistivity varies in the range of 6-6,000 Ωm. To obtain rock type analysis from the resistivity data, a correlation was performed between the 2-D resistivity sections and the drilled data at the study site. The results of the correlation showed that there were 2 rock types in the study area, medium-strong weathered lapilli and fresh-lightly weathered lapilli. Medium-strong weathered lapilli rocks have a resistivity value of <300 Ωm while fresh-lightly weathered lapilli rocks have a resistivity value of >300 Ωm. From the 2-D section of the resistivity data, 3-D modeling was carried out to determine the estimated volume of each type of rock in the study area. Modeling is done using Rockwork software. The results of rock volume estimation in the study area showed a total rock volume of 9,599,076 m3 consisting of 3,149,704 m3 of medium-strong weathered lapilli and 6,449,372 m3 of fresh-lightly weathered lapilli."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Farhati
"Desa Keranggan, Setu, Tangerang Selatan yang menjadi wilayah penelitian merupakan salah satu kawasan di Indonesia yang berpotensi longsor. Wilayah ini memiliki karakter tanah bergerak dengan adanya lereng yang sangat curam. Pada rumah-rumah warga di atas lereng timbul retakan sejajar lereng yang mengindikasikan adanya pergerakan tanah. Oleh karena itu dilakukan pengukuran geolistrik tahanan jenis 2 dimensi untuk mengetahui struktur litologi bawah permukaan yang berpotensi dapat berperan sebagai bidang gelincir. Pengukuran menggunakan konfigurasi Wenner-Schlumberger di 2 lintasan berarah Barat-Timur. Panjang lintasan 1 dan 2 secara berturut-turut adalah 117,5 dan 105 meter dengan jarak antar elektroda 2,5 meter. Dari hasil korelasi model tahanan jenis, data geologi regional, dan data sumur yang dikumpulkan dari sumur warga, diyakini bahwa litologi penyusun di wilayah penelitian terdiri dari litologi batu lempung, batu pasir, dan konglomerat batu apung yang merupakan bagian dari Formasi Serpong. Dari model tahanan jenis terindikasi adanya bidang gelincir dengan litologi batu lempung di atas konglomerat batu apung dengan kemiringan 53o tepat di bawah lereng. Diduga kuat bidang gelincir ini memicu terbentuknya lereng di permukaan dengan kemiringan serupa sekitar 53o. Kedua faktor tersebut diperparah dengan beban yang tinggi dari jumlah penduduk dan kendaraan di atasnya, serta getaran yang berasal dari aktivitas manusia sehari-hari.

Keranggan Village, Setu, South Tangerang City which as research area is one of areas in Indonesia that has the potential of landslide. This area has the character of oil movement with very steep slope. In the houses of residents on the slope, cracks appear parallel to the slope that indicate soil movement. Therefore, we use geoelectrical measurements of 2- dimensional resistivity to determine the subsurface lithological structure that could act as a slip surface. The measurement using the Wenner-Schlumberger electrodes configuration on 2 lines with a West-East direction. The length of line 1 and 2 are 117.5 and 105 meters, with electrodes distance 2.5 meters. From the correlation between the resistivity model, regional geological data, and well data collected from resident wells, it is believed that the constituent lithology in the research area consists of claystone, sandstone, and pumice conglomerate which is part of the Serpong Formation. It is indicated that there is a slip surface that consist of claystone above pumice conglomerate with a slope of 53o just below the surface. This slip surface suspected triggers the formation of slope on the surface with a similar value of slope about 53o . Both of these factors are exacerbated by the high burden of the population and vehicles on it, as well as vibrations that come from daily human activities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tio Mutia Hafizah
"Penelitian menggunakan Metode Tahanan Jenis dengan Konfigurasi Wenner-Schlumberger dilakukan di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara untuk mengindentifikasi zona salinitas tinggi di wilayah tersebut. Penelitian diawali dengan pengambilan sampel air yang selanjutnya akan diukur parameter fisisnya berupa pH, salinitas, dan konduktivitas. Dari peta kontur parameter fisis, kemudian ditentukan wilayah untuk dilakukan akuisisi dengan metode Geolistrik Tahanan Jenis. Terdapat empat lintasan pengukuran berorientasi Utara-Selatan dengan panjang 470 meter untuk Lintasan I dan 235 meter untuk masing-masing lintasan lainnya. Hasil pengolahan data tahanan jenis bawah permukaan serta data sekunder Metode Gravitasi menunjukkan akuifer tidak tertekan di wilayah Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara telah terintrusi oleh air asin dengan nilai tahanan jenis 0.1 – 1 Ωm pada kedalaman rata-rata kurang dari 10 meter sampai kedalaman kurang dari 40 meter dimana terdapat lapisan impermeabel regional.

Survey using Geoelectrical Resistivity Method under Wenner-Schlumberger configuration was adopted for geophysical investigation in Sub-District Administration of Penjaringan, North Jakarta to identify the yet occurring high salinity zone in said region. Initial survey involved water sampling to extract information about its physical properties such as pH, salinity, and conductivity. Data acquisition using Geoelectrical Resistivity Method is then conducted based on each physical properties contour map. Four lines trending North-South are obtained with a total length of 470 meters for Line I and 235 meters each for the rest. Results from primary Resistivity data and secondary Gravity data for verification purpose show salt-water with a resistivity of 0.1 to 1 Ωm has intruded unconfined aquifers in research area within the average depth of 10 meter to 40 meter, where it meets the regional impermeable layer that later separates the unconfined to the confined aquifer systems."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Budi Saraswati
"ABSTRAK
Metode gravitasi merupakan metode geofisika yang didasarkan pada pengukuran variasi medan gravitasi karena adanya perbedaan rapat massa antar batuan. Oleh sebab itu, metode gravitasi sering digunakan dalam eksplorasi bawah permukaan, salah satunya eksplorasi hidrokarbon. Dalam proses awal, penentuan kedalaman basement dirasa penting supaya dapat dilanjutkan untuk melakukan reka ulang dalam menentukan zona reservoir hidrokarbon. Setelah penentuan basement selesai, dilanjutkan dengan melakukan permodelan inversi 3D supaya didapatkan gambaran detail mengenai struktur bawah permukaan yang mendekati bentuk sebenarnya. Berdasarkan hasil analisis data didapatkan kedalaman basement rata-rata sekitar 5.5 km dengan struktur pembentuknya adalah patahan naik dan arah strukturnya dari Timur Laut ke Barat Daya. Hasil model inversi 3D didapatkan basement yang terdeteksi merupakan batuan beku Andesite dengan nilai densitasnya sekitar 2.5 gr/cm3. Kemudian untuk zona reservoir hidrokarbon diperkirakan terletak di daerah central basin sampai bagian Selatan pulau Timor, dengan komposisi batuan reservoirnya adalah batuan sedimen pasir dengan nilai densitas sekitar 2.2 gr/cm3.

ABSTRACT
The method of gravity is a geophysical method which is based on the measurement of variation of the variative gravitational field due to the difference in mass density between rocks. Therefore, gravity methods are often used in subsurface exploration, one of which is hydrocarbon exploration. In the initial process, the determination of the basement depth is important in order to re establish the process in determining the hydrocarbon reservoir zone. After the basement determination is completed, the next step is to proceed with 3D inversion modeling in order to get a detailed picture of the subsurface structure that approximates the actual shape. Based on the data analysis, the average basement depth is about 5.5 km with its forming structure is the rising fracture and the direction of its structure from Northeast to Southwest. The result of 3D inversion model was found the detected basement is Andesite igneous rock with density value about 2.5 gr cm3. Then for the hydrocarbon reservoir zone is estimated to be located in the central basin area to the Southern part of the island of Timor, with the composition of the reservoir rock is sand sedimentary rock with a density value of about 2.2 gr cm3."
2017
S69719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>