Ditemukan 135140 dokumen yang sesuai dengan query
Charisma Nur Ramadhanti
"Penelitian ini membahas mengenai penangan risiko pada proses pemindahan workshop maintenance turbine aviasi. House of Risk adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko, prioritas risiko beserta dengan preventive action yang paling efektif untuk menangani risiko yang terjadi. House of Risk merupakan metode yang terintegrasi antara model House of Quality dan Failure mode Effect Analysis. Perhitungan framework house of risk dibagi menjadi 2 fase. Pada fase 1 akan menghasilkan prioritas risk agent dan fase 2 akan menghasilkan preventive action dalam pemindahan workshop. Penelitian ini didukung dengan hukum pareto 80/20 dalam penentuan prioritas risiko dan preventive action yang paling tepat dan mudah dilakukan oleh perusahaan. Hasilnya, dari penelitian ini didapatkan tiga belas prioritas risk event dan dua puluh satu prioritas risk agent dengan sepuluh prioritas preventive action.
This study discusses the risk handlers in the process of moving the aviation turbine maintenance workshop. House of Risk is a method used to identify risks, prioritize risks along with the most effective preventive actions to deal with risks that occur. House of Risk is an integrated method between the House of Quality and Failure Mode Effect Analysis models. The calculation of the house of risk framework is divided into 2 phases. In phase 1 it will produce priority risk agents and phase 2 will produce preventive actions in moving the workshop. This research is supported by the 80/20 pareto law in determining risk priorities and preventive actions that are most appropriate and easy for companies to carry out. As a result, this study obtained thirteen risk event priorities and twenty one risk agent priorities with ten preventive action priorities.. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ahmad Fauzi
"House of Risk (HOR) merupakan integrasi antara dua model penelitian yaitu metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan House of Quality (HOQ) yang berfokus pada penentuan tindakan pencegahan terhadap sumber risiko yang telah tereliminasi. Metode House of Risk (HOR) banyak digunakan untuk melakukan penanganan terhadap permasalahan yang terjadi di berbagai industri. Penanganan risiko sendiri terdiri dari proses identifikasi kejadian, lalu menganalisis kejadian tersebut apakah berpotensi menyebabkan munculnya risiko, dan terakhir menentukan tindakan pencegahan yang tepat dalam menangani risiko tersebut. Pada penelitian ini, House of Risk digunakan sebagai alat untuk menangani risiko terkait pemindahan workshop PT Indopelita Aircraft Service dari Rancaekek ke Pondok Cabe. Penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi kejadian risiko yang bisa memberikan pengaruh buruk terhadap proses pemindahan workshop serta menganalisis kejadian untuk mendapatkan informasi tentang sumber risiko. Proses identifikasi dan analisis tersebut dilakukan bersama dengan para ahli yang berpengalaman di bidangnya. Setelah melakukan pengolahan data dengan House of Risk (HOR) tahap 1 maka diperoleh 21 kejadian risiko dan 60 penyebab risiko. Berdasarkan perhitungan Pareto, terdapat 15 agen risiko yang mencakup 80% dari total Aggregate Risk Potential (ARP) dan dipilih sebagai prioritas mitigasi. Penyebab risiko dengan nilai Aggregate Risk Potential (ARP) terbesar adalah pekerja melakukan pekerjaan diluar standar operasional prosedur yang telah ditetapkan dengan nilai sebesar 1872. Lalu pada House of Risk (HOR) tahap 2 diperoleh nilai efektivitas tertinggi yaitu sebesar 15387 yaitu mengumpulkan data-data sebelumnya baik dari buku manual ataupun dari hasil dokumentasi untuk menghindari risiko kehilangan.
House of Risk (HOR) is an integration between two research models, namely the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method and the House of Quality (HOQ) which focus on determining preventive measures for eliminated risk sources. The House of Risk (HOR) method is widely used to handle problems that occur in various industries. Risk management itself consists of the process of identifying events, then analyzing these events whether they have the potential to cause risks, and finally determining appropriate preventive measures in dealing with these risks. In this study, the House of Risk is used as a tool to deal with risks related to the transfer of the PT Indopelita Aircraft Service workshop from Rancaekek to Pondok Cabe. This research begins by identifying risk events that could adversely affect the process of moving the workshop and analyzing events to obtain information about risk sources. The process of identification and analysis is carried out together with experts who are experienced in their fields. After processing the data with the House of Risk (HOR) stage 1, 21 risk events and 60 risk causes were obtained. Based on Pareto calculations, there are 15 risk agents covering 80% of the total Aggregate Risk Potential (ARP) and are selected as mitigation priorities. The cause of the risk with the largest Aggregate Risk Potential (ARP) value is workers doing work outside the standard operating procedures that have been set with a value of 1872. Then in the House of Risk (HOR) stage 2, the highest effectiveness value was obtained, namely 15387, namely collecting previous data either from manuals or from documentation results to avoid the risk of loss."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anisah Trindita Ari
"Ditengah era Globlasisasi yang terjadi saat ini persaingan bisnis menjadi semakin ketat. Perkembangan Produk dan jasa menjadi salah satu ancaman bagi perusahaan untuk bisa berusaha bertahan. Industri kemasan saat ini menjadi industri dengan prospektifitas yang tinggi, hal ini menggambarkan perusahaan harus memiliki strategi untuk mempertahankan perusahaannya baik dari segi inovasi maupun strategi produksi. PT Samudra Montaz merupakan perusahaan manufaktur yang telah berdiri sejak tahun 1974 dan bergerak dibidang produksi kemasan dengan produk yang ditawarkan berputar pada kemasan yang bersifat non rigid atau fleksibel. Dengan perusahaan menjadikan Managemen resiko pada rantai pasok menjadi fokus utama maka pengaplikasian Metode House of Risk (HOR) digunakan dalam penelitian ini. Tahapan pertama HOR adalah mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko, sedangkan tahapan kedua adalah penciptaan strategi mitigasi risiko. Dari penelitian yang telah dilakukan, tahap identifikasi diperoleh 32 jenis risk events dan 24 risk agents. Hasil dari HOR fase 1, adalah 14 risk agents yang mencakup 80% dari diagram pareto, kemudian diurutkan berdasarkan peringkat pada Aggregate Risk Potential (ARP). Hasil dari pemrosesan HOR fase 2 adalah 15 aksi mitigasi yang, dengan 8 aksi mitigasi direkomendasikan untuk diimplementasikan terlebih dahulu berdasarkan langkah-langkah mitigasi yang mencakup 80% dari diagram pareto yang diurutkan berdasarkan peringkat pada perhitungan Efektivitas terhadap Kesulitan Rasio (ETDk).
In the midst of the globalization era that occurs, business competition becomes increasingly fierce . The Packaging Industry become one of the industries with the most prospective growth so company must have their own strategy to maintain both innovation and production strategy in order to prevent upcoming risks. PT Samudra Montaz is a manufacturing company that has been established since 1974 that produce packaging product that revolves around non-rigid or flexible packaging. With the company focusing risk management in their supply chain, the application of the House of Risk (HOR) method used in this study. The first stage of HOR is the identification and evaluation of the risk, while the second phase to made a risk mitigation strategies. From the research, the first stage obtain 32 types of risk events and 24 risk agents. The final results of the HOR phase 1 shows that there are 14 risk agents that cover 80% of the Pareto diagram. The result of the HOR 2 show that there are 15 mitigations action that proposed and with that said, there is 8 recommendation for the company to prioritazing these 8 mitigations action to be implemented based on the pareto diagram."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dhaina Farsya Urfarizqa
"Bahan berbahaya dan limbah B3 memiliki dampak negatif pada keselamatan, kesehatan manusia, dan lingkungan. PT. XYZ, salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia, menghadapi tantangan dalam manajemen risiko limbah B3. Saat ini, standar manajemen risiko mereka belum mencakup semua aspek dan prioritas agen risiko terkait penyimpanan limbah B3 belum merinci. Penelitian ini bertujuan merancang strategi mitigasi risiko dengan metode House of Risk (HOR), yang terdiri dari dua tahap. HOR tahap 1 mengidentifikasi 20 kejadian risiko dan 35 agen risiko, dengan 19 di antaranya diprioritaskan berdasarkan analisis Pareto. Dalam HOR tahap 1, kelalaian pekerja (A8) teridentifikasi memiliki potensi risiko tertinggi berdasarkan nilai Aggegate Risk Potential (ARP). HOR tahap 2 menghasilkan 10 langkah preventif untuk mitigasi risiko prioritas. Hasil analisis HOR tahap 2 menunjukkan bahwa langkah preventif paling efektif adalah pemantauan dan inspeksi rutin terhadap keandalan serta keamanan wadah penyimpanan, dengan nilai ETDk sebesar 12177.0.
Hazardous substances and wastes have negative impacts on human safety, health, and the environment. PT. XYZ, one of Indonesia's largest automotive company, faces challenges in managing hazardous waste risks. Currently, their risk management standards do not encompass all aspects, and priorities related to hazardous waste storage risk agents are not detailed. This research aims to design risk mitigation strategies using the House of Risk (HOR) method, which consists of two stages. HOR stage 1 identifies 20 risk events and 35 risk agents, with 19 prioritized based on Pareto analysis. In HOR stage 1, employee negligence (A8) is identified as having the highest risk potential based on Aggregate Risk Potential (ARP). HOR stage 2 generates 10 preventive measures for prioritized risk mitigation. The analysis from HOR stage 2 shows that the most effective preventive measure involves routine monitoring and inspection of the reliability and security of storage containers, with an ETDk value of 12177.0."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Melisa Andaru Pramudita
"House of Risk merupakan modifikasi antara metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dengan kerangka House of Quality (HOQ dengan fokus utama yaitu merumuskan tindakan mitigasi terhadap sumber risiko prioritas penyebab kejadian risiko agregat. Metode ini biasa digunakan dalam manajemen risiko. Manajemen risiko sendiri mencakup proses identifikasi, menilai, serta merespons risiko agar dapat ditangani secara efektif. Pada penelitian ini, manajemen risiko pada proses awal digitalisasi dalam persiapan penerbangan reguler ditinjau menggunakan HOR. Penelitian ini diawali dengan melakukan identifikasi kejadian risiko yang dapat terjadi pada proses digitalisasi penerbangan reguler serta agen risiko penyebab kejadian tersebut melalui diskusi dengan para ahli di bidang terkait. Hasil HOR tahap 1 menunjukkan terdapat 18 jenis kejadian risiko dan 21 agen risiko. Berdasarkan perhitungan Pareto, terdapat 12 agen risiko yang mencakup 80% dari total Aggregate Risk Potential (ARP) dan dipilih sebagai prioritas mitigasi. Agen risiko dengan nilai terbesar yaitu kesalahan saat pembelian sistem dengan nilai ARP sebesar 1032. Setelah itu, dari hasil HOR tahap 2, ditetapkan 12 tindakan pencegahan yang direkomendasikan untuk mengatasi agen risiko yang perlu diselesaikan. Tindakan mitigasi dengan nilai efektivitas tertinggi sebesar 2322 dan 1701 yaitu membuat rencana cadangan dengan mempertimbangkan semua perhitungan dan kemungkinan kejadian apa pun dan selalu melakukan pembaharuan software secara berkala untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
House of Risk is a modification of the Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) method with the House of Quality (HOQ) framework with the focus being to formulate mitigation actions against priority risk sources causing aggregate risk, process, assess, respond to risks so that they can be handled effectively. In this study, risk management in the digitalization process in the initial preparation can use HOR. The risk that causes these events is through discussions with experts in related fields. The results of HOR stage 1 show that there are 18 types of risk events and 21 risk agents. Based on Pareto calculations, there are 12 a risk agent that covers 80% of the total Aggregate Risk Potential (ARP) and is selected as a mitigation priority. The risk agent with the largest value is the lack of knowledge, experience, and work skills with an ARP value of 864. After that, from the results of the HOR stage 2, 12 recommended countermeasures to address the risk agents that need to be resolved. Mitigation action with the highest effectiveness value of 4572 is a backup plan by considering all calculations and the possibility of any event and always making periodic repairs to avoid unwanted events."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Albimandaka Muhammad Gani
"Manajemen risiko adalah aktivitias mengetahui, menganalisis, serta mengendalikan risiko dalam seluruh kegiatan perusahaan dengan tujuan memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Metode yang digunakan adalah House of Risk (HOR). HOR diadopsi dari metode perhitungan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan model korelasi Quality Function Deployment (QFD). Pada penelitian ini, manajemen risiko dilakukan pada kegiatan operasional after-sales service PT XYZ. Analisis risiko pada HOR 1 diawali dengan identifikasi risiko melalui diskusi dengan expert dan studi literatur, kemudian dilakukan penilaian terhadap nilai severity dari risk events dan nilai risk agents dari risk agents. Hasil dari HOR 1 menunjukkan 14 risk events dan 22 risk agents. Berdasarkan perhitungan Pareto, didapatkan 10 risk agents prioritas. Risk agent dengan nilai terbesar adalah sparepart inden lama dengan nilai ARP sebesar 1071. HOR 2 mengidentifikasi 13 langkah preventif untuk mitigasi risiko prioritas. Berdasarkan pengolahan data HOR 2, didapatkan bahwa langkah preventif yang paling efektif untuk dilakukan adalah diversifikasi vendor, yaitu mengembangkan hubungan dengan beberapa vendor untuk mengurangi ketergantungan pada satu vendor saja. dengan nilai ETDk sebesar 2493,8.
Risk management is the activity of knowing, analyzing and controlling risks in all company activities with the aim of achieving higher effectiveness and efficiency. The method used is House of Risk (HOR). HOR is adopted from the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) calculation method and the Quality Function Deployment (QFD) correlation model. In this research, risk management was carried out in PT XYZ's after-sales service operational activities. Risk analysis in HOR 1 begins with risk identification through discussions with experts and literature studies, then an assessment of the severity value of risk events and the risk agents value of risk agents is carried out. The results of HOR 1 show 14 risk events and 22 risk agents. Based on Pareto calculations, 10 priority risk agents were obtained. The risk agent with the largest value is old pivot spare parts with an ARP value of 1071. HOR 2 identifies 13 preventive steps to mitigate priority risks. Based on HOR 2 data processing, it was found that the most effective preventive step to take is vendor diversification, namely developing relationships with several vendors to reduce dependence on just one vendor. with an ETDk value of 2493,8."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Maysa Yasmine
"Manajemen risiko adalah aktivitas mengidentifikasi, menilai, menganalisis, dan mengendalikan risiko dalam seluruh kegiatan perusahaan dengan tujuan memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Metode yang digunakan dalam manajemen risiko salah satunya adalah House of Risk (HOR). Metode tersebut merupakan modifikasi antara Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dengan kerangka House of Quality (HOQ) dengan fokus utamanya merumuskan tindakan mitigasi terhadap sumber risiko prioritas yang merupakan penyebab kejadian risiko agregat. Pada penelitian ini, manajemen risiko dilakukan pada aktivitas aliran rantai pasok operasional produksi PT. XYZ. Analisis risiko pada HOR 1 diawali dengan identifikasi risiko melalui diskusi dengan expert dan studi literatur, kemudian dilakukan penilaian terhadap nilai severity dari risk events dan nilai occurrence dari risk agents. Hasil HOR tahap 1 menunjukkan terdapat 23 kejadian risiko dan 21 agen risiko. Berdasarkan perhitungan Pareto, terdapat 12 agen risiko yang mencakup 80% dari total Aggregate Risk Potential (ARP) dan dipilih sebagai prioritas untuk dilakukan mitigasi. Setelah itu, dari hasil HOR tahap 2, ditetapkan 11 tindakan pencegahan yang kemudian digabungkan menjadi 2 strategi mitigasi besar, yaitu menggunakan sistem Epicor Kinetic ERP dan inspeksi rutin.
Risk management is the activity of identifying, assessing, analysing and controlling risks in all company activities with the aim of achieving higher effectiveness and efficiency. One of the methods used in risk management is House of Risk (HOR). This method is a modification of Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) with the House of Quality (HOQ) framework with the main focus on formulating mitigation actions against priority risk sources which are the causes of aggregate risk events. In this research, risk management is carried out in production operational supply chain flow activities at PT. XYZ. Risk analysis in HOR 1 begins with risk identification through discussions with experts and literature studies, then an assessment of the severity value of risk events and the occurrence value of risk agents is carried out. The results of HOR stage 1 showed that there were 23 risk events and 21 risk agents. Based on Pareto calculations, there are 12 risk agents which cover 80% of the total Aggregate Risk Potential (ARP) and were selected as priorities for mitigation. After that, from the results of HOR stage 2, 11 preventive actions were determined which were then combined into 2 major mitigation strategies, namely using the Epicor Kinetic ERP system and routine inspections."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anton Leonardi
"Pendapatan pada sektor logistik dunia diproyeksikan akan mengalami peningkatan pada beberapa tahun mendatang. Di Indonesia, diproyeksikan pendapatan pada sektor logistik dapat mencapai US$21,93 miliar di tahun 2024 dan akan terus bertumbuh hingga tahun 2028. Hal ini sejalan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada sektor transportasi dan pergudangan di tahun 2023 yang mencapai Rp1.231,2 triliun atau meningkat 13,96% dibandingkan tahun sebelumnya. Di sisi lain, kinerja logistik Indonesia mengalami kemunduran, berdasarkan data Indeks Kinerja Logistik tahun 2023, Indonesia memperoleh skor 3,0 dan berada di peringkat 61 dari 139 negara. Menurunnya kinerja logistik Indonesia dipengaruhi oleh beberapa persoalan, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Inbound Logistics di tahun 2022, menyatakan terdapat 12 tantangan yang dihadapi oleh industri logistik, di mana tiga tantangan utama berkaitan dengan kapasitas, kualitas sumber daya manusia, dan meningkatnya biaya operasional. Tantangan yang dihadapi oleh pelaku usaha di bidang industri logistik juga merupakan bagian dari risiko dalam aktivitas operasional perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi kejadian risiko dan menetapkan skala prioritas tindakan mitigasi yang dapat terjadi dalam aktivitas operasional gudang pada perusahaan logistik. Penelitian ini menggunakan model Warehouse Performance Analysis untuk mengidentifikasi kejadian risiko dan metode House of Risk untuk menganalisis agen risiko prioritas dalam perencanaan tindakan mitigasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 59 kejadian risiko dan 73 agen risiko yang teridentifikasi, termasuk di dalamnya 16 agen risiko yang diprioritaskan sebagai agen risiko kritis yang dapat mempengaruhi kinerja operasional gudang. Penelitian ini juga mengusulkan 28 tindakan mitigasi yang dapat diimplementasikan untuk memitigasi agen risiko kritis tersebut.
Revenues in the global logistics sector are projected to increase over the next few years. In Indonesia, the projected revenue in the logistics sector will reach US$21.93 billion in 2024 and is expected to grow until 2028. This is in line with Indonesia’s Gross Domestic Product (GDP) in the transportation and storage sector in 2023, which reached IDR 1,231.2 trillion, or an increase of 13.96% over the previous year. In contrast, Indonesia’s logistics performance has suffered a setback. According to the Logistics Performance Index (LPI) statistics for 2023, Indonesia scored 3.0 and ranked 61st out of 139 countries. The decline in Indonesia’s logistics performance is affected by several issues, based on a survey conducted by Inbound Logistics in 2022, which stated that there are 12 challenges facing the logistics industry, of which three are connected to capacity, retaining qualified labor, and high operational costs. The challenges faced by logistics industry players are also part of the risk in the company’s operational activities. Therefore, the study aims to analyze potential risk events and establish a priority scale for mitigation actions that may occur in warehouse operational activities in a logistics company. This study utilized the Warehouse Performance Analysis model to identify risk events and the House of Risk method to analyze priority risk agents in mitigation action planning. The results showed that there were 59 risk events and 73 risk agents identified, including 16 risk agents prioritized as critical risk agents that could affect warehouse operational performance. The study also proposes 28 mitigation actions that can be implemented to mitigate those critical risk agents."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Azka Tsaniya Munir
"Indonesia merupakan salah satu negara dengan industri otomotif sebagai salah satu industri andalan ekonomi nasional. Hal ini memacu para pelaku industri untuk terus bersaing dan meningkatkan performa bisnis mereka agar dapat menguasai pasar penjualan. Tidak terkecuali PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) sebagai salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan PT. ADM dalam meningkatkan performa bisnis mereka adalah dengan melakukan relokasi pabrik utama yang sudah beroperasi selama lebih dari 25 tahun ke pabrik baru di daerah Karawang. Pabrik ini nantinya akan mengedepankan penggunaan teknologi modern, salah satunya adalah penggunaan teknologi Automated Guided Vehicle (AGV) pada assembly line mereka. AGV sebagai teknologi baru yang dapat meningkatkan efektivitas lini perakitan tentu memiliki sejumlah tantangan dalam penggunaannya, terutama dalam hal adaptasi perusahaan dalam menggunakan teknologi baru ini. Penelitian ini bertujuan untuk merancang strategi manajemen risiko yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam perencanaan otomasi assembly line pabrik. Metodologi yang digunakan adalah House of Risk (HOR) yang terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap 1 yang berfokus terhadap identifikasi agen risiko prioritas serta tahap 2 yang berfokus terhadap identifikasi aski preventif sebagai bentuk strategi mitigasi risiko. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan 12 agen risiko prioritas dari 26 agen risiko yang berhasil diidentifikasi, serta 5 aksi preventif terpilih dari 13 aksi preventif teridentifikasi yang menjadi prioritas untuk diusulkan sebagai bentuk strategi manajemen risiko bagi perusahaan.
Indonesia is a country that relies significantly on the automotive industry to support its economy. This encourages industry players to continue to compete and improve their business performance in order to dominate the sales market, including PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) as one of the largest automotive companies in Indonesia. As a way to improve their business performance, PT. ADM aims to relocate their main factory which has been operating for more than 25 years to a new factory in the Karawang area. This factory will prioritize the use of modern technology, including the use of Automated Guided Vehicle (AGV) on their assembly line. Despite its potential to enhance assembly line efficiency, AGV technology introduces several challenges, particularly regarding company adaptation. This study aims to design a risk management strategy for companies planning to automate their plant’s assembly lines. The methodology used is House of Risk (HOR), divided into two stages: stage 1 focuses on identifying priority risk agents, and stage 2 concentrates on identifying preventive actions as part of the risk mitigation strategy. The research identified 12 priority risk agents from 26 total risk agents and proposed 5 preventive actions from 13 identified actions as priorities for the company's risk management strategy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Radinta Safa Maharani
"Autoclaved Aerated Concrete (AAC) merupakan bahan bangunan ramah lingkungan yang berfungsi sebagai alternatif bahan baku bangunan. AAC dibuat dengan memanfaatkan kembali limbah konstruksi untuk meminimalkan jumlah puing yang dihasilkan oleh industri konstruksi. Manufaktur AAC adalah salah satu perusahaan terkemuka dalam produksi produk baru ini. Untuk memastikan produksi yang stabil dan efisien dengan kegagalan minimal, diperlukan manajemen risiko yang efektif. House of Risk (HOR), metode yang diadaptasi dari Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan House of Quality (HOQ), adalah metode manajemen risiko yang berfokus pada identifikasi tindakan pencegahan. Penilaian risiko dilakukan dengan mengidentifikasi risiko yang terjadi dalam proses bisnis melalui pendekatan eksternal menggunakan analisis PESTLE dan pendekatan internal menggunakan Supply Chain Operational Reference (SCOR). Selanjutnya, dilakukan penilaian terhadap nilai keparahan dan tingkat kejadian. Hasil dari House of Risk 1 menunjukkan 28 kejadian risiko dengan 27 agen risiko. Dengan mengikuti aturan Pareto, diperoleh 10 agen risiko yang diprioritaskan. House of Risk 2 mengidentifikasi 14 strategi mitigasi risiko yang diusulkan untuk mengurangi agen risiko tersebut. Melalui perhitungan, ditemukan bahwa 3 tindakan mitigasi memiliki nilai efektivitas tertinggi. Ketiga strategi mitigasi risiko ini disarankan untuk memastikan efektivitas proses bisnis yang dicapai.
Autoclaved Aerated Concrete, an environmentally friendly brick that act as an alternative raw material for buildings. It is built by reusing construction waste to minimize the increasing number of debris generated by the construction industry. AAC Manufacturer is one of the leading enterprise in the production of the emerging product. To ensure the stable and efficient production with minimum failures, a risk management is needed. House of Risk (HOR), a method adopted from the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) and House of Quality (HOQ) is a method of risk management focusing on identifying preventive actions. The risk assessment is conducted by identifying the risks occurring in the business process through external approach using PESTLE analysis and internal approach using Supply Chain Operational Reference (SCOR) approach. Then, an assessment of assessing the severity value and occurrences rate is carried out. The results of House of Risk 1 shows 28 risk events with 27 risk agents. By following the Pareto rule, 10 prioritized risk agents are obtained. The House of Risk 2 identified 14 proposed risk mitigation strategies to mitigate the risk agents. Through the calculation, it was found that 3 mitigation actions holds the highest value of effectiveness. These 3 risk mitigation strategies is suggested to ensure the achieved business process effectiveness."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library