Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134765 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moza Arafati
"Tingginya kerentanan lansia terhadap risiko infeksi hingga kematian akibat COVID-19 menimbulkan masalah kecemasan pada lansia terhadap risiko tertular COVID-19. Peran keluarga dalam memberikan dukungan bagi lansia sangat penting, mengingat keluarga merupakan kelompok sosial yang paling penting dan paling dekat dengan lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan dari keluarga dengan tingkat kecemasan lansia tentang risiko tertular COVID-19. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan cross sectional dan pemilihan sampel dengan teknik cluster random sampling, yaitu sebanyak 107 lansia. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa dukungan dari keluarga memiliki hubungan yang kuat dengan kecemasan lansia terhadap risiko tertular COVID-19 (p value = 0.000). Penelitian ini merekomendasikan pemberi layanan kesehatan, terutama perawat komunitas untuk memberikan penguatan terhadap dukungan dari keluarga, terutama dukungan instrumental dengan memfasilitasi keluarga yang merawat lansia untuk ikut terlibat dalam memberikan dukungan dan perawatan bagi lansia terutama pada masa pandemi COVID-19 atau masa penyebaran penyakit menular. Hal tersebut dapat dilakukan melalui program penyuluhan yang dilakukan dengan mendatangi secara langsung keluarga yang merawat lansia untuk mengidentifikasi dan memberikan penguatan terhadap dukungan dari keluarga bagi lansia, sehingga lansia dapat merasakan dukungan dari keluarga secara maksimal.

The high vulnerability of elderly to the risk of infection to death from COVID-19 raises anxiety problem in the elderly against the COVID-19 transmission risk. The role of the family in providing support for the elderly is very important, considering that the family is the most important and the closest social group to the elderly. This research aimed to identify the correlation between the family support and elderly’s anxiety of COVID-19 transmission risk. This study used cross sectional design and cluster random sampling technique as the sample selection, applied to 107 elderly. Based on the results of the study, family support had a strong correlation with elderly’s anxiety of COVID-19 transmission risk (p value = 0.000). This study recommends health care providers, especially community nurses, to provide reinforcement of family support, especially instrumental support by facilitating the family who care for elderly to be involved in providing support and care for the elderly, during the COVID-19 pandemic or the spread of infectious diseases. It can be done by visiting the families who care for elderly directly to indentify and provide reinforcement of family support for the elderly, so that elderly can feel the support from their families.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dian Fitria
"Bencana kebakaran pasar menyebabkan fungsi ekonomi para pedagang hilang. Hal ini menyebabkan muncul permasalahan psikologis salah satunya ansietas. Psychological capital merupakan personal ability yang dimiliki individu yang diharapkan mampu menjadi sumber positif untuk pulih dari bencana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan psychologycal capital hope, self efficacy, resilience, optimism dengan ansietas pada korban kebakaran pasar diwilayah Jakarta Pusat. Desain yang digunakan cross-sectional dengan metode nonprobability sampling. Responden berjumlah 174 orang. Analisa data menggunakan Independent T Test dan Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan psychological capital self efficacy optimism dengan ansietas pada korban kebakaran pasar diwilayah Jakarta Pusat. Hasil juga menunjukkan bahwa jumlah kios yang terbakar dalam jumlah banyak akan menaikkan ansietas korban sebesar 4,845 kali lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kios yang sedikit. Penelitian ini merekomendasikan psychological capital menjadi bagian pengkajian keperawatan bencana, sebagai dasar pemberian intervensi keperawatan bencana.

The market fire disaster caused economic functionality disappear. This causes the emergence of psychological problems one of them is anxiety. Psychological capital is a personal ability possessed by individuals who are expected to be a positive source to recover from disaster. The purpose of this research is to know the relation of psychological capital hope, self efficacy, resilience, optimism with anxiety to victim of fire of market in Central Jakarta region. The design used is cross sectional with nonprobability sampling method. Respondents numbered 174 people. Data analysis using Independent T Test and Chi Square.
Result of research indicate relationship of psychological capital self efficacy optimism with anxiety to victim of fire of market in area of Central Jakarta. The results also show that the number of booths burned in large quantities will increase the anxiety of victims by 4.845 times higher than the small number of booths. This study recommends psychological capital to be part of the assessment of disaster nursing, as the basic for providing disaster nursing interventions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Setiyawati
"Kecemasan lanjut usia (lansia) dapat disebabkan oleh ketidaksiapan mental menjalani proses menua. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik lansia dan perubahan proses menua dengan tingkat kecemasan di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung Jakarta Timur. Desain penelitian adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 79 lansia yang diambil secara purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan 55,7% lansia mengalami kecemasan ringan dan 44,3% kecemasan sedang. Teridentifikasi adanya hubungan antara jenis kelamin (p =0,004) dan perubahan proses menua (p = 0,028) dengan tingkat kecemasan. Pihak panti disarankan untuk memberikan pelatihan menangani kecemasan untuk petugas panti.

"Anxiety in elderly can be caused by mental unpreparedness undergo aging" "process. The aim was to determine the relationship of elderly characteristics and aging process changes with the level of anxiety at the elderly social institution Bina Mulia 1. A descriptive correlation design was applied and 79 samples were taken by purposive sampling.
The results showed 55,7% elderly experiencing mild anxiety and 44,3 % were moderate. The relationship between sexes (p =0,004) and aging process changes (p= 0,028) with the level of anxiety were identified. The social institution is advised to provide staff training about dealing with elderly anxiety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Elsa Hedia
"Latar belakang: Mahasiswa kedokteran telah menunjukkan tingkat ansietas yang lebih tinggi dibandingkan populasi umum. Hal ini memiliki berbagai implikasi negatif sehingga dibutuhkan usaha untuk menanggulanginya. Penelitian-penelitian sebelumnya telah menilik resiliensi sebagai salah satu faktor protektif terhadap ansietas. Namun, belum ada penelitian yang menguji hubungan antara resiliensi dan ansietas pada mahasiswa kedokteran di Indonesia terkhususnya pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara resiliensi dengan ansietas pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tingkat 3 di masa pandemi COVID-19.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang pada mahasiswa FKUI tingkat 3 dengan menggunakan kuesioner CD-RISC25 untuk menilai tingkat resiliensi dan kuesioner K10 untuk menilai ansietas subjek. Analisis hubungan kedua variabel dilakukan menggunakan uji Mann Whitney.
Hasil: Hasil uji Kolmogorov-Smirnov terhadap data resiliensi dibandingkan dengan faktor ansietas menunjukkan distribusi tidak normal (p<0,05), dengan rerata nilai 69,39 ± 14,11. Berdasarkan uji Mann Whitney, resiliensi dan ansietas menunjukkan hubungan yang signifikan (asymp. sig. (2-tailed) = 0,00) di mana tingkat resiliensi yang lebih rendah berhubungan dengan ansietas.
Kesimpulan: Resiliensi memiliki hubungan signifikan yang berbanding terbalik dengan ansietas pada mahasiswa FKUI tingkat 3.

Introduction: Medical students have shown higher anxiety levels compared to the general population. As this has many negative implications, so efforts are needed to overcome it. Previous studies have looked into resilience as one of the protective factors for anxiety. However, there have been no studies that examine the relationship between resilience and anxiety in medical students in Indonesia, especially during the era of COVID-19 pandemic. This study aims to determine the relationship between resilience and anxiety in third year medical students of the Faculty of Medicine Universitas Indonesia during the COVID-19 pandemic.
Method: This study used a cross-sectional design on third year medical students of the Faculty of Medicine Universitas Indonesia using CD-RISC25 questionnaire to see resilience and K10 questionnaire to see subject’s anxiety. Analysis of the two variables was conducted using the Mann Whitney test.
Result: The result of the Kolmogorov-Smirnov test for resilience data compared to the anxiety factors showed that the data is not normally distributed (p<0.05), with a mean score of 69,39 ± 14,11. According to the Mann Whitney test, resilience and anxiety showed a significant relationship (asymp. sig. (2-tailed) = 0.00) in which lower resilience level is correlated with anxiety.  
Conclusion: Resilience has significant and inverse relationship with anxiety in third year medical students of Faculty of Medicine Universitas Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bukit, Natalia Teresia
"Kecemasan dirasakan oleh siswa kelas XII dalam menghadapi ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Dukungan sosial dapat menurunkan tingkat kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan siswa kelas XII dalam menghadapi ujian masuk PTN melalui UTBK. Sampel penelitian adalah 319 responden dengan kriteria inklusi siswa kelas XII tahun ajar 2023/2024 serta siswa yang memiliki gawai. Desain penelitian menggunakan cross sectional. Tehnik pengambilan sampel dengan tehnik Cluster Random Sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen TAS untuk mengukur kecemasan  dan instrumen MSPSS. Analisis data menggunakan uji Chi-Squre yang menunjukkan hasil terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan siswa kelas XII dalam menghadapi ujian masuk PTN melalui UTBK (p-value = 0,001). Penelitian ini merekomendasikan pemberi layanan, seperti petugas Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk melakukan penyuluhan terhadap siswa kelas XII serta memberikan informasi kepada para orang tua dan guru untuk selalu memberikan dukungan sosial kepada para siswa kelas XII, baik dukungan emosional, informasional, intrumentasl, dan penghargaan.

Class XII students feel anxiety when facing the State University (PTN) through the Computer-Based Written Exam (UTBK). Social support can reduce anxiety levels. This research aims to determine the relationship between social support and anxiety of class XII students in facing the PTN entrance exam through UTBK. The research sample was 319 respondents with the inclusion criteria being class XII students for the 2023/2024 academic year and students who own devices. The research design used cross-sectional. The sampling technique is the Cluster Random Sampling technique. This research uses the TAS instrument to measure anxiety and the MSPSS instrument. Data analysis used the Chi-Squre test which showed that there was a relationship between social support and anxiety of class XII students in facing the PTN entrance exam through UTBK (p-value = 0.001). This research recommends that service providers, such as School Health Unit (UKS) officers, provide counseling to class XII students and provide information to parents and teachers to always provide social support to class XII students, including emotional, informational, instrumental, and award."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koharuddin
"Kecemasan, stres berkepanjangan yang dirasakan pasien hipertensi serta dukungan keluarga yang rendah bisa mempengaruhi perilaku manajemen diri, sehingga berdampak pada peningkatan tekanan darah dan komplikasi dari hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecemasan, stres dan dukungan keluarga dengan perilaku manajemen diri pada pasien hipertensi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kecemasan, stres dan dukungan keluarga, Penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Jumlah sampel 198 responden. Hasil: pada analisis chi square terdapat hubungan yang signifikan kecemasan (p=0,003: α=0,05) dan stres, (p=0,019: α=0,05) dengan perilaku manajemen diri, pada analisis regresi logistik berganda didapatkan 2 variabel yang mempunyai hubungan dengan perilaku manajemen diri yaitu kecemasan dan stres. penelitian lebih lanjut didapatkan kecemasan sebagai variabel yang paling dominan dengan perilaku manajemen diri (ρ=0,011), berdasarkan hal tersebut perawat perlu melakukan pengkajian lebih awal tentang psikososial seperti kecemasan dan stres, selain pengkajian fisik, sehingga bisa memberikan edukasi dengan pasien dan mendampingi pasien dalam mengatasi kecemasannya.

Anxiety, stress, prolonged fell by hypertensive patient and low family support can affect self-management behavior, so that it has an impact on increasing blood pressure and complications from hypertension. This study aims to determine the relationship between anxiety, stress and family support with self-management behavior in hypertensive patients. This independent variables in this study were anxiety, stress and familiy support, while the confounding variables were age, gender, education, occupation, history of hypertension, history of smoking, history of drinks alkohol. The research uses descriptive analytic with cross sectional design. The number of samples 198 respondents. The results analysis chi square there is a significant relationship between anxiety (p=0,003: α=0,05) and stress (p=0,019: α=0,05) with self-management behavior, In the multiple logistic regression analysis, there were 2 variables that had a relationship with self-management behavior, namely anxiety and stress. The results of further research showed that anxiety and stress, in addition to physical assessment, so that they can provide education with patients and accompany them. Patients in dealing with anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathasha Ainaya Pramesti
"COVID-19 menghadirkan tantangan baru bagi keluarga, tidak terkecuali perempuan bekerja yang menjadi family caregiver lansia. Hal ini dapat menimbulkan stres pada caregiver tersebut. Perawatan lansia yang optimal dapat terwujud apabila semua anggota keluarga dapat bekerja sama. Meskipun demikian, kerjasama ini dapat membawa konflik yang mengganggu adaptasi dari anggota keluarga dan mengancam resiliensi keluarga. Penelitian menggunakan metode korelasional untuk melihat hubungan antara resiliensi keluarga dan stres. Alat ukur Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) digunakan untuk mengukur resiliensi keluarga dan alat ukur Perceived Stress Scale (PSS-10) digunakan untuk mengukur stres. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian adalah non-probability dengan jenis convenience sampling. Berdasarkan uji korelasi yang dilakukan menggunakan teknik analisis statistik Pearson Correlation, ditemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara resiliensi keluarga dan stres pada perempuan bekerja yang menjadi family caregiver lansia. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin kuat resiliensi keluarga yang dimiliki oleh caregiver, maka akan semakin rendah stres yang dialaminya. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebesar 8 persen varians dari stres dapat dijelaskan oleh resiliensi keluarga. Dengan demikian, penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para praktisi dalam mengembangkan intervensi stres yang fokus pada pengembangan resiliensi keluarga bagi perempuan bekerja yang menjadi family caregiver.

COVID-19 presented new challenges for families, particularly working women doubling as Caregivers for the elderlies in the family. This could cause stress for said women. Optimal care for the elderly can be achieved if all family members work together. Even so, this cooperation could still cause conflict between family members that would jeopardize family resilience. This Research was performed using correlational methods to observe correlations between family resilience and stress. The Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) and the Perceived Stress Scale (PSS-10) were used to measure family resilience and stress respectively. Non-Probability Convenience Sampling technique was also used in this research. Based on the correlation test performed using the Pearson Correlation statistics analysis technique, it was observed that there’s a significant negative correlation between family resilience and stress in families with working females doubling work as caregivers to the elderly in the family. This results shows that less stress is present when the family resilience is high with the vice versa applying as well. Therefore, it can be concluded that family resilience explains the 8% variance of observed stress levels. In short, this research can be used as a benchmark for practitioners to develop stress interventions which focuses on the development of family resilience for families with working women who are also caregivers of the elderly."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Nur Hidayah
"Kecemasan pada remaja dapat membawa remaja pada perilaku menyimpang dan gangguan kesehatan. Aktivitas fisik dapat mengalihkan kecemasan dengan menjadikan suasana hati menjadi lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara aktivitas fisik remaja dan tingkat kecemasan yang mereka alami. Pengukuran aktivitas fisik dilakukan menggunakan instrumen International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dan Hamilton Anxiety Rating Scale for Anxiety (HARS).
Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan tipe deskriptif korelatif dan pendekatan cross sectional terhadap100 remaja SMA kelas X dan XI yang dipilih dengan quota sampling. Data dianalisis dengan uji chi square.
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dan tingkat kecemasan (p=0,222;α=0,1). Kecemasan sedang berat lebih banyak dialami oleh remaja perempuan (p=0,417; CI: 95%). Peran bimbingan dan konseling di sekolah perlu ditingkatkan untuk membangun koping remaja dalam menurunkan kecemasan.

Anxiety among adolescent could lead to negative behavior and caused many health problems. Physical activity could distract the anxiety by enhancing the mood. The purpose of the study was to identify the correlation between physical activity and anxiety level of adolescent.
This study used cross sectional design and descriptive method with data accumulated by questionnaire given to 100 high school students grade X and XI were selected by quota sampling and analyzed by chi square test. International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) was used to measure activity level and Hamilton Anxiety Rating Scale for Anxiety (HARS) was used to measure anxiety level.
Based on correlation analysis, there were not significant correlation among anxiety level with physical activity (p= 0, 222, α= 0,1). Moderate to severe level of anxiety were more prevalent in girl adolescent (p=0,417; CI: 95%). Guidance and counseling in schools need to be improved to build positive coping to reduce anxiety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramita Nastiti
"Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan pasien di ruang rawat ICU, di antaranya pengalaman dirawat di ICU itu sendiri serta lingkungan ICU yang banyak menimbulkan suara dari mesin dan monitor. Selain itu, pasien tidak mampu berkomunikasi secara lisan karena pemasangan endotracheal tube. Ketidakmampuan berkomunikasi ini membuat pasien merasa tidak berdaya, takut, kesepian, dan cemas. Untuk mengurangi dan mencegah kecemasan ini berkembang lebih lanjut adalah dengan menerapkan komunikasi terapeutik pada pasien. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang menggunakan purposive sampling dengan 69 responden. Sumber data merupakan data primer yang dikumpulkan peneliti menggunakan kuesioner. Data menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan gambaran komunikasi terapeutik mayoritas baik (60.9%). Gambaran tingkat kecemasan mayoritras ringan (56.5%). Hasil uji statistic Chi Square di peroleh nilai ? 0,000 (<0,05) artinya ada hubungan antara komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan pada masa penyepihan ventilator. Komunikasi terapeutik yang diterapkan oleh perawat efektif menurunkan kecemasan pasien dalam masa penyapihan ventilator. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pasien selama perawatan di ruang ICU.

Many factors can affect the patient's anxiety level in intensive unit, including the experience of being treated in the ICU itself and the ICU environment which generates a lot of noise from machines and monitors. In addition, the patient was unable to communicate verbally because of the endotracheal tube placement. This inability to communicate makes patients feel helpless, afraid, lonely, and anxious. To reduce and prevent this anxiety from developing further is to apply therapeutic communication to patients. The research to be conducted is a quantitative study with a cross-sectional design using purposive sampling with a total sample of 69 respondents. The data source is primary data collected by researchers using a questionnaire. Data analysis used univariate and bivariate analysis with chi-square. The results showed that the majority of the therapeutic communication images were good (60.9%). The description of the level of anxiety of the majority is mild (56.5%). The results of the Chi Square statistical test obtained ? 0.000 (<0.05) meaning that there is a relationship between therapeutic communication and anxiety levels during ventilator withdrawal. Therapeutic communication implemented by nurses is effective in reducing patient anxiety during ventilator withdrawal. Further research is needed to look at the factors that influence the patient's anxiety level during treatment in the ICU.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>