Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73792 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Rosari Setyowati Ina Raga
"Kisah Tentang Rambut (头发的故事) merupakan salah satu cerita pendek yang ditulis oleh penulis Cina bernama Lu Xun. Cerita Pendek ini menceritakan kilas balik kejadian selama sebelum, selama dan sesudah revolusi di Cina pada Tahun 1911. Konflik-konflik yang hadir dalam cerpen ini didominasi oleh konflik yang disebabkan oleh gaya rambut kepang dari suku Manchu. Selain merefleksikan tentang sejarah di Cina cerpen ini juga mengandung kritik sosial dari sang penulis yaitu Lu Xun. Makalah ini akan membahas mengenai kritik sosial Lu Xun yang terkandung dalam cerpen "Kisah Tentang Rambut" serta kesesuaiannya dengan sejarah sebelum, sesudah dan setelah masa perjuangan revolusi 1911 di Cina.

"Story of Hair" (头发的故事) is one of the short stories written by a Chinese writer named Lu Xun. This Short Story tells a flashback of the events before, during and after the revolution in China in 1911. The conflicts that present in this short story are dominated by conflicts caused by the braid hairstyles of the Manchu tribe. Besides reflecting the real history of China, this short story also contains a social criticism by the author, Lu Xun. This paper will discuss Lu Xun's social criticism that contained in the short story "The Story of Hair" and its suitability with history before, after and after the 1911 revolutionary struggle in China.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Haris Nurfauzi
"Lu Xun adalah salah satu sastrawan Cina yang senantiasa menuliskan kepekaannya terhadap kondisi sosial dan kritiknya terhadap kebudayaan tradisional dalam masyarakat Cina. Salah satu karyanya yang terkenal adalah cerita pendek berjudul “Mingtian明天” atau Besok. Cerita pendek ini ditulis pada tahun 1920 ketika Cina masih dalam atmosfer Gerakan Budaya Baru. Cerita pendek ini disampaikan dalam bentuk sederhana, namun memiliki penggambaran tokoh, penokohon, dan situasi kondisi sosial yang cukup rinci. Di balik kesederhanaan cerita, Lu Xun sesungguhnya mengungkapkan kritiknya terhadap kebudayaan tradisional yang masih melekat di dalam masyarakat Cina. Melalui penelitian kepustakaan, serta pendekatan intrinsik, tulisan ini akan membahas tentang penyampaian kritik sosial yang muncul dari struktur karya cerita pendek Mingtian, khususnya pada unsur-unsur tersembunyi di balik pengungkapan tokoh, penokohan, dan kondisi sosial yang muncul pada cerita ini.

Lu Xun is one of the Chinese writers who always writes about his sensitivity to social conditions and his criticism of traditional culture in Chinese society. One of his famous works is the short story entitled “Mingtian明天” or Tomorrow. This short story was written in 1920 when China was still in the atmosphere of the New Culture Movement. This short story is presented in a simple form, but has a fairly detailed description of the characters, characters, and social conditions. Behind the simplicity of the story, Lu Xun actually expresses his criticism of traditional culture that is still inherent in Chinese society. Through literature research, as well as an intrinsic approach, this paper will discuss the delivery of social criticism that emerges from the structure of Mingtian's short story, especially on the hidden elements behind the disclosure of characters, characterizations, and social conditions that appear in this story."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Emilia Riasesari
"Lu Xun adalah sastrawan Cina yang sangat memperhatikan tentang kondisi masyarakat Cina. Salah satu karyanya yang mendapat perhatian adalah cerita pendek Catatan Harian Orang Gila. Melalui kata kanibal yang menonjol dalam karya ini, Lu Xun menunjukkan pesan kepada seluruh masyarakat Cina tentang kritiknya terhadap sistem feodal tradisional dan pemikiran kuno bangsa Cina.

Lu Xun is a Chinese writer who concern about the condition of the Chinese society. One of his works that got the most attention of people is Madman Diary short story. Through the words of cannibals that stand out in this work, Lu Xun shows a message to the whole Chinese society about his criticism of the traditional feudal system and ancient Chinese thought.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Prasetya
"Cerpen 幸福的家庭 Xingfu de Jiating atau Keluarga Bahagia merupakan cerpen yang ditulis oleh Lu Xun pada tahun 1924. Cerpen ini mengisahkan tokoh “Aku” yang sedang berupaya keras untuk menulis sebuah karangan berjudul Keluarga Bahagia, dengan menghadirkan dua tokoh, yaitu Tuan & Nyonya, sebagai tokoh utama cerpennya. Tokoh “Aku” mengerahkan seluruh pikiran dan kemampuannya untuk menulis karangan ini, akan tetapi pada akhir cerpen karangan tersebut tidak berhasil ia tulis dan tokoh yang coba ia bangun sirna karena terbentur persoalan hidupnya sendiri. Dari beberapa penelitian terdahulu, dinyatakan bahwa cerpen ini merupakan jalinan antara realita kehidupan dan cita-cita dari tokoh “Aku”. Penulis mendapati bahwa proses kepengarangan tokoh “Aku” dan tantangannya merupakan aspek penting yang perlu dikaji, karena dengan menyorot dua aspek ini, pokok penyebab tokoh “Aku” gagal menyelesaikan karangannya menjadi terkuak. Penelitian ini menyimpulkan, faktor yang menghambat proses kepengarangan tokoh “Aku” yang membuat karyanya tidak berhasil ditulis adalah faktor pertama penyebab kegagalan menulis karangan tokoh “Aku” berasal dari konflik batin tokoh “Aku” sendiri dan juga kondisi nyata keluarga. Faktor kedua kegagalan berasal dari kurangnya pengetahuan si tokoh “Aku” dan hanya menulis dalam ruangan, tidak melakukan survei/studi ke luar ruangan.

The short story 幸福的家庭 Xingfu de Jiating or Happy Family is a short story written by Lu Xun in 1924. This short story tells about the character “I” who is trying hard to write an article entitled Happy Family, by presenting two characters namely Mr & Mrs, as the main character of the short story. The character “I” exerted all his mind and ability to write this article, but at the end of the short story he was unable to write it and the character he was trying to build failed to be written because he collided with his own life problems. From several previous studies, it was stated that this short story is a link between the reality of life and the ideals of the character “I”. The writer finds that the authorship process of the character “I” and its challenges are important aspects that need to be studied, because by highlighting these two aspects, the main reason why the character “I” failed to finish his article is revealed. This study concludes, the factors that hinder the process of writing the character “I” which makes the work unsuccessfully written are the first factors causing the failure to write an article by the character “I” comes from the inner conflict of the character “I” himself and also the real conditions of the family. The second factor of failure comes from the lack of knowledge of the character “I” and only writes indoors, does not carry out surveys/studies outside the room."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Premaswari
"Karya sastra bukan hanya menjadi buah imajinasi seorang penulis, melainkan juga sebagai jembatan aspirasi penggambaran fenomena sosial nyata. Cerpen Feizao ditulis pada tahun 1924, merupakan sebuah karya yang lahir dari buah pemikiran seorang intelektual revolusioner, Lu Xun, yang identik dengan karya sastra realisme kritisnya. Cerpen Feizao memiliki tiga tokoh perempuan pendamping yang membentuk sebuah representasi perempuan pada saat itu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan representasi tiga tokoh perempuan yang dibangun dalam kisah ini. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah deskriptif analisis dan metode intrinsik penokohan pada tokoh. Hasil dari penelitian ini memaparkan adanya penggambaran perempuan tradisional dan modern yang berusaha diungkapkan Lu Xun melalui tindak dan tutur tokoh-tokoh dalam cerpen.

A Literary works is not only as the result of an authors imagination, but also as an aspiration to portray real social phenomenon. Feizao is a short story that written in 1924 by a revolutionary intellectual, Lu Xun, who was identical with his critical realism works. Feizao short story has three additional women characters that configured a representation of women at that time. The purpose of this study is to reveal the representation of three women characters that created in this story. The research method used by the author is descriptive analysis and intrinsic approach. The results of this study revealed that there is a representation of traditional and modern women that Lu Xun tried to express through actions and dialogues of the characters in the story."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alifya Anandiani
"Cina pada era Dinasti Qing (1644-1912) identik dengan gaya rambut kucir yang khas bagi para pria. Gambaran tentang model rambut kucir tidak hanya dapat disaksikan dari film atau serial televisi, namun juga telah diperlihatkan dalam cerita pendek sejak periode awal kesusastraan Cina modern. Salah satu cerita pendek yang menggambarkan hal tersebut adalah cerpen yang berjudul 风波Fēngbō (Badai) karya Lu Xun, yang ditulis pada 1920. Cerpen ini mengisahkan rumor mengenai ketetapan hukum mengucir rambut menghasilkan permasalahan dalam kehidupan tokoh utama, Qi Jin. Dengan menggunakan metode kualitatif, tulisan ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana sebuah rumor mengucir rambut dapat menimbulkan permasalahan, juga bagaimana kucir rambut dapat mempresentasikan identitas diri dan menjadi simbol perlawanan.

China during the Qing dynasty (1644-1912) has been known for the typical pigtails of their men. The representation of the pigtails has not only been seen in movies or television series, but also in short stories since the early period of modern Chinese literature. One of the short stories that portrayed this topic is a short story titled 风波 Fēngbō ( Storm) by Lu Xun that was written in 1920. This short story tells how a rumour about pigtails law`s decree brings a problem to the main character`s life. By using qualitative method, this paper aims to analyze how a rumor about pigtails law`s decree cause a problem and how pigtails represent individual`s identity and become a symbol of rebellion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Gloria Marisa Tiurmaida
"Tindakan bunuh diri merupakan fenomena sosial yang tidak asing dalam masyarakat Korea Selatan. Salah satu penyebab tindakan bunuh diri adalah faktor lingkungan sosial. Tidak semua anggota masyarakat mampu beradaptasi dalam lingkungan sosial Korea Selatan yang kompetitif dan individual. Selain itu, kesadaran sosial yang masih kurang dan nilai yang semakin beragam dapat mempengaruhi pola pikir serta kehidupan tiap individu. Bameul Geodda merupakan film pendek karya Kim Jong-kwan yang menyinggung tentang permasalahan individual yang berakhir pada fenomena bunuh diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis isu bunuh diri yang terdapat dalam film pendek Bameul Geodda. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan teori tindakan bunuh diri Emile Durkheim untuk menganalisis isu bunuh diri yang terkandung di dalam film pendek Bameul Geodda. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui kritik sosial yang disampaikan Kim Jong-kwan dalam film pendeknya, terungkap bahwa kesulitan hidup dan lemahnya integrasi sosial menjadi penyebab seseorang melakukan tindakan bunuh diri egoistik. Selain itu, dalam film pendek ini juga sang sutradara menyampaikan kritik sosial terhadap pelaku bunuh diri egoistik di Korea Selatan.

Suicide is a familiar social phenomenon in South Korean society. One of the factors that cause suicide is the social environment factor. Not all members of society are able to adapt to South Korea's competitive and individual social environment. In addition, social awareness is still lacking, as well as increasingly diverse values can affect the mindset and life of each individual. Bameul Geodda is a short film by Kim Jong-kwan that talks about individual problems that leads to the phenomenon of suicide. The purpose of this study is to analyze the issue of suicide in the short film Bameul Geodda. In this study, the author used the approach of Emile Durkheim's theory of suicide to analyze the issue of suicide contained in the short film Bameul Geodda. The research method used is descriptive qualitative method. The results of this study indicate that through social criticism that was conveyed by Kim Jong-kwan in his short film, it was revealed that life's difficulties and weak social integration are the causes of someone committing egoistic suicide. In addition, in this short film, Kim Jong-kwan also conveys his social criticism of egoistic suicide towards the subject of egoistic suicide in South Korea."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Rizki Widyasandra
"Film Barakah Yuqabil Barakah merupakan film yang disutradarai oleh Mahmoud Sabbagh dan diproduksi di Arab Saudi pada tahun 2016. Film ini mendapat penghargaan di ajang festival film internasional paling bergengsi di dunia sebagai pemenang film kategori berbahasa asing terbaik dalam Academy Awards ke-89 tahun 2017 di  Los Angeles. Film bergenre komedi romantis ini menceritakan tentang pria kelas menengah yang bertemu seorang gadis dari kelas sosial atas dan mereka saling jatuh cinta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analisis dengan pendekatan objektif. Penelitian ini menggunakan teori pengkajian fiksi Burhan Nurgiyantoro. Unsur-unsur intrinsik yang dianalisis meliputi tema, plot (alur), latar, tokoh, dan moral. Unsur intrinsik tersebut digunakan untuk melihat adanya pesan dan kritik sosial yang ingin disampaikan melalui cerita di film Barakah Yuqabil Barakah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kritik sosial terhadap pemerintah, masyarakat, sistem keluarga, dan masalah gender pada film Barakah Yuqabil Barakah.

The film Barakah Yuqabil Barakah is a film directed by Mahmoud Sabbagh and produced in Saudi Arabia in 2016. This film received an award at the most prestigious international film festival in the world as the winner of the best foreign language film category at the 89th Academy Awards 2017 in Los Angeles. This romantic comedy genre film tells of a middle-class man who meets a girl from the upper social class and they fall in love. The method used in this research is descriptive-analytical with an objective approach. This study uses Burhan Nurgiyantoro's fiction assessment theory. The intrinsic elements analyzed include the theme, plot, setting, characters, and morals. This intrinsic element is used to see the existence of messages and social criticism to be conveyed through the story in the film Barakah Yuqabil Barakah. The results of this study indicate that there is social criticism of the government, society, family system, and gender issues in the film Barakah Yuqabil Barakah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Anindita
"Film CJ7 《长江七号》 adalah film bertemakan fiksi ilmiah yang disutradarai oleh Stephen Chow. Film ini mengambil latar belakang Kota Ningbo, Provinsi Zhejiang dan secara garis besar menceritakan hubungan ayah dan anak yang tengah berjuang hidup dalam kemiskinan. Baik ayah maupun anak, Zhou Tie dan Xiao Di kerap menerima perlakuan diskriminasi. Sebagai seorang ayah, Zhou Tie tetap menasehati Xiao Di agar tetap terus memiliki integritas dan bersikap baik meskipun memiliki keterbelakangan sosial. Di tengah-tengah kemelaratan, hadir seekor alien kecil bernama CJ7 yang serba bisa. Pada klimaks film, Zhou Tie meninggal akibat kecelakaan maut di pusat konstruksi. Peneliti mengumpulkan informasi dan penelitian terdahulu, serta melakukan analisis terhadap kritik sosial. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa setelah melalui interaksi dengan tokoh-tokoh lain dan hilangnya tembok diskriminasi pada akhir film, film ini membuktikan bahwa fungsi film tidak hanya sebagai hiburan melainkan juga membawa pesan moral dan edukasi.

CJ7 《长江七号》 is a science fiction movie directed by Stephen Chow. The movie is set in Ningbo City, Zhejiang Province and is mainly about the relationship between a father and son who are struggling to live in poverty. Both father and son, Zhou Tie and Xiao Di often receive discrimination. As a father, Zhou Tie still advises Xiao Di to continue to have integrity and be kind despite his social retardation. In the midst of squalor, a little alien named CJ7 comes along who is versatile. At the climax of the film, Zhou Tie dies in a deadly accident at the construction center. The researcher collected information and previous research and analyzed social criticism. The results revealed that after going through interactions with other characters and the disappearance of the wall of discrimination at the end of the movie, this movie proves that the function of movies is not only as entertainment but also carries moral and educational messages."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rashad Zhafran Alif Zeviantonio Esyam
"Webtoon merupakan sebuah karya sastra dalam bentuk digital yang sedang diminati masyarkat dunia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membahas kritik sosial yang dilakukan oleh Oh Seong-dae melalui webtoonnya yang berjudul Gigigoegoe (기기괴괴).Rumusan masalah yang diangkat adalah masalah sosial apa saja yang dikritisi oleh Oh Seong-dae melalui karyanya ini. Penelitian ini hanya berfokus pada kritik sosial yang terdapat pada sub cerita berjudul Seonghyeongsu (성형수).  Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis-deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan Oh Seong-dae melakukan tujuh kritik sosial berupa obsesi terhadap kecantikan, tidak patuh terhadap orang tua, konsumerisme, kesenjangan sosial antara si rupawan dan si buruk rupa, kecemburuan sosial, pergaulan bebas, dan kaum LGBT. Ketujuh kritik sosial tersebut tergabung dalam empat kategori masalah sosial, yaitu masalah lingkungan hidup, keluarga tidak harmonis, kemiskinan, dan pelanggaran terhadap norma.

Webtoon is a literary work in digital form that is currently popular in by the society. This study conducted in aim for discussing the social critics done by Oh Seong-dae through his work which titled Gigigoegoe (기기괴괴). The formulation of this research is what kind of social problems being criticized by Oh Seong-dae through this webtoon. This research only focuses on social criticism contained in the sub-story entitled Seonghyeongsu (성형수). This research is a qualitative research using analytical-descriptive method. The results of the study show that Oh Seong-dae made seven social criticisms in the form of obsession with beauty, insolence towards parents, consumerism, social inequality between the beautiful and the ugly, social jealousy, promiscuity, and LGBT people. The seven social ciritcs are grouped into four categories of social problems, namely environmental problems, disharmonious families, poverty, and violations of norms."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>