Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211613 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anjas Umaryadi
"Kejadian kecelakaan dari tingkat global, asia, Indonesia, dan Provinsi DKI Jakarta menimbulkan kerugian dari korban jiwa maupun harta benda. Pada pelaksanaan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum di Provinsi DKI Jakarta melibatkan pekerja yang memiliki risiko terjadinya kecelakaan kerja dengan aktivitas pekerjaan yang berupa penyapuan jalan raya, pembersihan lumpur dan sampah saluran, pengangkutan sampah, pertukangan, dan aktivitas lainnya. Berdasarkan teori, beberapa faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja yaitu karena faktor manajemen, faktor individu, faktor pekerjaan, serta kondisi dan tindakan tidak aman. Berdasarkan penelitian pendahuluan juga diketahui angka kecelakaan kerja pekerja PPSU di salah satu kelurahan di Kecamatan X mencapai 66,67% sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja PPSU di Kecamatan X Kota Admninistrasi Jakarta Barat tahun 2022. Metode penelitian yang digunakan adalah mixed method cross sectional dengan jenis penelitian kuantitatif untuk variabel kejadian kecelakaan, faktor individu, dan faktor pekerjaan dan dengan jenis penelitian kualitatif untuk faktor kondisi tidak aman, tindakan tidak aman, dan faktor manajemen. Hasil penelitian menunjukkan Jumlah responden yang pernah mengalami kejadian kecelakaan pada pekerja PPSU Kecamatan X dalam kurun waktu setahun terakhir yang diperoleh dari pengambilan data primer adalah sebanyak 191 responden atau sebesar 67,5%. Gambaran jenis kecelakaan kerja yang terbanyak adalah tergores dan rentang usia terbanyak pada interval 45-54 tahun. Berdasarkan hasil analisis inferesial terkait faktor individu, diperoleh informasi jika dibandingkan dengan rentang usia tertua, rentang usia 35-44 tahun memiliki p value sebesar 0,019 dengan OR 2,75 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian kecelakaan kerja dan ada potensi kejadian kecelakaan 2,75 kali lebih besar daripada rentang usia tertua. Berdasarkan hasil FGD, wawancara, dan observasi diperoleh informasi faktor yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan terjadi yaitu Kondisi tidak aman berupa kondisi lingkungan yaitu jenis sampah yang berupa pecahan beling, paku, dan bambu tusuk sate yang dibuang warga; kondisi lalu lintas di jalan raya; tempat kerja yang licin; lokasi kerja yang struktur bangunannya rapuh; dan lokasi kerja terdapat arus listrik; Ketersediaan APD untuk mencegah tangan pekerja PPSU tertusuk dan tersayat atau sepatu untuk mencegah kaki tertusuk paku juga kurang memadai. Tindakan tidak aman berupa tidak menggunakan APD; menggunakan peralatan yang salah; gagal mengamankan; dan penempatan yang tidak benar. Implementasi K3 oleh pengelola (manajemen) pekerja PPSU telah dilaksanakan berupa sosialisasi pelatihan dengan durasi pendek, penyediaan APD namun belum sesuai dengan jenis bahaya pekerja PPSU. Program lainnya seperti pembuatan SOP, Manajemen Risiko, Investigasi Kecelakaan, dan program lainnya belum dilaksanakan.

Accidents at the global, Asian, Indonesian and DKI Jakarta Province levels have resulted in loss of life and property. The implementation of Public Infrastructure and Facilities Handling in DKI Jakarta Province involves workers who have a risk of work accidents with work activities in the form of sweeping roads, cleaning mud and canal waste, garbage transportation, carpentry, and other activities. Based on the theory, several factors related to work accidents are due to management factors, individual factors, work factors, as well as unsafe conditions and actions. Based on preliminary research, it is also known that the number of work accidents for PPSU workers in one of the sub-districts in District X reached 66.67%, so it is necessary to do research on the factors related to the occurrence of work accidents for PPSU workers in District X, West Jakarta Administrative City in 2022. Methods The research used is a mixed method cross sectional with a quantitative type of research for the accident variable, individual factors, and work factors and with a qualitative research type for unsafe condition factors, unsafe actions, and management factors. The results showed that the number of respondents who had experienced an accident at PPSU District X workers in the past year was 191 respondents or 67.5%. The most common types of work accidents are scratches and the highest age range is 45-54 years. Based on the results of inferential analysis related to individual factors, information is obtained when compared to the oldest age range, the age range 35-44 years has a p value of 0.019 with an OR of 2.75 which means there is a significant relationship between age and the incidence of work accidents and there is a potential for accidents. 2.75 times greater than the oldest age range. Based on the results of the FGD, interviews, and observations, information on factors related to the accident occurred, namely unsafe conditions in the form of environmental conditions, namely types of waste in the form of glass shards, nails, and bamboo skewers thrown away by residents; traffic conditions on the highway; slippery workplace; a work location where the building structure is fragile; and the work location has an electric current; The availability of PPE to prevent the hands of PPSU workers from being punctured and cut or shoes to prevent their feet from being pierced by nails is also inadequate. Unsafe acts in the form of not using PPE; using the wrong equipment; failed to secure; and incorrect placement. The implementation of K3 by the PPSU worker management has been carried out in the form of training socialization with short duration, provision of PPE but not yet in accordance with the types of hazards of PPSU workers. Other programs such as making SOP, Risk Management, Accident Investigation, and other programs have not been implemented."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Rinaldo
"Penanganan sampah merupakan salah satu wujud pelayanan publik dari pemerintah, disisi lain masyarakat juga harus berpartisipasi serta berkolaborasi dengan pemerintah didalam penyelenggaraan, pengambilan keputusan, dan pengawasan penanganan sampah. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini menjawab bagaimana proses tata kelola kolaboratif dalam penanganan sampah antara swadaya masyarakat dengan PPSU tingkat Kelurahan serta faktor- faktor yang mempengaruhinya . Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penanganan sampah secara kolaboratif telah terbangun dengan adanya keterlibatan aktor pemerintah dan non pemerintah, terdapat pembagian kewenangan, kerjasama antara Partisipasi swadaya masyarakat, Organisasi Bank Sampah Masyarakat, PPSU Tingkat Kelurahan dan Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Barat yang bekerja sama dengan pihak swasta. Telah terbangun dialog, kepercayaan, pemahaman, komitmen hingga mencapai hasil antara. Keterlibatan swasta dalam proses tata kelola kolaboratif masih terbatas pada tahapan kegiatan pemilahan sampah. Penelitian juga menemukan bahwa proses kolaboratif ini belum sempurna faktor- faktor yang turut mempengaruhi antara lain masih rendahnya pemahaman masyarakat akan pemilahan sampah, pola pikir masyarakat yang masih tradisional dalam penanganan sampah, kurangnya motivasi petugas sampah RT dan RW serta prasarana dan manajemen pengangkutan yang kurang optimal. Untuk itu diperlukan sosialisasi, penyuluhan yang lebih intensif, pendampingan untuk mengubah perilaku masyarakat serta inovasi didalam merangsang partisipasi aktif dari masyarakat.

Waste management is one form of public service from the government. On the other hand the community must also participate and collaborate with the government in the implementation, decision making, and supervision of waste handling. By using a descriptive qualitative approach, this study answers how collaborative governance processes in handling waste between community self-help and Public Facility Maintenance Officers (PPSU) and the factors that influence it. The results of the study show that collaborative waste management processes have been built with the involvement of government and non-government actors, there are a division of authority, collaboration between community self-help, community waste bank organization, public facility maintenance (PPSU) and the jakarta barat Environtment agency in collaboration with the private sector. Dialogue, trust, understanding, commitment have been established to achieve temporary result. Private involvement in collaborative governance processes is still limited to the stages of waste sorting activities. Research also found that this collaborative process was not perfect. factors that influence, among others are the low understanding of the community about sorting waste, the people's mindset that is still traditional in handling waste, lack of motivation from garbage officers, and less optimal infrastructure and management of garbage truck transportation. For this reason, socialization, more intensive counseling, assistance to change community behavior and innovation in stimulating active participation from the community are needed."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Revyanda
"Distres kerja adalah respons negatif fisik dan emosional terhadap ketidaksesuaian antara tuntutan pekerjaan, sumber daya, dan kemampuan pekerja yang dapat menimbulkan dampak terhadap kondisi fisiologis dan psikologis pekerja. Guru SLB Negeri merupakan salah satu profesi yang rentan mengalami distres kerja karena pekerjaannya yang berbeda dengan guru sekolah formal pada umumnya serta memiliki tuntutan peran dan tekanan pekerjaan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian distres kerja dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan distres kerja pada guru SLB Negeri di wilayah Kota Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan kepada guru dari empat SLB Negeri di Kota Jakarta Selatan. Besar sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu 199 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang diadaptasi dari NIOSH Generic Job Stress Questionnaire. Dari besar sampel sebanyak 199 orang, hanya 186 orang yang bersedia menjadi responden sehingga didapatkan hasil bahwa sebanyak 84 orang (45,2%) mengalami distres kerja dan 102 orang (54,8%) tidak mengalami distres kerja. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan secara statistik melalui uji chi-square adalah usia (nilai P = 0,034), status pernikahan (nilai P = 0,022), dan ambiguitas peran (nilai P = 0,015)

Work distress is a physical and emotional negative response to the discrepancy between job demands, resource and abilities of workers, which can has many impact on physiological and psychological conditions of workers. Public special education teacher is one of the professions that are prone to work distress because their jobs are different from other formal schoolteachers and have high job demands and pressures. This study aims to describe the conditions of work distress and analyze the factors related to work distress for public special education teachers in Jakarta Selatan. This study conducted on teachers from four public special educations in Jakarta Selatan so that the sample size used was total sampling, which was 199 respondents. The study method used is quantitative with cross-sectional design study and uses instrument adapted from NIOSH Generic Job Stress Questionnaire. From 199 respondents, only 186 respondents were willing to filled the questionnaire so the results showed that 84 respondents (45,2%) experienced work distress and 102 respondents (54,8%) did not experience work distress. The factors related to work distress through Chi-Square test were age (P value = 0,034), marital status (P value = 0,022) and role ambiguity (P value = 0,015)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Angela Olivia
"Transportasi merupakan sarana yang dipergunakan untuk melakukan perpindahan manusia maupun barang. Transportasi darat menjadi transportasi yang paling banyak digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Selain memberikan keuntungan bagi kehidupan, disisi lain transportasi juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi penggunanya, bilamana terjadi kecelakaan lalu lintas yang dapat menimbulkan konsekuensi serius pada kesehatan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor risiko kecelakaan (faktor manusia, kendaraan, dan lingkungan) dengan kejadian kecelakaan lalu lintas di Kota Administrasi Jakarta Timur pada tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan metode kuantitatif dan pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Hasil dari penelitian ini adalah pengemudi yang terlibat kejadian kecelakaan lalu lintas mayoritas mengalami cedera/luka dan gambaran distribusinya didominasi oleh kelompok usia ≤ 35 tahun, berjenis kelamin laki-laki, berpendidikan tinggi, memiliki pekerjaan, mengalami kecelakaan akibat perilaku lengah dan kondisi jalan berlubang. Terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian kecelakaan lalu lintas dengan faktor manusia, yaitu pendidikan dan kecepatan tinggi. Dimana pengemudi dengan pendidikan tinggi lebih berisiko 62,7 kali untuk mengalami kecelakaan lalu lintas dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah dan pengemudi yang berkendara dengan kecepatan tinggi lebih berisiko 0,04 kali mengalami kecelakaan lalu lintas dibandingkan dengan yang berkendara dalam kecepatan rendah. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian kecelakaan lalu lintas dengan faktor kendaraan dan faktor lingkungan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor manusia memiliki peran penting dalam terjadinya kecelakaan.

Transportation is a tool used to carry out the movement of people and goods. Land transportation is the most widely used transportation by humans in everyday life. In addition to providing benefits for life, on the other hand transportation can also have a negative impact on its users, if a traffic accident occurs which then has serious consequences for public health. The purpose of this study was to analyze the relationship between accident risk factors (human, vehicle, and environmental factors) and traffic accidents in the Administrative City of East Jakarta in 2023. The research design used was a cross-sectional with quantitative methods and simple random sampling technique. The results of this study are that the majority of drivers involved in traffic accidents experience injuries and the distribution is dominated by the age group ≤ 35 years, male, highly educated, has a job, has accidents due to negligent behavior and potholes potholes on the road. There is a significant relationship between traffic accidents and human factors, namely education and high speed. Where drivers with higher education are 62.7 times more at risk of experiencing traffic accidents than those with low education and drivers who drive at high speeds are 0.04 times more at risk of experiencing traffic accidents than those who drive at low speeds. There is no significant relationship between traffic accidents and vehicle and environmental factors. The conclusion of this study is that the human factor has an important role in the occurrence of accidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Elfrida Rinawaty Br.
"Bahaya potensial di Rumah Sakit mengakibatkan penyakit dan kecelakaan kerja bagi pekerjanya, risiko potensial bagi pengunjung, pasien dan lingkungan. Kejadian terpajan bahan pathogen pada pekerja di suatu Rumah Sakit Jakarta masih terjadi meskipun sudah pelatihan pencegahan infeksi. Akibat lain, tingginya biaya serta adanya kehilangan jam kerja akibat kecelakaan tersebut. Kecelakaan dan penyakit kerja tersebut seharusnya dapat dicegah.Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan jenis pelatihan dengan kejadian terpajan bahan pathogen dan faktor yang berhubungan, mengetahui insidensi kejadian terpajan bahan pathogen di suatu Rumah Sakit Jakarta pada 2008-2012. Penelitian menggunakan disain potong lintang. Populasi sebanyak 212 orang terdiri dari dokter, perawat, bidan dan analis laboratorium.
Diperoleh 110 responden. Data didapatkan melalui kuesioner, pengamatan perilaku dan lingkungan kerja. Didapatkan insidensi kejadian terpajan bahan pathogen sebesar 15,5%. Terdapat hubungan bermakna antara perilaku kurang dan pekerjaan perawat dengan kejadian terpajan bahan pathogen. Perilaku kurang meningkatkan risiko 3,5 kali lebih besar serta merupakan faktor dominan terhadap kejadian terpajan bahan pathogen. Tidak didapatkan hubungan bermakna antara faktor demografi, pekerjaan, jenis pelatihan, pengetahuan dan sikap dengan kejadian terpajan bahan pathogen. Dilakukan pengawasan praktek Kewaspadaan Standar dan pengadaan pelatihan pencegahan infeksi standar untuk mencegah kejadian terpajan bahan pathogen.

Potential hazards in hospitals lead to occupational illness and accidents for workers and potential risk for visitors, patients and the environment. Incidence of pathogenic material exposed healthcare workers at hospital Jakarta occur despite being given trainings. Another effects are the high costs and the loss of working hours due to the accident. Occupational illness and accidents caused by that incident could have been prevented. The objective is to asses the correlation between the incidence and other related factors, and to know the incidence of pathogen incidence of exposed materials in hospital Jakarta in 2008-2012. This study used cross sectional design.
Found 110 subjects out of 212 (doctors, nurses, midwives, laboratory analysts). The data collected from questionnaires, workers practices and working environment observation. The incidence is 15,5%. Low practices factor and occupation (nurse) have meaningful relation. Low practices increases the risk 3,5 times greater, and is the dominant factor. There were no relation between factors of demographic, workings, types of infection prevention trainings, knowledge and attitude with the incidence. Conducted supervision of practices Standard Precaution and infection prevention trainings standard to prevent the incidence of pathogenic material exposed.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Raja, Sarah Christine Mastiur
"Risiko terkait pekerjaan adalah masalah yang perlu dimitigasi untuk mencegah negatif dampak terhadap pekerja, tempat kerja, dan lingkungan kerja. Ini tujuannya penelitian adalah untuk mengidentifikasi tingkat bahaya dan risiko yang ada dalam kegiatan publik Fasilitas dan Utilitas Pekerja di Kelurahan Jatipadang, sehingga tindakan yang tepat dapat dilakukan direkomendasikan untuk mengurangi risiko yang ada.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan studi observasional yang didasarkan pada struktur dari ISO 31000: 2018, dan selanjutnya dihitung dengan Rumus Matematika dari W. T. Baik (1971). Tahapan penelitian ini melibatkan identifikasi utama tugas dan potensi bahaya dari pekerjaan (Job Hazard Analysis), analisis risiko dengan mengalikan nilainya dari konsekuensi, probabilitas, dan paparan untuk menentukan nilai risiko total, dan kemudian bandingkan dengan tabel kriteria risiko.
Penelitian ini mengidentifikasi bahwa ada beragam risiko yang disebabkan oleh potensi bahaya fisik, kimia, biologi, dan ergonomis di aktivitas pekerja. Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kesehatan dan keselamatan kerja risiko yang dikenakan kepada pekerja tinggi, oleh karena itu diperlukan seperangkat kontrol manajemen risiko langkah-langkah untuk mengurangi risiko yang ada.

Work-related risks are problems that need to be mitigated to prevent negative impacts on workers, the workplace and the work environment. The purpose of this research is to identify the level of hazards and risks that exist in the public activities of Workers' Facilities and Utilities in the Jatipadang Village, so that appropriate action can be taken recommended to reduce existing risks.
The research design used in this study is a descriptive analysis method with observational studies based on structure from ISO 31000: 2018, and subsequently calculated by the Mathematical Formula of W. T. Good (1971). The stages of this research involve the identification of the main tasks and potential hazards of the job (Job Hazard Analysis), risk analysis by multiplying the value from consequences, probabilities, and exposure to determine the total risk value, and then compare it to the risk criteria table.
This study identifies that there are a variety of risks caused by potential physical, chemical, biological, and ergonomic hazards in worker activities. This research shows that the level of occupational health and safety risks imposed on workers is high, therefore a set of risk management control measures are needed to reduce existing risks.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Kurniasih
"Kejadian abortus di Indonesia paling tinggi di Asia Tenggara, yaitu sebesar 2 juta dari 4,2 juta kasus. Abortus juga merupakan penyebab ke 4 tertinggi dari kematian ibu. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus pada pekerja wanita di Perusahaan Garmen PT X Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat tahun 2013. Penelitian ini penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional, menggunakan data primer. Populasi penelitian adalah semua penderita abortus, jumlah sampel 98 dimana semua populasi dijadikan sampel. Analisis hubungan menggunakan uji chi square dengan CI 95% dan α = 0,05. Hasil menunjukan ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian abortus (7,500; 0,946-59,438). Sedangkan umur, paritas, jenis pekerjaan dan aktifitas kerja tidak berhubungan dengan kejadian abortus.

The incidence of abortion in Indonesia is the highest in South East Asia, which is two million from 4.2 million cases all over South East Asia. Abortion is also the fourth highest cause of maternal mortality. This research purposes to determine the factors associated with the incidence of abortion on women workers in the garment company named PT X Sumedang regency of West Java province in 2013. This quantitative research study with cross - sectional research design is using primary data. The study population was all patients with abortion, with the number of sample were 98, where all the population sampled. Analysis of the relationship using the chi square test with 95% CI and α=0.05. Results showed there was association between the incidence of abortion with pregnancy distance (7.500; 0.946 to 59.438). While age, parity, type of work and physical work activities not related to the incidence of abortion."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulat Wening Astuti
"masalah kesehatan paling umum terkait pekerjaan dan menempati peringkat 2 sebagai gangguan kerja dan paling banyak biayanya. Prevalensi gotrak lebih tinggi pada petugas kesehatan, dibandingkan dengan populasi umum, industri dan profesi konstruksi. Profesional sektor kesehatan khususnya mereka yang bekerja di lingkungan rumah sakit, lebih sering mengalami gotrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor – faktor yang berhubungan dengan gangguan otot dan tulang rangka akibat kerja pada pegawai di RSUD X tahun 2022.
Metode: Jenis penelitian ini adalah potong lintang dengan responden sebanyak 194 pegawai yang bekerja di RSUD X. Teknik pengumpulan data untuk data primer dilakukan dengan pengisian kuesioner, observasi, pengukuran dan wawancara. Sedangkan untuk data sekunder berupa profil RSUD, data pegawai dan data MCU pegawai.
Hasil: Hasil kuesioner Nordic Body Map didapatkan bahwa prevalensi gotrak pada pegawai di RSUD X sebesar 83,5%. Pegawai yang mengalami keluhan gotrak mayoritas adalah tenaga medis yaitu sebesar 51,2%. Analisis penelitian ini didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara faktor psikososial yaitu tuntutan psikologis dengan OR 6,25 dan ketidakpuasan kerja dengan OR 10,26.
Kesimpulan: Prevalensi gotrak pada pegawai di RSUD X tinggi sehingga perlu dilakukan tindakan perbaikan untuk mengurangi keluhan gotrak pada pegawai di RSUD X.

Background: Work Related Musculosceletal Disorders (WMSDs) is the most common health problem related to work and is ranked 2nd as a work disorder and has the most costs. The prevalence of WMSDs is higher among health workers, compared to the general population, industry and the construction profession. Health sector professionals, especially those who work in a hospital environment, are more likely to experience gorak. The purpose of this study was to analyze the factors associated with muscle and skeletal disorders due to work on employees at RSUD X in 2022.
Methods: This type of research is cross-sectional with 194 employees working at RSUD X. Data collection techniques for primary data were done by filling out questionnaires, observations, measurements and interviews. As for secondary data in the form of hospital profiles, employee data and employee MCU data.
Results: The results of the Nordic Body Map questionnaire showed that the prevalence of WMSDs in employees at RSUD X was 83.5%. The majority of employees who experience WMSDs complaints are medical personnel, which is 51.2%. The analysis of this study found that there was a significant relationship between psychosocial factors, namely psychological work demands with an OR of 6.25 and job dissatisfaction with an OR of 10.26.
Conclusion: The prevalence of WMSDs on employees at RSUD X is high so it is necessary to take corrective action to reduce complaints of WMSDs on employees at RSUD X.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laili Nur Hidayati
"Anemia hampir terjadi di seluruh dunia, terutama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Ibu hamil adalah salah satu kelompok rawan gizi yang berisiko terjadi anemia. Dampak anemia dalam kehamilan sangat luas baik mulai dari kehamilan itu sendiri sampai melahirkan dan nifas. Secara tidak langsung anemia merupakan penyebab kesakitan dan kematian baik ibu maupun bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan desain cross sectional yang dianalisis menggunakan uji chisquare. Sampel penelitian sebanyak 110 responden yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Palmerah Jakarta Barat pada Mei 2013. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 37,3% responden mengalami anemia dalam kehamilan. Rata-rata Hb adalah 11,5 gr%. Hb terendah 10 gr% dan Hb tertinggi 13 gr%. Analisi bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara usia dengan anemia (OR=3,04; CI 95%=1,3-7,4), jarak kehamilan (OR=0,017; CI 95%=1,3-6,3), paritas (OR=0,026; CI 95%=1,2-6,7). Terdapat juga hubungan yang signifikan antara pola konsumsi makanan (0,038; 1,1-5,6), edukasi gizi/konseling gizi (0,023; 1,3-11,4), dan pemberian tablet Fe (0,005; 1,6-13,3). Perlu adanya konseling gizi/edukasi gizi baik secara individu maupun kelompok untuk menurunkan kejadian anemia.

Anemia occurs in almost all over the world, especially in developing countries,including Indonesia. Pregnant women are one of the vulnerable groups at risk of nutritional anemia. Impact of anemia in pregnancy is very wide both starting from the pregnancy itself until delivery and postpartum. Indirectly anemia is a cause of morbidity and mortality both mother and \ baby. This study aims to determine the factors associated with the incidence of anemia in pregnant women with a crosssectional design were analyzed using chi-square test. The research sample of 110 respondents conducted in West Jakarta District Health Clinics Palmerah in May 2013. The results showed as much as 37.3% of respondents experienced anemia in pregnancy. The average hemoglobin was 11.5 g%. Lowest Hb 10 g% and the highest Hb 13 g%. Bivariate analysis showed a significant relationship between age and anemia (OR = 3.04; 95% CI = 1.3 to 7.4), spacing of pregnancy (OR =0.017; 95% CI = 1.3 to 6.3) , parity (OR = 0.026; 95% CI = 1.2 to 6.7). There is also a significant correlation between the pattern of food consumption (0.038; 1.1 to 5.6), nutrition education / nutrition counseling (0,023; 1.3 to 11.4), and Fe tablet (0.005; 1.6 to 13 , 3). Need for nutritional counseling / nutrition education,both individually and collectively to reduce the incidence of anemia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Kiswiranti
"Penelitian ini membahas tentang penilaian risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap tahap aktivitas kerja yang dilakukan oleh Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPPSU).  Penelitian ini menggunakan Job Hazard Analysis (JHA) untuk mengidentifikasi bahaya dan risiko yang ada dan menggunakan metode semi kuantitatif W.T Fine untuk menganalisis risiko, dimana tingkat risiko didapatkan dari hasil perkalian probability, exposure, dan consequence. Pada penelitian ini terdapat 3 aktivitas kerja yaitu penanganan kebersihan jalan, penanganan kebersihan taman, dan penanganan kebersihan saluran. Penanganan kebersihan jalan dan penanganan kebersihan saluran masing-masing terdiri atas 7 tahap aktivitas kerja dan penanganan kebersihan taman terdiri atas 9 tahap aktivitas kerja. Hasil analisis risiko menunjukkan bahwa keseluruhan terdapat 149 bahaya dan risiko yang terdiri dari 5 jenis bahaya yaitu bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial.  

This research discusses about occupational health and safety risk assessment for work activities towards public handling of infrastructure and facilities officer. Job hazard analysis (JHA) is used to identify hazard and risk exists and using W.T Fine semiquantitative method to analyze risk, where the risk level obtained from multiplying probability, exposure, and consequence. This research focused on three main activities, such as handling of street cleaning, park cleaning, and sewer cleaning. Each of street and sewer cleaning handlings has seven steps of task activity and park cleaning handlings has nine steps of task activity. The results of risk analysis shows 149 hazards and risks, categorized into five kinds of hazard : physical hazard, chemical hazard, biological hazard, ergonomic hazard, and psychosocial hazard. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>