Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 221189 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faradinda Ramadhian Hakim
"Ibu hamil dengan diabetes memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk bersalin secara sesar. Adapun keadaan tersebut memiliki dampak buruk bagi kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi. Pada masa pandemi, terdapat peningkatan kejadian dan keparahan diabetes. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional analitik, dengan data sekunder berupa rekam medis ibu hamil dengan diabetes pada tahun 2018-2021 dari 4 rumah sakit di Kota Depok, secara total sampling, dianalisis secara univariat dan bivariat. Tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara kondisi pandemi dengan tingkat ekonomi, pendidikan, pekerjaan, BBLB, dan panjang lahir bayi. Ditemukan hubungan yang signifikan antara riwayat sesar sebelumnya dengan jenis persalinan pada ibu diabetes (95% CI 1,149-1,959, P=0,008). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi pandemi dengan jenis persalinan pada ibu hamil dengan diabetes (p=0,716). Dengan demikian, kondisi pandemi COVID-19 di Kota Depok, tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap jenis persalinan ibu hamil yang memiliki riwayat diabetes

Pregnant women with diabetes have a higher chance of having a cesarean delivery. This situation has a negative impact on the health of the mothers and the babies. During the pandemic, there was an increase in the incidence and severity of diabetes. This research was conducted using an analytic cross-sectional design, with secondary data in the form of medical records of pregnant women with diabetes in 2018-2021 from 4 hospitals in Depok City, by total sampling, and analyzed by univariate and bivariate. There was no significant relationship between pandemic conditions with economic level, education, employment, birth weight, and birth length. A significant relationship was found between a history of previous cesarean delivery and the type of delivery in diabetic mothers (95% CI 1.149-1.959, P= 0.008). There was no significant relationship between pandemic conditions and the type of delivery in pregnant women with diabetes (p=0.716). Thus, the condition of the COVID-19 pandemic in Depok City does not have a significant relationship to the type of delivery for pregnant women who have a history of diabetes."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufalia Brillianti Sambowo
"Infeksi Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit penyebab angka kematian kedua tertinggi secara global setelah Covid-19. Pada kehamilan, infeksi tuberkulosis dapat meningkatkan risiko komplikasi pada ibu dan janin. Selama pandemi covid-19, ditemukan angka pelaporan kasus infeksi TB menurun sedangkan angka kematian ibu justru meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu hubungan kasus infeksi TB pada ibu hamil dengan masa pandemi Covid-19. Data didapatkan dengan menggunakan data kumulatif dan rekam medis dari empat rumah sakit di Kota Depok. Dari 40.933 data kehamilan ibu selama tahun 2018-2022 didapatkan angka kehamilan dengan infeksi TB sebanyak 28 kasus dengan peningkatan proporsi dari 0.03% menjadi 0.12% selama pandemi. Didapatkan hubungan bermakna antara kasus infeksi TB pada ibu hamil dengan masa pandemi (p-value<0.05). Analisa menunjukkan bahwa ibu hamil memiliki risiko empat kali lebih tinggi terinfeksi TB selama masa pandemi (RR=4.21, 95% CI 1.706-10.382). Tidak ditemukan adanya hubungan bermakna antar masing karakteristik subjek dengan masa pandemi. Karakteristik yang dianalisa diantaranya: usia ibu, trimester kehamilan saat terdiagnosa TB, status gizi dan glikemik ibu, status ekonomi, pekerjaan, dan tingkat pendidikan ibu.

Tuberculosis (TB) infection is the second leading cause of death globally after Covid-19. In pregnancy, TB infection can increase the risk of complications for the mother and child. During the Covid-19 pandemic, case detection and case notification of TB infection decreased. However, the number of maternal deaths is increasing. This study aimed to find the association between TB infection in pregnancy during with Covid-19 pandemic. This cross-sectional study collected data from four different hospitals in Kota Depok using each cumulative report and medical record. Out of 40.933 pregnancy data from 2018 to September 2020, 28 are infected with tuberculosis. There was a significant proportion increase from 0.03% to 0.12% during the pandemic. A Chi-square test was done with the data given and showed that the pandemic has a significant association with TB infection cases in pregnancy (p value<0.05). It also shows that pregnant mothers during the pandemic are four times more likely to be infected with tuberculosis (RR=4.21, 95% CI 1.706- 10.382). No relationship was found between the subject's characteristics and the pandemic. All characteristics analyzed were: mother's age, trimester of TB diagnosis, mother's nutritional and glycemic status, and mother's economic, work, and educational status."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anthony Susanto
"ABSTRAK
Pada kehamilan terjadi perubahan metabolisme karbohidrat yang bertujuan menunjang pertumbuhan janin. Dari penelitian dinyatakan adanya diabetes gestasional akan meningkatkan angka penyulit bagi ibu maupun janin. untuk mengatasi hal ini dibutuhkan pengenalan dan diagnosis dini kasus diabetes gestasional.
Tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui tentang nilai normal TTGO, HbA1 dan fruktosamin pada wanita hamil trimester II dan III serta perubahannya.
Dalam pelaksanaan penelitian dilakukan TTGO dengan beban glukosa 75 g, pemeriksaan kadar gula darah dilakukan secara otomatis dengan alat Autoanalyzer Technican I yang berdasarkan prinsip reduksi; pemeriksaan HbA1 dengan kit produksi Human yang
berdasarkan metode ion exchange chromatography dan pemeriksaan fruktosamin dengan kit dari Boehringer Mannheim dengan prinsip reduksi NBT.
Sebagai subyek penelitian diperoleh 53 wanita hamil normal yang memeriksakan kehamilannya di poliklinik obstetri Bagian Obstetri Ginekologi FKUI/RSCM, yang memenuhi kriteria penelitian. Pemeriksaan pertama kali dilakukan pada kehamilan trimester II dan kedua kali pada trimester III. Sebagai kelompok kontrol, diperoleh 25 wanita tidak hamil yang memenuhi kriteria penelitian.
Hasil pemeriksaan kelompok wanita hamil trimester II untuk TTGO ialah: kadar gula darah puasa = 46,0-85,2 (65,7) mg/dL; kadar gula darah 1 jam setelah pemberian glukosa 75 g - 112,0-135,4 (123,7) mg/dL; kadar gula darah 2 jam setelah pemberian glukosa 75 g = 94,2-113,5 (103,9) mg/dL. HbA1 = 3,7-5,2 (4,4)`7.. Fruktosamin = 182,9-224,7 (218,8) umol/L.
Hasil pemeriksaan kelompok wanita hamil trimester III untuk TTGO ialah: kadar gula darah puasa = 46,0-81,4 (63,8) mg/dL; kadar gula darah 1 jam setelah pemberian glukosa 75 g = 126,4-148,3 (137,4) mg/dL; kadar gula darah 2 jam setelah pemberian glukosa 75 g = 103,9-133,1 (118,5) mg/dL. HbA1 = 4,8-6,7 (5,8) %. Frukosamin = 163,4-243,2 (203,3) umol/L.
Kadar gula darah puasa lebih rendah pada kehamilan trimester II dan III dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ditemukan perbedaan tidak bermakna antara kadar gula darah puasa hamil trimester II dan III. Terjadi penurunan toleransi glukosa selama kehamilan yang lebih nyata pada kehamilan trimester III dibandingkan trimester II. HbA dan fruktosamin lebih rendah pada kehamilan trimester II dan III dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Ditemukan korelasi yang buruk antara nilai HbA1 maupun fruktosamin dengan kadar gula darah puasa, 1 jam dan 2 jam setelah pemberian glukosa pada saat yang sama. Juga ditemukan korelasi yang buruk antara nilai HbA1 dan fruktosamin balk pada kehamilan trimester II maupun trimester III.
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilla Laila Nurakbar
"Kematian ibu dapat disebabkan oleh komplikasi, baik saat kehamilan maupun saat persalinan. Asuhan antenatal apabila dilakukan secara rutin dapat menurunkan risiko terjadinya komplikasi tersebut. Pada era Pandemi COVID-19 terjadi peningkatan kematian ibu dan penurunan asuhan antenatal yang dilakukan. Sehingga perlu dilihat apakah ada hubungan antara asuhan antenatal dengan kematian ibu sebelum dan sesudah era pandemi COVID-19. Penelitian dengan desain cross-sectional menggunakan data rekam medis ibu meninggal pada tahun 2018-2021 di Kota Depok yang ditelaah kunjungan antenatal yang dilakukap sebanyak 24 sampel (22 sampel 2020-2021 dan 2 sampel 2018-2019). Analisis bivariat yang digunakan adalah uji chi square dan uji fisher exact test. Analisis bivariat menunjukan tidak terdapat hubungan signifikan antara frekuensi kunjungan antenatal dengan kematian ibu sebelum dan saat era pandemi COVID-19 dengan keterangan risk ratio sebagai berikut: Tidak melakukan ANC (p-value = 0.308, RR = 1.333 (CI 95% 0.757-2.348) dan ANC tidak rutin (p-value = 1.000, RR = 1.10 (CI 95% 0.913-1.326). Tidak ada hubungan bermakna antara kematian ibu pada era sebelum dan saat pandemi COVID-19 dengan frekuensi kunjugan antenatal di Kota Depok.

Maternal death or maternal mortality can be caused by complication during pregnancy or delivery. Antenatal care, if done regularly, can reduce the risk of these complications. In COVID-19 Pandemic Era, there was an increase on maternal mortality and a decrease on antenatal care frequency. So, it is necessary to see whether there is a relationship between antenatal care and maternal mortality before and after the COVID-19 pandemic era. This research is conducted using cross-sectional study of 24 sample (22 during pandemic and 2 before pandemic) collected from clinical record data of death mother at Depok City in 2018-2021). Bivariat analysis is done using chi square test and fisher exact test. Bivariat analysis showed that there were no significant association between antenatal care frequency with the case of maternal mortality before and during COVID-19 Pandemic era, which is shown in the risk ratio: did not do ANC (p-value = 0.308, RR = 1.333 (CI 95% 0.757-2.348) and irregular ANC (p-value = 1.000, RR = 1.10 (CI 95% 0.913-1.326).There were no significant association between antenatalcare frequency with the case of maternal mortality before and during COVID-19 Pandemic era."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Laksono
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1992
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chamim
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1995
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Hanifah Sekar Kinasih
"Kurang energi kronis (KEK) masih menjadi masalah gizi ibu hamil dan salah satu dari empat masalah kesehatan yang umum dialami remaja di Indonesia. Pandemi Covid-19 dapat menjadi faktor risiko peningkatan kasus KEK. Penelitian ini bertujuan menelaah hubungan antara pandemi Covid-19 dengan kejadian KEK ibu hamil serta mengevaluasi prevalensi KEK ibu hamil sebelum dan ketika pandemi Covid-19 di Kota Depok. Studi cross-sectional dilakukan dengan data penelitian diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Depok dengan metode total sampling, yaitu seluruh ibu hamil di Kota Depok tahun 2018-2019 (sebelum pandemi Covid-19) dan 2020-2021 (pandemi Covid-19). Sampel berjumlah 190.676 ibu hamil, yaitu 95.792 ibu hamil pada tahun 2018-2019 dan 94.884 ibu hamil pada tahun 2020-2021. Mayoritas ibu hamil berada pada kelompok usia 20-35 tahun, baik pada sebelum pandemi Covid-19 (f = 40.710) dan saat pandemi Covid-19 (f = 73.690). Prevalensi KEK ibu hamil di Kota Depok adalah 2,7% pada era sebelum pandemi Covid-19 dan 3% pada pandemi Covid-19 (p 0,000; 95% CI 1,08-1,203). Ibu hamil pada pandemi Covid-19 memiliki kemungkinan KEK 1,1499 kali lebih tinggi (OR 1,1499) dibandingkan ibu hamil pada era sebelum pandemi Covid-19. Dengan demikian, terdapat hubungan yang signifikan antara pandemi Covid-19 dengan kejadian KEK ibu hamil di Kota Depok di mana pandemi Covid-19 merupakan faktor risiko dari kejadian KEK ibu hamil di Kota Depok.

Chronic energy deficiency (CED) is a persisting nutritional problem among pregnant women and one of the four common health problems among adolescents in Indonesia. The Covid-19 pandemic can be a risk factor for increasing CED cases. This study aimed to examine the interconnection between the Covid-19 pandemic and CED among pregnant women as well as to evaluate CED prevalence among pregnant women in the era before and during Covid-19 pandemic in Depok City. A cross-sectional study was conducted using data from Dinas Kesehatan Kota Depok which was collected using the total sampling method including all pregnant women in Depok City in 2018-2019 (before Covid-19 pandemic) and 2020-2021 (during Covid-19 pandemic). The sample consisted of 190.676 pregnant women, 95.792 of which were in 2018-2019 and 94.884 of which were in 2020-2021. Most pregnant women were in the 20-35 years old age group, both before Covid-19 pandemic (f = 40.710) and during Covid-19 pandemic (f = 73.690). CED prevalence among pregnant women in Depok City was 2,7% in the era before Covid-19 pandemic and 3% during Covid-19 pandemic (p 0,000; 95% CI 1,08-1,203). Pregnant women during Covid-19 pandemic had 1,1499 times higher for developing CED (OR 1,1499) compared to those who were pregnant before Covid-19 pandemic. In conclusion, there was a significant interconnection between Covid-19 pandemic and CED among pregnant women in Depok City in which the Covid-19 pandemic is a significant risk factor for CED among pregnant women in Depok City."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Luthfia Salwani
"Hipertensi adalah salah satu penyebab terbanyak kematian ibu. Pandemi COVID-19 meningkatkan kematian ibu di Indonesia, di mana hipertensi merupakan salah satu faktor penyulit yang diduga menyebabkan hal tersebut. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sampel ibu yang meninggal dengan hipertensi pada kehamilan, persalinan, dan 42 hari setelah persalinan selama dan sebelum pandemi COVID-19 di Kota Depok. Penelitian menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Depok dan fasilitas kesehatan terkait di Kota Depok. Ditemukan proporsi kematian ibu dengan hipertensi pada kehamilan selama pandemi sebesar 19,8% (n=18) dan sebelum pandemi 27,3% (n=15). Pada uji chi-square, didapatkan nilai P sebesar 0,294 dan OR 0,658 (CI 0,3-1,443). Oleh karena itu, dapat disimpulkan tidak ada hubungan bermakna antara kematian ibu dengan hipertensi pada kehamilan dan pandemi COVID-19.
.....Hypertension is one of the most common cause of maternal mortality. The COVID-19 pandemic has increased maternal mortality in Indonesia, where hypertension is one of the complicating factors that is thought to cause this. This study used a cross-sectional study design with samples of mothers who died with hypertension during pregnancy, delivery, and 42 days after delivery during and before the COVID-19 pandemic in Depok City. The study used secondary data from Dinas Kesehatan Kota Depok and related health facilities in Depok City. This study found that the proportion of maternal deaths with hypertension in pregnancy during the pandemic is 19.8% (n=18) and 27.3% before the pandemic (n=15). In the chi-square test, the P value is 0.294 and the OR is 0.658 (CI 0.3-1.443). Therefore, there is no significant relationship between maternal mortality with hypertension in pregnancy and the COVID-19 pandemic."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Kusuma Hanindita
"Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit metabolik yang bersifat kronis yang tidak dapat sembuhkan namun dapat dikendalikan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Pengendalian diabetes melitus tipe 2 dilakukan dengan melaksanakan upaya yang dapat mengontrol kadar glukosa darah. Keadaan pandemi Covid-19 telah memengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk kesehatan khususnya kemampuan pasien beradaptasi melakukan manajemen kesehatannya di masa pandemi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran manajemen kontrol glikemik pasien diabetes melitus tipe 2 di Kota Depok pada masa pandemi Covid-19. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan analisis univariat, yang melibatkan 50 responden penyandang diabetes melitus di Kota Depok. Instrumen yang digunakan adalah Diabetes Self-Managemen Questionnaire Revised (DSMQ-R) yang telah dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata manajemen kontrol glikemik pasien DM tipe 2 di kota Depok pada masa pandemi Covid-19 adalah 47,56. Sebanyak 56% pasien DM tipe 2 memiliki manajemen kontrol glikemik yang buruk dan terdapat 44% sisanya yang memiliki manajemen kontrol glikemik yang baik. Indikator manajemen kontrol glikemik yang tergolong baik adalah terapi farmakologi, aktivitas fisik, dan terapi nutrisi/diet. Sedangkan manajemen kontrol glikemik yang tergolong buruk adalah aktivitas pemeriksaan glukosa darah mandiri (PGM) dan kontrol rutin. Penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen kontrol glikemik pasien diabetes melitus tipe 2 pada masa pandemi Covid-19 tergolong buruk. Perlu adanya penelitian lanjutan yang dapat membahas faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen control glikemik pasien diabetes melitus tipe 2 pada masa pandemi.

Type 2 diabetes mellitus (T2DM) is a chronic metabolic disease that cannot be eliminated but can be controlled in order to prevent it’s complications. The controlling of T2DM is carried out by controlling blood glucose levels. The Covid-19 pandemic has affected many aspects of life, including health, especially adaptation ability of T2DM patients to manage their health. The purpose of this study is to determine the glycemic control management of T2DM patients in Depok during the Covid-19 pandemic. The type of research is a quantitative descriptive study with univariate analysis involving 50 respondents with type 2 diabetes mellitus in Depok. The instrument used was the modified Diabetes Self-Management Questionnaire-Revised (DSMQ-R). The result showed that the average score of glycemic control management of type 2 DM patients in Depok during the Covid-19 pandemic was 47.56. There were 56% of type 2 DM patients had poor glycemic control management while the remaining 44% had good glycemic control management. Indicators of glycemic control management that was classified as good were pharmacological therapy, physical activity, and nutritional/dietary therapy. Meanwhile, the management of glycemic control that was classified as poor were the activity of self-monitoring of blood glucose (SMBG) and routine control. This study showed that the management of glycemic control in type 2 diabetes mellitus patients in Depok during the Covid-19 pandemic was poor. Further research should be conducted to investigate influencing factors of the management of glycemic control in patients with type 2 diabetes mellitus"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kalter, Harold
"Type 1 diabetes is a serious and common disease, afflicting one per 200 of the population worldwide. It is widely believed to cause harmful physical maldevelopment--congenital malformations--and other consequences in the unborn children of women with the disease. This book considers the history of the disease in pregnant women and this belief that it causes anomalies since the time of the discovery of insulin in 1921, and presents a profound and critical appraisal of the subject of its supposed prenatal harmfulness."
Dordrecht: [, Springer], 2012
e20410719
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>