Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66495 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sekar Wulan Murdaningrum
"Novel Astirin Mbalela menggambarkan kehidupan tokoh perempuan Jawa yang memperjuangkan eksistensinya sendiri sebagai subjek karena mengalami ketidakadilan yang disebabkan oleh gender. Penelitian ini bertujuan untuk membangun kesadaran tentang adanya objektifikasi terhadap perempuan dengan memperdalam pembahasan feminisme eksistensialis terlebih dalam konteks budaya Jawa yang dianggap asing, sehingga menjadi acuan etika masyarakat Jawa atau non-Jawa dalam bermasyarakat sesuai gagasan feminisme eksistensialis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan kritik sastra feminis. Hasil penelitian ini menunjukkan bentuk objektifikasi terhadap perempuan dan menunjukkan bentuk perlawanan eksistensi Astirin sebagai perempuan dengan menggunakan konteks budaya Jawa, yakni ‘mbalela’. Astirin merupakan tokoh perempuan Jawa yang dapat merepresentasikan sesuai dengan gagasan feminisme eksistensialis Simone de Beauvoir. Representasi tokoh Astirin dapat dikategorisasikan ke dalam bentuk perjuangan sebagai wujud eksistensi perempuan. Dalam konteks kebudayaan Jawa yang direpresentasikam melalui novel, penelitian ini memberikan kebaharuan pembahasan perempuan Jawa terutama dalam konteks feminisme eksistensialis yang masih kurang dalam untuk diteliti secara akademis. Penelitian ini diharapkan fenomena objektifikasi perempuan yang pada kenyataannya merugikan pihak perempuan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan.

Astirin Mbalela's novel describes the life of a Javanese female character who struggles for her own existence as a subject because she experiences injustice caused by gender. This research aims to build awareness about the existence of objectification of women by deepening the discussion of existentialist feminism, especially in the context of Javanese culture which is considered foreign, so that it becomes a reference for the ethics of Javanese or non-Javanese society in society according to the idea of existentialist feminism. This study uses a qualitative descriptive research method with a feminist literary criticism approach. The results of this study show a form of objectification towards women and shows a form of resistance to Astirin's existence as a woman by using the Javanese cultural context, namely 'mbalela'. Astirin is a Javanese female character who can represent according to Simone de Beauvoir's existentialist feminist ideas. The representation of Astirin's character can be categorized into a form of struggle as a form of women's existence. In the context of Javanese culture which is represented through novels, this research provides a renewed discussion of the existence of Javanese women, especially in the context of feminism existensialism. With this research it is hoped that the phenomenon of objectification of women which in fact is detrimental to women can be reduced or even eliminated."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Kartika Sari
"Penelitian ini membahas amanat dalam novel Donyane Wong Culika melalui analisis struktural yang dilakukan dengan melihat hubungan antar-unsur di dalam novel tersebut. Unsur-unsur penunjang pemahaman karya sastra berupa alur, latar, tokoh dan tema dideskripsikan serta disirnpulkan lalu dijelaskan bagaimana unsur-unsur itu dapat membentuk amanat secara keseluruhan. Indikasi yang diperoleh dari proses analisis bahwa novel ini merupakan salah satu ragam karya sastra Jawa yang secara utuh membentuk totalitas antara berbagai unsur yang saling berkaitan di dalamnya. Fiksi mengandung penerapan moral dalam sikap dan tingkah laku para tokoh sesuai dengan pandangannya tentang moral. Amanat yang ingin disampaikan novel ini mengenai moral kehidupan manusia, di mana di dalamnya terkandung nilai positif dan negatif yang dimunculkan melalui kebaikan dan kejahatan. DWC mengutarakan tentang problematik sosial dalam pergerakan jaman sebagai sebuah replika kehidupan dengan berbagai permasalahannya, yang diharapkan nantinya akan timbul sebuah pembelajaran dan pengambilan hikmah dari pesan atau nilai kehidupan manusia yang dapat dicerna oleh pembacanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Stanni Shina Herlin
"Novel Astirin Mbalela (Lembaga Studi Asia, 1995) adalah salah satu dari sekian banyak karya Suparto Brata. Novel Astirin Mbalela isinya sarat dengan masalah wanita yang ingin maju dan mandiri. Tokoh utama yang menggerakkan alur cerita adalah tokoh wanita yang bernama Astirin. Astirin digambarkan sebagai sosok wanita Jawa yang berani menentukan nasibnya sendiri. Ia adalah sosok wanita Jawa yang sudah tidak terlalu terikat oleh nilai-nilai tradisional Jawa seperti patuh dan menerima keadannya. Ia ingin menjadi wanita yang mandiri dan maju. Untuk melihat permasalahan yang terjadi di dalam novel tersebut, yaitu menjadi wanita yang ingin maju dan mandiri, dilakukan analisis terhadap alur dan tokoh, karena kedua unsur tersebut paling dominan dan memiliki keselarasan serta keterpaduan. Metode yang digunakan untuk melihat permasalahan tersebut adalah metode struktural atau pendekatan intrinsik. Dengan metode tersebut dapat dilihat bahwa terdapat keterkaitan antara alur, tokoh dan latar. Analisis terhadap ke tiga unsur tersebut memperlihatkan bahwa hubungan antar alur, tokoh, dan latar sangat erat serta memiliki hubungan sebab-akibat. Disamping analisis alur, tokoh dan latar secara khusus dibahas pula mengenai citra wanita / perempuan Jawa dalam novel AM melalui pendekatan atau kajian budaya dari analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa citra tokoh Astirin sebagai tokoh utama dalam novel AM adalah sosok wanita / perempuan Jawa modern.

Novel Astirin Mbalela (Institute for Asian Studies, 1995) is one of the many works of Suparto Brata. Novel Astirin Mbalela contents laden with problems and women who want to move forward independently. The main character that drives the story line is a heroine named Astirin. Astirin described as a figure of a Javanese woman who dared to define their own destiny. He is the figure of a Javanese woman who was not so bound by traditional values such as Java, obedient and accept her situation. He wanted to become an independent woman and advanced. To view the issues raised in the novel, is a woman who wants to go forward and be independent, conducted an analysis of the plot and characters, because the two elements most dominant and have the alignment and integration. The method used to seeing these problems are intrinsic structural method or approach. With these methods can be seen that there are linkages between the plot, character and background. Analysis of the three elements showed that the relationship between plot, character, and background are very close and have a causal relationship. Besides the analysis of plot, character and background specifically discussed also about the image Javanese woman in the novel AM through approach or cultural studies from the analysis conducted can be concluded that the image Astirin figures as the main character in the novel AM is the figure woman of modern Java."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S11456
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
El-Saadawi, Nawal
Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 1990
892.73 ELS mt (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
El-Saadawi, Nawal
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005
892.73 ELS m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suparto Brata
Jakarta : Kompas, 2004
899.221 SUP g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dynda Az Zahra
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis maskulinitas dan femininitas pada tokoh Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, dan Kyoko Shinjo dalam novel Kasha karya Miyuki Miyabe (1992) setelah peristiwa resesi ekonomi Jepang tahun 1990-an. Teori yang digunakan adalah teori maskulinitas dari R. W. Connell (2005), teori feminisme liberal dari Rosemarie Tong (2009), dan teori representasi dari Stuart Hall (1997). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis teks untuk menganalisis data dalam novel berupa dialog dan tuturan pengarang yang berhubungan dengan maskulinitas dan femininitas pada tokoh Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, dan Kyoko Shinjo dan menjelaskan maskulinitas dan femininitas pada ketiga tokoh tersebut menggunakan teori maskulinitas dari R. W. Connell dan teori feminisme liberal dari Rosemarie Tong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa maskulinitas dan femininitas yang dimiliki tokoh Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, dan Kyoko Shinjo merupakan jenis maskulinitas dan femininitas yang berbeda dari maskulinitas dan femininitas hegemonik di Jepang. Tokoh Isaka memiliki maskulinitas yang gemar akan pekerjaan rumah tangga serta menjadi sosok laki-laki yang tidak ragu untuk memperlihatkan emosinya. Sementara itu, femininitas Hisae ditandai dengan menjadi pengusaha perempuan dan pencari nafkah utama bagi keluarganya. Femininitas yang dimiliki Kyoko juga tidak biasa karena Kyoko adalah perempuan kriminal yang membunuh dan mencuri identitas perempuan lain demi mencapai keinginannya.

This study aims to analyze masculinity and femininity of Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, and Kyoko Shinjo in Miyuki Miyabe’s Kasha (1992) after the Japan’s lost decade in the 1990s. This study uses R. W. Connell's theory of masculinity (2005), Rosemarie Tong's theory of liberal feminism (2009), and Stuart Hall's theory of representation (1997). The research method used in this study is the text analysis method to analyze the data in the novel in the form of dialogue and author's speech related to masculinity and femininity of Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, and Kyoko Shinjo and explain masculinity and femininity of those characters using R. W. Connell's theory of masculinity and Rosemarie Tong's theory of liberal feminism. The findings of this study are that the masculinity and femininity of Tsuneo Isaka, Hisae Isaka, and Kyoko Shinjo are different from hegemonic masculinity and emphasized femininity in Japan. Isaka has a masculinity that is fond of household chores and is a man who does not hesitate to show his emotions. Meanwhile, Hisae's femininity is characterized by being a businesswoman and the main breadwinner for her family. In addition, Kyoko's femininity is unusual as she is a criminal woman who kills and steals other women's identities to achieve her desires."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suparto Brata
Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005
808.83 SUP m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>