Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14182 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendi Riyanto
"A cement plant that produces 8,300 tons per day releases 265,000 Nm3/h of flue gas at 360°C from its Suspension Preheater (SP) and 400,000 Nm3/h of hot air at 310°C from its air quenching cooler (AQC). It is imperative to recover the waste heat emitted by the plant for power generation, i.e., Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG). This paper aims to optimize waste heat recovery from the cement plant using Response Surface Methodology (RSM), for which an Organic Rankine Cycle (ORC) is applied for electric power generation. The working fluid of an ORC power generation system was selected among candidates of organic working fluids (i.e., isobutane, isopentane, benzene, and toluene) by using the Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS), a Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA) method. The ORC power generation system configuration and the corresponding operating conditions employing the selected working fluid (i.e., pressures and temperatures) are optimized by applying RSM. Based on TOPSIS evaluation and considering factors of health, safety, environment impacts, cost, and power generated, isopentane was selected as the working fluid for the ORC WHRPG, which was configured to consist of a boiler, two expansion turbines, a reheater, and a recuperator. Implementation of RSM attained optimum operating conditions of high pressure turbine, low pressure turbine, and condenser at 11.3 bar-a saturated vapor, 4.3 bar-a and 184°C, and 1.8 bar-a, respectively. Finally, the gross electric power generated of 5.7 MW at 12.5 percent of energy conversion efficiency is generated by the pertinent ORC WHRPG."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:6 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lasino
"Semen merupakan bahan utama untuk pembuatan beton sangat penting perannya dalam kegiatan industri konstruksi sehingga diantara beton dan semen merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, dengan kata lain dimana ada pekerjaan beton disitu harus ada semen demikian pula sebaliknya"
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2023
690 MBA 58:1 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Ramdhani Fajri
"Kota Depok merupakan wilayah yang mengalami laju perubahan lahan yang cukup tinggi. Penelitian ini mengkaji pola spasiotemporal pertumbuhan daerah terbangun Kota Depok dan prediksinya di Tahun 2020 menggunakan analisis logistik biner. Faktor-faktor yang dikaji dalam penelitian ini antara lain jarak terhadap jalan utama, kepadatan jaringan jalan, jarak terhadap daerah terbangun eksisting, jarak terhadap Kota Jakarta dan jarak terhadap Kota Bogor. Hasil pemodelan menunjukkan pada tahun 2020 luasan daerah terbangun di Kota Depok mencakup sekitar 64.01% yang tersebar merata diseluruh wilayah Kota Depok dengan kecenderungan mengikuti jalan utama. Tren pertumbuhan penduduk digunakan untuk mengukur keakurasian model yang menghasilkan nilai sekitar 80.97%.

Depok is an city that experienced a high rate of land conversion. This study examines spatotemporal pattern of growth of Depok's built-up area and its prediction in Year 2020 using binary logistic analysis. Factors studied in this study including distance to the main road, road network density, distance to existing built-up areas, distance to Jakarta, and distance to Bogor. The modeling result shows that in 2020, built up area covers about 64.01% with the tendency to be distributed alongside the main road. Population growth trends are used to measure the accuracy of the model that result about 80.97%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S70190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soca Fahreza Isma'i
"PT. SBI (Solusi Bangun Indonesia) merupakan salah satu anak perusahaan induk pabrik produksi semen se-Indonesia yang memiliki bisnis utama dalam produksi semen. Pabrik milik Owner/Client ini terletak di garis pantai utara Pulau Jawa tepatnya di Desa Merkawang, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur dan terletak sekitar 30 km ke arah barat Kota Tuban. Owner/Client sudah memiliki pabrik produksi yang mengoperasikan 2 tungku pembakar produksi yang masing-masing berkapasitas 1.7 juta semen ton per tahun (total produksi sekitar 3.4 juta semen ton per tahun) yang terdiri dari beberapa type semen yaitu PPC (Portland Pozzolona Cement), OPC (Ordinary Portland Cement), dan RFP (Recycled Fine Powder). Pabrik milik Owner/Client juga memiliki berbagai infrastruktur pendukung produksi semen diantaranya adalah existing jetty & trestle dengan kapasitas 15.000 DWT dengan berbagai sistem peralatan yang ada. Dengan adanya peluang bisnis untuk ekspor semen tipe V dengan volume 500.000 tpa (ton per tahun) pada tahun 2023 maka Owner/Client memerlukan pembagunan fasilitas infrastruktur baru untuk menunjang hal tersebut. Kontraktor PT. Hutama Karya telah memenangkan tender proyek tersebut dengan nilai kontrak total sebesar 1.1 Trilliun Rupiah yang mana terdiri dari beberapa paket pekerjaan antara lain yaitu; a. pembagunan struktur/penambahan jetty & trestle kapasitas 50.000 DWT dengan dimensi trestle yang sudah ada adalah 13 x 260 m2 serta dimensi penambahan platform jetty 30 x 250 m2, b. bangunan pendukung operasional untuk penambahan platform jetty berupa 1 (satu) compression room, 1 (satu) electrical room, 1 (satu) operator room, dan 1 (satu) office building, c. berbagai bagunan silo yaitu 1 (satu) blending silo kapasitas 1 x 8.000 tons, 1 (satu) clinker silo kapasitas 1 x 15.000 tons, 2 (dua) cement silo kapasitas 2 x 18.000 tons, d. bangunan pendukung di dalam pabrik termasuk 1 (satu) ruang kompresor blending silo area, 1 (satu) ruang kompresor cement silo area, 1 (satu) ruang elektikal di cement silo area. e. berbagai transport system termasuk tube conveyor dan air slide, f. berbagai instalasi peralatan control instrument dan elektrikal. Pada Laporan Praktek Keinsiyuran dengan judul “Analisis dan Evaluasi Perbandingan Desain Struktur Bottom Air Slide Cement Silo Dan Top Air Slide Cement Silo Pada Proyek Perluasan Cement Production Plant” penulis hendak menjabarkan dan akan menjelaskan secara rinci mengenai hal tersebut.

PT. SBI (Solusi Bangun Indonesia) is a company entity under holding company of the biggest cement production which its core business is producing cement. Owner/Client’s production plant is located at north java coastal line precisely at Desa Merkawang, Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur located at about 30 kilometers toward west side of Tuban City. Owner/Client’s production plant has existing production plant that operating 2 production kiln and having capacity reaching 1.7 milion cement tonne per annum (total production of 3.4 million cement tonne per annum) and producing several type of cement incl. PPC (Portland Pozzolona Cement), OPC (Ordinary Portland Cement), dan RFP (Recycled Fine Powder). Owner/Client’s production plant has several existing infrastructures for supporting cement production including existing jetty & trestle with capacity of 15.000 DWT with various equipment system. There is a business opportunity for exporting cement type V within 500.000 tpa (tonne per annum) capacity in year 2023, thus Owner/Client need to build new facilities to achieve production target. Contractor PT. Hutama Karya had won the tender project for amount IDR 1.1 Trillion consist of several job packages including; a. constructing jetty & trestle extension capacity 50.000 DWT with dimension extension trestle of 13 x 260 m2 and dimension extension jetty platform of 30 x 250 m2 , b. supporting building for operational of extension jetty platform consist of 1 (one) compression room, 1 (one) electrical room, 1 (one) operator room, and 1 (one) office building, c. various silos building consist of 1 (one) blending silo capacity 1 x 8.000 tons, 1 (one) clinker silo capacity 1 x 15.000 tons, 2 (two) cement silo capacity 2 x 18.000 tons, d. supporting building for operational inside plant consist of 1 (one) compressor room blending silo area, 1 (one) compressor room cement silo area, 1 (one) electrical room cement silo area. e. transport system incl. tube conveyor system, f. electrical installation & process control. In this field report titled “Analisis dan Evaluasi Perbandingan Desain Struktur Bottom Air Slide Cement Silo Dan Top Air Slide Cement Silo Pada Proyek Perluasan Cement Production Plant” author would like to explain detailed about those subjects. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Kartika
"By expanding science and technology, hence in concrete technology also experiencing of many change effect of finding of new materials like addition of fly ash, silica fume as admixture mineral, addition of organic fibre to improve the tensile strength, etcetera, addressed all to obtain the nature of special behavior according to target its use, despitefully environmental factor become one of the aspect which must be paid attention. To reach this, cement industry innovate to utilize to get cement product able to support concrete have high performance with process of friendly environment. 'Blended Cement' representing one of the solution, where with process of certain can support concrete have high performance and effectively lessen CO2 emission into the air. And in this time which used by many in marketing is this type cement that is Portland Composite Cement ( PCC). At this research, the characteristic of compressive strength of concrete is analysed by using PCC ( Portland Composite Cement) with base on the target strength K-368 ( fc' 30 MPa). The mix desain method is ACI method. From this research we got the target strength after day-17, and trend of the curve over 28 day is going up and by degrees become asimtotis. The compressive strength value of PCC compared to normal concrete is higher. Compressive strength conversion from object test cube to cylinder at this PCC concrete is about 0.88.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dalam teknologi beton juga banyak mengalami perubahan akibat ditemukannya bahan-bahan pembentuk baru seperti penambahan fly ash dan silica fume sebagai mineral admixture, penambahan serat organik untuk mempertinggi kekuatan tarik, dan sebagainya, yang semuanya ditujukan untuk memperoleh sifat-sifat khusus sesuai tujuan penggunaannya, disamping itu faktor lingkungan menjadi salah satu aspek yang harus diperhatikan. Untuk mencapai ini, industri semen melakukan inovasi guna mendapatkan produk semen yang dapat mendukung beton berkinerja tinggi dengan proses pembuatan yang ramah lingkungan. 'Blended Cement' merupakan salah satu solusi, dimana dengan proses pembuatan tertentu dapat mendukung beton berkinerja tinggi dan secara efektif mengurangi emisi CO2 ke udara. Dan saat ini yang banyak digunakan di pasaran adalah semen tipe ini yaitu Portland Composite Cement (PCC). Pada penelitian ini dianalisa karakteristik kuat tekan beton dengan menggunakan semen tipe PCC (Portland Composite Cement) dengan berdasarkan kuat tekan rencana K-368 (fc' 30 MPa). Metode mix desain yang digunakan adalah metode ACI. Dari penelitian ini didapatkan bahwa kuat tekan rencana beton dicapai setelah hari-17, dan trend yang dihasilkan setelah lewat 28 hari adalah naik dan lambat laun menjadi asimtotis. Nilai kuat tekan beton PCC lebih tinggi dibanding beton normal. Konversi kuat tekan dari benda uji kubus ke silinder pada beton PCC ini adalah sekitar 0.88."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35249
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liany Kartika
"Semakin berkembangnya dunia pembangunan, maka kebutuhan infrastruktur akan semakin meningkat. Perkembangan ini mempengaruhi secara langsung terhadap perkembangan semen di Indonesia. Semakin meningkatnya kualitas semen akhir-akhir ini dilatarbelakangi meningkatnya dalam hal perkonstruksian yaitu dalam pelaksanaan kecepatan pelaksanaan, jaminan mutu, kebutuhan standarisasi, mengurangi kemungkinan terjadinya penyimpangan konstruksi, mengurangi kemungkinan adanya bahan terbuang sehingga secara tidak langsung menunjang program kelestarian lingkungan, serta alasan ekonomi dan teknik lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut maka diadakan penelitian yang berhubungan dengan semen yang sekarang ini beredar di pasaran yaitu PCC (Portland Composite Cement). Penelitian diawali dengan menentukan kekuatan beton yang akan dipakai yakni fc = 30 MPa. Kemudian dilanjutkan dengan menguji agregat yang akan digunakan (pasir dan split). Dilakukan Trial Mix dan uji pada umur tertentu saja (7, 14, dan 21 hari) kemudian dikoreksi dengan faktor konversi, sehingga kekuatan beton mencapai 30 MPa. Jika sudah memenuhi target strength maka dilakukan pembuatan 265 benda uji silinder dalam beberapa tahap untuk umur beton dari 1 hari sampai 56 hari. Penelitian dengan metode uji tekan dan uji belah dengan waktu umur beton yang berbeda selama 56 hari. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah dapat menentukan perkembangan kuat tekan berupa umur konversi sampai beton umur 56 hari. Serta menentukan korelasi dari kekuatan tekan beton ke kekuatan tarik beton yang nilainya berkisar 9% - 15% dari kekuatan tekannya. Analisis dilakukan dengan metode statistik (Chi-Square dan Uji T). Kedua uji ini memiliki nilai batas atas dan nilai batas bawah yang dipakai untuk umur 3, 7, 14, 21, 28, dan 56 hari. Sisa hari lainnya dipilih sesuai dengan nilai yang mendekati garis trendline yang sudah dibatasi. Dengan pemilihan nilai-nilai ini dapat dibuat persamaan logaritmik yang dapat memenuhi faktor konversi beton untuk umur tertentu. Dapat mententukan faktor konversi kekuatan beton untuk umur tertentu dan mengetahui korelasi antara kuat tekan dan kuat tarik beton."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Hadif Pratama
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan agregat halus untuk campuran mortar semen yang dicampurkan dengan bahan limbah berupa limbah adukan beton atau Concrete Sludge Waste (CSW) dan Abu Sekam Padi (RHA) yang dicampurkan dengan semen. Sifat mekanik yang diuji meliputi Kuat Tarik Langsung sebanyak 75 benda uji sesuai standar ASTM C 307-03, Kuat Tarik Lentur sebanyak 25 benda uji sesuai dengan standar ASTM C 78 - 02, Modulus Elastisitas sebanyak 25 benda uji sesuai standar ASTM C-580-02, dan Kuat Geser sebanyak 25 benda uji. Pada setiap pengujian memiliki variasi campuran yang berbeda-beda yang diberi kode CHWM 121 sampai CHWM 125. Pada pengujian Kuat Tarik Langsung nilai terbesarnya ada pada campuran CHWM 122 dengan nilai 5,52 MPa, sedangkan nilai terendahnya ada pada campuran CHWM 123 dengan nilai 2,40 MPa. Pada pengujian dan Modulus Elastisitas nilai terbesarnya ada pada campuran CHWM 121, sedangkan nilai terendahnya ada pada campuran CHWM 125. Pada pengujian Kuat Geser nilai terbesarnya ada pada campuran CHWM 121 dengan nilai 2,88 MPa, sedangkan nilai terendahnya ada pada campuran CHWM 123 dengan nilai 1,47 MPa.
Dari pengujian Kuat Tarik Langsung disimpulkan bahwa campuran yang paling optimum untuk menahan Tegangan Tarik Langsung adalah campuran CHWM 122. Dari pengujian Kuat Tarik Lentur dan Modulus Elastisitas disimpulkan bahwa campuran yang paling optimum adalah CHWM 121. Dari pengujian Kuat Geser disimpulkan bahwa campuran yang paling optimum adalah CHWM 121.

ABSTRACT
In this study, researchers used a mixture of fine aggregate for cement mortar that is mixed with waste materials in the form of waste concrete or Concrete Sludge Waste (CSW) and Rice Husk Ash (RHA) is mixed with cement. Mechanical properties tested include Direct Tensile Strength as much as 75 specimens according to ASTM C 307-03, Flexural Strength Modulus of Ruptureas many as 25 test specimens in accordance with ASTM C 78-02, Modulus of Elasticity of 25 test specimens according to ASTM C-580-02 , and Shear of Strength much as 25 specimens. At each test has a variety of different mixtures are given a code CHWM CHWM 121 to 125. Direct Tensile of Strength on testing its greatest value is in the mixture CHWM 122 with a value of 5.52 MPa, while the lowest is in the mixture with a value of 2.40 CHWM 123 MPa. On Direct Tensile Strength testing and Modulus of Elasticity greatest value is in a mixture of CHWM 121, while the lowest is in the mixture CHWM 125. On Shear of Strength testing the greatest value is in the mixture CHWM 121 with a value of 2.88 MPa, while the lowest is in the mixture with a value of 1.47 CHWM 123 MPa.
From Direct Tensile Strength testing concluded that the most optimum mix to hold Direct Tensile is a mixture of CHWM 122. On Shear of Strength testing and Modulus of Elasticity is concluded that the most optimum mix is CHWM 121. Shear of Strength tests concluded that the most optimum mix is CHWM 121."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42658
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bye, G.C
Oxford [Oxfordshire] ; New York : Pergamon Press, 1983
666.94 BYE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jihad Alif
"Adanya rencana pengembangan membuat permintaan semen sebagai bahan baku dan bahan bangunan utama semakin meningkat. Pada saat yang sama, peningkatan permintaan pasar memicu peningkatan tingkat produksi manufaktur semen. Seperti diketahui, semen merupakan salah satu penyumbang emisi CO2 terbesar di dunia. Kegiatan penggalian dan pencemaran yang dihasilkan oleh manufaktur juga berkontribusi sebagai penghambat di masyarakat. Hal ini menjadi tantangan keberlanjutan bagi pelaku usaha di sektor semen. Karena keterkaitan antar masalah sangat kompleks, maka sistem dinamis (SD) dipilih sebagai metode untuk mengetahui bagaimana variabel-variabel dalam sistem saling terkait. Cara ini dianggap paling cocok untuk memahami skema produksi berkelanjutan yang kompleks sehingga jika suatu keputusan diimplementasikan akan berdampak pada hal lain. Hal ini juga berdampak pada pengambilan keputusan yang harus didasarkan pada prinsip-prinsip strategis, efektif, efisien, dan berjangka panjang. Hasil kajian menunjukkan adanya keterkaitan dalam aspek keberlanjutan dan menjadi tantangan untuk mendapatkan manfaat ekonomi namun tetap memperhatikan aspek lingkungan dan sosial

The existence of a development plan makes the demand for cement as a raw material and the main building material increase. At the same time, increasing market demand triggers an increase in cement manufacturing production levels. As is known, cement is one of the largest contributors to CO2 emissions in the world. Excavation activities and pollution generated by manufacturing also contribute as barriers in society. This is a sustainability challenge for business actors in the cement sector. Because the relationship between problems is very complex, the dynamic system (SD) was chosen as a method to find out how the variables in the system are interrelated. This method is considered the most suitable for understanding complex sustainable production schemes so that if a decision is implemented it will have an impact on other things. This also has an impact on decision making that must be based on strategic, effective, efficient, and long-term principles. The results of the study show that there is a link in the aspect of sustainability and it becomes a challenge to obtain economic benefits but still pay attention to environmental and social aspects."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saiful Bahri
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan terhadap sifat fisik Semen Portland Pozolan yang terdiri dari campuran antara terak semen, gypsum, dan aditive material. Aditif material yang digunakan adalah trass, fly ash dan blastfurnace slag dengan kehalusan nano meter. Tehnik penggilingan material dilakukan 2 tahap yang pertama mengiling terak semen dengan gypsum dan yang kedua mengiling masing-masing aditive aterial dengan kehalusan sampai nano. Mineralogi setiap material akan diteliti menggunakan alat XRD. Distribusi ukuran partikel diukur degan menggunakan Malvern Multisizer.
Tahap akhir adalah melihat pengaruh distribusi partikel dan perubahan karakteristik bahan aditif material yang ditambahkan dengan perbedaan kehalusan terhadap sifat fisika semen. Sifat fisika diukur melalui parameter kuat tekan. Meksnisme reaksi hidrasi aditif material dimonitor dengan TAM (Thermal Air Measurement) dan rekasi hidrasi semen dimonitor dengan menggunakan TAM, SEM dan XRD. Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh ukuran partikel dari aditif material terhadap sifat fisika semen dari mikron ke nano dapat meningkatkan kuat tekan untuk masing-masing aditif trass pada umur 3 hari sebesar 34,48%, 7 hari sebesar 39,49% dan 28 hari sebesar 42,80%, untuk aditif fly ash terjadi peningkatan untuk umur 3 hari sebesar 14,51%, 7 hari sebesar 31,37% dan 28 hari sebesar 27,90% dan untuk aditif BF slag terjadi peningkatan kuat tekan umur 3 hari sebesar 35,35%, 7 hari sebesar 64,81% dan 28 hari sebesar 46,31%.
Hasil peningkatan kuat tekan ini didukung oleh data hasil pengujian SEM yang menunjukkan bahwa aditif material trass, fly ash dan BF slag ukuran nano sangat berpengaruh terhadap perubahan mikrostruktur dari semen yaitu dengan semakin maksimalnya pembentukan CSH sehingga produk hasil samping reaksi antara semen dan air berupa Ca(OH)2 menjadi sangat sedikit dan setelah pasta semen mengering rongga yang terbentuk sangat sedikit. Selain itu juga didukung oleh hasil analisa pelepasan panas aditif material dengan perubahan ukuran partikel dari mikron ke nano untuk aditif material fly ash sangat berpengaruh terhadap laju pelepasan panas hal ini dibuktikan dengan rate of heat flow (Q*) sebesar 0,12 calori/joule hour pada umur 144 jam menjadi sebesar 0,45 calori/joule hour pada umur 24 jam dan heat release (Q) sebesar 7,85 calori/joule pada umur 168 jam menjadi sebesar 18,92 calori/joule pada umur 168 jam hal ini membuktikan bahwa material fly ash semakin halus menjadi semakin reaktif. Untuk aditif material BF slag dengan ukuran mikron bersifat endothermal sedangkan ketika dihaluskan sampai ukuran nano terjadi perubahan menjadi isothermal artinya material ini akan lebih reaktif pada ukuran nano.

ABSTRACT
This research conducted on the physical properties Portland Pozolan Cement consisting of a mixture of clinker Portland cement, gypsum, and nano additive material. Additive material used are trass, fly ash and slag with variations of fineness. The technique of grinding the material done with 2 steps grinding clinker Portland cement with gypsum and the second grinding of each additives? material until nano meter of particle size. Mineralogy of each material was investigated using XRD instrument. The particle size and distribution were measured using Malvern Multizizer.
The final stage is to know the effect of changes in the characteristics of the particle distribution and material additives that are added to the differences in the physical properties of the cement fineness. Physical properties were measured by compressive strength parameters. Mechanism of material additives hydration reaction was monitored by TAM (Thermal Air Measurement) and cement pasta microstructure monitored by using SEM (Scaning Electro Microscopic).
The results of this study indicated that the change of the particle size from micron to nano of the additive material on physical properties of cement can increase the compressive strength for additive trass 34.48% at 3 days, 39.49% at 7 days and 42.80% at 28 days, for additive fly ash 14.51% at 3 days, 31.37% at 7 days and 27.90% at 28 days, for additive BF slag 35.35% at 3 days, 64.81% at 7 days and 46.31% at 28 days. Increasing of compressive strength is proved with analysis SEM showed that the additive material trass, fly ash and BF slag with nano size gives affects the change in microstructure of cement that gives effect to the maximum formation of CSH and can minimize the side effect of the reaction products between cement and water in the form of Ca(OH)2 and after cement paste dries very little pore structure is formed. It is also proved by the results of the analysis of the heat release additive material with changes of particle size from micron to nano for additive fly ash gives affects to change of the rate of heat flow (Q *) from 0.12 calories / joule hour at 144 hours into 0.45 calories/ joule hour at 24 hours and heat release (Q) from 7.85 calories / joule at 168 hours to 18.92 calories / joule at 168 hours it is proved that the finer the additive fly ash gives more reactive. For BF slag additive material with micron size is endothermic whereas when the particle size changes to nano become isothermal while this material should be more reactive in nano size.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>