Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138145 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amin Mudzakkir
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2022
305.42 AMI f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Dewi Maharani
"Pengangkatan isu ini merupakan strategi penulis untuk mengangkat kembali tonggak sejarah gerakan politik Feminisme di Indonesia, yaitu Suara Ibu Peduli. Terdapat pemahaman awam yang kurang tepat mengenai Gerakan Suara Ibu peduli, yang direpresentasikan bahwa Gerakan ini hanya sekadarbentuk solidaritas  “ibu-ibu” semata. Penulisan ini meninjau kembali bahwa Gerakan Suara Ibu Peduli merupakan sebuah Gerakan politik feminisme yang sukses menggulingkan rezim otoriter Orde Baru. Peristiwa ini merupakan tonggak sejarah Gerakan Feminisme di Indonesia dalam membongkar politik otoriter yang represif. Karya ini menggunakan metode kualitatif, wawancara, dan studi literatur yang mengacu pada Feminisme Kritis Nancy Fraser untuk mengungkapkan kesenjangan dan ketidakadilan yang dialami oleh Gerakan Suara Ibu Peduli. Tujuan penulisan ini adalah pertama-tama mencoba menyoroti hubungan antara aktivitas politik dan praktiknya yang dicontohkan ke dalam Gerakan Suara Ibu peduli. Tujuan kedua yaitu merelevansikan teori Feminisme Kritis Nancy Fraser dengan Gerakan Suara Ibu Peduli. Hal yang perlu dipertahankan dari Suara Ibu Peduli adalah sifatnya sebagai Gerakan politik sekaligus moral, juga sebagai sarana pembelajaran dan solidaritas partisipasi warga. “Politik” yang dimaksudkan oleh Suara Ibu peduli adalah menyuarakan aspirasi masyarakat dalam bentuk solidaritas aksi, berekspresi, dan kebebasan berpendapat. Dengan demikian, feminisme dalam tulisan ini bukan hanya sekadar teori namun dapat diaplikasikan ke dalam Gerakan aksi yang sukses pada zamannya.

Raising this issue is the author's strategy to bring back the historical milestone of the Feminist political movement in Indonesia, namely Suara Ibu Peduli. There is an inaccurate general understanding regarding the Voice of Caring Mothers Movement, which represents that this movement is just a form of "mothers" solidarity. This writing reviews that the Voice of Caring Mothers Movement is a feminist political movement that was successful in overthrowing the New Order authoritarian regime. This event is a milestone in the history of the Feminism Movement in Indonesia in dismantling repressive authoritarian politics. This work uses qualitative methods, interviews, and literature studies that refer to Nancy Fraser's Critical Feminism to reveal the gaps and injustices experienced by the Concerned Mothers Voice Movement. The purpose of this writing is first to try to highlight the relationship between political activity and its practice which is exemplified in the Caring Mothers Voice Movement. The second goal is to make Nancy Fraser's Critical Feminism theory relevant to the Concerned Mothers' Voice Movement. What needs to be maintained about Suara Ibu Caring is its nature as a political and moral movement, as well as a means of learning and solidarity for citizen participation. The "politics" intended by Suara Ibu Caring is voicing the aspirations of society in the form of solidarity, action, expression and freedom of opinion. Thus, feminism in this article is not just a theory but can be applied to successful action movements of its time."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Paula Rita Wijayanti
"Taylor Swift mulai dianggap sebagai ikon feminisme saat berganti genre musik dari country ke pop ketika ia menyoroti masalah standar ganda yang dihadapi perempuan. Pada tahun 2018, Taylor Swift yang sebelumnya apolitis, menyatakan dukungan politiknya pada salah satu kandidat Partai Demokrat Senate dan House of Representatives. Swift juga mendukung hak-hak komunitas LGBTQAI+ dan membuat petisi untuk Equality Act.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi representasi ide-ide feminisme Taylor Swift dalam lirik lagu dan pidato-pidatonya, serta mencermati pengaruh representasi feminisme tersebut dalam konteks dunia hiburan di Amerika Serikat. Representasi ide-ide feminisme Taylor Swift dan pengaruhnya dalam dunia hiburan Amerika dianalisis dengan menggunakan lensa representasi dan white feminism, dengan teknik analisis tekstual.
Penelitian ini menemukan bahwa lirik lagu dan pidato-pidato Taylor Swift menyuarakan agenda feminisme, seperti menentang seksisme, misogini, dan pelecehan seksual, namun feminisme yang ditunjukkan Swift mengarah kepada bentuk white feminism. Swift menunjukkan perlawanan terhadap patriarki yang sejalan dengan agenda feminisme, namun belum mencakup aspek-aspek interseksionalitas karena tidak merasakan tekanan sistemik, seperti rasisme dan klasisisme.
Dalam dunia hiburan Amerika, White feminism Taylor Swift digambarkan dalam bentuk branding sebagai ikon feminisme. Swift memanfaatkan menjadi ally LGBTQAI+ untuk mendapatkan ketenaran dan kekayaan. Melalui pemberdayaan, Swift menjadi musisi papan atas yang memecah "glass ceiling", namun belum membawa efek "trickle down" bagi perempuan kulit berwarna.

Taylor Swift is considered a feminist icon when she changed her music genre from country to pop when she highlighted double standards faced by women. In 2018, Taylor Swift, who was apolitical, declared her political support for one of Democratic Party candidates for Senate and House of Representatives. Swift also supports the rights of the LGBTQAI+ community and petitioned for the Equality Act.
This study aims to analyze and evaluate the representations of Taylor Swift's feminist ideas in her song lyrics and speeches, as well as to examine the influence of these representations of feminism in the show business in the United States. The representation of Taylor Swift's feminist ideas and their influence in American show business is analyzed using the lens of representation and white feminism, with textual analysis techniques.
This study found that Taylor Swift's song lyrics and speeches showed feminist agendas, such as fighting sexism, misogyny, and sexual harassment, however, Swift demonstrated form of white feminism. Swift shows resistance to patriarchy which is in line with the agenda of feminism, but does not include aspects of intersectionality because she lacks of systemic pressures, such as racism and classism.
In show business, Taylor Swift's white feminism is described in the form of branding as a feminist icon. Swift used being an LGBTQAI+ ally as a way to gain fame and fortune. Through empowerment, Swift becomes a top musician who breaks the "glass ceiling", but has not yet brought a "trickle down" effect for women of color.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, James Indra Saputra
"Rasa iri dijelaskan oleh Smith & Kim (2007), merupakan sebuah emosi yang dapat mendorong seseorang menuntut kesetaraan. Studi lainnya dari Harris & Henniger (2013), menemukan hasil bahwa semakin tinggi rasa iri maka semakin liberal seseorang. Berdasarkan dua penelitian tersebut penelitian ini memilih ideologi feminisme yang memperjuangkan isu kesetaraan gender secara global. Feminisme merupakan sebuah ideologi liberal yang memperjuangkan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Beberapa ahli menjelaskan bahwa perempuan memiliki status yang lebih rendah dibanding laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari rasa iri terhadap status sosial laki-laki pada dukungan feminisme perempuan. Penelitian ini merupakan studi eksperimen online dengan kelompok kontrol dan eksperimen. Pada kelompok eksperimen, partisipan diberikan paparan statistik partisipasi kerja laki-laki dan perempuan kemudian membaca teks skenario di lingkup dunia kerja. Kelompok kontrol hanya membaca teks skenario tanpa diberikan teks statistik. Hasil yang ditemukan rasa iri tidak dapat memprediksi dukungan terhadap nilai feminisme dengan peran mediasi dari psychological entitlement.

Envy explained by Smith & Kim (2007), is an emotion that can drive someone to demand equality. Another study from Harris & Henniger (2013) found that the higher the envy, the more liberal a person was. Based on these two studies, this study chooses feminism ideology which advocates the issue of gender equality globally. Feminism is a liberal ideology that fights for equality between women and men. Some experts explain that women have lower status than men. This study aims to look at the effect of envy on men's social status on the support of women's feminism. This research is an online experimental study with control and experimental groups. In the experimental group, participants were given exposure to statistics of work participation of men and women then read the text of the scenario in the world of work. The control group only reads the scenario text without being given a statistical text. The results found that envy cannot predict support for the value of feminism with the mediating role of psychological entitlement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Crawford, Mary (Mary E.)
Boston: McGraw-Hill, 2000
305.42 CRA w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Aprina Luzt
"Penelitian ini membahas ketidaksetaraan gender yang ada dalam tradisi Ala Kachuu di Kirgistan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan representasi ketidaksetaraan gender dalam film Ала Качуу/Ala Kachuu 2018 dan Film Ала Качуу/Ala Kachuu 2020 dengan teori representasi oleh Stuart Hall dan teori ketidaksetaraan gender oleh Mansour Fakih. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif berdasarkan Creswell (2009) dilengkapi dengan teknik sinematografi Mise-en-scène. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa adanya ketidaksetaraan gender dalam dua film tersebut yang meliputi marginalisasi peran ibu, posisi anak perempuan, stereotip perempuan, beban kerja, subordinasi, dan kekerasan.

This research discusses the gender inequality that exists in the Ala Kachuu tradition in Kyrgyzstan. This research aims to reveal the representation of gender inequality in the film Ала Качуу/Ala Kachuu 2018 and Ала Качуу/Ala Kachuu 2020 with representation theory by Stuart Hall and gender inequality theory by Mansour Fakih. The method used in this research is qualitative based on Creswell (2009) complemented with the cinematographic technique Mise-en-scène. The results of the research conclude that there is gender inequality in the two films which includes the marginalization of the mother's role, the position of daughters, women stereotypes, workload, subordination, and violence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maimunah
"Penelitian bertujuan mengungkap prinsip-prinsip kesetaraan gender yang diwacanakan dalam berita-berita mengenai rencana tes keperawanan di Indonesia yang muncul di The Jakarta Post versi online. Dalam penelitian ini, ancangan penelitian yang digunakan mengacu pada teori Analisis Wacana Kritis (AWK) yang dikembangkan oleh Norman Fairclough (1993), yang menjelaskan keterkaitan antara wacana dengan konteks sosial. Untuk dapat menemukan prinsip-prinsip kesetaraangender, penelitian ini menggunakan perangkat undang-undang yang berlaku di Indonesia.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dalam berita dengan tema yang sama, The Jakarta Post versi online menunjukkan penolakan terhadap rencana tes keperawanan karena melanggar prinsip kesetaraan gender. Prinsip-prinsip kesetaraan gender yang diungkapkan oleh The Jakarta Post dalam berita yang muncul tahun 2007, 2010, dan 2013 menunjukkan kesesuaian dengan sejumlah prinsip kesetaraan gender yang ditemukan dalam undang-undang.

The objective of this paper is to analyze the discourse of basic principles of gender equality in news of plans to conduct virginity tests in Indonesia as reported in The Jakarta Post (online version). In this study, the theory of Critical Discourse Analysis developed by Norman Fairclough (1993), which describes the relationship between discourse and its social context, is be applied as core theory. In order to identify these principles of gender equality, this study draws on existing national laws regarding gender equality.
The results of this study reveal that The Jakarta Post (online version) rejects the use of virginity tests on the grounds these would violate principles of gender equality. The principles of gender equality expressed by The Jakarta Post in news articles appearing in 2007, 2010, and 2013 are consistent with principles of gender equality contained in national laws regarding basic principles of equality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Mill Susanto
"Sektor pekerja domestik, yang berada di ranah privat, dipengaruhi dan didominasi oleh perempuan namun aktivitas yang dilakukan sektor tersebut terus didevaluasi. Gerakan feminis untuk mencapai kesetaraan gender berperan dalam meningkatkan partisipasi perempuan di ranah publik namun disertai pula dengan peningkatan pemekerjaan pekerja domestik. Tulisan ini, terinspirasi Tronto, mengeksplorasi moralitas memekerjakan pekerja domestik sebagai implikasi dari feminisme. Dalam relasinya dengan majikan, tulisan ini menggunakan perspektif etika kepedulian dan kritik feminis untuk mengeksplisitkan dilema moral yang muncul dalam keputusan pekerja domestik untuk melakukan pekerjaan domestik dan, melalui konteks ini, saya menyatakan bahwa mengabaikan dimensi relasional dan emosional pekerja adalah salah secara moral bagi majikan. Kebutuhan pekerja domestik dan pihak yang berelasi merupakan bagian dari tanggung jawab bersama masyarakat penerima.

The domestic work sector, which takes place in the private realm, is influenced and dominated by women but the activities the sector does are continually devalued. In spite of feminist movements to achieve gender equality, the increase in women’s participation in the public realm is followed by the increase of hiring of the domestic workers. This paper, inspired by Tronto, explores the questions related to these workers as an implication of feminism. In relations to their employers, this paper uses care ethical approach and feminist criticism to explicate the moral dilemmas in the workers’ decision to take the job and, in light of this context, I argue that it is morally wrong for employers to ignore the relational and emotional dimension of the workers. The needs of the workers and their relata are part of the receiving society’s collective responsibility."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunsaribu, Risna Desimory
"Artikel ini merupakan bentuk interpretasi filosofis berdasarkan teori feminis radikal atas persoalan kekerasan seksual terhadap perempuan di Indonesia. Berdasarkan data Komnas Perempuan tahun 2019, angka laporan atas tindak kekerasan seksual semakin bertambah.  Akar dari kekerasan seksual datang dari perbedaan biologis perempuan dan laki-laki yang bergeser pemaknaan secara konstruktif dalam masyarakat. Laki-laki dianggap memiliki dominasi seksual atas perempuan. Adanya politik seksual yang dilanggengkan negara menjadikan perempuan terenggut otoritasnya di wilayah privat dan publik. Negara pernah melakukan politisasi seksual perempuan dengan simbol `Iboe Negara`. Simbol ini melanggengkan budaya patriarkal di Indonesia. Menggunakan metode pendekatan feminis praxis, artikel ini mengolah data temuan dari Komnas Perempuan terutama terkait kasus kekerasan seksual. Analisis dan kritik atas politik seksual pada artikel ini juga menyorot Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual. Hal ini menjadi kesimpulan akhir dari artikel sebagai bentuk jaminan negara Indonesia terlibat untuk melindungi perempuan dari kasus kekerasan seksual.

This article is using a philosophical interpretation based on radical feminist theory to analyse the issue of sexual violence against women in Indonesia. Based on data from Komnas perempuan in 2019, the number of victims of sexual violence is increasing. The root of sexual violence comes from the biological differences between women and men that has been constructed in society. Men are considered to have sexual dominance on women. The existence of sexual politics which is maintained by the state makes women taken away by their authority in the private and public areas. In history, the state has carried out the sexual politicization of women with the symbol "Iboe Negara". This symbol preserve patriarchal culture in Indonesia. Using the praxis feminist approach, this article process the data research  from Komnas Perempuan, especially related to cases of sexual violence. The analysis and criticism of sexual politics in this article also highlights the Draft Law on the Elimination of Sexual Violence. The final conclusion of the article as a form of guarantee that the Indonesian state is involved in protecting women from cases of sexual violence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2007
305.42 FUT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>