Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174215 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kemas Khaidar Ali Indrakusuma
"Bank digital merupakan inovasi dari perbankan untuk menghadapi keperluan nasabah ritel yang semakin tinggi. Bank BTPN merupakan salah satu bank yang mengeluarkan produk bank digital, yaitu Jenius. Ancaman fraud terhadap pengguna Jenius akan terus ada dan mengalami peningkatan. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis dan mengukur tingkat kesadaran keamanan informasi nasabah Jenius serta memberikan rekomendasi langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengurangi kasus fraud yang diakibatkan oleh kelalaian nasabah. Penelitian ini juga dapat dijadikan acuan bagi penelitian lain di masa yang akan datang di bidang kesadaran keamanan informasi pengguna. Area fokus yang dipakai di penelitian ini merupakan adaptasi dan perluasan dari framework HAIS-Q. Pengukuran tingkat kesadaran keamanan informasi ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner dengan lima skala Likert ke 385 responden lalu diolah dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan melibatkan delapan pakar untuk mengukur bobot dari beberapa area fokus yang teridentifikasi serta diklasifikasi dengan skala Kruger. Hasil pengukuran kesadaran keamanan informasi mendapatkan nilai 81,9770 yang menunjukkan bahwa kesadaran keamanan informasi pengguna Jenius memiliki tingkat yang baik. Pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat dua area fokus dan sepuluh sub-area fokus yang masih belum dalam kategori baik. Area fokus yang kategorinya belum baik adalah email use dan internet use. Selain itu, diberikan beberapa rekomendasi untuk Jenius agar area fokus dan sub-area fokus yang kategorinya belum baik dapat ditingkatkan sehingga kesadaran keamanan informasi nasabah Jenius menjadi lebih baik.

Digital bank is an innovation from bank to deal with the high demand of retail customer. Bank BTPN is one of the bank that launch its own digital bank, Jenius. Customers of Jenius are increasing in number every year. The threat of fraud to its users will continues to exist and has increased. This study aims to analyse and measure the level of information security awareness of Jenius customers and provide recommendations for steps that need to be taken to reduce fraud cases caused by customer negligence. This study can also be used as a reference for other research in the future particularly in the field of user information security awareness. Focus areas that included in this research are the adaptation and extension of HAIS-Q framework. The measurement of the information security awareness is carried out by distributing questionnaires with five Likert scale to 385 respondents and then processed using the Analytic Hierarchy Process (AHP) method which involves eight experts to measure the weight of several identified focus areas and then classified using Kruger scale. The information security awareness measurement has a result of 81,9770 which indicates that information security awareness of Jenius users has a good level. The results of data processing show that there are two focus areas and ten focus sub-area that are still not in good category. Focus areas that are still not in good category are email use and internet use. In addition, several recommendations are given to Jenius so that the focus areas and focus sub-areas that are not categorized as good can be improved to make sure the information security awareness of Jenius customers become better."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Theodora
"Salah satu fungsi bank adalah sebagai penghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan sehingga dalam pengelolaan dana nasabah, yang salah satunya dapat berbentuk deposito, diperlukan upaya perlindungan hukum terhadap nasabah penyimpan dana yang menjamin hak nasabah atas simpanannya dan simpanan itu sendiri. Oleh karena itu skripsi ini membahas mengenai bentuk perlindungan hukum terhadap nasabah penyimpan dana pada berbagai peraturan di bidang perbankan dan bidang lainnya, serta menganalisis kesesuaian antara bentuk perlindungan hukum nasabah penyimpan dana deposito pada berbagai peraturan dengan kasus pembobolan deposito antara PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. vs Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. Dalam penulisannya, skripsi ini menggunakan metode penelitian kepustakaan yang didukung dengan wawancara kepada narasumber terkait.
Hasil penelitian ini adalah bahwa perlindungan hukum nasabah penyimpan dana terdapat pada berbagai peraturan bidang perbankan dan bidang lainnya yang dapat dibagi menjadi perlindungan langsung, perlindungan tidak langsung, dan perlindungan lainnya. Mengenai hasil analisis terhadap kasus, diketahui bahwa terjadi ketidaksesuaian antara peraturan yang ada dengan kasus, dimana upaya perlindungan hukum terhadap nasabah penyimpan dana deposito belum diterapkan dengan baik oleh pihak bank dan berdasarkan putusan pengadilan yang ada, tidak disyaratkan adanya penggantian rugi oleh bank kepada pihak nasabah akibat pembobolan deposito yang terjadi. Dalam hal ini Penulis berpendapat bahwa perlunya penyempurnaan peraturan di bidang perbankan seperti pada UU Perbankan, tentang konsep ganti rugi apabila nasabah penyimpan dana mengalami kerugian akibat kesalahan/kelalaian bank sebagai upaya perlindungan hukum nasabah penyimpan dana. Selain itu aspek mengenai perlindungan hukum terhadap nasabah penyimpan dana ini senantiasa harus diperhatikan terutama oleh penegak hukum melalui putusan pengadilan apabila terjadi sengketa antara nasabah dengan bank, sehingga nasabah dapat diberikan perlakuan yang adil dan haknya terpenuhi.

One of the bank's functions is as a collector of public funds in the form of deposits. Therefore in the management of customer funds in the bank,it is necessary to have a legal protection for the depositors to guarantee the rights of depositors on their savings and to securing the deposits itself. Hence, this thesis discusses about the forms of the legal protection for depositors in the various regulations in the field of banking regulations and other fields, and analyzing the conformity between the forms of legal protection for depositors in those regulations and in the burglary deposit case between PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk. vs North Aceh District Government. This thesis is written by the use of literature research method and supported by an interview with the related informants.
The results of this thesis are that the legal protection for depositors is regulated on banking regulations and other fields regulations, furthermore the forms of the legal protection itself can be divided into the direct protection, indirect protection, and other protection. Regarding about the case's juridical analysis, it is known that there is a discrepancy between the existing regulations with the case, where the effort of legal protection for depositors has not been implemented properly by the bank and due to the court decision, there is no indemnification from the bank to the customer as the result of the burgarly that happened to the customer's deposit. Because of that, the author contends that Other than that, there is a need for improvement of the banking regulations on the concept on compensation if depositors suffered losses due to errors or omissions bank as one of the forms of legal protection for depositors. Other than that, the aspect of the legal protection for depositors must be always considered primarily by the law enforcement institution through a court decision in case of disputes between customers and bank, so that the customers can be given the fair treatment and the rights are met.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S66334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Rizky
"Penelitian ini dilakukan untuk rnenjawab mengapa penghimpunan Dana Pihak Ketiga untuk produk Tabungan Mabrur sangat kecil clan faktnr-faktor apa yang mempengaruhi preferensi terhadap produk tabungan ini secara signifkan. Haji merupakan salah satu kewajiban dalam Islam. Islam juga mengajarkan umatnya agar memiliki perencanaan terhadap kehidupan seperti yang termaktub dalam surat Al Hasyr ayat 18 Al Qur'an Al Kariim.
Pendistribusian questionnaire adalah cars untuk memperoleh data yang dibutuhkan bagi penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk nlemperoleh data-data yang terkait dengan tingkat pendidikan nasabah BSM, tingkat penghasilan per bulan, jenis lapangan pekerjaan yang digeluti. pemahaman keagamaan nasabah. inforn-iasi mengenai Tabungan Mabrur yang diterima oleh nasabah, kepemilikan rekening sejenis di bank fain dan status pemikahan nasabah. Metode yang digunakan untuk mengolah data adalah Factor Analysis dan Binary Logistic Regression Anallysis. Factor Analysis digunakan untuk menilai variabel-variabel apa yang layak untuk dianalisis lebih lanjut. Setelah itu, penyelesaian akhimya adalah dengan menggunakan Binary Logistic Regression.
Hasilnya_ tingkat penghasilan per bulan Rp I juta Rp 2 juta dan Rp 2 juta - Rp 4 juta mempengaruhi preferensi terhadap Tabungan Mabrur secara signifikan pada signifikansi 5%. Namun, pada signifikansi 7%, variable-variabel tambahan seperti tingkat pendapatan per bulan Rp 4 juta - Rp 6 juta dan informasi yang diperoleh nasabah mengenai Tabungan Mabrur mempengaruhi preferensi nasabali terhadap Tabungan Mabrur.

This research is conducted to answer why funding of Tabungan Mabrur is so small and what factors which influence to this product significantly. Pilgrimage is one of obligations in Islam. Islam also suggests its adherent to have planning on their live which is written in .surat Al Hasyr verse 18 of Al Qur'an Al Karlim.
Distributing questionnaire to customers of BSM is the method to raise data. It is done to obtain data about educational level of customers. income level of customers monthly, kind of customers' work field, sense of religion. product knowledge on Tabungan Mabrur which customers accept, proprietorship of same account iii other bank and marital status of customers. The methods that used to proceed data are factor analysis and binary logistic regression analysis. Factor analysis is used to judge variables which properly through next analysis process. Then. analysis use binary logistic regression.
The result is income level monthly Rp 1 million - Rp 2 million and income level Rp 2 million - Rp 4 million influence the preference on Tabungan Mabrur significantly in level of significance 5%. But in level of significance 7%, additional variables, level of income monthly Rp 4 million - Rp 6 million and customers' knowledge of product, effect significantly for customers to prefer Tabungan Mabrur.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20231
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Pelita Setiyono
"ABSTRAK
Aplikasi Branchless banking adalah bentuk inovasi baru untuk aplikasi perbankan di Indonesia. Karena merupakan bentuk inovasi baru diperlukan kepercayaan awal dari masayrakat untuk mulai mengadopsinya. Aplikasi perbankan model ini masih belum umum di Indonesia, dimana resiko yang ditanggung pengguna dirasa lebih tinggi. Hal ini membuat jumlah penggunanya masih rendah, sekitar 90 ribu pengguna dari target 200 ribu pengguna pada tahun pertamanya. Pada penelitian ini akan diteliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan awal dari masyarakat terhadap aplikasi tersebut. Studi kasus yang diambil adalah aplikasi Jenius yang merupakan aplikasi branchless banking pertama di Indonesia. Teori yang digunakan untuk menganalisa minat adopsi teknologi IT adalah Technology Acceptance Model (TAM) dan teori penentu kepercayaan awal (Initial trust building). Survei dilakukan untuk mengumpulkan data didapatkan 234 responden. PLS-SEM digunakan untuk menguji keseluruhan pola korelasi antar variabel konstruk yang diusulkan dan untuk menguji apakah variabel kontruk secara positif mempengaruhi kepercayaan awal dan minat. Dari penelitian ini didapatkan kualitas informasi, kualitas layanan pelanggan dan reputasi bank menjadi faktor yang mempengaruhi kepercayaan awal. Kepercayaan awal itu sendiri terbukti mempengaruhi persepsi kemudahan , manfaat dan minat.

ABSTRACT
Branchless banking application is a new form of innovation for banking applications in Indonesia. Since this is a new innovation, it is necessary for the initial belief of the community to begin adopting it. These applications are still not common in Indonesia, where the risk is felt higher for some users. This makes the number of users is still low, about 90 thousand users from the target of 200 thousand users in the first year. In this research will be examined about factors that influence the initial trust of the community to the application. The case study taken is Jenius application which is the first branchless banking application in Indonesia. Theories used to analyze the interest of adoption of IT technology are Technology Acceptance Model (TAM) and Initial trust building theory. The survey was conducted to obtain data and total respondent that collected is 234 respondents. PLS-SEM is used to test the overall correlation pattern between the proposed construct konstruk and to test whether variables affect the interest. Where from the research we got the quality of Information, quality of customer service and reputation of bank become factor influencing initial trust. The initial trust itself is has affect to the perception of ease, usefulness and intention to use."
2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ahyudi
"Setiap hari di dunia ini terjadi berjuta-juta transaksi pembayaran dengan menggunakan berbagai macam metode atau alat pembayaran. Dalam tiga puluh tahun terakhir ini telah banyak mengalami perubahan yang besar terutama dalam satu dekade terakhir ini yaitu ditandai dengan perkembangan yang sangat pesat pada teknologi telekomunikasi. Dengan kemajuan ini membantu perbankan dalam pengembangan produk pembayaran.
13CA merupakan salah satu bank yang sangat maju dalam pengembangan berbagai metode atau alat pembayaran yang mengadopsi kemajuan teknologi. Dalam mengembangkan produk dan jasa yang BCA tawarkan, BCA selalu mempertimbangkan kebutuhan nasabah yang selalu berubah. Lebih jauh lagi, BCA terus menyempurnakan setiap produk atau jasa BCA dengan menambahkan berbagai fitur bare untuk meningkatkan kenyamanan nasabah dalam menggunakannya. Semakin banyak fasilitas yang disediakan di ATM, kartu !credit, K1ikBCA, debit BCA, Individual internal banking, dan m-BCA.
Untuk dapat meningkatkan pelayanan terhadap nasabahnya, BCA perlu mengetahui nilai-nilai yang terdapat pada nasabah dalam industri perbankan sehingga menimbuikan persepsi dan pada akhimya membentuk sikap masyarakat terhadap alat atau metode pembayaran yang ada di BCA.
Pada penelitian ini bersifat explanatory. Dalam hal ini penjelasan diperlukan untuk mengetahui pengaruh nilai terhadap persepsi manfaat dan pengaruh persepsi manfaat terhadap sikap tentang manfaat. Unit analisis dalam penelitian ini adalah nasabah BCA yang telah menjadi nasabah selama lebih dari satu tahun. Sampel yang diambil adalah nasabah yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya dengan menggunakan metode sampel non probabilitas dalam bentuk convenience sampling.
Hasil Penelitian ini adalah bahwa nilai mempunyai pengaruh yang signifikansi yang kuat terhadap persepsi tentang manfaat dan persepsi tentang manfaat jugs mempunyai yang signifikan terhadap sikap tentang manfaat.
Hasil Penelitian ini adalah bahwa nilai mempunyai pengaruh yang signifikansi yang kuat terhadap persepsi tentang manfaat dan persepsi tentang manfaat juga mempunyai yang signifikan terhadap sikap tentang manfaat.

Every day, there are millions of transactions using various payment methods or instruments. Over the past thirty years, most specifically in the past decade, there has been rapid change in information technology (IT) that, in turn, has been proven useful for the banking industry to develop their payment products.
BCA is one of the leading banks well-known for its adoption of state-of-art technology in developing payment methods or instruments. In improving its products and service, BCA always puts into account the ever-changing needs of its customers. Furthermore, BCA is a bank committed to make constant improvements in its products and services as well to add new features with one single aim in mind, namely to enhance customers' comfort in using BCA 's services and products. Currently, the bank has provided numerous facilities and services, such as ATMs, KIikBCA, debit RCA, don m-BCA.
To provide better services to customers, BCA should identiO customer values in the banking industry in order to create perception and, in turn, shape public attitude to the existing payment instruments or methods in BCA.
The research is an explanatory one. In this sense, the research tries to identify effects that values have on perception on benefits and effects that the perception on benefits has on attitude toward benefits. The analytical unit in this research is people who have been BCA's customers for over one year. The samples are people of Jakarta and its surroundings selected by non probability sampling method in the form of convenience sampling.
The results of this research reveal that values have a strong significant effect on perception on benefits and the perception on benefit has similar significant effect on attitude towards benefits."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T 17784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Dwi Murni
"Di era digital ini, perkembangan teknologi memang sangat pesat, salah
satunya pada bidang perbankan. Perbankan bertransformasi memberikan kemudahan bagi nasabahnya untuk bertransaksi secara mobile hanya dengan menggunakan smartphone. Layanan ini biasa disebut dengan layanan digital banking atau Layanan Perbankan Digital. Namun, tak dapat dipungkiri, semakin canggih teknologi, semakin canggih pula niat jahat dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk meretas teknologi tersebut. Dengan adanya modus kejahatan untuk meretas teknologi, hal ini dapat menyebabkan kerugian bagi
konsumen akibat peretasan akun bank. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu diketahui bentuk pertanggungjawaban bank terhadap konsumen yang mengalami kerugian akibat peretasan akun bank. Adapun metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini bersifat deskriptif-analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hal terjadinya kerugian yang dialami konsumen, bank harus bertanggung jawab terhadap kerugian tersebut, jika terbukti kerugian yang timbul bukan merupakan kesalahan konsumen.
In this digital era, technological developments are indeed very rapid, one of them is the banking sector. Transformed banking makes it easy for customers to do mobile transactions only by using smartphones. This service is commonly referred to as digital banking services. However, it cannot be denied, the more sophisticated the technology, the more sophisticated it would be for the irresponsible people with
evil intentions to hack the technologies. With the existence of hacking crimes in technology, this can cause losses for consumers due to bank accounts hacking. Based on this background, it is necessary to know the form of bank accountability for consumers who suffer losses due to the hacking of bank accounts. The research method used in this research is descriptive-analytical. The results showed that any losses experienced by consumers, banks must be responsible for these losses, if it is proven that the losses arouse are not the fault of the consumer."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betaubun, Edison
"Bank sebagai badan usaha melakukan kegiatan usaha, terkait dengan fungsi dan tujuan Bank sebagai penyimpan dan penyalur dana kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam transaksi perbankan, terdapat Nasabah Deposan (Penyimpan Dana) dan Nasabah Debitor (Peminjam). Dalam transaksi antara Bank dan Nasabah, kedua pihak terikat dalam suatu hubungan hukum dan oleh karena itu perlunya perlindungan hukum bagi para pihak. Perlindungan hukum terkait erat dengan bagaimana pengaturan tentang perbankan dalam kaitannya dengan fungsi dan tujuan Bank, bentuk hubungan hukum apakah yang terjadi antara Bank dan Nasabah Deposan (Penyimpan Dana) serta apakah ketentuanketentuan hukum yang berlaku telah memberikan perlindungan hukum yang memadai terhadap Nasabah Depasan (Penyimpan Dana). Berbagai ketentuan perundang-undangan telah mengatur tentang perbankan termasuk bentuk hubungan hukum antara Bank dan Nasabah Depasan (Penyimpan Dana) dan perlindungan hukum terhadap Nasabah Deposan (Penyimpan Dana).
Dari berbagai ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa lembaga perbankan memiliki pecan yang strategis, dalam pembangunan ekonomi. Hubungan hukum yang terjadi antara Bank dan Nasabah Deposan (Penyimpan Dana) adalah hubungan hukum perjanjian yang belum ada pengaturan secara khusus dan perjanjian tersebut berbentuk perjanjian baku. Ketentuanketentuan hukum yang berlaku telah memberikan perlindungan hukum yang memadai terhadap Nasabah Depasan (Penyimpan Dana). Untuk itu Bank harus terus berupaya menjaga dan memelihara tingkat kesehatan Bank serta selalu berpedoman dan konsisten pada peraturan perundang-undangan. Perlu dipikirkan mengenai pembuatan dan pengaturan secara tersendiri dalam sate undang-undang mengenai perjanjian penyimpanan dana. Selain itu, perlunya penegakan hukum secara tegas dan konsisten untuk menjamin efektifitas pemberlakuan berbagai ketentuan hukum yang memberikan perlindungan hukum terhadap Nasabah Deposan (Penyimpan Dana), dan berbagai upaya untuk menumbuhkan kesadaran hukum aparat penegak hukum dan masyarakat sehingga akan tumbuh dan berkembang budaya hukum yang mendukung sistem perbankan nasional."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T18910
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Niko Brama Putra
"Sektor perbankan memiliki posisi yang strategis sebagai lembaga intermediasi. Dalam menjalankan kegiatannya bank membutuhkan kepercayaan serta dukungan dari masyarakat Oleh karenanya sudah seharusnya bank memberikan perlindungan hukum terhadap hak-hak masyarakat khusunya hak nasabah. Bank sebagai suatu lembaga yang menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dapat menimbulkan suatu hubungan hukum yang berpotensi mengakibatkan terjadinya sengketa antara nasabah dan bank. Salah satu bentuk perlindungan hukum yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia adalah Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 8/5/PBI/2006 tentang Mediasi Perbankan, yang dirubah dengan PBI Nomor 10/1/PBI/2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/5/PBI/2006 tentana Mediasi Perbankan. Mediasi perbankan merupakan alternatif penyelesaian sengketa untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi antara nasabah dengan bank. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sejumlah pertanyaan yakni: Bagaimana perlindungan hukum terhadap hak-hak nasabah dalam mediasi perbankan? Apa manfaat mediasi perbankan sebagai alternatif penyelesain sengketa dalam penyelesaian sengketa perbankan? Dan bagaimana independensi dari Lembaga Mediasi Perbankan serta kekuatan hukum dari suatu akta kesepakatan yang dihasilkan dari proses mediasi? Untuk meneliti hal-hal tersebut di atas digunakan metode yuridis normatif dengan pendekatan yang bersifat kumulatif. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan guna memperoleh bahan hukum primer dan sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertama, mediasi perbankan merupakan regulasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dalam menjalankan fungsi pengawasan. Perlindungan hukum terhadap hak-hak nasabah menurut hukum positif harus dilakukan melalui peraturan perundang-undangan yang terdapat dalam hierarki perundang-undangan. Oleh karena itu peraturan mengenai mediasi perbankan ini memerlukan penyempurnaan yang lebih komprehensif. Kedua, manfaat mediasi perbankan dalam menyelesaikan sengketa antara nasabah dengan bank adalah dalam rangka meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank karena dengan berlarut-larutnya sengketa antara nasabah dengan bank dapat menurunkan citra bank. Sedangkan bagi nasabah mediasi perbankan merupakan salah satu aturan hukum untuk melindungi hak-hak nasabah terutama nasabah kecil dan usaha mikro dan kecil karena penyelesaian sengketa dapat ditempuh secara sederhana, murah, dan cepat. Ketiga, sebagai suatu Lembaga Mediasi Perbankan (LMP) harus independen sehingga bebas dari pengaruh dan intervensi dari Bank Indonesia. Sehingga dalam menjalankan tugasnya lembaga ini dengan benar-benar netral. Kekuatan hukum dari akta kesepakatan yang dihasilkan dari proses mediasi perbankan adalah mengikat para pihak yang membuatnya yakni nasabah dan bank. Akta ini harus didaftarkan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari di Pengadilan Negeri. Melalui pendaftaran ini maka akta mediasi perbankan mempunyai kekuatan hukum layaknya putusan yang telah berkekuatan hukum tetap. Penelitian ini menyarankan agar LMP yang akan dibentuk oleh asosiasi perbankan tidak hanya terdiri dari kalangan perbankan saja, tetapi ikut juga memasukkan unsur-unsur lain seperti akademisi dan praktisi. Dan sebaiknya LMP independen ini tidak hanya melayani nasabah yana dirugikan oleh bank, tetapi juga melayani bank yang kemungkinan dirugikan oleh nasabahnya sehingga dapat menciptakan harmonisasi bilateral aturan keduanya.

Banking sector has a strategic position as an institute of intermediation. In carrying out its activity, a bank needs the trust and support from the community. Therefore, a bank should have given a protection to the rights of community especially the rights of consumers. As an institution raising and distributing community's funds, a bank can create, a legal relationship which is potential in causing a dispute between the customers and the bank. One of the legal protections produced by Bank of Indonesia is a regulation of bank of Indonesia (PBI) number 8/5/PBI2006 about banking mediation, which is changed by PBI Number 10/1/PBI/2008 about the amendment of bank of Indonesia Regulation number 8/5/PBI/2006 about banking mediation. Banking mediation is an alternative dispute resolution to solve any dispute existing between the customers and the bank. This study was initiated by a number of questions such as how legal protection of banking mediation to the rights of bank customers, what is the advantages of banking mediation as an alternative dispute resolution in solving the banking dispute, how is the independency of banking mediation institution, and how is the legal power an act of agreement which is produced by the mediation processes. Due to the objectives which is mentioned above, this research used the method of normative legal research with qualitative approach. The instrument for collecting the data is known as library research which uses primary and secondary data.
The result of study shows that, first, banking mediation is a regulation issued by Bank of Indonesia in the implementation of its function of control. Legal protection toward the rights of customers in a legal positive way must be implemented based on the regulation on this banking mediation needs a more comprehensive finishing touch: second, the advantage of banking mediation as an alternative dispute resolution is solving the dispute between the customers and the bank is to improve the public trust in order to manage the bank reputation risk. To the customers, banking mediation is one of the legal regulations to protect the rights of the customer especially small customers and small and micro business for the dispute solution can be done by simply, cheaply and accurately: third, the Banking Mediation Institution must be independent that makes it free from the influence of intervention of Bank of Indonesia that, in performing it?s duty, this institution must be neutral selection. The legal power of the act agreement that is produced by the banking mediation process binds the parties which made it such as the customers and the bank. This act must be registered in 30 (thirty) days in the court of the first instance. Through this study, it is suggested that the Banking Mediation Institution will be established by banking association which not only consist of banking community but also the other elements such as academics and practitioners. The independent Banking Mediation Institution not only serve the customers inflicted financial loss by the bank but also the bank which might be inflicted financial loss by its customers that the institution can create a bilateral harmony between the two of them.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhistira Normandia
"Peraturan Presiden Perpres Nomor 81 Tahun 2010 mengenai Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010 ndash;2025 menurunkan roadmap reformasi birokrasi dimana terdapat komitmen untuk mewujudkan pemerintahan elektronik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK . Hal tersebut menyebabkan ketergantungan proses bisnis fungsi layanan pemerintah kepada masyarakat, melalui penggunaan TIK.Peningkatan penggunaan TIK mengakibatkan tingginya tingkat kerawanan yang dapat dieksploitasi oleh ancaman. Sumber terbesar pelanggaran keamanan informasi adalah karena kurangnya kesadaran dari aspek manusia. Kementerian Luar Negeri Kemlu RI memiliki permasalahan strategis terkait kesadaran pegawainya. Penelitian ini mengukur kesadaran keamanan informasi yang mencakup dimensi pengetahuan, sikap, dan perilaku. Teknik Analytic Hierarchy Process AHP digunakan untuk menilai kepentingan setiap dimensi tersebut melalui pairwise comparison. Namun terdapat gap dimana sampai saat ini, penelitian yang ada belum mengintegrasikan hasil pengukuran dengan program kesadaran keamanan informasi. Teknik Quality Function Deployment QFD dapat menjadi solusi gap tersebut.Pengukuran dilakukan dengan metode survei berupa kuesioner kepada seluruh pegawai Kemlu RI. Fokus area yang diukur antara lain: keamanan komputer kerja, manajemen password, penggunaan email dan instant messaging, penggunaan internet, penggunaan media sosial, penanganan dokumen, pelaporan insiden, dan kebijakan keamanan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kesadaran keamanan informasi pegawai di Kemlu RI berada pada tingkat rata-rata, atau membutuhkan perhatian dan pengawasan. Pelaporan insiden menjadi fokus area yang memerlukan penanganan segera. Dengan QFD, metode komunikasi yang paling sesuai untuk program kesadaran adalah yang dipimpin instruktur.

Presidential Decree No. 81 Year 2010 regarding the Grand Design of Bureaucratic Reforms 2010 2025, had inspired bureaucratic reform roadmap where there is a commitment to realize electronic government based on Information and Communication Technology ICT . This causes the dependency of business process functions of government services to the public, through the use of ICTs.Increased use of ICTs lead to high levels of vulnerability that can be exploited by a threat. The largest source of the information security breaches are due to a lack of awareness of the human aspect. Ministry of Foreign Affairs MOFA RI has a strategic problem concerning the awareness of employees. This study measured awareness of information security that includes dimensions of knowledge, attitudes, and behavior. Analytic Hierarchy Process AHP was used to assess the importance of each of those dimensions through pairwise comparison. But there is a gap in which up to this time, the existing research has not integrated the results of measurements with information security awareness programs. Quality Function Deployment QFD can be a solution to this gap.Measurements conducted by survey on questionnaire to all employees of the MOFA. Focus areas measured include workstation security, password management, the use of email and instant messaging, internet usage, the use of social media, document handling, incident reporting, and security policies. The analysis showed that the security awareness of employees at the MOFA is at the average level, or in need of attention and supervision. Incident reporting became the focus areas that require immediate action. With QFD, communication methods that most suitable for an awareness program is led by an instructor."
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Sujanu Tutuka
"Dalam era persaingan yang semakin ketat dewasa mi, suatu perusahaan (bank) akan rnemenangkan persaingan bila dapat membenkan nilai (value) dan kepuasan kepada nasabahnya melalui penyampaian produk (barang dan jasa) yang berkualitas dan harga bersaing. Kepuasan nasabah menimbulkan hubungan antara pihak bank dan nasabah menjadi harmonis, yang memungkinkan terciptanya loyalitas nasabah, serta tidak menutup kemungkinan adanya rekomendasi dan mulut ke mulut yang dapat menguntungkan pihak bank. PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah salah satu dari sedikit bank yang ada di Indonesia yang berbasis syariah. Dalam memenangkan persaingan yang ada, BSM hams berupaya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan-nya dengan cara memperbaiki dan meningkatkan pelayanannya secara tents menerus. Berdasarkan pada kenyataan mi, maka penulis berinisiatif untuk mengadakan suatu penelitian guna memantau tingkat kepuasan nasabah BSM di Jakarta, khususnya yang menjadi nasabah tabungan BSM Investá Cendikia (TIC). Produk tabungan mi dipilih penulis karena produk mi merupakan produk andalan dan BSM yang telah berjalan selama 3 tahun, namun belum pemah dilakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah memilih produk (TIC). Sehingga diharapkan produk mi dapat tetap menjadi produk yang unggul dibanding dengan produk-produk pesaingnya. Adapun penelitian yang dilakukan adalah dengan mengambil studi kasus pada Cabang-cabang BSM di DKI Jakarta. Penelitian mi dilaksanakan melalui penyebaran dengan disertai direct interview terhadap 100 responden (valid) yang merupakan nasabah dari Tabungan Investa Cendikia di cabang-cabang yang ada di DKI Jakarta, dengan menggunakan metode Convenience Sampling. Dalam mengukur tingkat kepuasan nasabah, digunakan metode SERVQUAL, yang terdiri dan kelompok: tampilan fisik (tangible); ketanggapan dalam memberikan pelayanan (responsiveness); kemampuan mewujudkan janji (reliability); kemampuan memberikan jaminan pelayanan (assurance); dan kemampuan memahami kebutuhan pelanggan (empathy). Dan hasil pengolahan data, secara keseluruhan tingkat kepuasan nasabah tabungan BSM Investa Cendikia adalah sebesar 64,78% dengan kesenjangan antara persepsi dan harapan sebesar -2,02. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh cabang-cabang BSM di Jakarta dinilai cukup oleh nasabah untuk kelompok tangible saja (70,63%). Sementara itu empat kelompok lainnya (responsiveness (60,07%), reliability (57,07%), assurance (62,37), dan empathy (61,26%)) yang iebih banyak ditentukan oleh sikap profesional dan kemampuan petugas, masih perlu diperhatikan dan ditingkatkan melalui pelatihan dan penyegaran yang herkesinambungan. Untuk memperoleh strategi bagi BSM dalam menyikapi kelima kelompok SERVQUAL, digunakan Diagram Kartesius, yang dapat menggambarkan hubungan antara pelaksanaan dengan tingkat kepentingan dari tiap-tiap kelompok SERVQUAL. Dengan alat pengukur tersebut diharapkan dapat mengetahui unsur mana dari kelima kelompok yang ada, yang akan diprioritaskan perbaikannya.

Within an increasing competition era that is currently occuring, a company (bank) wins when it deliver both value and satisfaction to its customer with its best quality and with a competitive price. Customer's satisfaction can create a harmonious relation between bank and its customers, increasing probability of the creation of the customer's loyalty, and also recommended with mouth by mouth in which it will make profitable to bank. PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) is one of a view bank in Indonesia which based on sharia basis. To be the winner in the competition, BSM have to increase their customers satisfaction by improving their services continously. Based on this fact, author has an initiative to do research to be able to observe the level of satisfaction for BSM's customers in Jakarta, especially in BSM Investa Cendikia Saving's customers. This product is chosen by author because it is a superior product which served for three years but no depth research on the factors that affected the customer to chose this product. So hopefully this product will always be a superior product compare to its competitor's. This research taken place on BSM DKI Jakarta's branches. This study implemented through estimating accompanied with direct interview to 100 respondents (valid) in their capacity as BSM Investa Cendikia Saving's customers at DKI Jakarta's branches with Convinience Sampling Method. In measuring level of customer's satisfaction, author using SERVQUAL method which devide into group of: tangible (physical evidence), responsive (response to serve), reliability (ability to fulfill promise), assurance (ability to assurance service) and empathy (ability to understand the customer's need). Based on the result of data processing, a comprehensive of customer's satisfaction is 64.78%, with different between perception and expectation, namely -2.02. The service quality delivered by BSM branches in Jakarta with its "adequate" valued by customer for tangible (70.63%). While four other categories such as responsive is (60.07%), reliability (57.07%), assurance (62.37%) and empathy (61.26%), which is highly determined by sense of professional and officer's ability, to be focused and improved through sustainable training and refreshment. To make strategics for BSM in focusing to fifth categories of SERVQUAL, author used Cartecius Diagram which illustrates relation between implementation with the level of importance in each categories of SERVQUAL. This tools, hopefully can examine which category from five groups will be priorities to be correct."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T23084
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>