Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102758 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Natasha Latifatu Soliha
"AIDS merupakan fase infeksi dari virus HIV yang paling kronis yang dapat melemahkan kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh virus HIV yang menyerang dan menghancurkan sel CD4 atau yang biasa disebutk dengan sel T. Pada tahun 2020, Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah infeksi HIV terbanyak dan urutan ketiga terbanyak untuk total kasus AIDS di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk memodelkan data tingkat proporsi kasus AIDS Provinsi Jawa Timur menggunakan Geographically Weighted Logistic Regression (GWLR) dan melihat hasil pengelompokan kabupaten/kota menggunakan analisis klaster. Variabel yang digunakan untuk penelitian ini adalah Gini Rasio, Indeks L Pengeluaran Per Kapita, Rasio Jenis Kelamin, Rasio Ketergantungan, Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan Jumlah Pos Pelayanan KB Desa. Tingkat proporsi kasus AIDS dikategorikan menjadi 2 kategori berdasarkan cut point yang telah ditentukan, dengan kategori 0 sebagai tingkat rendah dengan proporsi kasus AIDS kurang dari 0,0006 dan kategori 1 sebagai tingkat tinggi dengan proporsi kasus AIDS lebih dari atau sama dengan 0,0006. Penaksiran parameter untuk model Geographically Weighted Logistic Regression (GWLR) menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE) dengan fungsi pembobot kernel Fixed Gaussian dan bandwidth optimum ditentukan menggunakan Akaike’s Information Criterion corrected (AICc). Nilai Z hitung dari parameter model yang paling sesuai akan dikelompokan menggunakan analisis klaster k-means, dengan Z hitung adalah nilai estimasi parameter dibagi dengan standar error. Hasil pengelompokan menunjukkan bahwa anggota klaster 1 memiliki kecenderungan merupakan kabupaten/kota yang memiliki variabel signifikan yaitu rasio jenis kelamin dan rasio ketergantungan yang merupakan perbandingan jumlah penduduk bukan angkatan kerja dengan jumlah penduduk angkatan kerja, sementara anggota klaster 2 memiliki kecenderungan merupakan kabupaten/kota yang memiliki variabel signifikan rasio ketergantungan.

AIDS is the most chronic phase of HIV infection which can weaken the immune system. AIDS is caused by HIV which attacks and destroys CD4 cells or also known as T cells. In 2020, East Java Province is a province which has the most HIV infections and in the third place for the highest total number of AIDS cases in Indonesia. The purpose of this research is to build a model using Geographically Weighted Logistic Regression (GWLR), and to work out the grouping results of regencies/cities using K-means Clustering Analysis. The variables used in this research are Gini Ratio, L Index of Per Capita Expenditure, Gender Ratio, Dependency Ratio, Gender Development Index, and The Number of Post Pelayanan KB Desa. The proportion levels of AIDS cases are categorized into 2 categories based on cut-point which has been specified, which 0 as the category of low level with the proportion of AIDS cases is less than 0.0006 and 1 as the category of high level with the proportion of AIDS cases is more than or equal to 0.0006. Parameter estimation for Geographically Weighted Logistic Regression (GWLR) is using Maximum Likelihood Estimation (MLE) method with Fixed Gaussian as weighted kernel function and optimum bandwidth is determined using Akaike’s Information Criterion Corrected (AICc). Z-Score of the most suitable model will be grouped using K-means Clustering Analysis, with Z-score is parameter estimator divided by standard error. Grouping results indicates cluster 1 members tend to be regencies/cities that have gender ratio and dependency ratio as significant variables, meanwhile cluster 2 members tend to be regencies/cities that have only dependency ratio as significant variable. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Latifatu Soliha
"AIDS merupakan fase infeksi dari virus HIV yang paling kronis yang dapat melemahkan kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh virus HIV yang menyerang dan menghancurkan sel CD4 atau yang biasa disebutk dengan sel T. Pada tahun 2020, Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah infeksi HIV terbanyak dan urutan ketiga terbanyak untuk total kasus AIDS di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk memodelkan data tingkat proporsi kasus AIDS Provinsi Jawa Timur menggunakan Geographically Weighted Logistic Regression (GWLR) dan melihat hasil pengelompokan kabupaten/kota menggunakan analisis klaster k-means. Variabel yang digunakan untuk penelitian ini adalah Gini Rasio, Indeks L Pengeluaran Per Kapita, Rasio Jenis Kelamin, Rasio Ketergantungan, Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan Jumlah Pos Pelayanan KB Desa. Tingkat proporsi kasus AIDS dikategorikan menjadi 2 kategori berdasarkan cut point yang telah ditentukan, dengan kategori 0 sebagai tingkat rendah dengan proporsi kasus AIDS kurang dari 0,0006 dan kategori 1 sebagai tingkat tinggi dengan proporsi kasus AIDS lebih dari atau sama dengan 0,0006. Penaksiran parameter untuk model Geographically Weighted Logistic Regression (GWLR) menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE) dengan fungsi pembobot kernel Fixed Gaussian dan bandwidth optimum ditentukan menggunakan Akaike’s Information Criterion corrected (AICc). Nilai Z hitung dari parameter model yang paling sesuai akan dikelompokan menggunakan analisis klaster k-means, dengan Z hitung adalah nilai estimasi parameter dibagi dengan standar error. Hasil pengelompokan menunjukkan bahwa anggota klaster 1 memiliki kecenderungan merupakan kabupaten/kota yang memiliki variabel signifikan yaitu rasio jenis kelamin dan rasio ketergantungan yang merupakan perbandingan jumlah penduduk bukan angkatan kerja dengan jumlah penduduk angkatan kerja, sementara anggota klaster 2 memiliki kecenderungan merupakan kabupaten/kota yang memiliki variabel signifikan rasio ketergantungan.

AIDS is the most chronic phase of HIV infection which can weaken the immune system. AIDS is caused by HIV which attacks and destroys CD4 cells or also known as T cells. In 2020, East Java Province is a province which has the most HIV infections and in the third place for the highest total number of AIDS cases in Indonesia. The purpose of this research is to build a model using Geographically Weighted Logistic Regression (GWLR), and to work out the grouping results of regencies/cities using K- means Clustering Analysis. The variables used in this research are Gini Ratio, L Index of Per Capita Expenditure, Gender Ratio, Dependency Ratio, Gender Development Index, and The Number of Post Pelayanan KB Desa. The proportion levels of AIDS cases are categorized into 2 categories based on cut-point which has been specified, which 0 as the category of low level with the proportion of AIDS cases is less than 0.0006 and 1 as the category of high level with the proportion of AIDS cases is more than or equal to 0.0006. Parameter estimation for Geographically Weighted Logistic Regression (GWLR) is using Maximum Likelihood Estimation (MLE) method with Fixed Gaussian as weighted kernel function and optimum bandwidth is determined using Akaike’s Information Criterion Corrected (AICc). Z-Score of the most suitable model will be grouped using K-means Clustering Analysis, with Z-score is parameter estimator divided by standard error. Grouping results indicates cluster 1 members tend to be regencies/cities that have gender ratio and dependency ratio as significant variables, meanwhile cluster 2 members tend to be regencies/cities that have only dependency ratio as significant variable."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Mario Bramanthyo Adhi
"Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan rata-rata perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa AHH penduduk di Provinsi Jawa Barat tahun 2021 mencapai 73,23 tahun dan menempati posisi keempat dengan nilai AHH tertinggi di Indonesia pada 2021. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variabel-variabel yang menjelaskan AHH di setiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2021 menggunakan model regresi linear berganda, Geographically Weighted Regression (GWR), dan Mixed Geographically Weighted Regression (MGWR) yang kemudian dievaluasi untuk memeroleh model terbaik. Pada penelitian ini, model regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel AHH dimana nilai estimasi parameter regresi sama untuk setiap wilayah penelitian atau disebut dengan model regresi global. Provinsi Jawa Barat terdiri dari 27 kabupaten/kota yang memiliki karakteristik berbeda antarwilayah sehingga memungkinkan adanya heterogenitas spasial. Model GWR bertujuan untuk mengeksplor heterogenitas spasial dengan membentuk model regresi yang berbeda pada setiap lokasi pengamatan atau dapat disebut dengan model regresi lokal. Hal ini akan menimbulkan permasalahan apabila terdapat variabel independen yang tidak bersifat lokal atau tidak mempunyai pengaruh lokasi, tetapi diduga memiliki pengaruh terhadap variabel dependen secara global. Oleh karena itu, dikembangkan lagi menggunakan model MGWR. Model MGWR menghasilkan estimasi parameter yang bersifat global dan lokal sesuai dengan lokasi pengamatan. Variabel yang bersifat global, yaitu Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan Pengeluaran Per Kapita (PPK), sedangkan variabel yang bersifat lokal, yaitu Jumlah Penduduk Miskin (JPM), Harapan Lama Sekolah (HLS), dan Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Sebulan Terakhir (KK). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua variabel global berpengaruh terhadap AHH, sedangkan variabel lokal yang berpengaruh terhadap AHH berbeda pada setiap wilayahnya, begitu pula dengan model yang terbentuk juga akan berbeda untuk setiap wilayahnya. Selain itu, model terbaik yang diperoleh adalah model GWR dengan fungsi pembobot fixed Gaussian kernel dengan nilai AIC terkecil, adjusted R-squared terbesar, dan RMSE terkecil dibandingkan model regresi linier berganda dan MGWR.

Life Expectancy (AHH) is an estimate of the years that a person will take from birth. Badan Pusat Statistik (BPS) notes that the AHH of the population in West Java Province in 2021 reached 73.23 years and ranked fourth with the highest AHH value in Indonesia in 2021. This study aims to analyze the variables that explain AHH in each district/city in West Java Province in 2021 using multiple linear regression models, Geographically Weighted Regression (GWR) models, and Mixed Geographically Weighted Regression (MGWR) models which are then evaluated to obtain the best model. In this study, the multiple linear regression model is used to determine how much influence the independent variables had on the AHH variable where the estimated values of the regression parameters were the same for each study area or called the global regression model. West Java Province consists of 27 districts/cities which have different characteristics between regions, thus allowing for spatial heterogeneity. The GWR model aims to explore spatial heterogeneity by forming a different regression model at each observation location or it can be called a local regression model. This will cause problems if there are independent variables that are not local in nature or do not have a location effect, but are suspected of having an influence on the dependent variable globally. Therefore, it is further developed using the MGWR model. The MGWR model produces parameter estimates that have global and local characteristics according to the observation location. Global variables are Open Unemployment Rate (TPT) and Per Capita Expenditures (PPK), while local variables are Number of Poor Population (JPM), Expected Years of Schooling (HLS), and Percentage of Population with Health Complaints in the Last Month (KK). The results of this study indicate that both global variables have a significant effect on AHH, while local variables which have a significant effect on AHH are different in each region, as well as the model formed will also be different for each region. In addition, the best model obtained is the GWR model with a fixed Gaussian kernel weighting function with the smallest AIC value, the largest adjusted R-squared, and the smallest RMSE compared to the multiple linear regression model and MGWR model.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Adzania Nufaisah
"Putus sekolah merupakan permasalahan yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia pada seluruh jenjang pendidikan, termasuk jenjang pendidikan SMA. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu wilayah yang mengalami masalah putus sekolah jenjang pendidikan SMA. Pada tahun ajaran 2019/2020 hingga 2021/2022, Provinsi NTT selalu menduduki peringkat 9 besar untuk angka putus sekolah jenjang pendidikan SMA tertinggi di Indonesia. Selain itu, pada tahun ajaran 2019/2020 dan 2021/2022 angka putus sekolah jenjang pendidikan SMA di Provinsi NTT berada di atas angka putus sekolah jenjang pendidikan SMA se-Indonesia. Hal ini terjadi, meskipun Provinsi NTT memiliki fasilitas pendidikan dan tenaga pendidik SMA yang memadai. Putus sekolah merupakan permasalahan yang dapat dipengaruhi oleh unsur wilayah (spasial) dan tidak terjadi pada satu waktu saja, sehingga dibutuhkan penelitian yang dapat mengakomodir pengaruh spasial dalam beberapa waktu yaitu dengan penggunaan data spasial berstruktur panel. Penggunaan data tersebut memungkinkan adanya pengaruh spasial berupa heterogenitas spasial. Analisis regresi merupakan metode untuk menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Geographically Weighted Panel Regression (GWPR) merupakan metode analisis regresi bersifat lokal yang memperhatikan adanya pengaruh heterogenitas spasial pada data spasial berstruktur panel. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang menjelaskan angka putus sekolah jenjang pendidikan SMA di Provinsi NTT pada tahun 2019-2021 menggunakan GWPR. Berdasarkan pengujian heterogenitas spasial didapatkan bahwa terdapat heterogenitas spasial, sehingga dilakukan analisis lebih lanjut menggunakan GWPR. Model GWPR dibentuk dengan fungsi pembobot kernel Fixed Boxcar, Fixed Bisquare, Fixed Gaussian, Fixed Tricube, Fixed Exponential, Adaptive Boxcar, Adaptive Bisquare, Adaptive Gaussian, Adaptive Tricube dan Adaptive Exponential. Hasil penelitian menunjukkan model GWPR dengan fungsi pembobot kernel Fixed Exponential merupakan model terbaik dalam memodelkan data putus sekolah di Provinsi NTT pada tahun 2019-2021 dengan sebesar 0,9999852 dan AIC sebesar -585,1535. Kepadatan penduduk, rasio murid dan guru, upah minimum regional, tingkat pengangguran terbuka, rasio murid terhadap sekolah, rata-rata lama sekolah, dan anggaran Program Indonesia Pintar berpengaruh signifikan dalam menjelaskan angka putus sekolah jenjang pendidikan SMA pada minimal 21 kabupaten/kota di Provinsi NTT. Pengelompokkan kabupaten/kota berdasarkan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap angka putus sekolah jenjang pendidikan SMA menggunakan k-modes clustering menghasilkan 4 kelompok di mana pada kelompok pertama, kedua, dan ketiga terdiri dari 1 anggota, dan kelompok keempat terdiri dari 19 anggota kabupaten/kota.

Dropping out of school is a problem that occurs in various regions of Indonesia at all levels of education, including high school education. The province of East Nusa Tenggara (NTT) is one of the areas experiencing the problem of dropping out of high school education. In the academic year 2019/2020 to 2021/2022, the Province of NTT has always been ranked in the top 9 for the highest high school dropout rate in Indonesia. In addition, in the 2019/2020 and 2021/2022 school years the high school dropout rate in NTT Province is greater than the high school dropout rate throughout Indonesia. This happened, even though the Province of NTT had adequate educational facilities and high school teaching staff. Dropping out of school is a problem that can be influenced by regional (spatial) elements and does not occur at one time, so research is needed that can accommodate spatial influences over time, namely by using panel-structured spatial data. The use of these data allows for spatial influences in the form of spatial heterogeneity. Regression analysis is a method for explaining the effect of the independent variables on the dependent variable. Geographically Weighted Panel Regression (GWPR) is a local regression analysis method that considers the effect of spatial heterogeneity on panel-structured spatial data. Therefore, this study aims to analyze the factors that explain the high school dropout rate in NTT Province in 2019-2021 using the GWPR. Based on the spatial heterogeneity test, it was found that there was spatial heterogeneity, so further analysis was carried out using the GWPR. The GWPR model is formed with the Fixed Boxcar, Fixed Bisquare, Fixed Gaussian, Fixed Tricube, Fixed Exponential, Adaptive Boxcar, Adaptive Bisquare, Adaptive Gaussian, Adaptive Tricube and Adaptive Exponential kernel weighting functions. The results showed that the GWPR model with the Fixed Exponential kernel weighting function was the best model for modeling dropout data in the Province of NTT in 2019-2021 with an of 0.9999852 and an AIC of -585.1535. Population density, student-teacher ratio, regional minimum wage, open unemployment rate, student-to-school ratio, average length of schooling, and Indonesia Pintar Program budget have a significant effect on explaining the high school dropout rate in at least 21 districts/cities in the province NTT. District/city grouping based on variables that have a significant effect on high school dropout rates using k-modes clustering produces 4 groups where the first, second, and third groups consist of 1 member, and the fourth group consists of 19 district/city members."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saskia Oktavia Zarfa
"Kematian balita merupakan indikator utama kesehatan anak dan pembangunan bangsa secara keseluruhan, karena mencerminkan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan. Angka kematian balita sebagai barometer sosial ekonomi dan kesehatan telah dimasukkan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) dengan target baru untuk menurunkan angka kematian balita di dunia secara keseluruhan menjadi kurang dari 25 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2030. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa yang memengaruhi jumlah kasus kematian balita di Pulau Jawa. Variabel respon penelitian ini adalah jumlah kasus kematian balita yang merupakan data diskrit  dengan kondisi overdispersi. Penelitian ini menggunakan model Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR) yang merupakan pengembangan regresi Binomial Negatif dengan memperhitungkan pengaruh spasial. Data yang digunakan pada penelitian ini mengandung missing value sehingga dilakukan penanganan dengan imputasi data menggunakan Classification and Regression Tree (CART). Model yang digunakan untuk menganalisis jumlah kasus kematian balita adalah model GWNBR dengan fungsi pembobot kernel Adaptive Gaussian. Hasil dari analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat 5 variabel prediktor yang secara signifikan memengaruhi jumlah kasus kematian balita di seluruh Kabupaten/Kota di pulau Jawa yaitu variabel kecukupan air bersih (AIRB), proporsi diare pada balita (DIARE), kecukupan jumlah dokter (DOK), cakupan penimbangan balita (CPB) dan cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL).

Under-five mortality is the main indicator of child health and the development of the nation as a whole, because it reflects social, economic and environmental conditions. The under-five mortality rate as a socio-economic and health barometer has been included in the Sustainable Development Goals (SDGs) with a new target to reduce the world under-five mortality rate as a whole to less than 25 per 1000 live births in 2030. The purpose of this study was to determine what factors which affects the number of under-five mortality cases in Java. The response variable of this research is the number of under-five mortality cases which are discrete data with overdispersion conditions. This study uses a Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR) model which is the development of Negative Binomial regression by taking into account the spatial effect. The data used in this study contains missing values ​​so that it is handled by imputing data using the Classification and Regression Tree (CART). The model used to analyze the number of under-five mortality cases is the GWNBR model with the Adaptive Gaussian kernel weighting function. The results of the analysis show that there are 5 predictor variables that significantly affect the number of cases of under-five mortality in all districts/cities on the island of Java, namely the clean water adequacy variable (AIRB), the proportion of diarrhea in children under five (DIARE), the adequacy of the number of doctors (DOK), coverage of under-five weighing (CPB) and coverage of Complete Basic Immunization (IDL)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taruga Runadi
"Menganalisis hubungan antara jumlah tindak kejahatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya menjadi topik penelitian yang menarik karena jumlah tindak kejahatan di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir cenderung meningkat. Untuk meningkatkan kualitas keamanan masyarakat maka pemerintah perlu memahami faktor-faktor apa saja yang dapat memicu tindakan kejahatan. Dibandingkan dengan metode analisis regresi klasik, metode Geographically Weighted Regression GWR lebih diunggulkan karena dapat menangani masalah ketidak stasioneran spasial yang biasanya terjadi pada data fenomena-fenomena sosial. Ketidakstasioneran spasial adalah situasi dimana hubungan antar peubah berbeda-beda secara signifikan disetiap lokasi observasi. Hal tersebut mengakibatkan hasil analisis regresi klasik menjadi tidak akurat di beberapa lokasi. GWR menangani masalah tersebut dengan membangun model regresi di setiap titik observasi sehingga memungkinkan parameter regresi menjadi berbeda di setiap lokasi observasi. Penelitian ini menggunakan jumlah tindak kejahatan y sebagai peubah terikat dan peubah bebasnya adalah jumlah penduduk buta huruf x1, jumlah pengangguran x2, jumlah penduduk miskin x3, kepadatan penduduk x4, dan jumlah korban NAPZA x5. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dihimpun oleh POLRI, BPS, dan Dinsos di Jawa Tengah pada tahun 2015. Terdapat dua fungsi pembobot spasial GWR yang akan dibandingkan yaitu Kernel Gaussian dan Kernel Bisquare. Hasil penelitian menunjukkan fungsi Kernel Gaussian lebih baik dibanding Kernel Bisquare berdasarkan skor AIC dan R2. Hasil analisis menggunakan GWR menghasilkan model untuk 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.

Analyzing the relationship between number of crime cases and factors defined became an interesting research topic over the last ten years. The total number of crime in Indonesia didn rsquo t show a consistent decrease. In order to upgrade people safeness quality, the government need to know the factors influence people committing crime acts. Rather than using classical regression analysis, Geographically Weighted Regression GWR was preferable since it gave a better representative model by effectively resolve spatial non stationary problem which is generally exist in spatial data of social phenomenon. Spatial non stationary is a situation when the relationship between variables are significantly different in each location of observation point, so that classic regression analysis will result a misleading interpretation in some location. GWR handled the spatial non stationary problem by generating a single model in each observation point which allow different relationship to exist at different point in space. This study used number of crime cases y as the dependent variable and the factors which affect the number of crime cases as independent variables that consist of the number of illiterates x1 , the number of unemployed x2, the number of poor population x3, population density x4, the number of victims of drug x5. This study used secondary data collected by POLRI, BPS, and Social ministry of Indonesia in Central Java during 2015. Two spatial weighting functions were compared i.e. Kernel Gaussian and Kernel Bisquare and the study result indicated that Kernel Gaussian was batter according to score of R2 and AIC. GWR generated model for 35 city regency in Central Java. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T48305
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eslim Suyangsu Rohmanullah
"Perkembangan era globalisasi dapat menyebabkan terjadinya persaingan didalamnya yang akan mendorong beberapa individu atau kelompok untuk terlibat dalam tindak kejahatan dengan metode ilegal dalam upaya untuk mencapai keunggulan atau mengalahkan pesaing. Tidak dapat dipungkiri jika tindak kejahatan di Indonesia semakin marak diberitakan melalui media elektronik ataupun media lainnya. Peristiwa ini didukung dengan peningkatan jumlah tindak pidana di Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Demi mengurangi dampak negatif persaingan yang dapat memicu tindak kejahatan dan mencapai tujuan ke-16 SDGs untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi masyarakat, khususnya di era globalisasi, maka penting untuk memahami faktor-faktor yang dapat menjelaskan tingkat kriminalitas. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang menjelaskan tingkat kriminalitas di Sumatera Utara menggunakan metode Geographically and Temporally Weighted Regression (GTWR) dengan fungsi pembobot adaptive kernel Bisquare. Metode GTWR merupakan pengembangan dari metode Geographically Weighted Regression (GWR) yang tidak hanya mempertimbangkan heterogenitas spasial, tetapi juga heterogenitas temporal. Penelitian ini menggunakan variabel penjelas Kepadatan Penduduk (KPn), Jumlah Penduduk Miskin (JPM), Garis Kemiskinan (GKm), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), dan Pengeluaran Perkapita Disesuaikan (PKD). Hasil dari penelitian ini diperoleh 10 kelompok area berdasarkan perbedaan signifikansi variabel penjelas setiap tahunnya. Terdiri dari 3 kelompok area pada tahun 2019, 4 kelompok area pada tahun 2020, dan 3 kelompok area pada tahun 2021.

The development of era of globalization can lead to competition that may drive individuals or groups to engage in criminal activities using illegal methods to achieve an advantage or surpass competitors. Crime in Indonesia is inevitably increasing, whether reported by electronic media or other media. This phenomenon has auxiliary data on the increasing number of criminal in Indonesia over the past three years. In order to mitigate the adverse effects of competition that may lead to criminal behavior and accomplish Goal 16 of the Sustainable Development Goals (SDGs), which aims to create a safer environment for society, especially in the era of globalization, it is necessary to understand the factors that can explain the crime rates. The objective of this study is to analyze the factors that explain the crime rates in North Sumatra using the Geographically and Temporally Weighted Regression (GTWR) method with weighting functions adaptive Bisquare kernel. The GTWR method is an extension of the Geographically Weighted Regression (GWR) method, which considers spatial and temporal heterogeneity. This study uses explanatory variables such as Population Density (KPn), Number of Poor People (JPM), Poverty Line (GKm), Average Length of Schooling (RLS), Open Unemployment Rate (TPT), and Adjusted Per Capita Expenditure (PKD). The results of this study obtained 10 areas groups based on the significance of different explanatory variables for each year consisting of 3 broad groups in 2019, 4 broad groups in 2020, and 3 broad groups in 2021."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Khafie Alam
"Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat dari kekurangan gizi kronis,
sehingga anak terlalu pendek pada usianya. Stunting memiliki dampak yang buruk
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak serta berpengaruh terhadap kualitas
sumber daya manusia di masa depan. Dalam rangka menurunkan angka stunting di
Indonesia, pada tahun 2018, pemerintah menetapkan 100 kabupaten/kota sebagai daerah
prioritas penanganan kasus stunting di Indonesia. Penetapan 100 kabupaten/kota prioritas
tersebut ditentukan berdasarkan indikator jumlah balita stunting, prevalensi stunting, dan
tingkat kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel yang
memengaruhi status daerah prioritas penanganan stunting di Indonesia agar pemerintah
lebih fokus dalam menangani kasus stunting di setiap daerah. Model yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Geographically Weighted Logistic Regression (GWLR).
Untuk variabel respon, kategori 0 adalah daerah bukan prioritas penanganan stunting
(prevalensi stunting kurang dari rata-rata prevalensi stunting Indonesia tahun 2018
sebesar 32,01%) dan kategori 1 adalah daerah prioritas penanganan stunting (prevalensi
stunting lebih besar dari rata-rata prevalensi stunting Indonesia tahun 2018 sebesar
32,01%). Model Geographically Weighted Logistic Regression (GWLR) merupakan
pengembangan dari model regresi logistik dengan memperhitungkan pengaruh spasial.
Pengaruh spasial tersebut digambarkan melalui matriks pembobot di setiap lokasi
pengamatan sehingga menghasilkan pendugaan parameter model yang bersifat lokal
untuk setiap lokasi pengamatan. Metode penaksiran parameter yang digunakan adalah
metode Maximum Likelihood Estimation (MLE) dengan fungsi pembobot spasial adalah
fungsi pembobot kernel Fixed Gaussian dan Fixed Bisquare. Pada penelitian ini data
yang digunakan mengandung missing values sehingga diperlukan penanganan lebih
lanjut. Penanganan missing values yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
imputasi data menggunakan Classification and Regression Tree (CART). Model GWLR
terbaik pada pemodelan kasus stunting di Indonesia tahun 2018 adalah model GWLR
dengan pembobot fungsi kernel Fixed Bisquare dengan nilai AIC sebesar 622,806477
dan akurasi klasifikasi model sebesar 0,7257.

Stunting is a condition of failure to thrive in children under five because of chronic
malnutrition so that the child is too short for his/her age. Stunting has bad effect on
children's growth and the quality of human resources in the future. To reduce the number
of stunting in Indonesia, in 2018, the government determined 100 districts/cities as
priority areas for handling stunting cases in Indonesia. The 100 priority districts/cities are
determined based on the number of stunting children, stunting prevalence, and poverty
level. This study aims to determine the variables that affect the status of priority areas for
stunting handling in Indonesia so the government can be more focused on handling
stunting cases in each region. The model used in this study is Geographically Weighted
Logistic Regression (GWLR) with 0 as the category of a non-priority area for handling
stunting cases (stunting prevalence is less than the average stunting prevalence of
Indonesia in 2018) and 1 as the category of a priority area for handling cases stunting (the
prevalence of stunting is greater than the average stunting prevalence of Indonesia in
2018). The average stunting prevalence of Indonesia in 2018 that used in this study is
32,01%. The Geographically Weighted Logistic Regression (GWLR) model is a
development of the logistic regression model which considers spatial influence. The
spatial influence is illustrated through a weighting matrix at each observation location to
produce an estimation of the local model parameters for each observation location. The
parameter estimation method used is the Maximum Likelihood Estimation (MLE) method
with the spatial weighting function is the Fixed Gaussian and Fixed Bisquare kernel
weighting function. There are missing values in the study data so Classification and
Regression Tree (CART) method used to handle the missing values. The results showed
that the best GWLR model on stunting cases modeling in Indonesia in 2018 is the GWLR
model with Fixed Bisquare kernel function weighting with AIC value of 622,806477 and
accuracy of model classification of 0,7257.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zalfa Nurfadhilah Haris
"Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang masih menjadi perhatian pemerintah. Hampir seluruh negara berkembang memiliki standar hidup yang masih rendah. Salah satu cara untuk mengurangi kemiskinan adalah dengan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi Salah satu metode yang cocok dalam menganalisis tingkat kemiskinan adalah dengan menggunakan Geographically Weighted Regression (GWR). Hal ini dikarenakan dalam model GWR dipertimbangkan aspek spasial yang berbeda-beda untuk masing-masing lokasi pengamatan. Dalam model GWR dilakukan pendekatan analisis regresi yang digunakan untuk memahami hubungan spasial antara variabel-variabel dalam konteks geografi. Hal ini dikarenakan model GWR mempertimbangkan jarak lokasi pengamatan dengan lokasi sekitarnya, model GWR juga mempertimbangkan pembobot pada masing-masing lokasi pengamatan. Daerah yang dekat dengan lokasi pengamatakan mendapatkan pembobot yang lebih besar daripada daerah yang jauh dengan lokasi pengamatan, dalam hal ini penentuan pembobot dalam model GWR bergantung pada bandwidth. Dalam penelitian ini dilakukan analisis dengan mempertimbangkan empat pembobot spasial yaitu fixed gaussian kernel, fixed bisquare kernel, fixed tricube kernel, dan fixed exponential kernel yang diterapkan pada dua bandwidth yaitu bandwidth CV dan bandwidth AIC. Variabel dependen yang digunakan adalah tingkat kemiskinan dan variabel independen yang digunakan adalah rata-rata lama sekolah, upah minimum, tingkat pengangguran, indeks pembangunan manusia, angka harapan hidup dan jumlah penduduk. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada 118 Kabupaten/Kota di Pulau Jawa memiliki model GWR yang berbeda-beda. Untuk model GWR menggunakan bandwidth CV diperoleh model terbaik dengan menggunakan fixed exponential kernel dengan sembilan kelompok variabel yang signifikan, untuk model GWR menggunakan bandwidth AIC diperoleh model terbaik dengan menggunakan fixed bisquare kernel dengan enam kelompok variabel yang signifikan.

Poverty is one of the social issues that continues to be a concern for the government. Almost all developing countries have low living standards. One way to reduce poverty is by analyzing the factors that influence it. One suitable method for analyzing poverty levels is by using Geographically Weighted Regression (GWR). This is because the GWR model considers different spatial aspects for each observation location. In the GWR model, a regression analysis approach is used to understand the spatial relationship between variables in a geographical context. This is because the GWR model considers the distance between the observation location and its surrounding locations. The GWR model also considers weighting for each observation location. Areas close to the observation location are given a higher weight than areas far from the observation location. In this case, the determination of the weight in the GWR model depends on the bandwidth. This research analyzes four spatial weights, namely fixed Gaussian kernel, fixed bisquare kernel, fixed tricube kernel, and fixed exponential kernel, applied to two bandwidths: CV bandwidth and AIC bandwidth. The dependent variable used is the poverty rate, and the independent variables used are average length of schooling, minimum wage, unemployment rate, human development index, life expectancy, and population. The results of this study show that the 118 districts in Java Island have different GWR models. For the GWR model using the CV bandwidth, the best model is obtained using the fixed exponential kernel with nine significant variable groups. For the GWR model using the AIC bandwidth, the best model is obtained using the fixed bisquare kernel with six significant variable groups.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yemima Kathleen Monica
"Diare merupakan salah satu infeksi saluran pencernaan berupa keluarnya tinja encer atau cair tiga kali atau lebih setiap hari. Penyakit ini umum terjadi di Indonesia dan potensial menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering menyebabkan kematian. Tujuan penelitian ini adalah memodelkan dan mengidentifikasi variabel yang dapat menjelaskan jumlah kejadian penyakit diare di Provinsi Jawa Barat. Jumlah kejadian diare sebagai variabel respons merupakan data berbentuk diskrit yang umumnya dimodelkan menggunakan regresi Poisson. Namun, adanya asumsi equidispersi yang harus dipenuhi dalam regresi Poisson membuat regresi Binomial Negatif digunakan apabila terjadi overdispersi. Aspek spasial juga diperhatikan sehingga model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR). Penaksiran parameter dilakukan menggunakan metode Maximum Likelihood Estimation dengan iterasi Newton-Raphson. Model GWNBR memberikan bobot tertentu pada setiap lokasi pengamatan sehingga menghasilkan taksiran parameter model yang berbeda untuk setiap lokasi pengamatan. Fungsi pembobot kernel yang digunakan adalah Fixed Bisquare dan bandwidth optimum ditentukan menggunakan cross validation (CV). Prediktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak, persentase penduduk miskin, jumlah puskesmas, kepadatan penduduk, jumlah dokter umum, dan indeks pendidikan. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa dalam model GWNBR diperoleh 5 kelompok berdasarkan prediktor yang signifikan. Sebanyak 3 prediktor secara signifikan menjelaskan jumlah kejadian diare di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2022, yaitu persentase penduduk miskin, kepadatan penduduk, dan indeks pendidikan.

Diarrhea is an intestinal infection characterized by the excretion of loose or watery stools three or more times a day. This disease is common in Indonesia and has the potential to become an outbreak (KLB) that often leads to death. The aim of this study is to model and identify variables that can explain the number of diarrhea cases in West Java Province. The number of diarrhea cases as the response variable is discrete data, which is generally modeled using Poisson regression. However, due to the equidispersion assumption required in Poisson regression, Negative Binomial regression is used if overdispersion occurs. Spatial aspects are also considered, so the model used in this study is Geographically Weighted Negative Binomial Regression (GWNBR). Parameter estimation is done using the Maximum Likelihood Estimation method with Newton-Raphson iteration. The GWNBR model assign specific weights to each observation location, resulting in different parameter estimates for each location. The kernel weighting function used is Fixed Bisquare, and the optimal bandwidth is determined using cross-validation (CV). The predictors used in this study are the percentage of households with access to adequate sanitation, the percentage of poor population, the number of health centers, population density, the number of general practitioners, and the education index. The results of the analysis show that the GWNBR model identified 5 groups based on significant predictors. Three predictors significantly explain the number of diarrhea cases in all districts/cities in West Java Province in 2022: the percentage of the poor population, population density, and education index."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>