Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72251 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intanifa Kikyana
"

Aplikasi TikTok yang saat ini sedang digandrungi, telah remaja gunakan untuk mengekspresikan hubungan romantisnya. Selain sebagai tempat mengekspresikan kemesraan, TikTok juga dapat menjadi medium munculnya rasa kecemburuan yang berdampak pada hubungan romantis Kecemburuan merupakan serangkaian persepsi, emosi, dan tindakan kompleks yang berasal dari hilang atau terancamnya self-esteem dan /atau suatu hubungan romantis yang berkualitas Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah terdapat hubungan kecemburuan dengan kualitas hubungan romantis remaja pengguna TikTok. Penelitian ini menggunakan Multidimensional Jealousy Scale (MJS) untuk mengukur kecemburuan dan The Partner Behaviours as Social Context (PBSC) Self Behaviour as Social Context (SBSC) untuk mengukur kualitas hubungan romantis. Diketahui hasil statistik korelasi Pearson, hubungan kecemburuan dengan kualitas hubungan romantis remaja, r [110] = 0,143, p > 0,05, r2 0,021. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kecemburuan dengan kualitas hubungan romantis remaja pengguna TikTok yang berpacaran.


The TikTok application, which is currently in vogue, has been used by teenagers to express their romantic relationships. Aside from being a place to express affection, TikTok can also be a medium for the emergence of feelings of jealousy which have an impact on romantic relationships. Jealousy is a series of complex perceptions, emotions, and actions that stem from loss or threat of self-esteem and/or a quality romantic relationship. This study aims to determine is there a relationship jealousy with relationship quality romantic teens using TikTok. This study uses the Multidimensional Jealousy Scale (MJS) to measure jealousy and The Partner Behaviors as Social Context (PBSC) Self Behaviour as Social Context (SBSC) to measure the quality of romantic relationships. It is known that the statistical results of the Pearson correlation, the relationship between jealousy and the quality of adolescent romantic relationships, r [110] = 0.143, p > 0.05, r2 0.021. So it can be concluded that there is no significant relationship between jealousy and the quality of romantic relationships among adolescent dating TikTok users.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Rania Wiraatmadja
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kecemburuan dan harga diri pada emerging adults usia 18 hingga 25 tahun. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif kepada 1451 emerging adults. Instrumen yang digunakan adalah Multidimensional Jealousy Scale dan Rosenberg Self-Esteem Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara dimensi kognitif kecemburuan dan harga diri r=-.161; p

This study was conducted to determine the relationship between jealousy and self esteem among emerging adults ages 18 to 25 years. This research uses quantitative method to 1451 emerging adults. The instrument used are Multidimensional Jealousy Scale and Rosenberg Self Esteem Scale. The results showed that there was a significant negative relationship between the cognitive dimension of jealousy and self esteem r .161 p
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Mayda Anggarini Artana
"ABSTRAK
Masalah yang cukup banyak terjadi pada pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh adalah kecemburuan. Attachment mempengaruhi penilaian kognitif dan reaksi emosi individu terhadap kecemburuan. Attachment juga mempengaruhi cara individu mengekspresikan kecemburuan. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa individu dengan anxiety attachment, mengalami kecemburuan yang ekstrim. Anxiety attachment memiliki hubungan yang positif terhadap kecemburuan kognitif, kecemburuan emosi, dan kecemburuan perilaku. Selain peran tipe attachment, terdapat pula peran dyadic coping dalam mempengaruhi kecemburuan. Dukungan dari pasangan dapat menurunkan stres individu. Saat individu melakukan dyadic coping, kecemburuan individu dapat menurun. Individu dengan anxiety attachment memiliki khawatir pasangan mereka tidak akan merespon saat dibutuhkan, sehingga individu tidak melibatkan pasangan dalam melakukan coping dan masalah kecemburuan individu tidak terselesaikan. Meskipun demikian, individu dapat menerapkan dyadic coping dengan baik, bila pasangannya menunjukkan perhatian dan perilaku suportif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dyadic coping sebagai moderator pada hubungan antara anxiety attachment dengan kecemburuan kognitif, kecemburuan emosi, dan kecemburuan perilaku pada individu yang sedang menjalani hubungan pacaran jarak jauh. Anxiety attachment diukur menggunakan Experience in Close Relationship Questionnaire-Revised (Fraley, Brennan, Waller, 2000); kecemburuan kognitif, emosi, dan perilaku diukur menggunakan Multidimensional Jealousy Scale (Pfeiffer dan Wong, 1989); dan dyadic coping diukur menggunakan Dyadic Coping Inventory (Bodenmann, 2008). Sebanyak 156 orang berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara anxiety attachment dengan kecemburuan. Diketahui pula bahwa dyadic coping tidak signifikan memoderatori hubungan antara anxiety attachment dengan kecemburuan, baik kecemburuan kognitif, emosi, dan perilaku

ABSTRACT
One of the common problems for couples in long-distance relationships is jealousy. Individuals cognitive assessment and emotional reactions to jealousy are influenced by their style of attachment. Attachment style also affects the way individuals express jealousy. Previous studies suggested that individuals with anxiety attachment experience extreme jealousy, and associated with cognitive, emotional, and behavioral jealousy. Aside from attachment style, dyadic coping also has a role in influencing jealousy. Support from partner can reduce individuals stress. When individuals use dyadic coping, individuals jealousy can reduce. Individuals with anxiety attachment worry their partner will not response when they needed, so they do not involve their partner in coping and individuals jealousy are not resolved. However, individuals can use dyadic coping, if their partner show attention and supportive behavior. This study aims to examine the role of dyadic coping as a moderator in the relationship between anxiety attachment with cognitive, emotional, and behavioral jealousy in individuals undergoing long-distance relationships. Anxiety attachment was measured using the Experience in Close Relationship Questionnaire-Revised (Fraley, Brennan, and Waller, 2000); cognitive, emotional, and behavioral jealousy were measured using the Multidimensional Jealousy Scale (Pfeiffer and Wong, 1989); and dyadic coping was measured using the Dyadic Coping Inventory (Bodenmann, 2008). A total of 156 individuals participated in this study. Result showed a significant positive relationship between anxiety attachment and jealousy. Dyadic coping, however, was not found to be significant in its role of moderating the relationship between anxiety attachment and jealousy.
"
2019
T55166
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Friday, Nancy
New York: Morrow, 1985
155.3 FRI j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Prasetio Wardoyo
"ABSTRACT
Kondisi berat badan berlebih pada remaja menjadi masalah kesehatan yang terus menuai perhatian. Bukan hanya disebabkan prevalensinya yang meningkat pesat, namun juga berbagai dampak buruknya pada kesehatan remaja, khususnya pada kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan kondisi berat badan berlebih dengan kualitas tidur pada remaja usia 16 sampai 18 tahun di Jakarta Selatan. Penelitian berdesain potong lintang ini dilaksanakan di dua SMA Negeri di daerah Jakarta Selatan. Sebanyak 186 responden penelitian dengan usia di antara 16 sampai 18 tahun menjalani penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, penentuan IMT dan status gizi menggunakan grafik CDC, serta pengisian Cleveland Adolescent Sleepiness Questionnaire untuk melihat kualitas tidurnya. Prevalensi berat badan berlebih ditemukan sebesar 20,43% (14,52% tergolong overweight, 5,91% tergolong obese) dengan median nilai kuesioner 40,00 (23,00-58,00). Uji Mann-Whitney menemukan bahwa nilai p untuk perbedaan rerata nilai kuesioner terhadap kondisi berat badan berlebih sebesar 0,783. Tidak ditemukan adanya perbedaan antara kualitas tidur terhadap berat badan berlebih pada remaja usia 16 sampai 18 tahun di Jakarta Selatan.

ABSTRACT
Condition of overweight adolescents become a health problem that continues to arouse attention. Not only because of its rapidly increasing prevalence, but also various adverse effects on adolescent health, especially on the quality of sleep. This study aims to study the relationship of the condition of excess body weight with sleep quality in adolescents aged 16 sampai 18 years in South Jakarta. This cross-sectional design study was carried out in two public senior high schools in the South Jakarta. A total of 186 respondents with the age between 16 sampai 18 years old underwent weight measurement, height measurement, determination of BMI and nutritional status using CDC chart, as well as filling the Cleveland Adolescent Sleepiness Questionnaire to see the quality of sleep. The prevalence of overweight was found by 20.43% (14,52% categorized as overweight, 5,91% categorized as obese) with a median value of the questionnaire 40.00 (23.00 to 58.00). Mann-Whitney test found that p-value for mean difference of questionnaires total score to excess weight is 0,783. No differences were found between quality of sleep to excess weight in adolescents aged 16 sampai 18 years in South Jakarta."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Nugraha
"ABSTRAK
Sepanjang hidupnya, manusia selalu menjalin hubungan dengan orang lain.
Salah satu bentuk hubungan interpersonal yang penting dalam kehidupan manusia
adalah hubungan percintaan antara pria dan wanlta. Sesuai dengan tugas
perkembangannya, pada masa dewasa muda hubungan percintaan berhubungan
dengan pemilihan pasangan hidup. lndividu dewasa muda yang berada pada tahap
pemilihan pasangan hidup ini kebanyakan adalah mahasiswa. Kemampuan individu-
- dalam hal ini mahasiswa-untuk menjalin hubungan percintaan adalah aspek yang
penting dalam personal well-being (kesejahteraan individu) pada masa dewasa.
Pada masa dewasa muda ini, mahasiswa telah siap untuk menjalin hubungan yang
intim, yang berarti bahwa individu tidak hanya melibatkan dlri pada hubungan
tersebut tapl juga ingin memelihara dan mempertahankannya. Hal ini disebabkan
karena pada tahap perkembangannya, mahasiswa diharapkan untuk memilih
pasangan hidupnya dan mulai membentuk keluarga.
Kemungkinan akan timbulnya ketertarikan pasangan pada orang lain
merupakan masalah yang banyak ditemui dalam hubungan percintaan, dan
kecemburuan adalah respon yang biasanya timbul dari indlvidu. Kecemburuan,
apalagi jika berlebihan, dapat berakibat buruk bagi individu itu sendiri, individu yang
dicemburui, bahkan bagi kelangsungan hubungan percintaan.
Untuk melihat kondisi tersebut, penelitlan ini lebih bersifat eksploratif, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang faktor-faktor
yang menimbulkan kecemburuan terhadap pacar pada mahasiswa/i dan apakah ada
perbedaan yang signifikan dalam gambaran faktor-faktor tersebut antara kelompok
mahasiswa dan kelompok mahasiswi. Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis faktor, diperoleh 7 faktor yang menjadi sumber
kecemburuan dan terdapat perbedaan yang signifikan pada 3 faktor antara
kelompok mahasiswa dan kelompok mahasiswi. Berikut ini ditampilkan hasil
penelitian secara lebih rinci :
a. Faktor-faktor yang menimbulkan kecemburuan terhadap pacar pada
mahasiswa/i (berdasarkan peringkat) :
1. Pacar lebih mengutamakan Iawan jenis Iain
2. Pacar mengalami kontak fisik dengan Iawan jenis lain
3. Pacar mengagumi Iawan jenis lain
4. Pacar memberikan perhatian pada lawan jenis Iain
5. Pacar berteman dekat dengan Iawan jenis yang pernah menyukai/disukainya
6. Pacar terlalu sibuk dengan kegiatan pribadinya
7. Pacar akrab dengan Iawan jenis Iain
b. Perbedaan yang signifikan dalam gambaran faktor-faktor yang menjadi sumber
kecemburuan antara kelompok mahasiswa dan kelompok mahasiswi terdapat
pada:
1. Faktor 1: pacar berteman dekat dengan Iawan jenis yang pernah
menyukai/disukainya
2. Faktor 2: pacar akrab dengan Iawan jenis Iain
3. Faktor 4: pacar mengagumi Iawan jenis Iain
Berdasarkan urutan sumber-sumber kecemburuan terhadap pacar pada
mahasiswa/i, dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling menimbulkan
kecemburuan adalah faktor pacar lebih mengutamakan Iawan jenis Iain dan faktor
pacar mengalami kontak fisik dengan Iawan jenis Iain. Sedangkan faktor yang relatif
paling tidak menimbulkan kecemburuan adalah faktor pacar terlalu sibuk dengan
kegiatan pribadinya dan faktor pacar akrab dengan Iawan jenis Iain. Ketujuh faktor
sumber kecemburuan terhadap pacar pada mahasiswa/i ini temasuk dalam
possessive jealousy, exclusive jealousy, dan fearful jealousy. Egotistic jealousy yang
disebut oleh Sternberg dan Bames (1988) tidak tampil dalam penelitian ini.
Berdasarkan urutan sumber-sumber kecemburuan terhadap pacar pada
kelompok mahasiswa, dapat disimpulkan bahwa pria setuju bahwa faktor pacar
mengalami kontak fisik dengan Iawan jenis lain dan faktor pacar Iebih
mengutamakan Iawan jenis Iain merupakan faktor yang paling menimbulkan
kecemburuan. Sedangkan faktor yang relatif paling tidak menimbulkan kecemburuan
bagi pria adalah faktor pacar berteman dekat dengan Iawan jenis yang pernah
menyukai/disukainya dan faktor pacar akrab dengan Iawan jenis Iain. Sementara
berdasarkan urutan sumber-sumber kecemburuan terhadap pacar pada kelompok
mahasiswi. dapat disimpulkan bahwa wanita setuju bahwa faktor pacar lebih
mengutamakan Iawan jenis lain dan faktor pacar mengalami kontak fisik dengan
Iawan jenis lain merupakan faktor yang paling menimbulkan kecemburuan.
Sedangkan faktor yang relatif paling tidak menimbulkan kecemburuan bagi wanita
adalah faktor pacar terlalu sibuk dengan kegiatan pribadinya dan faktor pacar akrab
dengan Iawan jenis Iain.
Adapun kelemahan dari penelitian ini adalah pada konstruksi alat ukur, yaitu
formulasi item-item pada kuesioner kurang tajam dan perbedaan jumlah item yang
rnewakili tiap faktor terialu besar. Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut, ada
beberapa saran yang dapat diberikan, yaitu item yang dianggap kurang tajam
diformulasikan kembali dan jika mungkin dilakukan analisis faktor dengan metode ekstraksi atau rotasi lain untuk melihat secara Iebih mendalam kemungkinan adanya
faktor yang bisa digabungkan satu sama Iain atau justru munculnya faktor Iain yang
sama sekali berbeda, dan jumiah item tiap faktor dibuat Iebih seimbang agar faktor-
faktor tersebut dapat dibandingkan dengan Iebih akurat."
1998
S2556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meigasari
"Salah satu bentuk perkembangan yang menonjol pada masa remaja yaitu terjadinya perubahan-perubahan fisik yang akan mempengaruhi pula perkembangan kehidupan seksualnya. Pada masa ini, remaja biasanya sudah mulai mengenal pacaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku pacaran pada remaja binaan rumah singgah Dilts Foundation dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Desain penelitan ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan Focus Group Discussion (FGD). Penelitian dilakukan pada remaja binaan rumah singgah Dilts Foundation, orang tua binaan rumah singgah Dilts Foundation dan Managing Director rumah singgah Dilts Foundation.
Hasil penelitiannya adalah sebagian besar perilaku pacaran pada remaja binaan rumah singgah DF belum menjurus ke arah perilaku pacaran yang berisiko dan faktor lingkungan serta individu mempengaruhi mereka untuk melakukan pacaran.

One of the prominent development in adolescence is physicals changing which is also affect to their sexual development. In this period, adolescent usually knows dating behavior. The objectives of this research is to find out dating behavior in adolescent student of Dilts Foundation shelter and the factors affecting it.
The research used the qualitative method and conducted by In Depth Interview and Focus Group Discussion (FGD). This research were applied to adolescent student, parent of students and Managing Director of Dilts Foundation shelter.
The result shows that most of adolescent student of Dilts Foundation shelter dating behavior not lead yet to risky dating behavior. Environment and individual factors affect to their dating behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Heri Widodo
"Penelitian ini dilakukan untuk pengembangan Hand Test pada kelompok remaja yang diasuh oleh single parent. Pendekatan yang digunakan adaiah deskriptif kualitatii Setelah dilakukan Studi literatur mengenai dampak pengasuhan single parent dilakukan wawancara mendalam secara semidirektif terhadap 4 subyek penelitian. Subyek penelitian adalah remaja yang sejak kecil mendapatkan pengasuhan single parent. Sesudah itu, kepada subyek dibedkan Hand Tesr Langkah terakhir adalah melihat kesesuaian antara literatur mengenai dampak pengasuhan single parent dengan hasil wawancara senta melihat kesesuaian antara hasil Hand Test dengan hasil wawancara setiap subyek.
Dari analisis yang dilakukan, hanya ada 3 kesesuaian (l0,7%) antara literatur mengenai dampak remaja yang diasuh olch single parent dan hasil wawancara yang ditemukan pada seluruh subyek (empat subyek) yaitu represi, konsep diri negatitl dan dependensi. Dari hasil temuan ini, tampak bahwa Iiteratur mengenai dampak remaja yang diasuh oleh single parenl kurang dapat menggambarkan kondisi yang sebenamya dari subyek-subyek penelitian ini yaitu remaja yang sejak kecil diasuh oleh single parent. Jika dilihat pada setiap subyek penelitian, hanya hasil wawancara subyek 3 yang memiliki kcsesuaian relatif banyak dibandingkan subyek yang lainnya.
Kesesuaian antara hasil Hand Test dcngan hasil WaVV3flC3J"d secara umum juga tidak tampak memadai. Dari Hand Test yang dilakukan, hanya satu respon yang ditemukan pada seluruh subyek (empat subyek) yang memiliki kesesuaian dengan hasil wawancara yaitu dependence. Jika dilihat dari seliap subyek, hanya ada 2 subyek yang merniliki kesesuaian yang cukup banyak antara respon Hand Test subyek yang bersangkutan dengan hasil wawancaranya. Subyek-subyek tersebut adalah subyek 2 dan subyek 3."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T34048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Halimah
"Berbagai bentuk perilaku menyimpang di kalangan remaja, merupakan suatu proses untuk beradaptasi di dalam menghadapi berbagai perubahan, baik perubahan yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal dan berhasil tidaknya seseorang di dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut dipengaruhi antara lain oleh kondisi dan situasi keluarga di mana remaja tersebut berada. Kemampuan keluarga di dalam menyampaikan nilainilai dan norma-norma akan menjadi pedoman tingkah laku dalam hubungan antar anggota keluarga dan sekaligus akan menjadi perisai atau benteng di dalam kehidupan mereka di dalam masyarakat yang sangat diperlukan, agar mereka dapat beradaptasi.
Kasus kenakalan remaja yang diteliti dalam tesis ini, berasal dari keluarga yang gagal dalam menciptakan kebudayaan keluarga. Keluarga tersebut tidak mampu menerapkan sistem nilai dan norma-norma keluarga, sehingga mereka tidak memiliki pedoman yang mengatur pola-pola hubungan antar anggota keluarga. Akibatnya keluarga tersebut tidak dapat menjalankan peranan dan fungsi-fungsinya dengan baik, juga tidak mampu menciptakan komunikasi yang terbuka antar anggota keluarga. Kondisi keluarga seperti itu, melahirkan hubungan yang tidak harmonis dan penuh dengan konfiik, sehingga tidak tercipta ketentraman lahiriah maupun batiniah, yang menghambat penyaluran rasa tentram dan rasa aman di dalam keluarga, terutama pada anak-anak yang menginjak masa remaja.
Anggota keluarga yang telah menginjak remaja mulai mengikat diri dengan kelompok teman sebaya (peer up). Ia mengidentifikasikan diri dengan peer group. Ia naila-i_? mencari dan memenuhi apa-apa yang tidak diperblehnya di dalam keluarga, pada teman-teman sebayanya. Kelompok teman sebaya, menjadi sangat penting untuk memperoleh,dan mempelajari keterampilan dan belajar strategi sosial. Penelitian ini menjadi penting, di dalam mengungkap betapa besar andil keluarga terhadap munculnya berbagai bentuk perilaku menyimpang tersebut. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode wawancara riwayat hidup, observasi, dan observasi partisipasi dengan cara berkunjung dan tinggal selama kurang lebih 3 bulan bersama keluarga yang diteliti."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Murni Rachmatini
1973
S2212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>