Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141830 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Wahyu Iqbal
"Perkembangan teknologi dari Wireless Local Area Network (WLAN) sangat pesat terutama selama masa pandemi, seperti penggunaan peralatan rumah tangga pintar, streaming video  dengan kualitas 8K, dan gawai dengan kemampuan virtual reality. Salah satu penunjang dari teknologi WLAN adalah antena. Salah satu dari antena yang sering digunakan adalah antena mikrostrip. Antena mikrostrip banyak digunakan dalam bidang telekomunikasi karena ukuran ringkas, mudah difabrikasi, dan murah. Tetapi, antena mikrostrip memiliki kekurangan, yaitu memiliki bandwidth sempit, keterbatasan gain, dan daya yang rendah. Salah satu cara untuk melebarkan bandwidth dengan menggunakan antena leaky wave. Penelitian ini merancang antena mikrostrip leaky wave dengan mengombinasikan multislot dan Defected Ground Structure (DGS). Penggunaan Multislot dan DGS untuk meningkatkan parameter bandwidth, dan gain, dan tetap memiliki ukuran yang kecil. Rancangan antena yang diusulkan saat simulasi memiliki frekuensi kerja 5,854-6,545 GHz, memiliki bandwidth 691 MHz dan gain 5,02 dBi pada saat 6 GHz. Dengan penambahan multislot dan DGS saat simulasi dapat meningkatkan performa dari parameter antena berupa bandwidth sebesar 411 MHz dan gain sebesar 0,66 dBi. Sedangkan, pengukuran antena memiliki frekuensi kerja 5,845-6,529 GHz, memiliki bandwidth 684 MHz dan memiliki gain 5,06 dBi pada saat 6 GHz. Penambahan multislot dan DGS pada antena mikrostrip leaky wave saat pengukuran dapat meningkatkan performa dari parameter antena berupa bandwidth sebesar 411 MHz atau sebesar 150,54% dan gain sebesar 0,53 dBi atau sebesar 11,7%.

Wireless local area network (WLAN) technology is rapidly evolving, especially during the pandemic, such as for smart home appliances, video streaming with 8K quality, and virtual reality devices. The antenna is one of the technological devices used to support WLAN. A microstrip is a type of antenna often used for WLAN technology. Microstrip antenna are widely used in telecommunications because they have a compact antenna dimension, are easy to fabricate, and are inexpensive. However, microstrip antenna have disadvantages, namely narrow bandwidth, gain limitations, and low power. One approach to widening the bandwidth parameter is using a leaky–wave antenna. This study designed a leaky wave microstrip antenna by combining multislot dan defected ground structure (DGS) to increase bandwidth and gain and still have a small size. The antenna design proposed during the simulation has an operating frequency from 5.854-6.545 GHz, a bandwidth of 691 MHz, and a gain at 6 GHz is 5.02 dBi. Meanwhile, measurement has an operating frequency from 5.845-6.529 GHz, a bandwidth of 684 MHz, and a gain of 5.06 dBi at 6 GHz. The addition of multislot and DGS during simulation increases the bandwidth by 411 MHz, and a gain of 0.66 dBi and the measurement results showed an increased bandwidth by 411 MHz or 150,54% and a gain of 0.53 dBi or 11,7%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Yuli Zulkifli
"Tulisan ini membahas antena mikrostrip susun dua elemen yang dikembangkan dengan menerapkan defected ground structure (DGS) bentuk trapesium. DGS ini diletakkan pada bidang pentanahan dari substrat dengan posisi diantara kedua elemen antena susun. Hal ini dilakukan agar dapat menekan efek mutual coupling yang timbul pada antena susun. Hasil simulasi dan pengukuran dilakukan dengan membandingkan kinerja antena susun dua elemen tanpa dan dengan DGS.
Dari hasil pengukuran antena dengan DGS dibandingkan dengan antena tanpa DGS diperoleh penekanan efek mutual coupling sebesar 7,9 dB, perbaikan nilai return loss sebesar 33,29% yaitu dari -30,188 dB menjadi -40,24 dB dengan pelebaran axial ratio bandwidth sebesar 10 MHz. Pelebaran bandwidth ini diperoleh dari frekuensi kerja 2,63 GHz ? 2,67 GHz pada antena tanpa DGS sedangkan pada antena dengan DGS dari 2,63 GHz ? 2,68 GHz. Pengukuran gain antena juga dilakukan dan diperoleh peningkatan gain sebesar 0,6 dB. Hasil ini menunjukkan penerapan DGS bentuk trapesium ini mampu meningkatkan kinerja antena dibandingkan tanpa DGS.

This paper presents a two element microstrip antenna array using trapezium shape defected ground structure (DGS). The DGS is inserted in the ground plane between two elements of antenna array. Insertion of the DGS is intended to suppress the mutual coupling effect produced by antenna array.
Simulation and measurement results were taken and compared between antenna array with and without DGS. Measurement results show that the antenna with DGS compared to antenna without DGS can suppress mutual coupling effect to 7.9 dB, improve the return loss to 33.29% from -30.188 dB to -40.24 dB and axial ratio bandwidth enhancement to 10 MHz. This bandwidth enhancement is achieved from frequency 2.63 GHz ? 2.67 GHz for antenna without DGS and from frequency 2.63 GHz ? 2.68 GHz for antenna with DGS. In addition, the DGS antenna also improved the antenna gain to 0.6 dB. The results show that the implementation of the trapezium DGS can improve the radiation properties of the antenna without DGS.
"
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Yuli Zulkifli
"Makalah ini menjelaskan hasil rancang bangun dan pengukuran Defected Ground Structure (DGS) pada antena mikrostrip patch segiempat berbentuk huruf S (S-Shaped) berkarakteristik broadband. Bentuk DGS yang digunakan berupa struktur dua dimensi yang dibuat dengan membentuk empat buah slot lingkaran pada ground antena. Hasil pengukuran terhadap antena dengan penggunaan DGS ini dibandingkan dengan antena referensinya yang tanpa menggunakan DGS diperoleh peningkatan gain pada frekuensi disekitar daerah perancangan DGS. Penempatan DGS ini dapat menekan cross polarization sebesar 15 dB dan dapat pula menurunkan nilai return loss sebesar 32,6%.

This paper discusses circular shape Defected Ground Structure (DGS) on S-Shaped rectangular patch microstrip antenna with broadband characteristic. The DGS form is two dimensional structure with four circular holes etched on the ground plane. The measurement result of the antenna with DGS compared with the reference antenna without DGS shows the increasing of antenna?s gain at the DGS design frequencies region . This DGS can suppres cross polarization to 15 dB and enhance return loss of antenna to 32,6 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Damanhuri
"Pada skripsi ini telah dirancang antena mikrostrip bentuk fraktal Sierpinski Gasket variasi sudut patch 30", 60" dan 90" menggunakan teknik pencatuan terkopel secara elektromagnetik. Antena ini memiliki frekuensi kerja 4.0 GHz. Pengaruh perbedaan sudut berpengaruh terhadap luas patch antena sehingga mempengaruhi karakteristik bandwidth dan gain antenna. Karakteristik yang diamati pada skripsi ini adalah bandwidth dan gain. Perancangan antena menggunakan software Microwave Office 2002 v5.53. Pada skripsi ini dibuat tiga bentuk variasi sudut patch bentuk Sierpinski Gasket iterasi l.
Dari basil pengukuran diperoleh bahwa semakin besar sudut patch, bandwidth semak:in mengecil sedangkan gain semakin membesar. Antena mikrostrip bentuk fractal Sierpinski Gasket sudut 30 0 memberikan bandwidth terbesar, yaitu 72.63 MHz (1.81%) sedangkan gain terkecil, yaitu 5.49 dB, antenna mikrostrip bentuk fractal Sierpinski Gasket sudut 60 0 memberikan bandwidth 63.64 MHz (1.61%) dan gain 6.02 dB, antenna mikrostrip bentuk fractal Siepinski Gasket sudut 90 0 memberikan bandwidth terkecil, yaitu 58.99 MHz (1.48%) dan gain terbesar, yaitu 6.25 dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lestari Amirullah
"Antena mikrostrip banyak diaplikasikan dalam dunia telekomunikasi. Hal ini karena antena mikrostrip memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan dengan antena jenis lain, yaitu bentuknya yang tipis dan kecil, memiliki bobot yang ringan, mudah untuk difabrikasi, dan harga yang relatif murah. Akan tetapi antena mikrostrip ini juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu gain rendah, bandwidth rendah, efisiensi rendah, dan timbulnya gelombang permukaan.
Gelombang permukaan terjadi pada saat antena mikrostrip meradiasikan gelombang ke udara, namun ada gelombang yang terjebak di dalam substrat dan membentuk gelombang permukaan. Gelombang permukaan dapat mengurangi efisiensi dan gain, dan membatasi bandwidth. Salah satu cara untuk menekan gelombang permukaan adalah dengan menggunakan teknik Defected Ground Structure (DGS) dengan cara mencacatkan bidang ground dari antena.
Pada skripsi ini dilakukan perancangan antena mikrostrip dengan menggunakan teknik DGS berbentuk dumbbell square-head pada patch segitiga array linier untuk menekan gelombang permukaan pada antena mikrostrip sehingga performa antena dapat meningkat.
Pada hasil pengukuran antena referensi dengan penambahan slot DGS diperoleh nilai return loss optimum sebesar -40.081 dB pada frekuensi 2.66 GHz atau terjadi perbaikan return loss sebesar 32.12%, perbaikan gain sebesar 2.36005 dB dan penekanan mutual coupling sebesar 19.125 dB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S40488
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andhieto Rafi Fatoni
"

Penelitian menggambarkan tantangan dan kekurangan pada horn antena yang dapat diatasi melalui penggunaan antena mikrostrip. Antena mikrostrip sebagai alternatif yang lebih efisien dan mudah diimplementasikan. Pembahasan selanjutnya difokuskan pada pengembangan antena mikrostrip dual-band untuk rentang frekuensi yang relevan dengan aplikasi stasiun bumi dan satelit IoT. Penggunaan antena mikrostrip dual-band dijelaskan sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan komunikasi pada frekuensi 3,8 GHz – 4,2 GHz dan 6,9 GHz – 7,2 GHz. Karakteristik desain, seperti impedansi, selektivitas, dan efisiensi, menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan kinerja antena. Metodologi penelitian melibatkan simulasi menggunakan perangkat lunak elektromagnetik untuk mengoptimalkan parameter desain. Antena yang didapatkan dari hasil fabrikasi menghasilkan antena yang memiliki frekuensi kerja  di 3,933 GHz – 4,2 GHz dan 7 GHz – 7,179 GHz, gain 9,6 dBi untuk frekuensi 4 GHz dan 6,5 dBi untuk frekuensi 7 GHz dan polarisasi linear.


The research background describes the challenges and limitations of horn antennas that can be overcome through the use of microstrip antennas. Microstrip antennas are presented as a more efficient and easily implementable alternative. Further discussion is focused on the development of dual-band microstrip antennas for frequency ranges relevant to Earth station and IoT satellite applications. The use of dual-band microstrip antennas is described as a solution to meet communication needs at frequencies of 3.8 GHz - 4.2 GHz and 6.9 GHz - 7.2 GHz. Design characteristics such as impedance, selectivity, and efficiency are the main focus in efforts to improve antenna performance. The research methodology involves simulation using electromagnetic software to optimize design parameters. The antennas obtained from fabrication yield antennas with operating frequencies at 3.933 GHz - 4.2 GHz and 7 GHz - 7.179 GHz, with a gain of 9.6 dBi for the 4 GHz frequency and 6.5 dBi for the 7 GHz frequency, exhibiting linear polarization.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Yuli Zulkifli
"Dalam sistem komunikasi, antena memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena itu, antena harus memenuhi beberapa persyaratan seperti: gain yang tinggi, polarisasi melingkar dan keterarahan yang baik. Dalam makalah ini, telah didesain sebuah an tena susun microstrip secara linear yang terdiri dari empat elemen berbentuk patch segitiga dengan slot berbentuk silang untuk sistem satelit Quasi-Zenith. Penelitian secara simulasi maupun eksperimen telah dilakukan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa 3 dB axial ratio bandwidth diperoleh sebesar 87 MHz (2,569-2,656 GHz) dan melalui hasil pengukuran diperoleh sebesar 96 MHz (2,556-2,652 GHz). Antena susun linear 4 elemen menghasilkan gain sebesar 13,73 dB dan pola radiasi maksimum pada sudut 40 °and -40°. Baik hasil simulasi maupun pengukuran memperlihatkan bahwa kinerja antena telah memenuhi spesifikasi yang diperlukan untuk sistem satelit Quasi-Zenith.

In satellite communication system, antenna plays an important role. Therefore, the antenna must meet some requirements, such as high gain, circular polarization, and good directivity. In this paper, a four element linear array triangular patch microstrip antenna with cross slot is designed to be used for Quasi-Zenith satellite system. A simulation study as well as experimental study was carried out. The simulation showed that the 3 dB axial ratio bandwidth of 87 MHz (2.569-2.656 GHz) is achieved while the measured results showed 96 MH z (2.556-2.652 GHz). The linear array of 4 element antenna has a gain of 13.73 dB and maximum radiation pattern at 40° and -40°. Simulation and experiment results show that this antenna has met the characteristic requirements of Quasi-Zenith satellite."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Komang Oka Saputra
"Antena mikrostrip sangat banyak diaplikasikan pada dunia telekomunikasi karena memiliki bentuk yang praktis, ringan, dan kemudahan dalam perancangan. Salah satu karakteristik yang diperlukan dari antena mikrostrip adalah karakteristik polarisasi lingkaran. Bandwidth polarisasi lingkaran pada suatu antena mikrostrip biasanya sangat sempit. Sequential, rotation adalah teknik yang digunakan untuk meningkatkan bandwidth polarisasi lingkaran suatu antena mikrostrip.
Antena yang dirancang disini adalah antena array dengan dua buah elemen yang masing-masing elemennya adalah antena mikrostrip segitiga sama sisi yang memiliki polarisasi lingkaran dengan catu tungggal mikrostrip Iine disertai dengan penambahan slot untuk mendapatkan karakteristik polarisasi lingkarannya.
Antena array dengan metode Sequentiall rotation adalah salah satu metode untuk meningkatkan bandwidth polarisasi lingkaran dan sebuah antena mikrostrip dengan merotasi salah satu elemen penyusun array sebesar 90 derajat kemudian memberikan perbedaan eksitasi phasa sebesar 90 derajat diantara masing-masing elemen dengan cara memperpanjang salah satu saluran catu elemen penyusunnya sebesar seperempat lamda.
Antena array sequentiall rotation bekerja pada frekuensi 2.7 GHz dengan polarisasi lingkaran. Dan hasil pengukuran diperoleh polarisasi lingkaran dengan axial ratio bandwidth sebesar 40 MHz atau sebesar 1.48%. Gain antena mikrostrip Sequentiall rotation diperoleh sebesar 7.86 dB pada frekuensi 2.71 GHz dan Beamwidth polarisasi lingkaran diperoleh sebesar 150°. Antena array sequentiall rotation bisa memberikan peningkatan bandwidth polarisasi lingkaran sebesar 16.6 MHz dibandingkan antena segitiga sama sisi elemen tunggal dan 11.2 MHz jika dibandingkan dengan antena array linier.

Microstrip Antenna has been widely used in telecommunication because of its practical shape, light, and eases to fabricate. Either one of the microstrip antenna characteristic is circular polarization. Circular polarization bandwidth of microstrip antenna is generally narrow. Sequentiall rotation is a technique that used to enhance circular polarization bandwidth of antenna microstrip.
Design antenna in this thesis is an array antenna with two elements which each of it is circularly polarized equilateral-triangular patch with single feed microstrip line and added slot to create its circular polarization characteristic.
Array antenna with sequentiall rotation technique is one of the method to enhance circular polarization bandwidth from antenna microstrip by simply rotate sequentially either one of the elements 90 degree and then create 90 degree phase different between the two elements by arrange the length of the feed line and create one fourth lambda feed line different from the two elements.
Sequentiall rotation array antenna work at 2.7 GHz with left hand circular polarization. The result of the design shows circular polarization bandwidth from its axial ratio is 40 MHz. Gain of the sequentiall rotation array antenna is 7.86 dB at 2.71 GHz and circular polarization beamwidth is 150 ° . From that design shows sequentiall rotation has successfully enhance the circular polarization bandwidth in the amount of 16.2 MHz from the equilateral-triangular single elements and 11.2 MHz from the array littler.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16962
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trimo Sugeng Prihatin
"ABSTRAK
MICS(Medical Implant Communications System) adalah salah satu teknologi yang sedang berkembang dalam bidang kesehatan. Dimana Implant Devices dalam hal ini adalah antena, dimasukan kedalam tubuh manusia diantara lapisan kulit dan lemak. Salah satu aplikasi nya yaitu untuk memonitoring kondisi pasien seperti : memonitor tekanan darah, temperatur, serta menonitor posisi pasien/hewan yang hilang. Sistem kerja dari antena implan adalah antena akan mengirimkan sinyal informasi yang akan di tangkap oleh Penerima RF yang berada disekitar nya (External RF Receiver). Antena mikrostrip pada aplikasi MICS bekerja pada rentang frekuensi yang rendah yaitu 402-405 MHz, besarnya frekuensi kerja akan mempengaruhi ukuran fisik dari antena. Semakin besar frekuensi kerjanya, semakin kecil bentuk fisik dari antena dan sebaliknya. Frekuensi kerja yang rendah akan menghasilkan ukuran panjang gelombang yang besar, sehingga bentuk fisiknya juga besar sehingga di perlukan teknik miniaturisasi. Antena implan yang dirancang disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak CST berbasis Finite Integration Technique (FIT) dan bekerja pada frekuensi 403 MHz, dengan menggunakan teknik miniaturisasi slot dan shorting pin yaitu menghubung singkatkan patch dan ground pada ujung antena nya. Antena akan ditanamkan pada model lengan bagian atas

ABSTRACT
MICS (Medical Implant Communication System) is one of the developed technologies which is used in medical applications. Antenna is one of implant devices which is implanted inside human body between skin and fat layer. Implantable devices are becoming widely researched for different field of applications, both for humans and animals. Some examples of applications are: monitoring blood pressure, temperature, tracking dependent people or lost pets. Antenna implant is transferring diagnostic information to external RF receiver. The allocation frequencies regarding on ITU for MICS application is 402 MHz until 405 MHz. The low frequencies which is used, the bigger dimension of antenna that we get and vice versa. The model of antenna is Microstrip plannar with slot and shorting pin miniaturization techniques. Antenna design was simulated using CST software with Finite Integration Technique (FIT) base.."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Habibi
"Pada skripsi ini dibuat rancang bangun antena mikrostrip bentuk segiempat yang dicatu dengan saluran mikrostrip dengan transformasi M4 sebagai teknik matching input impedansi antena. Antena rancangan merupakan suatu desain antena yang bekerja pada frekuensi sekitar 4.5 GHZ. Antena hasil rancangan dibuat untuk meningkatkan sempitnya karakteristik bandwidth antena mikrostrip patch tunggal dengan menggunakan teknik muitipie resonan ce yaitu dengan menambahkan elemen parasitik disekitar antena patch tunggal sehingga membentuk susunan antena array.
Karakteristik yang diamati pada penulisan skripsi ini adalah Bandwidth, pola radiasi, dan gain antena_ Pada skripsi ini terdapat 'Liga rancangan dengan dimensi Iebar elemen parasitik yang berbeda untuk mengetahui karakteristik antena rancangan trhadap karakteristik antena mikrostnp patch tunggal yang pemah dibuat.
Dari hasil pengukuran didapatkan terjadi peningkatan bandwidth hingga 8.63 % dari bandwidth antena patch tunggal atau terjadi kenaikan sekitar 2.5 kali dari bandwidth antena patch tunggal. Selain itu didapat pula dengan penambahan elemen parasitik dapat meningkatkan gain antena patch tunggal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39729
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>