Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171564 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shafira Husna
"Indonesia akan mengalami penuaan penduduk dengan proyeksi peningkatan populasi lanjut usia (lansia) sebesar 15.8% pada tahun 2035. Peningkatan populasi lansia dapat mempengaruhi peningkatan kejadian penyakit degeneratif, termasuk sarkopenia yang ditandai dengan hilangnya massa dan kekuatan otot secara progresif. Lansia obesitas dapat mengalami sarkopenia di mana kondisi ini disebut obesitas sarkopenia dengan morbiditas dan mortalitas lebih tinggi dibandingkan hanya obesitas atau sarkopenia. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kadar kolesterol total dengan kondisi obesitas sarkopenia pada pasien lansia.
Penelitian ini merupakan studi potong lintang dilakukan pada populasi pasien lansia dengan sarkopenia. Penilaian obesitas sarkopenia pada subjek dilakukan berdasarkan kuesioner SARC-F dan BIA untuk komponen sarkopenia, IMT untuk komponen obesitas, dan kadar kolesterol total dari uji laboratorium melalui data rekam medis RSCM dari bulan Januari – Agustus 2022.
Hasil: Terdapat 157 subjek penelitian dengan prevalensi yang mengalami obesitas sarkopenia sebanyak 94 orang (59.87%). Pada analisis bivariat, didapatkan hasil bahwa kadar kolesterol total memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan obesitas sarkopenia (p= 0.376). Rerata kadar kolesterol total pada kelompok sarkopenia tanpa obesitas adalah 177.65 ± 38.75 dan pada kelompok obesitas sarkopenia adalah 176.21 ± 46.73.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol total dengan kondisi obesitas sarkopenia pada pasien lansia.

Indonesia will experience an aging population, with a projected increase in the elderly population by 15.8% in 2035. An increase in the elderly population can affect the incidence of degenerative diseases, including sarcopenia, characterized by progressive muscle mass and strength loss. The elderly with obesity can experience sarcopenia. This condition is called obesity sarcopenia, with higher morbidity and mortality than only obesity or sarcopenia. This study aims to determine the relationship between total cholesterol levels and obesity sarcopenia in elderly patients.
Method: This research is a cross-sectional study of elderly patients with sarcopenia. Sarcopenic obesity assessment was performed on subjects based on the SARC-F and BIA questionnaires for sarcopenic components, BMI for obesity components, and total cholesterol levels from laboratory tests through RSCM medical record data from January - August 2022.
Result: There was 157 subjects in total, with a sarcopenic obesity prevalence of 94 people (59.87%). The bivariate analysis showed that total cholesterol levels had no significant relationship with sarcopenic obesity (p = 0.376). The mean total cholesterol level in the sarcopenia group without obesity was 177.65 ± 38.75 and in the sarcopenia obesity group was 176.21 ± 46.73.
Conclusion: There is no significant relationship between total cholesterol levels and sarcopenic obesity in elderly patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahat Farida Berlian
"Indonesia saat ini memasuki peningkatan jumlah populasi lanjut usia, Yogyakarta merupakan wilayah dengan populasi lansia tertinggi secara nasional. Salah satu populasi lansia di Indonesia saat ini adalah mereka para korban Peristiwa 1965. Selama hidupnya mengalami diskriminasi secara sistemik, kembali mengalami diskriminasi sebagai lansia. Di Yogyakarta, kumpulan anak muda bernama Fopperham melakukan terobosan advokasi untuk memberdayakan lansia penyintas 65. Tulisan ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana strategi advokasi yang dilakukan Fopperham untuk memberdayakan lansia penyintas 65. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumen dan wawancara kepada 13 orang yang terdiri dari 4 orang pengurus Fopperham, 5 orang penyintas 65, 3 orang perwakilan lembaga jaringan Fopperham dan 1 orang perwakilan pemerintah kota Yogyakarta. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, advokasi untuk memberdayakan lansia penyintas 65 oleh Fopperham di Kota Yogyakarta dilakukan dengan beberapa strategi yaitu, lobi pengambil keputusan, mengorganisir kelompok-kelompok konstituen dan membangun koalisi. Hasil dari advokasi yang dilakukan Fopperham salah satunya dapat dilihat dengan menguatnya komunitas kelompok korban.

Indonesia is currently entering an increasing number of elderly population. Yogyakarta is the region with the highest population of elderly people in this nation. One group among the elderly population is a group consisting of elderly 1965 victims and survivors. During their lifetime, they experience systemic discrimination conducted by the state, as they get older, they once again experience discrimination as a group of elderly people. However, in Yogyakarta, a group of young people under the organization Fopperham made a breakthrough in empowerment through organizing advocacy for these elderly 1965 survivors. This paper is intended to find out Fopperham's advocacy to empower these survivors. This research applies qualitative research with a descriptive approach. Data collection was carried out through documentation study and in-depth interviews with 13 people consisting of 4 Fopperham administrators, 5 65 survivors, 3 representatives of the Fopperham network institution and 1 representative of the Yogyakarta city government. The results found out that the Fopperham's advocacy efforts to empower elderly survivors 65 in Yogyakarta City are carried out with various approaches, lobbying decision makers, organizing constituent groups and building coalitions. One of the results of Fopperham's advocacy can be seen in the strengthening of the victim group community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Finda Rahmawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepemilikan nonlabor income dan pengaruhnya terhadap status bekerja lansia di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data Survei Penduduk Antar Sensus SUPAS tahun 2015 dengan sampel penduduk usia 60 tahun ke atas yang dianalisis dengan metode regresi logistik biner. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, pendidikan, daerah tempat tinggal, status perkawinan, kelompok umur, keluhan kesehatan dan indeks kekayaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat memiliki nonlabor income penduduk lansia memiliki kecenderungan yang lebih rendah untuk bekerja dibandingkan dengan penduduk lansia yang tidak memiliki nonlabor income. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk lansia yang memiliki nonlabor income memiliki pilihan untuk bekerja atau tidak, atau dengan kata lain, bekerja bagi lansia yang memiliki nonlabor income bukanlah sebuah paksaan. Memiliki nonlabor income memberikan kemampuan finansial kepada lansia untuk membiayai konsumsinya sehingga lansia dapat memilih untuk tetap bekerja sebagai bentuk dari active aging di bidang ekonomi, atau dapat menikmati leisure.

This study aims to understand nonlabor income ownership and its effect on elderly work status in Indonesia. This study uses the Intercensal Population Survey SUPAS data in 2015 with a sample of people aged 60 years and over who are analyzed using the binary logistic regression method. The control variables used in this study include the relationship with the head of household, gender, education, residence area, marital status, age group, health status and wealth index.
The results show that when having nonlabor income, the elderlies have a lower tendency to work compared with the elderlies who do not have nonlabor income. This suggests that elderlies with nonlabor income have the option of working or not, or in other words, working for the elderlies who have nonlabor income is not a compulsion. Having nonlabor income provides the financial ability to finance their consumption so that the elderlies can choose to keep working as a form of active aging in the economic field, or that they can enjoy leisure."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaiman
"Tesis ini berusaha mempelajari pengaruh infrastruktur terhadap kemiskinan di Sumatera dengan menggunakan pendekatan kuantitatif regresi data panel yang mencakup series data dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 pada sepuluh propinsi di Sumatera. Hasil esimasi koefisien regresi dengan model efek random menunjukkan, bahwa infrastruktur jalan, listrik dan air bersih berpengaruh signifikan secara statistik terhadap pengurangan kemiskinan di Sumatera yang terlihat dari ketiga tanda koefisiien infrastruktur tersebut yang memiliki tanda negatif, namun demikian tingkat signifikansinya berbeda. Oleh karena itu, kebijakan utama yang harus menjadi perhatian adalah bagaimana masing - masing pemerintah provinsi di Sumatera meningkatkan ketersediaan termasuk akses terhadap infrastruktur tersebut terutama bagi masyarakat miskin.

The aim of this thesis attempts to study the effect of infrastructure on poverty in Sumatera using a quantitative approach of regression panel data which consist of series data over the period 2006 ? 2012 in 10 Sumatera provinces. The regression coefficient estimate results using the random effect model reveal that road, electricity and water infrastructure have statistically significant influence on poverty alleviation in Sumatera, as It can be seen that all the coefficients have a negative sign, however, the significant level are vary among the three of them. Hence, the main policy concern is how local government to improve access to such infrastructures especially for the poor."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T28726
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Pada pasien usia lanjut, terjadi penurunan fungsi tubuh yang berisiko menimbulkan multipatologi. Keadaan ini mengharuskan pasien geriatri mengonsumsi lebih dari satu macam obat secara bersamaan. Penggunaan enam atau lebih macam obat dalam waktu yang bersamaan dapat menimbulkan polifarmasi dan dapat meningkatkan risiko interaksi obat serta efek samping obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persentase polifarmasi dan potensi interaksi obat pada pasien geriatri yang dirawat inap di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Desain yang digunakan adalah retrospektif cross sectional dengan menggunakan data sekunder berupa rekam medik pasien geriatri yang dirawat inap selama periode Januari-Juni 2015. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persentase polifarmasi adalah sebanyak 89,55% Dalam penelitian ini, rentang jumlah jenis penggunaan obat adalah 2-18 obat. Rata-rata penggunaan obat per pasien sebanyak 9,9 obat. Obat yang paling banyak diresepkan adalah omeprazol, diresepkan pada 52 dari 67 pasien (77.6%), disusul oleh n-asetil sistein, diresepkan pada 36 dari 67 pasien (53,7%), parasetamol yang diresepkan pada 27 dari 67 pasien (40,3%), dan salbutamol-ipratropium bromide yang diresepkan pada 25 dari 67 pasien (37,4%). Dari total 666 penggunaan obat, terdapat potensi interaksi antar obat sebesar 4,95%., The decrease of organ function in elderly is one of risk factors of multiple diseases that requires geriatric patients taking more than one medications at a time. Polipharmacy, the use of six or more medications at the same time, increases the potential of drug-drug interactions and adverse effects.of drugs. This study aimed to evaluate the extent of polypharmacy and potential drug-drug interactions among geriatric patients hospitalized in Dr. Cipto Mangunkusumo General Hospital Jakarta. In this observational retrospective study, secondary data was obtained from medical records of geriatric patients hospitalized in Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital during January to June 2015. The results of this study showed that the percentage of polypharmacy was as much as 89.55%. The number of types of medications given to patients was ranged from 2 to 18 medications. The average use of medications per patient was 9.9 medications. The most widely prescribed drugs were omeprazole, prescribed in 52 of 67 patients (77.6%), followed by n-acetyl cysteine, prescribed in 36 of 67 patients (53,7%), paracetamol, prescribed in 27 of 67 patients (40,3%), and salbutamol-ipratropium bromide, prescribed in 25 of 67 patients (37,4%). There was 4.95% of potential for drug-drug interactions of 666 drug use.]"
[, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardila Muslim
"Penelitian ini membahas good urban governance dalam penataan kawasan kumuh di Provinsi DKI Jakarta dengan berfokus pada implementasi Community Action Plan dan faktor yang mempengaruhi terhadap pelaksanaan penataan kawasan kumuh. Tujuan peneliltian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan penataan kawasan kumuh di Provinsi DKI Jakarta melalui program Community Action Plan dari persepktif good urban governance dan menemukan faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan penataan kawasan kumuh. Penelitian ini mengoperasionalisasikan teori good urban governance dari Van den Dool, dkk dan teori daerah kumuh dari Nassar dan Elsayed. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan post positivisme melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa belum terlihat bentuk tata kelola kota yang baik dalam implementasi Community Action Plan. Ini disebabkan belum beroperasinya secara adil dan belum tepat prosedur dalam pemenuhan nilai good urban governance. Sehingga implementasi metode CAP dalam penataan kawasan kumuh bukan merupakan program yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat dan belum dapat dikatakan produk kebijakan yang efektif dan efisien. Selain itu hasil penelitian ini menemukan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan penataan kawasan kumuh ialah faktor lingkungan.

This study discusses good urban governance in the slum management in Jakarta Province by focusing on the implementation of the Community Action Plan and the factors that influence the implementation of the slum management. This study aims to analyze the implementation of the slum management in this province through the Community Action Plan program from the perspective of good urban governance and to discover the factors that influence the implementation of the slum management. This study operationalises good urban governance theory by Van den Dool, et al and slum theory by Nassar and Elsayed. This research is conducted by using post-positivism through in-depth interviews and literature studies. The results of the study show that there is no vivid form of good urban governance in implementing the Community Action Plan, because the implementation has not yet worked fairly and in proper procedures on fulfilling the values of good urban governance. The implementation of the Community Action Plan program in the slum management, thus, is not a responsive program toward people's need and not able to be said as an effective and efficient policy "product". Moreover, This study finds that the factors that influence the implementation of the slum management is environmental factors."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galbraith, John Kenneth, 1908-2006
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1983
304.54 GAL ht
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Galbraith, John Kenneth, 1908-2006
Cambridge, UK: Harvard University Press , 1985
301.441 GAL n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Galbraith, John Kenneth, 1908-2006
Cambridge, Mass.: Harvard University Press, 1979
339.46 GAL n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Rista Machdalena
"Lansia seringkali mengalami imobilisasi, terutama lansia yang mengalami perawatan di rumah sakit. Konsekuensi negative dari imobilisasi yang menjalani perawatan di rumah sakit adalah penuruanan dalam melakukan aktivitas, dan memperburuk kondisi kognitifnya. penelitian dengan menggunakan desain cross sectional dangan purposive sampel dengan dengan melibatkan 61 responden lansia. Hasil penelitian didapatkan hubungan yang bermakna antara status mobilisasi dengan status fungsional. Status mobilisasi dan status nutrisi juga berperan besar mempengaruhi status fungsional individu lansia. Oleh karena itu, diperlukan adanya diagnosis dini terhadap status mobilisasi dan status nutrisi untuk mencegah menurunnya kemampuan status fungsional lansia sehingga kualitas hidup lansia selama dirawat di rumah sakit meningkat. Selain itu, tersusunnya program mobilisasi secara teratur dan simultan akan meningkatkan kemampuan fungsional lansia selama dirawat di rumah sakit.

The elderly are frequently immobilized, especially the elderly who experience hospitalization. The negative consequences of immobilization during hospitalization are a decrease in activity, and a decrease in cognitive condition. The study used a cross-sectional design with a purposive sample by involving 61 elderly respondents. The results showed a significant relationship between mobilization status and functional status. Mobilization status and nutritional status also have a major role in influencing the functional status of elderly individuals. Based on this, early diagnosis of mobilization status and nutritional status is needed to prevent the decline in the ability of the functional status of the elderly so that the quality of life of the elderly during hospitalization increases. In summary, the establishment of a regular and simultaneous mobilization program will improve the functional ability of the elderly during hospitalization."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>