Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191092 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Martiza Rafanadda Zhafirah
"Bunuh diri merupakan masalah kesehatan mental global yang mengancam remaja. Namun demikian, masalah bunuh diri dapat dikurangi dengan memahami faktor risiko dan faktor protektifnya. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kelekatan orang tua menjadi salah satu faktor protektif dari perilaku bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kelekatan orang tua terhadap ide dan rencana bunuh diri siswa SMP di Banyuwangi, Indonesia. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional pada 1.217 siswa pada rentang usia 11-17 tahun (M = 13,52, SD = 1,04). Hasil analisis logistic regression menunjukkan bahwa kelekatan orang tua berpengaruh secara signifikan terhadap ide dan rencana bunuh diri (R2 = 14,6% dan R2 = 13,8%). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kelekatan dengan orang tua akan semakin rendah ide dan rencana bunuh diri pada remaja.

Suicide is a global mental health problem that threatens adolescents. However, the problem of suicide can be reduced by understanding its risk and protective factors. Previous research shows that parental attachment is one of the protective factors of suicidal behavior. This study aims to examine the effect of parental attachment on suicidal ideation and suicide plans among middle school students in Banyuwangi, Indonesia. The study was conducted with a cross-sectional design on 1.217 students aged 11-17 years (M = 13,52, SD = 1,04). The result of logistic regression analysis showed that parental attachment has a significant effect on suicidal ideation and suicide plans (R2 = 14,6% and R2 = 13,8%). The result indicates that the higher parental attachment, the lower the suicidal ideation and suicide plans in adolescents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Synthia Andriani
"Bunuh diri menjadi penyebab kedua pada kematian remaja perempuan dan penyebab ketiga pada kematian remaja laki-laki di dunia. Remaja diperhadapkan dengan berbagai tantangan hidup baik dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya. Tantangan yang dihadapi, tidak semua remaja mampu untuk mengatasinya sendiri, akibatnya sering kali membawa masalah dengan solusi upaya bunuh diri. Keluarga mempunyai peran penting dalam merawat anggota keluarga dengan risiko bunuh diri dan pencegahan bunuh diri  . Tujuan penelitian ini untuk mengeksplorasi keluarga dalam menangani remaja dengan percobaan bunuh diri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam kepada delapan partisipan yang berdomisili di Kabupaten Toraja, Sulawesi Selatan  dengan kriteria: inklusi bapak atau ibu yang memiliki remaja usia 15-18 tahun dengan percobaan bunuh diri, tinggal serumah, tidak memiliki hambatan verbal. Penelitian ini menggunakan analisis tematik dengan 6 langkah yaitu mengenal data, koding, menentukan tema, meninjau kembali tentang tema, memberi nama pada tema, menulis laporan. Hasil wawancara dan catatan lapangan dari partisipan mengidentifikasi lima  tema yaitu bunuh diri dilihat dari budaya   Toraja,   respons   keluarga,   tantangan   mendampingi   remaja   dengan percobaan bunuh diri, peran keluarga, dan kebutuhan keluarga. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar keluarga mendapatkan bantuan bimbingan dan dukungan informasi tentang remaja dengan percobaan bunuh diri yang didapatkan dari tenaga kesehatan yang professional.

Suicide is the second leading cause of death for adolescent girls and the third leading cause of death for adolescent boys in the world . Adolescents are faced with various life challenges both from within themselves and from their environment. The challenges faced, not all adolescents are able to overcome on their own, as a result it often brings problems with the solution of suicide attempts. Families have an important role in caring for family members at risk of suicide and preventing future suicides. The purpose of this study was to explore families in dealing with adolescents with suicide attempts. This study used descriptive qualitative methods. Data were collected by in-depth interviews, participants in this study amounted to 8 people with the inclusion criteria of fathers or mothers who have adolescents aged 15-18 years with suicide attempts, live in the same house, do not have verbal barriers. This study uses thematic analysis with 6 steps, namely recognizing data, coding, determining themes, reviewing themes, giving names to themes, writing reports. The results of interviews and field notes from participants identified 5 themes namely suicide seen from Toraja culture, family response, challenges of accompanying adolescents with suicide attempts, family roles, and family needs. The results of this study recommend that families get guidance assistance and information support about adolescents with suicide attempts obtained from health professionals."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Abida Salimah
"Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa perilaku prososial berhubungan dengan sejumlah hasil positif di masa remaja seperti kepercayaan diri yang tinggi, lebih disukai teman, dan unggul secara akademik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana kelekatan dengan orang tua dan gender dapat berkontribusi terhadap perilaku prososial siswa SMP di Banyuwangi. Pengambilan data secara cross-sectional dilakukan terhadap 1.217 partisipan dengan rentang usia 11-17 tahun (M = 13,52, SD = 1,04). Analisis multiple linear regression menunjukkan bahwa kelekatan dengan orang tua dan gender secara signifikan memprediksi perilaku prososial siswa di Banyuwangi (F(2, 1214) = 19.496, p < ,001, R² = 0,031). Siswa perempuan yang memiliki kelekatan dengan orang tua yang lebih tinggi secara signifikan menunjukkan perilaku prososial yang lebih baik.

Previous studies found that prosocial behaviors have been linked with several positive outcomes in adolescence, including higher self-esteem, the tendency to be liked by friends, and excelling academically. This study aimed to assess how parental attachment and gender are contributed to prosocial behaviors among middle schoolers in Banyuwangi. Using a cross-sectional design, we conducted data collection on 1.217 participants with an age range of 11-17 years (M = 13,52, SD = 1,04). Multiple linear regression analysis indicated that parental attachment and gender significantly predicted prosocial behavior among students in Banyuwangi (F(2, 1214) = 19.496, p <,001, R² = 0,031). Female students and those with higher parent attachment levels have significantly better prosocial behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Ranti Sukma
"Mahasiswa sebagai individu mengalami masa peralihan dari remaja menuju dewasa awal dikenal dengan tahapan emerging adulthood ditandai dengan lebih banyak bereksperimen dan bereksplorasi. Masa peralihan ini dapat menyebabkan stres dan tekanan pada mahasiswa yang bersumber dari faktor internal dan eksternal sehingga menyebabkan mahasiswa kesulitan. Berbagai kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dapat mempengaruhi kesejahteraan dirinya termasuk menjadi pemicu munculnya ide bunuh diri. Maka dari itu, pentingnya memiliki dasar emosional yang baik yang dapat dibentuk oleh kelekatan dengan orang tua. Meskipun mahasiswa cenderung banyak menghabiskan waktu di luar rumah dan memiliki interaksi dengan teman sebaya serta media sosial semakin dominan, namun kelekatan orang tua merupakan dasar utama yang dapat memberikan rasa aman pada seseorang. Seseorang dengan kelekatan aman dengan orang tua cenderung memiliki mekanisme koping dan mampu beradaptasi dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini membahas mengenai hubungan kelekatan orang tua dengan ide bunuh diri pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan pada 306 mahasiswa FISIP Universitas Indonesia angkatan 2020–2023 dengan menggunakan accidental sampling. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui tingkat ide bunuh diri pada Mahasiswa FISIP Universitas Indonesia angkatan 2020–2023; (2) mengetahui tingkat kelekatan orang tua pada Mahasiswa FISIP Universitas Indonesia angkatan 2020–2023; dan (3) mengetahui hubungan antara kedua variabel yaitu kelekatan orang tua dan ide bunuh diri. Penelitian ini menggunakan instrumen IPPA (Inventory Parent and Peer Attachment) pada variabel kelekatan orang tua dan DSI-SS (Depressive Symptom Index-Suicidality Scale) pada variabel ide bunuh diri. Untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel, digunakan uji korelasi menggunakan Kendall’s tau-b. Setelah melakukan analisis data, ide bunuh diri pada Mahasiswa FISIP Universitas Indonesia angkatan 2020–2023 berada pada kategori ide bunuh diri rendah sebesar 80,4% (n=246). Sedangkan, pada variabel kelekatan orang tua, responden memiliki tingkat kelekatan orang tua sebagian besar berada pada kelekatan orang tua pada kategori sedang sebesar 69% (n=211). Berdasarkan uji bivariat yang dilakukan pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima artinya bahwa terdapat hubungan antara kelekatan orang tua dengan ide bunuh diri pada mahasiswa FISIP Universitas Indonesia angkatan 2020–2023. Kedua variabel menunjukkan korelasi cukup dengan arah korelasi negatif (-0,328) artinya bahwa semakin meningkatnya kelekatan orang tua maka risiko ide bunuh diri pada mahasiswa akan menurun, begitupun sebaliknya ketika kelekatan orang tua menurun maka risiko ide bunuh diri akan meningkat.

College students as individuals experience a transition period from adolescence to early adulthood, known as the emerging adulthood stage, characterized by more experimentation and exploration. This transition period can cause stress and pressure on college students which originates from internal and external factors, causing college students to have difficulties. Various difficulties faced by college students can affect their well-being, including triggering suicidal ideation. Therefore, it is important to have a good emotional foundation that can be formed by attachment to parents. Even though college students tend to spend a lot of time outside the home and have increasingly dominant interactions with peers and social media, parental attachment is the main basis that can provide a person with a sense of security. Someone with a secure attachment to their parents tends to have coping mechanisms and can adapt well. Based on this, this research discusses the relationship between parental attachment and suicidal ideation in students. This quantitative research was conducted on 306 FISIP students at the University of Indonesia class 2020–2023 using accidental sampling. The aims of this research are (1) to determine the level of suicidal ideation among FISIP University of Indonesia students class 2020–2023; (2) to determine the level of parental attachment to the University of Indonesia FISIP students, class 2020–2023; and (3) knowing the relationship between the two variables, namely parental attachment and suicidal ideation. This study used the IPPA (Parent and Peer Attachment Inventory) instrument on the parental attachment variable and the DSI-SS (Depressive Symptom Index-Suicidality Scale) on the suicidal ideation variable. To determine the relationship between the two variables, a correlation test using Kendall's tau-b was used. After analyzing the data, suicidal ideation among FISIP University of Indonesia students in the class of 2020–2023 was in the low suicidal ideation category at 80.4% (n=246). Meanwhile, in the parental attachment variable, respondents whose level of parental attachment was mostly in the medium category were 69% (n=211). Based on the bivariate test carried out in this study, it can be concluded that H0 is rejected and Ha is accepted, meaning that there is a relationship between parental attachment and suicidal ideation among FISIP University of Indonesia students class of 2020–2023. The two variables show a sufficient correlation with a negative correlation direction (-0.328), meaning that as parental attachment increases, the risk of suicidal ideation in college students will decrease, and vice versa, when parental attachment decreases, the risk of suicidal ideation will increase."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gracia Maria Herdyana
"Kesepian merupakan salah satu masalah yang terjadi di masa remaja dan memiliki dampak negatif yang berkepanjangan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat beberapa faktor yang diduga dapat memengaruhi kesepian pada remaja, yaitu peran kelekatan orang tua, pengaturan tempat tinggal dengan orang tua, dan gender. Studi epidemiologi dilakukan terhadap 1.217 remaja SMP di Banyuwangi dengan pendekatan berbasis sekolah. Hasil multiple linear regression menemukan 2 dari 3 variabel penelitian, yaitu kelekatan orang tua dan gender, secara signifikan berkontribusi terhadap kesepian remaja SMP di Banyuwangi (F(2, 1214) = 185.223, p < 0,001, R2 = 0,233). Hasil ini mengindikasikan bahwa remaja perempuan yang memiliki kelekatan orang tua yang rendah lebih berisiko untuk memiliki tingkat kesepian yang tinggi.

Loneliness during adolescence is prevalent and has debilitating impact on later adult life. This study aims to investigate factors that may impact loneliness, that are found to be parental attachment, living arrangements, and gender. An epidemiology study conducted towards 1217 adolescents in rural areas in Indonesia, through a school-based approach. Multiple linear regression analysis indicates that two out of three variables, parental attachment and gender, significantly predict loneliness od adolescents in Banyuwangi (F(2, 1214) = 185.223, p < 0,001, R2 = 0,233). This result indicates that low parental attachment in female adolescents made them more at risk of having high level of loneliness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Shilla Dwisurta
"Ide bunuh diri cukup marak terjadi di kalangan mahasiswa karena mereka rentan mengalami tekanan. Studi menunjukkan bahwa dalam situasi tertekan, individu bereaksi secara berbeda berdasarkan gaya kelekatan dewasa (adult attachment styles). Adult attachment dapat mempengaruhi perilaku dan cara regulasi emosi seseorang dalam situasi yang mengancam, yakni mencari kedekatan, menghindar, atau menarik perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan adult attachment style dan ide bunuh diri pada mahasiswa perempuan dan laki-laki. Instrumen Attachment Style Questionnaire digunakan untuk mengukur adult attachment style dan Depressive Symptom Index–Suicidal Subscale untuk mengukur ide bunuh diri. Responden penelitian terdiri dari 649 orang mahasiswa berusia 18-25 tahun (dewasa awal) dari berbagai daerah di Indonesia. Pada mahasiswa perempuan, hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara secure (r=-0,162, p<0,01), fearful (r=0,315, p<0,01), preoccupied (r=0,208, p<0,01), dan dismissing attachment style (r=0,244, p<0,01) dan ide bunuh diri. Sementara pada mahasiswa laki-laki, ditemukan hubungan yang signifikan antara secure (r=-0,237, p<0,01), fearful (r=0,191, p<0,01), dan dismissing attachment style (r=0,132, p<0,01) dengan ide bunuh diri, namun tidak ada hubungan yang signifikan antara preoccupied attachment style dan ide bunuh diri.

Suicidal ideation is quite common among students because they are prone to stress. Studies show that in stressful situations, individuals react differently based on adult attachment styles. Adult attachment can affect a person's behavior and emotional regulation in a threatening situation, namely seeking closeness, avoiding, or attracting attention. This study aims to examine the relationship between adult attachment style and suicidal ideation in female and male students. The Attachment Style Questionnaire was used to measure adult attachment style and the Depressive Symptom Index–Suicidal Subscale to measure suicidal ideation. Research respondents consisted of 649 students aged 18-25 years (emerging adults) from various regions in Indonesia. For female students, the results of this study showed a significant correlation between secure (r=-0.162, p<0.01), fearful (r=0.315, p<0.01), preoccupied (r=0.208, p<0.01), and dismissing attachment style (r=0.244, p<0.01) with suicidal ideation. Meanwhile, on male students, this research found a significant correlation between secure (r=-0.237, p<0.01), fearful (r=0.191, p<0.01), and dismissing attachment style (r=0.132, p< 0.01) with suicidal ideation, but there is no significant correlation between preoccupied attachment style and suicidal ideation."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanza Salsabiela
"ABSTRAK
Bunuh diri adalah masalah kesehatan serius yang menyerang banyak remaja. Ide bunuh diri tersebut disebabkan karena faktor yang datang dari individu, seperti tingkat kepercayaan diri, serta faktor sosial seperti hubungan dengan orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dan kedekatan orang tua dengan keinginan bunuh diri pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi cross-sectional. Penelitian ini memiliki 248 siswa sebagai responden di SMA di Jakarta Selatan dengan menggunakan stratified random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen kepercayaan diri dari Self-Confidence Test, instrumen kedekatan orangtua-remaja dari Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA), dan instrumen Beck Scale for Suicide Ideation ide bunuh diri. Penelitian ini menggunakan uji korelasi gamma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kepercayaan diri remaja dengan keinginan bunuh diri pada remaja, dan terdapat hubungan antara kedekatan orang tua remaja dengan keinginan bunuh diri pada remaja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan intervensi bagi remaja dan orang tua untuk meningkatkan rasa percaya diri dan kedekatan orang tua dengan remaja, sehingga dapat terhindar dari keinginan bunuh diri.
ABSTRACT
Suicide is a serious health problem that affects many teenagers. The idea of ​​suicide is caused due to factors that come from individuals, such as level of self-confidence, as well as social factors such as relationships with parents. This study aims to determine the relationship between self-confidence and the closeness of parents with suicidal ideation in adolescents. This research is a quantitative study with a cross-sectional correlation descriptive design. This study had 248 students as respondents in high schools in South Jakarta using stratified random sampling. The instruments used in this study were the self-confidence instrument from the Self-Confidence Test, the parent-adolescent closeness instrument from the Inventory of Parent and Peer Attachment (IPPA), and the Beck Scale for Suicide Ideation instrument of suicide ideas. This study uses the gamma correlation test. The results showed that there was a relationship between adolescent self-confidence and suicidal ideation in adolescents, and there was a relationship between the closeness of adolescent parents with suicidal ideation in adolescents. The results of this study are expected to be used as a consideration for interventions for adolescents and parents to increase self-confidence and closeness between parents and adolescents, so that they can avoid suicidal thoughts."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Roulina
"Kesejahteraan psikologis (PWB) dapat membantu remaja mengatasi stres dan kesulitan. Penelitian ini melihat apakah komponen iklim sekolah (SC) serta jenis kelamin dapat memprediksi PWB remaja di pedesaan Indonesia. Studi epidemiologi dilakukan terhadap 1.023 siswa SMP di Banyuwangi dengan pendekatan berbasis sekolah. Analisis multiple linear regression menunjukkan bahwa siswa laki-laki yang menilai hubungan antar siswa di sekolah baik, harapan sekolah terhadap siswa jelas, peraturan di sekolah adil, dan tingkat perundungan di sekolah rendah memiliki tingkat PWB yang lebih tinggi (F(5,1017) = 48,069, p < ,001, R2 = 0,191). Penelitian ini menunjukkan pentingnya fokus pada komponen SC tertentu serta memberi dukungan yang berfokus pada perbedaan gender untuk meningkatkan PWB siswa SMP di Banyuwangi.

Psychological Well-Being (PWB) is beneficial for adolescents during times of stress and difficulties. This study examines whether components of School Climate (SC) and gender can predict the PWB of rural Indonesian adolescents. An epidemiological study was conducted on 1.023 junior high school students in Banyuwangi. Multiple linear regression analysis showed that male students who perceive positive relationships among students at school, clear school expectations toward students, fair school regulations, and low levels of bullying at school have higher levels of PWB (F(5,1017) = 48,069, p < ,001, R2 = 0,191). This study shows the importance of focusing on specific components of SC as well as providing support that focuses on gender differences to improve the PWB of middle school students in Banyuwangi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Alfianty Oetami
"Bunuh diri menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada remaja usia 15-19 tahun. Ide bunuh diri remaja muncul akibat berbagai faktor salah satunya adalah konflik orang tua destruktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konflik orang tua dengan ide bunuh diri yang dipersepsikan remaja pada siswa sekolah menengah atas di Depok. Konflik orang tua diukur menggunakan instrumen Children’s Perception of Interparental Scale (CPIC). Desain penelitian ini adalah analitik korelatif cross-sectional terhadap 193 remaja usia 15-19 tahun di SMA Negeri 13 Depok yang dipilih menggunakan metode stratified random sampling.
Hasil uji korelasi spearman didapatkan ada hubungan bermakna antara persepsi terhadap konflik orang tua dengan ide bunuh diri pada siswa SMA di Depok (p<0,001). Semakin tinggi konflik orang tua yang dipersepsikan remaja, semakin tinggi ide bunuh diri yang muncul (r=0,416). Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan terutama keperawatan melalui program promotif dan preventif berfokus pada peningkatan status kesehatan jiwa keluarga dan remaja untuk mencegah munculnya ide bunuh diri pada remaja.

Suicide is one of the leading death causes in adolescents between 15-19 years old. Adolescents’ suicide ideation emerges due to several reasons, one of them is destructive interparental conflict. This study aims to determine the relationship between interparental conflict and suicide ideation perceived by adolescents in senior high school in Depok. The interparental conflict was measured by the Children's Perception of Interparental Scale (CPIC) instrument. The design of this study was correlative-analytic cross-sectional that was conducted on 193 respondents aged 15-19 years old at SMAN 13 Depok selected by stratified random sampling.
The analysis result using Spearman’s Rank Correlation test found that there is a significant relationship between the perception of interparental conflict and suicide ideation among adolescents in senior high school in Depok (p<0,001). In conclusion, as interparental conflict perceived by adolescents becomes higher and more intense, the higher adolescents to be put at risk for suicide ideation (r=0,416). The results of this study are expected to be useful to health services primarily nurses by improving mental health promotion programs that focus on family and adolescence to prevent suicide ideation among adolescents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Riska Amalya
"ABSTRAK
Peningkatan angka bunuh diri perlu mendapatkan perhatian, terutama terkait ide bunuh diri. Estimasi ide bunuh diri remaja di Indonesia sebesar 6 dari 3,6 per 100.000 remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan ners, terapi kognitif perilaku dan peer leadership terhadap ide bunuh diri remaja di sekolah menengah atas SMA . Desain penelitian ini adalah quasi eksperimental pre-post test with control group. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 86 orang dan dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok intervensi 1 diberikan tindakan keperawatan ners, terapi kognitif perilaku, dan peer leadership serta kelompok intervensi 2 diberikan tindakan keperawatan ners. Pengumpulan data menggunakan Scale for Suicidal Ideation Beck dan dianalisis dengan uji wilcoxon, uji friedman dan uji mann-whitney. Hasil penelitian menunjukkan tindakan keperawatan ners menurunkan ide bunuh diri secara bermakna dari kategori ide bunuh diri tinggi menjadi ide bunuh diri rendah p value < 0,05 . Setelah ditambahkan terapi kognitif perilaku dan peer leadership ide bunuh diri menurun secara bermakna dari kategori ide bunuh diri tinggi menjadi tidak ada ide bunuh diri p value < 0,05 . Ide bunuh diri mempunyai hubungan yang lemah secara bermakna p value < 0,05 dengan keputusasaan, depresi, dan mekanisme koping. Tindakan keperawatan ners direkomendasikan dilakukan oleh perawat komunitas serta terapi kognitif perilaku dan peer leadership dilakukan oleh perawat spesialis jiwa dalam mengatasi ide bunuh diri remaja di Sekolah Menengah Atas SMA .

ABSTRACT
Increasing suicide rate needs to get attention, especially related to suicidal ideation. Estimation suicidal ideation in Indonesia is 6 of 3.6 per 100.000 of adolescents. This study aims to determine the effect of general nursing intervention, behavioral cognitive therapy and peer leadership on the suicidal ideation of adolescent in senior high school. The desain study was quasi experimental pre post test with control group. Sample using purposive sampling technique with 86 people and into 2 group . The intervention group 1 given general nursing intervention, cognitive behaviour therapy, and peer leadership as well as the intervention group 2 given general nursing intervention. Data were collected using Scale for Suicidal Ideation Beck and were analyzed using wilcoxon test, friedman test and mann whitney test. The results showed that general nursing intervention decreased suicidal ideation from higher suicidal ideation be lower suicidal ideation p value "
2018
T50599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>