Ditemukan 226980 dokumen yang sesuai dengan query
Ahmad Ali Zaenal Abidien
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana komitmen afektif (tinggi vs rendah) dalam situasi pembelian produk fashion mempengaruhi pilihan saluran konsumen (online vs offline) yang dimediasi oleh perceived hedonic benefit dari pembelian di dalam konteks multi-channel di Indonesia. Penelitian ini menggunakan eksperimen dengan between-subject design dengan 2 kondisi komitmen afektif. Dua skenario dirancang untuk masing-masing kondisi komitmen afektif dalam situasi pembelian produk fashion (tinggi dan rendah). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan SurveyMonkey dan didapatkan 80 partisipan yang sudah memenuhi kriteria yang telah ditentukan, dimana 40 partisipan secara acak mendapatkan skenario kondisi komitmen afektif tinggi dan 40 partisipan secara acak mendapatkan skenario kondisi komitmen afektif rendah. Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan program SPSS 27. Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah binary logistics regression, chi-square test, independent sample t-test, dan regression bootstrapping procedure dalam PROCESS module (model 4). Penelitian ini menemukan bahwa ketika komitmen afektif dalam situasi pembelian produk fashion meningkat, konsumen akan lebih memilih berbelanja secara offline daripada online. Sementara ketika komitmen afektif dalam situasi pembelian produk fashion menurun, konsumen akan lebih memilih berbelanja secara online daripada offline. Penelitian ini juga menemukan bahwa ketika komitmen afektif dalam situasi pembelian produk fashion yang tinggi, maka perceived hedonic benefit dari pembelian akan lebih besar dibandingkan dengan komitmen afektif dalam situasi pembelian produk fashion yang rendah. Lebih lanjut, penelitian ini juga menemukan bahwa perceived hedonic benefit dari pembelian memediasi pengaruh komitmen afektif dalam situasi pembelian produk fashion terhadap pilihan saluran konsumen.
This study aims to analyze the impact of affective commitment (high vs low) in fashion product purchase situation affect consumer’s channel choice (online vs offline) that mediated by perceived hedonic benefit from the purchase on productive workers in Jabodetabek. This study used an experiment with between-subject design with 2 affective commitment’s condition. From the collected data, 80 participants met criteria. 40 participants had scenarios with high affective commitment condition and 40 participants had scenarios with low affective commitment condition. The hypotheses in this study are tested using binary logistics regression, chi-square test, independent sample t-test, and the regression bootstrapping procedure in the PROCESS module (model 4). This study found that when affective commitment in fashion product purchase situation increasing, consumers will prefer to make a purchase on offline rather than online. Meanwhile when affective commitment in fashion product purchase situation is declining, consumers will prefer to make a purchase on online rather than offline. This study also found that when the affective commitment in fashion product purchase situation is high, perceived hedonic benefit from the purchase will be higher than when the affective commitment in fashion product purchase situation is low. Furthermore, this study also found that perceived hedonic benefit from the purchase mediate the impacts of affectice commitment in fashion product situation to consumer’s channel choice. "
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Parulian, Jeremia Tiga
"Persaingan pasar produk fashion yang semakin ketat pada platform e-commerce membuat peran promosi penjualan menjadi semakin penting untuk menarik minat konsumen, salah satunya dengan diskon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi pembeli produk fashion terhadap diskon memengaruhi intensi perilaku mereka. Sampel penelitian ini berjumlah 249 orang yang berusia 18-35 tahun dan pernah membeli produk fashion dengan promo diskon melalui platform e-commerce. Data penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan secara online dan dianalisis dengan metode Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Penelitian yang dilakukan menemukan bahwaprice-quality perception dan smart shopper self-perception memberikan pengaruh langsung terhadap attitude towards discount dan behavioral intention. Kemudian, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa attitude towards discount mampu memberikan pengaruh mediasi dalam hubungan antara price-quality perception dengan behavioral intention serta smart shopper self-perception dengan behavioral intention
The market for fashion products on e-commerce platforms is becoming more competitive. Therefore, the role of sales promotion, such as discount, is even more important to attract consumers. This study aims to find out how the perceptions of fashion product buyers towards discounts influence their behavioral intentions. The sample of this study was 249 people who aged 18-35 years and had purchased fashion products with discount promotions through e-commerce platforms. The research data was collected through online questionnaires and analyzed using the Partial Least Square-Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method. This research finds that price-quality perception and smart shopper self-perception has a direct influence on attitude towards discount and behavioral intention. The result of this study also shows that attitude towards discount has a mediating effect on the relationship between price-quality perception and behavioral intention, also on the relationship between smart shopper self-perception and behavioral intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tazkia Azzahra
"
Dalam beberapa tahun terakhir, pasar barang mewah secara konsisten menunjukkan pertumbuhan yang signifikan di seluruh dunia. Makalah ini mengusulkan sebuah analisis tentang bagaimana budaya mempengaruhi konsumsi barang mewah, khususnya antara dua budaya yang berbeda: Indonesia dan Belanda. Penelitian ini berfokus pada pengaruh self-construal (interdependent vs independent) terhadap konsumsi barang mewah saat pembelian dilakukan secara online vs offline. Pertama, efek utama menunjukkan perbedaan antara konstruksi diri yang saling bergantung vs. konstruksi diri yang independen, khususnya tentang perbedaan konsumsi barang mewah untuk kedua budaya. Kedua, efek moderasi dari pembelian online vs. offline juga dimasukkan untuk menganalisis apakah ini membuktikan lebih jauh perbedaan antara konsep diri yang saling tergantung dan mandiri saat membeli barang mewah. Berdasarkan penelitian sebelumnya, diharapkan bahwa self-construal yang saling bergantung memiliki konsumsi barang mewah yang lebih tinggi, terutama ketika pembelian dilakukan secara offline, sedangkan yang diharapkan untuk independent self-construal adalah kebalikannya. Penelitian ini mengadopsi desain antar subjek 2x2 dengan mengumpulkan sampel sebanyak 170 partisipan dari Indonesia dan Belanda. ANCOVA satu arah, ANCOVA dua arah, serta ANOVA dua arah dilakukan untuk menganalisis data. Penelitian ini tidak dapat mengkonfirmasi hipotesis, namun tetap memberikan implikasi teoritis dan manajerial untuk pasar barang mewah. Terakhir, keterbatasan dan rekomendasi untuk penelitian masa depan juga disediakan.
In the past years, the luxury goods market has consistently shown significant growth all over the world. This paper proposes an analysis of how culture affects luxury consumption, more specifically between two different cultures: Indonesia and the Netherlands. This study focuses on the effect of self-construal (interdependent vs. independent) on luxury consumption when purchase is done online vs. offline. Firstly, the main effect showed distinction between interdependent self-construal vs. independent self-construal, specifically on how luxury consumption differs for both cultures. Secondly, the moderating effect of online vs. offline purchase was also incorporated to analyze whether this further proves the distinction between interdependent and independent self-construal when purchasing luxury goods. Based on prior research, it was expected that interdependent self-construal has higher luxury consumption, especially when purchase is done offline, while the opposite was expected for independent self-construal. This research adopts a 2x2 between-subjects design by collecting samples of 170 participants from Indonesia and the Netherlands. A one-way ANCOVA, two-way ANCOVA, as well as two-way ANOVA were performed to analyze the data. This research was not able to confirm the hypotheses, however it still provides theoretical and managerial implications for the luxury market. Lastly, limitations and recommendations for future research are also provided."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Farah Diba Ariyanti
"Perkembangan modest fashion di Indonesia meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Sejak pandemi, pada tahun 2020, beberapa modest fashion brand ternama di Indonesia mulai mengalihkan strategi penjualan mereka ke ranah online, salah satunya melalui media sosial Instagram. Oleh karena itu, pemasaran produk modest fashion brand dengan menggunakan jasa social media influencer (SMI) sedang berkembang dengan pesat. Penelitian ini ingin mengetahui peran mediasi dari perceived credibility dan perceived religiosity SMI terhadap brand attitude dan purchase intention pada modest fashion brand di Indonesia, serta peran moderasi dari hedonic value pada produk tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif single cross-sectional dengan jumlah responden sebanyak 246 orang wanita pengguna aktif Instagram. Data dalam penelitian ini diolah menggunakan AMOS 24 dengan metode SEM. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perceived expertise, goowill, dan trustworthiness, serta perceived religiosity yang dimiliki oleh SMI mampu memediasi hubungan antara SMI power dan brand attitude. Kemudian, hedonic value dari produk modest fashion brand juga mampu mempengaruhi purhcase intention.
In recent years, modest fashion has grown significantly in Indonesia. Since the pandemic in 2020, some well-known modest fashion companies in Indonesia have started to change their focus from offline to online sales, using Instagram as one of the strategies. As a result, social media influencers (SMI) in marketing strategies are expanding. This study wants to analyze the mediating role of perceived credibility and religiosity of SMI on brand attitude and purchase intention of modest fashion brands in Indonesia, as well as the effects of hedonic value on the product. This study included 246 respondents who are active female Instagram users and used a single cross-sectional quantitative methodology. The data was processed using AMOS 24 with the SEM method. This research offers empirical evidence on the mediating effect of expertise, goodwill, trustworthiness, and religiosity between SMI power and brand attitude. Furthermore, the result of this study also shows that moderating effect of the hedonic value on the product from modest fashion brands impacts the purchase intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Hutahaean, Ferina Debby Natashya
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat pengaruh dari generasi Y dan generasi Z pada fashion fanship, sikap, dan pembelian impulsif dari pembeli pria. Dengan menggunakan metode multiple regression, pada penelitian ini ditemukan bahwa fashion fanship dan generasi memiliki pengaruh yang positif pada pengeluaran untuk pembelajaan fashion. Sedangkan untuk sikap terhadap fashion dan pembelanjaan impulsif tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada pengeluaran fashion. Dengan menggunakan 300 responden dari daerah Jabodetabek ditemukan hasil bahwa Generasi Y memiliki kecenderungan berbelanja yang lebih sering dibandingkan dengan Generasi Z. Sedangkan untuk fashion fanship, sikap, dan pembelian impulsif pada generasi Y tidak memiliki kecenderungan yang lebih tinggi dibandingkan generasi Z.
This research is intended to look at the impacts of generation Y and generation Z on fashion fanship, Sikaps and impulsive buying of male shoppers. By using multiple regression method, it is revealed that fashion fanship and generation have positive impact on fashion spending. While on the other hand, Sikap and impulse buying do not have a significant effect on fashion spending. By using the responses from 300 respondents from Jabodetabek area, it is found that Y generation has purchasing tendency that is more often than Z generation. While for fashion fanship, sikap and impulse buying, the trend for Y generation is not higher than Z generation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46885
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fandrian Ramadhani
"Skripsi ini meneliti peran dari pribadi, produk terkaitdan faktor ekonomi dalam memprediksi sikap konsumen dan niat pembelian terhadap MELILEA GreenField Organic. Sebuah model konseptual diperoleh dan diuji melalui structural equation modeling pada sampe ldari 167 konsumen. Hasil menunjukkan bahwa Sikap dipengaruhi oleh gaya hidup etis, kesadaran akan kesehatan dan persepsi harga. Sikap secara parsial memediasi pengaruh gaya hidup etis dan kesadaran akan kesehatan terhadap niat untuk membeli MELILEA GreenField Organic. Sikap mengasumsikan peran yang lebih utama dalam memediasi secara penuh pengaruh persepsi harga terhadap niat untuk membeli MELILEA GreenField Organic. Secara keseluruhan model konseptual pengambilan keputusan konsumen berkinerja baik pada MELILEA GreenField Organic.
This research examines the role of personal, product-related and economic factors in predicting consumer attitudes andpurchase intentions towards MELILEA Greenfield Organic. A conceptual model is obtained and tested through structural equation modeling on a sample of 167 consumers. The results showed that attitudes are influenced by ethical lifestyle, health awareness and perception of the price. Attitude partially mediates the effect of an ethical lifestyle and health awareness of the intention to buy MELILEA Greenfield Organic. Attitude assumes a major role in mediating the full effect of price perception on the purchase intention MELILEA Greenfield Organic. Overall conceptual model of consumer decision making performs well on MELILEA Greenfield Organic."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45415
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dwi Indah Fitriningsih
"Industri fashion telah berevolusi secara signifikan, beralih dari traditional craftsmanship ke fast fashion, yang telah meningkatkan corncern terhadap masalah lingkungan dan mendorong kesadaran tentang circular fashion juga collaborative consumption. Studi ini meneliti pengaruh shopping motivation dan perceived risk terhadap intention untuk terlibat dalam fashion renting di kalangan konsumen Indonesia berusia 15-45 tahun yang sebelumnya tidak pernah menggunakan platform penyewaan pakaian. Dengan menggunakan Structural Equation Modeling-Partial Least Squares (SEM-PLS) dengan evolusi dari teori Technology Acceptance Model, temuan pada penelitian ini mengungkapkan bahwa social shoping motivation dan social risk secara signifikan memengaruhi attitude terhadap fashion renting. Konsumen yang didorong oleh social shopping motivation, seperti mengikuti tren dan pengaruh teman sebaya, lebih cenderung memiliki sikap positif terhadap penyewaan pakaian. Sebaliknya, social risk yang dirasakan, termasuk potensi stigma atau penilaian dari teman sebaya karena mengenakan pakaian sewaan, memengaruhi attitude ini secara negatif. Achievement shopping motivation dan performance risk tidak secara signifikan memengaruhi attitude terhadap fashion renting. Selain itu, positif attitude terhadap fashion renting secara signifikan memengaruhi intention untuk menggunakan platform penyewaan pakaian. Menangani social risk dan memanfaatkan social shopping motivation dapat menumbuhkan attitude dan intention yang positif terhadap fashion renting, memberikan wawasan berharga bagi platform dan pemasar fashion renting yang bertujuan untuk mempromosikan konsumsi sustainable fashion di Indonesia.
The fashion industry has evolved significantly, transitioning from traditional craftsmanship to fast fashion, which has raised environmental concerns and promoted the circular fashion also collaborative consumption. This study examines the impact of shopping motivation and perceived risk on the intention to engage in fashion renting among Indonesian consumers aged 15-45 who have not previously used fashion renting platforms. Using Structural Equation Modeling-Partial Least Squares (SEM-PLS) with the evolution of Technology Acceptance Model theory, the findings reveal that social shopping motivation and social risk significantly influence attitudes towards fashion renting. Consumers driven by social shopping motivations, such as staying trendy and peer influence, are more likely to have a positive attitude towards fashion renting. Conversely, perceived social risks, including the potential stigma or judgment from peers for wearing rented clothes, negatively affect these attitudes. Achievement shopping motivation and performance risk do not significantly impact attitudes towards fashion renting. Additionally, positive attitudes towards fashion renting significantly impact the intention to use these platforms. Addressing perceived social risks and leveraging social shopping motivations can foster positive attitudes and intentions towards fashion renting, providing valuable insights for fashion rental platforms and marketers aiming to promote sustainable fashion consumption in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indinesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dalila Putri Paramadani
"
ABSTRAKPenggunaan internet di Indonesia sudah semakin melesat terutama pada bidang e-commerce online shopping yang berhubungan dengan produk fashion. Produsen melihat penjualan secara online dapat menjadi peluang untuk meningkatkan suatu penjualan karena di zaman sekarang mempunyai toko offline dan online dapat memudahkan produsen untuk memasarkan produknya terutama di bidang fashion. Sebagai online shopping yang sudah cukup terkenal, Zalora Indonesia memiliki berbagai macam penawaran tetapi dalam melakukan pembelian online seorang konsumen juga memiliki banyak pertimbangan sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli produk di Zalora Indonesia. Pertimbangan tersebut berdasarkan harga, pelayanan, fasilitas dan kualitas yang diberikan. Sebagai situs belanja online fashion yang terkenal Zalora Indonesia dapat memberikan pengalaman yang serupa dengan pembelian secara offline.
ABSTRACTThe use of internet in Indonesia has continuously increased in the field of e commerce online shopping mostly in the production of fashion. Producers sees a bigger opportunity in online business as nowadays having both online and offline business can increased sales mostly in the field of fashion. As one of the most popular online shopping website, Zalora Indonesia offers a lot of different key ideas to the consumer but in the process of purchasing product in online shop a consumer also have a lot of thought to put into before actually making the purchase. The factor of consideration are varies most of them are through price,service,facility and quality the shop offer. As a well known online shop,it is believed that Zalora Indonesia can give the same experience as an offline shop."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Dhitami Astialinda
"Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi, kini hampir semua aktivitas dapat dilakukan dengan Internet, tidak terkecuali aktivitas berbelanja. Penelitian ini membahas tentang perilaku konsumen dalam berbelanja produk fashion secara online menggunakan Theory Reasoned Action (TRA) dengan melihat bagaimana variabel relative advantage, result demonstrability, compatibility, ease of use, visibility, dan perceived risk mempengaruhi sikap terhadap berbelanja produk fashion secara online. Selanjutnya juga bagaimana variabel attitude, dan subjective norms mempengaruhi intensi untuk terus melanjutkan penggunaan Internet untuk berbelanja produk fashion. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan structural equation modeling (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa attitude dan offline subjective norms merupakan faktor yang berpengaruh terhadap intensi untuk terus melanjutkan pembelian produk fashion secara online. Ditambah juga, result demonstrability dan perceived risk berpengaruh terhadap sikap dalam berbelanja produk fashion secara online.
Along with the rapid advances in technology, now almost all of the activities can be done with the Internet, including shopping activity. This study discusses consumer behavior on purchasing fashion products in the Internet using the Theory of Reasoned Action (TRA) to see how these variables; relative advantage, result demonstrability, compatibility, ease of use, visibility, and perceived risk affect attitudes toward online shopping fashion products. Furthermore, also how attitude, and subjective norms influence the intention to continue to use the Internet to purchase fashion products. Processing of the data in this study using structural equation modeling (SEM). Findings show that consumers' attitude towards purchasing on the Internet is an influential factor on intentions to continue Internet purchasing. Additionally, result demonstrability and perceived risk are influential factors on attitudes towards this behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S57855
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Emirsyah Irsan
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai pengaruh pengetahuan CSR konsumen terhadap perilaku pembelian produk hijau. Penelitian ini menggunakan sampel konsumen muda berusia 16-30 tahun yang berdomisili di Indonesia ketika pengambilan data survey dilakukan. Terdapat 233 respon yang valid yang dikumpulkan dengan menggunakan metode convenience sampling. Data dalam penelitian ini diproses dan dianalisa dengan menggunakan Partial Least Square - Structural Equation Model (PLS-SEM). Penelitian ini menemukan bahwa perilaku pembelian produk hijau dipengaruhi secara langsung oleh pengetahuan CSR konsumen dan sikap konsumen terhadap lingkungan. Penelitian ini juga menemukan bahwa anggapan efektifitas konsumen memoderasi hubungan antara pengetahuan CSR konsumen dan perilaku pembelian produk hijau, namun tidak memoderasi hubungan antara pengetahuan CSR konsumen dan sikap konsumen terhadap lingkungan. Meski begitu, sikap konsumen terhadap lingkungan tidak dipengaruhi oleh pengetahuan CSR konsumen, serta tidak terdapat hubungan moderasi yang disebabkan sikap konsumen terhadap lingkungan, antara pengetahuan CSR konsumen dan perilaku pembelian produk hijau. Studi ini diharapkan dapat memberi masukan terhadap pemerintah untuk mengetahui seberapa jauh konsumen muda di Indonesia telah memprioritaskan membeli produk ramah lingkungan. Serta untuk perusahaan, untuk mengetahui pentingnya melakukan kegiatan CSR dan mengkomunikasikannya secara efektif kepada konsumen.
The purpose of this study is to understand whether consumer CSR knowledge influences green purchase behavior. The sample used in this study is young Indonesians aged 16-30 at the time the survey was taken. There were 233 valid responses collected using the method of convenience sampling. The data is processed and analyzed using the Partial Least Square—Structural Equation Model (PLS-SEM). This study finds that consumer CSR knowledge and environmental attitude directly influence green purchase behavior. Moreover, perceived consumer effectiveness moderates the relationship between consumer CSR knowledge and green purchase behavior but not in the relationship between consumer CSR knowledge and consumer environmental attitude. Meanwhile, consumer environmental attitude is not influenced by consumer CSR knowledge. Also, consumer environmental attitude does not mediate the relationship between consumer CSR knowledge and green purchase behavior. This study is expected to assist the government in measuring how far young Indonesian consumers have shifted to preferring a more environmentally-friendly product and for the company to assess the importance of exercising CSR activities and communicating effectively with the consumer."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library