Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124786 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adinda Diva Sugiarto
"Ship-recycling, merupakan salah satu metode efektif yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi permasalahan limbah kapal-kapal tua yang sudah tidak layak digunakan. Istilah ini merujuk pada proses daur ulang kapal secara modern yang masih belum marak dilakukan di Indonesia. Pada pelaksanaannya, masih banyak terdapat aspek-aspek keselamatan yang tidak dihiraukan. Salah satu aspek terbesar yang masih kurang diperhatikan yaitu aspek dari human factor. Penelitian ini dilakukan untuk meninjau lebih jauh terkait faktor-faktor di balik sumber bahaya bagi para pekerja yang terlibat dalam proses ship recycling. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode Formal Safety Assessment (FSA) untuk menemukan sumber-sumber bahaya selama proses ship-recycling dilakukan dan selanjutnya dilakukan penarikan akar masalah menggunakan Fault Tree Analysis (FTA). Dari penelitian ini, diketahui bahwa human factor dari sumber bahaya terjadi dikarenakan ketidakwaspadaan pekerja; kondisi kesehatan pekerja; pemakaian APD yang tidak sesuai; serta kurangnya kualitas SDM untuk beberapa proses pekerjaan seperti penggunaan alat berat, proses cutting, ataupun dalam mengidentifikasi bahaya dan risiko kebakaran. Latar Belakang dari terjadinya kesalahan-kesalahan dari human factor di atas bisa berasal dari berbagai hal yaitu, tidak diadakannya pelatihan formal terkait penggunaan alat cutting, kondisi kesehatan pekerja, dan kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia.

Ship-recycling is one of the effective methods that can be carried out to help reduce waste problems from old unused ships. This term refers to the modern process of recycling ships, which is still not widely done in Indonesia. In its implementation, there are still many safety aspects that are overlooked. One of the biggest aspects that is still not given enough attention is the human factor. This research was conducted to further investigate the factors behind the sources of danger for workers involved in the ship-recycling process. In this study, the author used the Formal Safety Assessment (FSA) method to identify sources of danger during the ship-recycling process and then conducted root cause analysis using Fault Tree Analysis (FTA). From this research, it is known that the human factor of the sources of danger occurs due to worker inattention; worker health conditions; inappropriate use of personal protective equipment; and a lack of qualified personnel for some job processes such as heavy equipment use, cutting processes, or identifying fire hazards and risks. The background of the above human factor errors can come from various things such as the absence of formal training in the use of cutting tools, the health conditions of workers, and the shortage of available jobs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Rizkytama Hanura
"Sejak Asas Cabotage diterapkan pada tahun 2005, jumlah kapal berbendera Indoneisa meningkat. Kebanyakan dari kapal tersebut berjenis kapal cargo, kapal tongkang, dan kapal tunda. Seiring bertambahnya jumlah armada, usia kapal di atas 20 tahun meningkat sehingga perlu diganti dengan armada baru. Berdasarkan Hong Kong Convention, umur operasi kapal dibatasi hingga 25 tahun karena kapal tersebut dinilai tidak ekonomis jika dioperasikan sehingga butuh ditutuh. Hal ini membuat usaha penutuhan kapal (ship recycling) di Indonesia memiliki peluang besar. Salah satu metode dalam bisnis green ship recycling adalah galangan khusus penyedia jasa. Bisnis ship recycling pada galangan khusus penyedia jasa penutuhan sudah berjalan di Indonesia, namun belum menggunakan prinsip Reduce, Reuse, and Recycle (3R). Untuk menjalankan prinsip 3R galangan penutuhan kapal memerlukan biaya lebih untuk menangani limbah dari kapal yang ditutuh sehingga mempengaruhi keuntungan perusahaan. Artikel ini berfokus pada studi kelayakan bisnis green ship recycling pada galangan khusus penyedia jasa penutuhan kapal ditinjau dari aspek finansial. Hasil dari penelitian ini adalah Payback Period selama 3 tahun, 8 bulan, dan 27 hard; Net Present Value sebesar Rp228.332.021.477,88; Internal Rate of Return sebesar 17%; Average Rate of Return sebesar 36%; dan Profitability Index sebesar 3,82.  Proyek ini dinyatakan layak karena telah memenuhi syarat kriteria investasinya.

Since the implementation of Cabotage Principal in 2005, the amount of Indonesian flagged ships have increased. Most of them are cargo vessel, barge, and tug. The number of over 20 years old ships are also rising but still being operated so they need to be replaced by the new fleet. According to the Hong Kong Convention, ships life cycle is limited to 25 years old due to its deteriorating of its effectiveness and uneconomical to be operated, so it needs to be recycled. This opens up the market for a ship recycling industry in Indonesia. One of business model in ship recycling is service provider ship recycling yard. This model is already exist in Indonesia, but they didnt obey Reduce, Reuse, Recycle (3R) principal. Collaboration between a ship recycling yard and waste treatment facility will need an extra cost, so it will affect the profit of a green ship recycling business. This paper will be focusing into the financial aspects of the feasibility study. The results of this study are: Payback Period of 3 years, 8 months, and 27 days; Net Present Value of Rp228.332.021.477,88; Internal Rate of Return of 17%;. Average Rate of Return of Return of 36%; and Profitability Index of 3.82. This project is approved feasible because it had fullfill the requirement of the investment criterias."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fariz Hussein
"Sejak diberlakukannya asas cabotage pada tahun 2005, jumlah armada kapal di Indonesia meningkat. Dengan adanya peningkatan tersebut maka pada tahun ini terdapat banyak armada kapal yang berusia diatas 20 tahun yang didominasi kapal barang, kapal tongkang dan kapal tunda. Sedangkan berdasarkan Hong Kong Convention, umur operasi kapal dinilai ekonomis hanya sampai 25 tahun. Hal ini membuka peluang bisnis ship recycling di Indonesia. Salah satu model bisnisnya berbentuk model 3 In 1. Model dengan membeli, memproses dan menjual sendiri hasil produksi. Apabila ingin melakukan suatu bisnis maka perlu menyusun sebuah studi kelayakan bisnis agar mengetahui layak atau tidaknya bisnis ini dijalankan. Pada penelitian ini berfokus pada studi kelayakan bisnis pada aspek keuangan. Hasil studi kelayakan bisnis galangan ship recycling model 3 in 1 di aspek keuangan yaitu payback period selama 12 tahun 9 bulan 30 hari, average rate of return sebesar 17%, net present value sebesar Rp 34.778.749.935, profitability index sebesar 1,35, internal rate of return sebesar 8%. Dari hasil studi kelayakan tersebut bisnis galangan ship recycling dinyatakan layak karena telah memenuhi syarat kriteria investasinya.

Since the implementation of Cabotage Principal in 2005, the amount of the Indonesian flagged ship increases. With those increase, comes many ships that are over 20 years old that are dominated by cargo ships, barges, and tug. According to the Hong Kong Convention, the economical operational age of a ship is only 25 yeas old. This opens up an opportunity for a ship recycling business in Indonesia. One of the applicable business model is a 3-in-1 business model. This model works by purchasing, processing, and dealing with the processed results themselves. When bulding a business, a worthiness study must be conducted in order to see whether the business will be worthwhile or not. This study focuses on the financial aspect. The results of the 3 in 1 model for a ship recycling shipyard business yields a payback period of 12 years 9 month and 30 days, average rate of return of 17%, net present value of Rp 34,778,749,935, profitability index of 1.35, and an internal rate of return of 8%. From those results, it can be concluded that a ship recycling business is deemed worth as it has passed its investment criteria."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yose Satyanegara
"Galangan Penutuhan Kapal di Indonesia merupakan industri yang dapat berpotensi menutupi kekurangan scrap baja di dalam negeri serta mengurangi kapal-kapal yang sudah berusia tua dan mulai tidak ekonomis lagi. Namun secara aktual, kondisi galangan penutuhan di Indonesia belum sesuai dengan standar penerapan Green Ship Recycling yang menjadi standar internasional untuk suatu fasilitas penutuhan. Minimnya penerapan pedoman Green Ship Recycling pada Galangan Penutuhan Kapal di Indonesia, mendorong penulis untuk melakukan peninjauan karena belum adanya galangan penutuhan kapal yang berhasil mendapatkan Green Ship Recycling Certification yang artinya belum maksimal dalam menerapkan standar-standar peraturan Internasional khususnya Hong Kong Convention dan International Labor Organization. Penerapan Green Ship Recycling pada galangan penutuhan di Indonesia juga akan membuka potensi penutuhan untuk kapal asing. Dari hasil tinjauan yang akan dilakukan penulis, maka akan dirancang suatu pedoman Standard Operational Procedure (SOP) yang diharapkan akan diterapkan galangan penutuhan kapal di Indonesia. Maka dari itu, penulis memilih topik tersebut untuk dijadikan penelitian skripsi “Perancangan Standard Operational Procedure (SOP) dalam Penerapan Green Ship Recycling pada Fasilitas dan Pelaksanaan K3 Industri Penutuhan Kapal di Indonesia”. Metode yang digunakan untuk melakukan peninjauan antara lain metode studi literatur pada pedoman Green Ship Recycling dan Kualitatif pada kondisi aktual kelengkapan fasilitas dan pelaksanaan K3 galangan penutuhan di Indonesia dalam merancang suatu Standard Operational Procedure (SOP). Metode yang digunakan untuk merancang SOP antara lain yaitu analisis kesenjangan (Gap Analysis)
Ship Recycling Yards are an industry that can potentially cover the shortage of steel scrap in Indonesia and reduce an old-aged ships that starting to become uneconomical. However, in actual fact, the condition of the fulfillment shipyards in Indonesia is not in accordance with the standards for implementing Green Ship Recycling which is the international standard for a filling facility. The lack of implementation of Green Ship Recycling guidelines in Shipyard Shipyards in Indonesia, encourages the author to conduct a review because there are no shipyards that have succeeded in obtaining Green Ship Recycling Certification, which means that they have not been optimal in applying international regulatory standards, especially the Hong Kong Convention and the International Labor Organization. . The implementation of Green Ship Recycling in Indonesian Shipyards will also open the potential for loading for foreign ships. From the results of the review that will be carried out by the author, a Standard Operational Procedure (SOP) guide will be designed which is expected to be applied to shipyards in Indonesia. Therefore, the authors chose this topic to be used as a thesis research "Designing Standard Operational Procedures (SOP) in the Implementation of Green Ship Recycling in Facilities and Implementation of K3 Shipbuilding Industry in Indonesia". The methods used to conduct the review include the literature study method on the Green Ship Recycling and Qualitative guidelines on the actual condition of the completeness of facilities and the implementation of K3 shipyards in Indonesia in designing a Standard Operational Procedure (SOP). The method used to design SOPs includes gap analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Refarianto Nugroho
"Industri penutuhan kapal merupakan industri yang bergerak di bidang pemotongan dan penghancuran kapal yang sudah tidak layak beroperasi atau sudah tidak digunakan lagi yang dilakukan secara aman dan ramah lingkungan. Kegiatan penutuhan kapal meliputi bersandarnya kapal, pemotongan material dan pengiriman material baik untuk digunakan kembali ataupun dilebur. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui (1) Mengidentifikasi dampak kegiatan penutuhan kapal di Cilincing, Jakarta Utara terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, (2) Melakukan penilaian risiko dari sumber bahaya dan potensi bahaya yang muncul di galangan penutuhan kapal Cilincing, Jakarta Utara. dan (3) Memberikan masukan untuk pemerintah dan stakeholders terkait untuk memenuhi keselamatan dan kesehatan kerja.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan metode HazOp (Hazard and Operability), metode Analisis Gap dan pengambilan sampel air untuk diteliti kandungan pencemarnya. Titik kajian ditentukan berdasarkan pembagian area dan proses tahapan pekerjaan. Lokasi yang diambil sebagai objek penelitian adalah galangan penutuhan kapal yang terletak di Kelurahan Kali Baru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai terekstrim dari kajian risiko ini adalah 15 untuk akibat sisa minyak pada sarung tangan terekspos dengan gas LPG.

The ship recycling industry is an industry that is engaged in the cutting and destruction of ships that are no longer suitable for operation or are no longer used in a safe and environmentally friendly manner. Ship recycling activities include berthing of ships, cutting of materials and shipping of materials for reuse or smelting. The aims of the study were to (1) identify the impact of ship recycling activities in Cilincing, North Jakarta on occupational safety and health, (2) conduct a risk assessment of the sources of danger and potential hazards that arise at the Cilincing ship recycling yard, North Jakarta. and (3) Provide input for the government and relevant stakeholders to meet occupational safety and health.
This research is a descriptive study that uses the HazOp (Hazard and Operability) method, the Gap Analysis method and water sampling to examine the pollutant content. The study point is determined based on the division of the area and the process of the work stages. The location taken as the object of research is a ship recycling yard located in Kali Baru, Cilincing District, North Jakarta. The results showed that the extreme value of this risk assessment was 15 for the effect of residual oil on the gloves being exposed to LPG gas.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexius Prathama
"Penelitian ini berfokus pada sistem pemisahan limbah dan prosedur keselamatan kerja di lingkungan penutuhan kapal di Indonesia. Penutuhan kapal menjadi permasalahan yang serius di negara ini karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan bahaya bagi pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun proses standar operasional nasional untuk penutuhan kapal modern dan sistem pemisahan limbah pada fasilitas penutuhan kapal modern. Manfaat dari penelitian ini antara lain mendukung galangan penutuhan kapal yang ramah lingkungan dan aman bagi pekerja, mengembangkan pasar penutuhan kapal Indonesia dalam industri internasional dengan penerapan standar penanganan limbah dan kesehatan serta keselamatan kerja, serta sebagai acuan untuk menerapkan standar tersebut di lingkungan penutuhan kapal di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur, pengumpulan data, konsultasi dan diskusi, perumusan masalah, dan pembuatan SOP. Sistematika penulisan terdiri dari pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, pembahasan, dan kesimpulan dan saran. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi industri penutuhan kapal di Indonesia dalam mengatasi masalah limbah dan keselamatan kerja.

This research is entitled "Development of SOP for Ship Recycling Processes in Modern Ship Recycling Facilities." The focus of this study is on waste separation systems and safety procedures in ship recycling environments in Indonesia. Ship recycling is an important issue as it can cause environmental pollution and pose risks to workers' safety. The objectives of this research are to develop a national standard operating procedure (SOP) for modern ship recycling and to establish a waste separation system in modern ship recycling facilities. The research aims to support ship recycling yards in becoming environmentally friendly and safe for workers, as well as to enhance the Indonesian ship recycling market's reputation in the international industry through the implementation of waste management and occupational health and safety standards. This research is also expected to serve as a reference for the development of waste management and occupational safety standards in ship recycling environments in Indonesia. The research methods employed include literature review, data collection, consultation and discussions, problem formulation, and SOP development. The writing structure consists of an introduction, literature review, research methodology, discussion, and conclusions and recommendations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vita Puspita
"Aktivitas pada kegiatan ship recycling menjadi sebuah labor-intensive industry dan menjadi sumber daya yang penting bagi kebutuhan logam untuk konstruksi meskipun aktivitas ini kotor dan berbahaya bagi lingkungan sekitar. Proses penutuhan kapal lazim di Indonesia, dengan tenaga buruh yang dilakukan secara manual di pinggiran pantai dengan kurangnya fasilitas yang mumpuni dan mengenyampingkan keselamatan diri bahkan lingkungan. Hal ini tetap berlaku meskipun galangan tersebut sudah dianggap modern, karena memiliki risiko yang tinggi. Skripsi ini bertujuan untuk melakukan analisa dan evaluasi sistem K3LL pada galangan penutuhan kapal yang berkelanjutan berdasarkan studi literatur dari regulasi yang ada seperti Hong Kong Convention, Basel Convention, hingga Peraturan dan Undang-Undang nasional untuk melihat kondisi ship recycling yang ada di Indonesia terutama dengan galangan yang dirancang untuk berkelanjutan. Metode yang digunakan untuk melakukan evaluasi adalah Formal Safety Assessment (FSA), dengan hasil akhir adalah mampu membuat SOP untuk galangan yang berkelanjutan.

Activities in ship recycling have become a labour-intensive industry and become an important resource for metal needs for construction although these activities are dirty and dangerous for the surrounding environment. The process of recycling ships is common in Indonesia, with manual labour on the coast with a lack of adequate facilities and neglecting personal and environmental safety. It applies although the shipyard is modern because of the high risk. This study aims to analyze and evaluate the HSE system in sustainable shipyards based on literature studies from existing regulations such as the Hong Kong Convention, Basel Convention, to national regulations and laws to see the condition of recycled ships in Indonesia, especially with ship recycling yards which designed to be sustainable. The method for this study used Formal Safety Assessment (FSA), with the final result being able to make SOPs for sustainable ship recycling yards."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arinta
"Penerapan asas cabotage pada tahun 2005 di Indonesia secara positif meningkatkan jumlah kapal berbendera Indonesia yang beroperasi di perairan domestik Indonesia. Peningkatan jumlah yang signifikan ini menyebabkan terjadinya lonjakan lima kali lipat armada kapal berbendera Indonesia dari 6.041 unit kapal pada tahun 2005 menjadi 37.722 unit kapal pada tahun 2021. Diketahui dari jumlah tersebut, 60% di antaranya berusia di atas 20 tahun. Hal ini menunjukkan adanya potensi besar untuk memanfaatkan kapal-kapal tua yang sudah tidak lagi layak beroperasi dan dapat diproses daur ulang. Kondisi ini sejalan dengan adanya permintaan akan kebutuhan baja dalam negeri yang berpotensi dapat dipenuhi menggunakan baja dari kapal-kapal yang didaur ulang. Industri penutuhan kapal yang ramah lingkungan di Indonesia menjadi mendesak mengingat bahwa industri ini masih jauh dari kondisi idealnya, terutama menjelang diberlakukannya Konvensi Hong Kong pada tanggal 26 Juni 2025. Untuk diketahui, kondisi fasilitas penutuhan kapal di Indonesia masih belum memiliki peraturan yang cukup, terutama dalam hal identifikasi limbah dan bahan berbahaya, dampak penutuhan kapal terhadap keselamatan dan kesehatan, dampak penutuhan kapal terhadap lingkungan, mitigasi risiko, serta persyaratan fasilitas untuk penanganan limbah dan bahan berbahaya. Semua aspek penting ini harus dipenuhi untuk mematuhi peraturan internasional yang ramah terhadap lingkungan. Dalam upaya mengatasi masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan prosedur penanganan limbah dan bahan berbahaya yang sesuai dengan standar internasional untuk fasilitas penutuhan kapal yang ramah lingkungan di Indonesia. Diharapkan prosedur ini dapat digunakan sebagai panduan dan acuan dalam penanganan limbah dan bahan berbahaya dalam industri penutuhan kapal di Indonesia.

The implementation of the cabotage principle in 2005 in Indonesia positively increased the number of Indonesian-flagged vessels operating in Indonesian domestic waters. This significant increase in numbers has resulted in a five-fold increase in the fleet of Indonesian-flagged vessels from 6,041 vessels in 2005 to 37,722 vessels in 2021. Of this number, 60% of them are over 20 years old. This shows that there is great potential to utilize old ships that are no longer suitable for operation and can be recycled. This condition is in line with the demand for domestic steel needs which can potentially be met using steel from recycled ships. An environmentally friendly ship-covering industry in Indonesia is becoming urgent considering that this industry is still far from its ideal condition, especially ahead of the enactment of the Hong Kong Convention on 26 June 2025. For your information, the condition of ship-covering facilities in Indonesia still does not have sufficient regulations, especially in regarding the identification of waste and hazardous materials, the impact of ship closures on safety and health, the impact of ship closures on the environment, risk mitigation, as well as facility requirements for handling waste and hazardous materials. All these important aspects must be met to comply with environmentally friendly international regulations. In an effort to overcome this problem, this research aims to develop procedures for handling waste and hazardous materials that comply with international standards for environmentally friendly ship closing facilities in Indonesia. It is hoped that this procedure can be used as a guide and reference in handling waste and hazardous materials in the ship covering industry in Indonesia"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Fachry Indianto
"Sejak diterbitkannya Asas Cabotage pada tahun 2005, jumlah armada kapal Indonesia bertambah cukup signifikan. Kapal-kapal tersebut didominasi oleh kapal general cargo tua yang diimpor ataupun yang dibuat dalam negeri dan pasangan kapal tug and barge. Berdasarkan peraturan Hong Kong Convention, umur operasi kapal dibatasi hingga 25 tahun karena kapal tersebut akan tidak ekonomis untuk dioperasikan dan harus didaur ulang. Melihat banyaknya material berbahaya di dalam kapal, proses ship recycling harus dilaksanakan dengan aman dan ramah lingkungan.
Skripsi ini bertujuan untuk membuat desain tata letak fasilitas ship recycling yang ramah lingkungan dan berdasar pada peraturan nasional dan internasional, seperti Hong Kong Convention, dengan kapasitas maksimum kapal general cargo 30.000 DWT atau tongkang 330ft beserta kapal tundanya. Limbah-limbah yang ada di kapal dipastikan tidak akan mencemari area sekitar galangan dan laut dengan menggunakan desain tata letak galangan ini. Desain tata letak galangan ini juga akan mendukung proses ship recycling yang memperhatikan keselamatan pekerja dan lingkungan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizky Perdana Fahmi Putra
"Dalam sebuah kapal atau platform yang akan ditutuh setidaknya dapat menampung ballast water hingga 3500 ton, kemudian lumpur minyak dan limbah minyak lain nya dapat mencapai 5 ton (Yan, 2018). Jika limbah tersebut dilepas begitu saja ke perairan sekitarnya akan sangat membahayakan seluruh ekosistem. Dampak lingkungan hidup akan sangat berakibat fatal bagi manusia itu sendiri akibat kegiatan atau pekerjaan yang tidak dapat dikendalikan dari aspek lingkungan hidup. Air yang kita konsumsi sehari-hari juga berasal dari tanah yang sangat berpotensi menjadi aspek paling terdampak akibat kegiatan penutuhan kapal yang tidak dikendalikan. Beberapa material yang umumnya terkandung dalam kapal seperti asbestos, PCB, solid foam dan lain sebagainya memiliki dampak tersendiri terhadap proses penutuhan. Resiko kesehatan kerja pada galangan penutuhan kapal dilihat sangat mengancam pekerja sehingga penerapan terkait standar kesehatan dan keselamatan pekerja sangat perlu dipelajari dan diterapkan bagi seluruh lingkungan galangan penutuhan kapal di seluruh dunia (Yan, 2018).

In a ship or platform that will be used at least it can accommodate up to 3500 tons of ballast water, then oil sludge and other oil waste can reach 5 tons (Yan, 2018). If the waste is just released into the surrounding waters, it will be very dangerous for the entire ecosystem. Environmental impacts will be very fatal for humans themselves due to activities or work that cannot be controlled from environmental aspects. The water we consume daily also comes from the ground, which has the potential to be the most affected aspect due to uncontrolled shipping activities. Some materials that are generally contained in ships such as asbestos, PCB, solid foam, and so on have their impact on the filling process. Occupational health risks in shipyards are seen as very threatening to workers so the application of health and safety standards for workers needs to be studied and applied to all shipyards worldwide (Yan, 2018)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>