Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69162 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ernawati Munir
"ABSTRAK
Dengan bertambahnya rumah sakit baru dan meningkatnya pendapatan serta pendidikan masyarakat, diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan, baik di bidang mutu pelayanan maupun fasilitas. Karena semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, akan menyebabkan meningkatnya kesadaran akan arti hidup sehat.
Pada umumnya rumah sakit didirikan untuk memberikan pelayanan pengobatan dan penyembuhan kepada pasien rawat jalan dan rawat inap. Untuk menunjang keberhasilan program rawat inap ini perlu diketahui hubungan antara karakteristik pasien rawat inap dengan penggunaan kelas perawatan. Serta bagaimanakah menurut pendapat pasien tentang pelayanan rawat inap yang selama ini sudah dilakukan oleh fihak rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mcngetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan karakteristik pasien pengguna ruang rawat inap khususnya kelas VIP/kelas I dan kelas II, serta persepsi pasien terhadap pelayanan yang diterima selama dirawat.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, data primer didapat dari hasil wawancara yang berpedoman pada kuesioner dan dilaksanakan pada bulan April 1994.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteiistik pasien yang diteliti yaitu jenis kelamin, tempat tinggal, pendidikan, pendapatan dan penanggung biaya berhubungan dengan pengguna ruang rawat inap kelas VIP/kelas I dan kelas II. Dan pada umumnya pelayanan yang diberikan sudah memuaskan. Hanya jika dibandingkan antara pengguna ruang rawat inap kelas VIP/kelas I dan kelas II, temyata mereka yang dirawat pada kelas VlP/kelas I lebih merasa kurang puas dibandingkan dengan mereka yang dirawat pada kelas II.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan pelayanan rawat inap pada RSUD Karawang.

ABSTRACT
The growth of new hospitals and the increase of income and education of the society, will also improve the medical treatment, both on services as well as facilitation. Society who had reached a high level of education would be more conscious of the meaning of good health.
Generally, hospitals were built to serve medical treatment and recovery to outpatient and in-patient users. To back up the success of the in-patient program, the relationship between the characteristic of the in-patient and the consumption of room has to be analyzed as well as the patients' opinion about in-patient services offered by the hospital.
The objective of the study is to analyze the characteristics factors of the patients who used the VIP, first and second class rooms, and their perception about the services they experienced during their stay.
This is a descriptive research. Primary data was collected from structured interview using questionnaire and was done in April 1994.
The result of the research in connection with the in-patient characteristics (sex, residence, education, income and sponsor) related to the usage of the VIP, first and second class rooms, for the services available were generally found satisfying. The only difference is that the services for the in-patient users of the second class were better than the VIP or first class.
It is hoped that the result of the study will contribute to the development of the in-patient unit of the Karawang General Hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyutomo
"Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan masyarakat umum dari tujuan nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna memperluas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang baik dan biaya yang terjangkau. Kepuasan merupakan salah satu dimensi mutu. Dewasa ini konsep mutu telah menjadi seuatu "credo" universal dan telah menjadi faktor yang sangat dominan terhadap suatu keberhasilan organisasi. "Quality Mindset" ini tidak saja diadopsi lembaga penyelenggara jasa-jasa komersil tetapi telah merembes ke lembaga-lembaga pemerintahan yang selama ini resisten terhadap tuntutan akan mutu pelayanan publik yang prima, antara lain rumah sakit. (Aviliani dan Wlfridus, 1997 ).
Dengan berakhirnya Pembangunan Jangka Panjang Tahap Pertama dan dimulainya Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua, salah satu prakondisi yang harus dipenuhi adalah meningkatnya mutu pelayanan sesuai dengan kebutuhan yang nyata. Peningkatan mutu pelayanan merupakan prioritas utama di semua rumah sakit. Sejak Pelita I sampai sekarang Departemen Kesehatan, telah melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan secara bertahap. Upaya tersebut dilaksanakan melalui pembangunan sarana, prasarana, pengadaan peralatan dan ketenagaan serta perangkat lunak lainnya, sejalan dengan pembangunan rumah sakit pada umumnya.
Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat maka sistem nilai dan orientasi dalam masyarakat mulai berubah. Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah dan lebih bermutu termasuk pula pelayanan kesehatan. Dengan semakin meingkatnya tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan tadi, maka fungsi pelayanan kesehatan termasuk pelayanan dalam rumah sakit secara bertahap terus perlu ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta memberi kepuasan terhadap pasien, keluarga, maupun masyarakat.
Dasar-dasar upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit antara lain : Garis-Garis Hesar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1993 disebutkan bahwa pengelolaan kesehatan yang terpadu perlu lebih dikembangkan agar dapat lebih mendorong peran serta masyarakat, termasuk dunia usaha dalam pembangunan kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan ditingkatkan dan jangkauan serta kemampuan diperluas agar masyarakat . terutama yang berpenghasilan rendah?"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romi Beginta
"Pelaporan kesalahan pelayanan merupakan usaha untuk memperbaiki sistem pelayanan dalam mencapai pelayanan yang aman. RSUD Kab Bekasi dalam mengembangkan program keselamatan pasien sejak tahun 2009, yang terlihat dari laporan tahunan program keselamatan pasien, terdapat indikasi perlunya peningkatan kesadaran setiap personil dalam melaporkan kesalahan pelayanan, termasuk perawat pelaksana di unit rawat inap rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur persepsi perawat pelaksana dalam melaporkan kesalahan pelayanan serta mencari hubungannya dengan budaya keselamatan pasien, gaya kepemimpinan, dan kerja tim.
Penelitian dirancang dengan disain cross sectional dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur. Pengambilan data dilakukan pada bulan November 2011.Responden merupakan keseluruhan perawat pelaksana di unit rawat inap RSUD Kab. Bekasi dan didapatkan 77 kuesioner yang dapat dianalisa. Data yang diperoleh dianalisa secara univariat dan multivariat dengan menggunakan metode component based structural equation modeling dengan aplikasi komputer SmartPLS.
Hasil penelitian menunjukkan budaya keselamatan pasien, gaya kepemimpinan, kerja tim dan persepsi pelaporan kesalahan pelayanan oleh perawat dalam penilaian sedang. Didapatkan pula adanya pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung budaya keselamatan pasien, gaya kepemimpinan, dan kerja tim terhadap persepsi pelaporan kesalahan pelayanan oleh perawat. Total pengaruh sebesar 89%. Persamaan linier yang didapat dari penelitian ini adalah persepsi pelaporan kesalahan = 0,12.budaya keselamatan pasien + 0,30.kepemimpinan transaksional ? 0,22.kepemimpinan transformasional + 0,37.kerja tim + 0,26.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan perlunya peningkatan faktor-faktor yang terbukti memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan pelaporan dapat menjadi dasar usaha perbaikan. Terdapat pula faktor-faktor lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini yang mempengaruhi perawat dalam melaporkan kesalahan pelayanan yang masih perlu digali agar pelaporan kesalahan pelayanan di masa depan dapat meningkat.

Reporting errors is an attempt to improve the system in achieving a safe service. From a report in 2010 in RSUD Kab. Bekasi seen that the number of cases or incidents reported has increased, but still needs to improve awareness of any personnel, including nurse in inpatient units. The aim of this study is to measure the nurse?s perception in the reporting of sevice delivery errors and to find a relationship between the behavior to other factors: patient safety culture, leadership style, and team work.
This study was using cross-sectional design by questionnaire as a measuring tool. Data was collected in November 2011 from the entire nurse at the inpatient unit of the hospital as respondens. There are 77 questionnaires that can be analyzed. The data obtained were analyzed using multivariate methods by component-based structural equation modeling with computer applications SmartPLS.
The results of this study suggest patient safety culture, leadership style, teamwork and the perception of service delivery error reporting by nurses are in intermediate conditions. It was found that there are relationship obtained either directly or indirectly from patient safety culture, leadership style, and teamwork to service delivery error reporting by nurses. This research model can explain the real state of 89%. Linier equation from this model is reporting perception = 0,12.patient safety culture + 0,30.transactional leader ? 0,22.transformational leader + 0,37.team work+ 0,26.
From this study it can be concluded that factors that are proven to provide positive influence of this research can be the basis of improvement efforts. In addition, there are other factors that are not included in this study that should be considered that better reporting of medical errors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T28981
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kuswara
"Dalam era globalisasi persaingan bisnis menjadi sangat tajam, termasuk bisnis dalam bidang perumahsakitan. Dalam kondisi persaingan yang ketat, rumah sakit dituntut untuk bisa memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan memuaskan pasien sebagai pelanggan rumah sakit Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan rumah sakit mempunyai peranan yang panting dalam menentukan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Untuk itu agar citra pelayanan keperawatan di suatu rumah sakit itu baik maka kualitas pelayanan keperawatan harus memberikan kepuasan terhadap pasien, keluarga, dan masyarakat sebagai pelanggan rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, penelitian bertujuan ingin mengetahui mengenai gambaran kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan keperawatan pada Badan Rumah Sakit Umum "45 " Kuningan meliputi karakteristik pasien dan kelas perawatan serta faktor pelayanan keperawatan. Sebagai landasan teoritis mengenai faktor pelayanan keperawatan adalah menurut Krowinski dan Steiber S, 1996 yang meliputi : keterampilan perawat, komunikasi perawat, kepedulian perawat, ketanggapan perawat terhadap masalah pasien dan respon perawat terhadap panggilan pasien. Pengukuran kepuasan dilakukan terhadap 225 responden di ruang rawat inap dengan pengisian kuesioner. Data yang di gunakan adalah data primer dengan analisa univariat dan bivariat.
Hasil penelitian didapatkan proporsi responden yang puas terhadap pelayanan keperawatan sebesar 85,3% sedangkan yang tidak puas sebesar 14,7%. Analisa bivariat dengan menggunakan analisa Chi- square ternyata menunjukan bahwa karakteristik pasien seperti umur, pendidikan, dan kelas perawatan mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepuasan umum atas pelayanan keperawatan. Janis kelamin dan pekerjaan tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepuasan umum atas pelayanan keperawatan.
Faktor pelayanan keperawatan seluruhanya mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepuasan umum atas pelayanan keperawatan. Tetapi yang harus menjadi perhatian bagi manajer keperawatan adalah faktor pelayanan keperawatan seperti keterampilan, komunikasi perawat dan kepedulian perawat ternyata persepsi pasien masih lebih banyak yang menyatakan tidak baik dari pada yang menyatakan baik.
Disarankan kepada pihak Badan Rumah Sakit Umum Daerah "45" Kuningan untuk melaksanakan penyegaran dan pelatihan mengenai teknis dasar keperawatan bekerja sama dengan Komite Keperawatan, menyelenggarakan pelatihan dengan materi teknik berkomunikasi dan strategi dalam kepuasan pasien. Untuk menjaga kamar mandi dan WC diperlukan koordinasi antara Instalasi Rawat Inap dengan Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah sakit, dalam menjaga kerapihan tempat tidur selimut serta sprei diperlukan rutinitas membersihkan tempat tidur minimal 2 kali sehari.

In globalization era, business competition is getting tight including in hospitalization business. In such circumstance, hospital must give a quality heath service and satisfy the patient as hospital customer. Nursing care as an integral part of hospital service has an important role in determining the service in hospital. For that reason, in order to have a good image of nursing care in hospital, quality of nursing care has to satisfy the patient, family, and community.
According to the mentioned above, the study was conducted to assess the description of patient satisfaction toward nursing care in In-patient Ward at Badan Rumah Sakit Umum "45" Kuningan. Some variables that studied were consisted of the characteristics of respondent, class of nursing room, and nursing care factors as well. Nursing care factors in this study was adopted from Krowinski and Steiber (1996) that consisted of nursing skill, communication, caring, and responsiveness to the patient's need. The study used 225 respondents in the in-patient ward as sample and measured their satisfaction by using questionnaire. This study used primary and secondary data and then was analyzed as univariate and bivariate.
The study resulted that proportion of respondent who satisfied on nursing care was 85.3% and the rest (14.7%) did not satisfy. Bivariate analysis using chi square test showed that characteristics of respondents such as age, education, and class of nursing room had significant relationship with general satisfaction of nursing care. Nevertheless, sex and occupation had no significant relationship with the satisfaction of nursing care.
All of nursing care factors showed significant relationship with general satisfaction of nursing care. However, nursing care factors that have to be noticed for the nursing manager in that hospital are nurse's skill, communication, and caring. It was caused the majority of respondents gave no good perception on those matters.
It is recommended to Badan Rumah Sakit Umum Daerah "45" Kuningan to conduct refreshment and training about basic technique of nursing cooperating with Nursing Committee and training of communication technique and strategy on increasing the patient satisfaction. In addition, coordination is needed between In-patient Unit and Hospital Health Environmental Unit to keep the patient's bathrooms clean. Also it is needed a routine cleaning at least twice a day to keep bed, blanket, and sheet tidy.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurina Sari
"Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan layanan rumah sakit yang berguna memberikan feedback bagi pihak manajemen, karena dengan mutu pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan. Kepuasan pasien sendiri akan memberikan dampak minat beli ulang pasien dan promosi bagi rumah sakit.
Latar belakang penelitian ini adalah kinerja rawat inap RS Haji yang rendah dan menurun dibawah angka ideal dan belum adanya informasi mengenai kepuasan pasien serta hubungannya dengan minat beli ulang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat inap dan minat beli ulang serta hubungan keduanya.
Metoda yang digunakan adalah deskriptif analitik, dengan desain cross sectional dengan melakukan wawancara kepada 100 orang pasien rawat inap RS Haji. Analisa data secara kuantitatif menggunakan analisis univariat, bivariat dengan uji Fisher dan korelasi Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien mempunyai tingkat kepuasan yang tinggi terhadap kualitas pelayanan ditinjau dari 5 dimensi ServQual dimana nilai persepsi kenyataan sama atau melebihi harapan mereka. Hal ini dapat dilihat dari diagram kartesis dimana 86% atribut dimensi kualitas pelayanan berada pada kuadran dua, tiga dan empat dan rata-rata tingkat kepuasan pasien yaitu sebesar 100%. Jumlah pasien yang puas sebesar 89 % dan yang kurang puas sebesar 11%. Selain itu kepuasan diketahui secara bermakna mempunyai hubungan yang lemah dengan minat beli ulang (r = 0,378 dan p = 0,00).
Untuk meningkatkan kepuasan pasien dan minat beli ulang rawat inap maka disarankan untuk melakukan perbaikan dengan melengkapi fasilitas rumah sakit dengan peralatan yang modem, membuat ruang rawat inap yang bersih dan nyaman, memberikan pelatihan kepada seluruh petugas, perawat dan dokter untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah pasien dan menanamkan pentingnya kepuasan pasien sehingga para dokter dapat dengan mudah dihubungi untuk selalu membantu masalah pasien. Survei kepuasan pasien dilakukan secara rutin sebagai salah satu alat untuk memantau kualitas pelayanan.

Patient satisfaction is one of the indicators for measuring hospital service and giving feedback for management, because of a good service quality will give satisfaction, in the other hand patient satisfaction will give effect for reutilization interest and hospital promotion.
Background: hospital effort achievement still low, especially inpatient with low BOR and BTO. Surely it is a challenge for hospital in its effort facing competitions. And there is no information about pasien satisfaction related to reutiliziation interest. Objective of this research is to describe patient satisfaction and inpatient reutilization interest and the relationship between both.
Method: descriptive analysis with cross sectional design and interviewing to 100 patients. Research methodology is quantitative analysis with univariate analysis, bivariate (Fisher test and Spearman Correlation).
Result: Patient satisfaction is high through five dimension of ServQual. The score for the reality is same or even more than their expectation. In scatter diagram, 86% of service attributes are in second, third and fourth quadrant. The average of customer satisfaction score is 100% with 89% patients were satisfied and 11% were not satisfied. Satisfaction is known significantly related to inpatient reutilization interest with weak correlation.
Improving patient satisfaction and reutilization is to increase its quality service. The important is improving inward quality service with adding more modem equipment, make a clean and comfortable inpatient room, giving a training for employees, nurses, and doctors to raise their ability to solve patient problem and the important of patient satisfaction, so that the doctors can be easy to contact for helping the patient problem. Beside that, routine patient satisfaction survey as a tool for observing hospital service quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryanti Mansoer
"ABSTRAK
Dari hasil residensi tentang `Tinjauan Manajemen Dokter di RS Pelni Jakarta' didapatkan bahwa ada keluhan pasien tentang pelayanan dokter di ruang rawat inap. Hal tersebut ditunjang dengan hasil angket Divisi Keperawatan semester II/1996 terhadap 240 pasien rawat inap, dimana keluhan tertinggi untuk sumber daya manusianya adalah ke dokter. Keluhan tersebut sebanyak 11,6 %.
Bartitik tolak dari hal-hal di atas, dilakukan penelitian kepuasan pasien di ruang rawat inap RS Pelni, untuk mengetahui tingkat kepuasan mereka terhadap pelayanan dokter dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan tersebut.
Dari kepustakaan, didapatkan bahwa segi pasien dan segi dokter mempengaruhi kepuasan itu. Segi pasien, karakteristik pasien itu sendiri : umur, jenis kelamin, pendidikan, penghasilan, dan perubahan sakit. Segi dokter : kehadiran/kunjungan, ternama, senoritas, responsit keramahan, ketrampilan, informatif dan biaya.
Penelitian ini berbentuk survei, bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan `cross sectional'. Lokasi penelitian : ruang rawat inap RS Pelni Jakarta, kecuali ruang Anak/Bayi, ICU/ICCU, dan ruang K.P. Populasi penelitian adalah pasien yang berada di lokasi penelitian yang dikelompokkan dalam kelas perawatan (Super VIP, VIP, Mama, KelasI-III). Sampel penelitian berjumlah 208 orang dengan kriteria : dewasa, dirawat > 3 hari, keadaan umum baik, dan bisa berkomunikasi. Cara pengambilan sampel dengan `proportional stratified random sampling'. Pengumpulan data primer dengan kuesioner dan wawancara, dilakukan selama 1 bulan (1 - 30 Juni 1997).
Hasil penelitiannya : 68 % responden mengatakan puas, dan 32 % mengatakan tidak puas terhadap pelayanan dokter. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan responden adalah : keteraturan kunjungan dokter, cara pemeriksaan, tingkat responsif dokter, informatif, dan senoritas dokter. Karakteristik responden tidak berpengaruh.
Saran penelitian lebih banyak ditujukan untuk dokter, yaitu : lebih informatif tentang keadaan penyakit pasien dan biaya, sebaiknya melakukan kunjungan dan memeriksa pasien di ruangan dan tidak pada jam istirahat malam, juga jalan keluar untuk mengatasi keluhan kunjungan adalah dengan kerja tim, yang sudah dijalankan di RS Pelni Jakarta.
Saran-saran ini sebaiknya ditujukan pads sebagian kecil dokter yang menimbulkan ketidakpuasan responden ini, tidak pada semua dokter; karena ketidakpuasan responden berulang untuk dokter-dokter yang sama.

ABSTRACT
The preliminary study conducted at Pelni Hospital in November 1996 on ` Observation of Doctor's Management at Pelni Hospital' found that level of patient satisfaction on Doctor's services was lower than expected. Another study conducted by Nursing Division term U 11996 on 240 patient , found that the highest dissatisfaction for Human Services were from Doctor's services (11.6%).
Based on those observation, this study was conducted to measure the level of patient satisfaction toward Doctor's services and determinant factors influencing patient satisfaction.
From the library studies, the patient satisfaction is affected by patient and Doctor perspectives. The patient factors influencing the patient satisfaction, are : gender, education, income, and illness changes. From the Doctor perspectives are : presences of Doctor, famous, seniority, response, polite, expertise, information and costs.
The study is conducted using Cross Sectional design with Survey methodology. The survey site is all inpatient rooms at Pelni Hospital (Super VIP, VIP, Superior, First, Secondary and Economic class), exclude the children room, ICUILCCU and Tuberculosis rooms.
Total population of the study is all patient treated in Inpatient Department, while the sample of the study is calculated and derived using Proportional Stratified Random Sampling approach.
Total sample for this study is 208 patient distributed proportionally in all rooms.
The study found that one third (32 %) of the patient is dissatisfied with Doctor's services. Factors influencing their satisfaction are : Doctor's presences, ways of handling, level of responsiveness, and seniority of the Doctor, while the characteristic of respondent are not affecting patient satisfaction level.
The study suggest that the hospital should add more into Doctors; Doctors have to be more informative in explaining patient illness and costs. Doctors should visit and check on patient in their room on regular time and not during the evening. Furthermore, success on managing patient satisfaction is to work as a team, which has been introduced at Pelni Hospital the last several months.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ebagustian Tamzil
"Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator untuk mengukur mutu pelayanan. Kepuasan pasien yang rendah menggambarkan kualitas pelayanan yang berada di bawah yang berpengaruh terhadap nama baik rumah sakit tersebut. Kepuasan pasien dipengaruhi oleh tingkat kepatuhan perawat terhadap SOP pelayanan rawat inap dengan dikontrol oleh beberapa variabel karakteristik pasien yang meliputi : umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, kepesertaan asuransi, dan kelas perawatan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang kepatuhan perawat terhadap SOP pelayanan rawat inap, kepuasan pasien, hubungan antara kepatuhan dengan kepuasan serta variabel yang mengontrol hubungan antara kepatuhan dan kepuasan. Penelitian dilaksanakan mulai 20 April sampai dengan 30 Mei 2004 di Rumah Sakit Kusta Sungai Kundur Palembang. Sampel yang diambil sebanyak 160 sampel dengan menggunakan metode random sampling. Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif dan kualitatif. Metode kualitatif hanya digunakan untuk menggali penyebab ketidakpuasan pasien. Metode kuantitalif menggunakan desain crosssectional.
Dalam analisis bivariat dengan menggunakan chi- square , didapatkan hubungan yang bermakna antara kepatuhan perawat terhadap SOP pelayanan rawat inap dengan kepuasan pasien. Dan karakteristik pasien, jenis kelamin, pendidikan pekerjaan, dan kepesertaan asuransi mempunyai hubungan yang signifikan dengan kepuasan. Dalam analisis mulvariat diketahui bahwa kepatuhan berhubungan dengan kepuasan pasien setelah dikontrol variabel jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan, kelas perawatan dan kepesertaan asuransi.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dianjurkan untuk menggunakan prisip Total Quality Manajemen dalam pelayanan keperawatan.
Daftar bacaan 45( 1980 -2002).

Relationship on the Compliance Rate of Nursing Standard Operating Procedures and the Satisfaction Rate of Patient at Sungai Kundur Hospital Palembang in 2004Patient satisfaction is one of indicators to measure quality of service. A low patient satisfactions reflect of under standard of level quality service, which is effect for image of the hospital. Patient satisfaction is influenced by compliance rate of nursing standard operating procedures compound by patients characteristic such as : gender, age, education, job, Class of clinical service, insurance allowed, salary.
The objective of this study is to have a description of nursing compliance and patient satisfaction in Sungai Kundur Hospital Palembang on 2004. the research was performed between April 20 to May 30 in Sungai Kundur Hospital Palembang. Using random sampling methods at 160 samples. This research use both quantitative methods of analysis, and qualitative analysis which used to find the source of patient dissatisfaction. The Quantitative methods used a cross- sectional methods and the result are written descriptively, narratively and analytically.
In bivariate analysis using chi- square , there is finding significant statistical relationship between the nursing compliance of standard operational procedure and patients satisfaction. From the patient Characteristics, gender, education, job, and managed care affects the satisfaction level. In multivariate analysis, using logistic regression analysis the real confounder variable is gender, education, job, class of care.
To Improve the quality of nursing service it suggested to employ total quality management in nursing services.
Bibliography 45 ( 1980 -2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindyakusuma Koratiwida
"Dalam menyongsong AFTA maka persaingan dibidang jasa pelayanan kesehatan sudah pasti tidak dapat dihindari. Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang menyelenggarakan jasa layanan kesehatan harus dapat bersaing secara sehat untuk menarik pasar konsumen atau pasien. Untuk mengantisipasi persaingan tersebut maka mutu atau kualitas jasa pelayanan harus baik dan selalu terjaga. Salah satu indikatornya adalah tingkat kepuasan pasien yang berdampak pada jumlah kunjungan.
Adanya penurunan jumlah kunjungan di Poliklinik Umum Rumah Sakit Sumber Waras tahun 2000-2002, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian guna mengetahui tingkat kepuasan pasien poliklinik umum dalam hubungannya dengan karakteristik pasien (umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan) dan hal-hal yang menyebabkan ketidakpuasan pasien sehingga jumlah kunjungan menurun.
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain potong lintang. Digunakan metode Servqual dengan lima aspek kepuasan yaitu : sarana fisik, kehandalan, ketanggapan, jaminan dan perhatian.
Penelitian dilakukan di poliklinik umum RS Sumber Waras pada 120 orang pasien yang datang berobat dari tanggal 5 Mei sampai dengan 9 Mei 2003. Dilakukan analisis Univariat untuk mengetahui distribusi karakteristik pasien dan gambaran aspek kepuasan, kemudian analisis Bivariat dengan uji Kai Kuadrat untuk mengetahui adanya hubungan antara karakteristik pasien dengan kepuasan dan dilanjutkan dengan analisis Multivariat untuk mengetahui faktor karakteristik apa yang mempunyai hubungan paling bermakna atau dominan dengan kepuasan terhadap pelayanan poliklinik umum Rumah Sakit Sumber Waras. Dibuat analisis Diagram Kartesius guna mengetahui hal-hal prioritas untuk perbaikan.
Hasil yang didapat menunjukkan bahwa sebanyak 47 pasien atau 39,2% menyatakan puas dan sebanyak 73 pasien atau 60,8% menyatakan tidak puas pada pelayanan poliklinik umum. Dari analisis Univariat karakteristik pasien didapatkan bahwa : 81% pasien adalah dari kelompok usia muda (kurang dari 49 tahun), 54% adalah pasien perempuan, 80% pasien adalah dari kelompok berpendidikan SMU keatas, 76% pasien dari kelompok bekerja dan 72% pasien dari kelompok berpenghasilan lebih dari Rp. 1 juta. Gambaran aspek kepuasan menunjukkan aspek sarana fisik mempunyai skor tingkat kepuasan terendah yaitu 82% sedang aspek perhatian mempunyai skor tingkat kepuasan tertinggi yaitu 88%.
Dari analisis Bivariat didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara karakteristik pasien dengan kepuasan. Hasil analisis Multivariat menyatakan faktor jenis kelamin yang mempunyai hubungan paling bermakna atau dominan dengan kepuasan terhadap pelayanan poliklinik umum Rumah Sakit Sumber Waras. Dari hasil analisis diagram Kartesius didapatkan bahwa yang menjadi prioritas untuk segera diperbaiki adalah kebersihan kamar mandi / WC, kebersihan ruang tunggu, kecepatan file rekam medis dan kesabaran perawat dalam melayani pasien.
Kiranya pihak manajemen Rumah Sakit Sumber Waras perlu memperhatikan mutu pelayanan dengan fokus karakteristik kepuasan pasien, dengan cara meningkatkan kualitas SDM serta sarana prasarana agar pasien mau datang untuk menggunakan jasa pelayanannya.
The Relationship Between Patients Characteristics With Satisfaction Towards The Service of Sumber Waras Hospital General Polyclinic in Year 2003 The ASEAN Free Trade Area (AFTA) has inevitably created a competitive market for the health service industry. Hospital, as one of the mediums that provide health service must be able to compete healthily to capture customer market of patients. To anticipate this competition, the quality of service has to be good and always maintained. One of the indicators is patient satisfaction rate, which will impact the number of visits. Patient satisfaction is the comparison result between the hope of the patient towards the expected service and the perception from the actual service or hospital performance received.
The decline in the number of patient visits for Sumber Waras Hospital General Polyclinic during the year 2000 - 2002 has encouraged the researcher to carry out a study in order to identify patient satisfaction level of the general polyclinic in relation to patient characteristics (age, gender, education, occupation, income) and factors that contribute to patients dissatisfaction causing the lower number of visits.
This study was conducted quantitatively with the cross-sectional research design. It also used the Servqual method with 5 (five) aspects of satisfaction that are physical attributes (tangibles), reliability, responsiveness, assurance and empathy. The researches were carried out in Sumber Waras Hospital General Polyclinic towards 120 peoples who came for treatment from May 5 until May 9, 2003. Afterward, researcher performed the Univariat analysis to discover the distribution of patient characteristics and obtain an image of satisfaction aspects, Bivariat analysis using Chi Square test to examine the relation between patient characteristics and satisfaction, and Multivariat analysis to find out which characteristic has the most significant relationship to satisfaction towards the service of Sumber Waras Hospital General Polyclinic. Cartesian Diagram was then made to identify priority factors for improvement.
The result shows that as many as 47 patients (39,2%) were satisfied and as many as 73 patients (60,8%) were unsatisfied with the service of the General Polyclinic. From the Univariat analysis of patient characteristics, we discovered that 81% patients were from the group of people with young age (less than 49 years old), 54% patients were woman, 80% patients were from the group of people with high school education or above, 76% patients were from the group of people who have occupation, and 72% patient were from the group of people with income more than Rp. 1 million. The description of satisfaction aspects shows that tangibles aspect has the lowest score for satisfaction level (82%), while the empathy aspect has the highest score for satisfaction level (88%). From the Bivariat analysis we discovered the relationship between patient characteristics and satisfaction. The results of Multivariat analysis determined that gender factor has the most significant or dominant relation with satisfaction towards the service of Sumber Waras Hospital General Polyclinic. The analysis of Cartesian diagram acquired the priority factors that need to be immediately improved: waiting room cleanliness, restroom/toilet cleanliness, medical file recording speed, and nurse's patience in serving the patients.
The management team of Sumber Waras Hospital needs to give attention at the quality of service with focus to patient characteristics in patient satisfaction by increasing the quality of human resources as well as infrastructure means, so that the patients are willing to come and make use of the service.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11183
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryanti Puji Agustiningsih
"Keselamatan pasien merupakan bentuk komitmen pelayanan keperawatan di rumah sakit. Perawat perlu memiliki komitmen dalam melakukan tugas, termasuk dalam melakukan pencegahan pasien jatuh. Didapatkan laporan dari Tim Mutu dan pokja keselamatan pasien di RSU X bahwa komitmen perawat dalam melakukan implementasi pencegahan pasien jatuh masih kurang terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat pada hasil monitoring yang dilakukan terkait pencegahan pasien jatuh.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan komitmen perawat afektif, berkesinambungan, dan normatif dengan pencegahan pasien jatuh di ruang rawat inap. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain potong lintang. Analisis data menggunakan Chi Square dan regresi logistik berganda. Penelitian ini melibatkan sampel 106 perawat yang bekerja di ruang rawat inap dewasa yang terbagi dalam 9 ruang rawat inap dewasa.
Hasil uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa komitmen perawat berhubungan dengan pencegahan pasien jatuh OR 1,02. Rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan/ membuat suatu program yang dapat mengoptimalkan komitmen perawat agar dapat melakukan pencegahan jatuh dengan tepat, seperti penilaian kinerja perawat dalam melakukan pencegahan jatuh, penguatan komitmen perawat, dan menjaga kesejahteraan perawat.

Patient safety is a form of nursing service commitment in RSU X. Nurses need to be committed in doing their job, including in preventing falling patients. A report from the Quality Team and the patient safety group in RSU X that the nurse 39 s commitment in the prevention of falling patients is still poorly implemented. This is seen from the results of monitoring conducted related to prevention of falling patients.
The purpose of this study was to identify the nurse commitment relationship affective, continuous, and normative with prevention of falling patients in the wards. This was an observational analytic study with cross sectional design. Data analysis using Chi Square and multiple logistic regression. The study involved a sample of 106 implementing nurses working in adult wards divided into 9 ward.
Multiple logistic regression results showed that nurse commitment is related to prevention of falling patients OR 1.02 . Hospitals are expected to improve create a program that can optimize nurse commitment to prevent patient falls, such as assessment of nurse 39 s performance in preventing falls, strengthening nurse commitment, and nurse welfare.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riksa Wibawa Resna
"Perubahan tekanan ekonomi, situasi politik, arus informasi yang berkembang pesat, peningkatan kesadaran pengguna jasa pelayanan akan kebutuhan kesehatan dan berdirinya rumah sakit swasta dengan kepemilikan baik lokal maupun asing menuntut perubahan yang besar dalam layanan kesehatan.
Rumah sakit sebagai sarana rujukan dan pusat pelayanan kesehatan yang cukup lengkap diharapkan mampu bersaing dalam rneningkatkan mutu layanan yang diberikan kepada pengguna jasa rumah sakit. Secara umum diakui bahwa mutu berkaitan dengan kepuasan pasien/masyarakat profesional, manajemen dan pemilik rumah sakit itu sendiri. Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu didukung oleh sumber daya manusia yang memadai, handal dan berkompeten. Sumber daya manusia dirumah sakit terdiri dari berbagai macam unsur yang terkait didalamnya yang berperan dalam pemberian layanan yang komprehensif.
Unit rawat inap merupakan salah satu pelayanan yang bersifat revenue center yang disediakan rumah sakit sehingga tingkat kepuasan pasien yang dirawat di unit tersebut bisa digunakan sebagai salah satu indikator mutu pelayanan. Evaluasi pasien rawat inap yang dilakukan di RS Honoris memperlihatkan bahwa daya tanggap dan keahlian perawat sering menjadi sumber keluhan pasien yang disampaikan oleh pasien terhadap pelayanan di ruang rawat inap, baik lisan maupun tulisan.
Konsep penelitian ini didasarkan atas modifikasi konsep dari Krowinski W.J. dan Steiber S.R., 1996. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional terhadap 200 orang pasien yang dirawat untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara persepsi pasien atas layanan keperawatan terhadap minat beli ulang layanan keperawatan di instalasi rawat inap rumah sakit Honoris.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari jumlah responden 200 orang 63.5 % diantaranya menyatakan puas terhadap layanan keperawatan rawat inap RS Honoris walaupun masih ada beberapa hal seperti kemampuan perawat menyiapkan lingkungan kerja sebelum bekerja seperti menutup kain gorden sebelum memandikan pasien, menyebut nama pasien sebelum melakukan tindakan, menjaga kebersihan WC dan kemampuan perawat untuk sering datang mengontrol keadaan pasien yang masih dipersepsikan kurang oleh pasien dan perlu mendapatkan perhatian oleh pihak manajemen.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 91.5 % responden menyatakan akan kembali membeli layanan keperawatan di RS Honoris. Terdapat 2 dimensi mutu layanan keperawatan yang mempengaruhi minat beli ulang layanan keperawatan di rumah sakit yaitu: komunikasi dan respon perawat terhadap panggilan. Rata-rata minat beli ulang jasa pelayanan rawat inap di RS Honoris paling tinggi setelah melihat kemampuan komunikasi perawat.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh rumah sakit sebagai salah satu alat untuk menyusun strategi perbaikan mutu pelayanan keperawatan khususnya pada instalasi rawat inap RS Honoris Tangerang.

Relation between Patient Perceptions for Treatment Service to Enthusiasm Buy To Repeat Treatment Service in Installation at Hospital Honoris Tangerang Year 2003Changes in the economic pressure, political situation, information current which rapidly grow, improvement awareness service user of health requirement service will and hospital of private sector with the ownership of foreign and also local goodness claim big change in health service.
Hospital as reference and center health service which complete enough expected able to compete in upgrading service which is passed to a service user hospital. Is in general confessed that quality go together professional or patient satisfaction, ill pawnbroker and management itself. Certifiable Health service requires to be supported by adequate human resource, rely on and have the competence. Ill human resource at home consisted of assorted related or relevant element in it which the playing a part in comprehensive service gift.
Ward as one of service having the character of revenue center provided by a hospital so that mount patient satisfaction which is taken care of the unit can be used as one of indicator on quality service. Evaluate patient in ward conducted in Honoris Hospital show that energy listen carefully and the nurse membership often become patient sigh source submitted or sent by patient to service in ward, oral goodness and also the article.
Concept of this research based by modification conception from Krowinski W.J. and Steiber S.R, 1996. This research represent research having the character of analytic quantitative with approach of cross sectional to 200 people of patient which is taken care of to get picture [of] about relation between perception of patient for service of treatment to enthusiasm buy to repeat service of treatment in ward installation at Honoris hospital.
Result of research show that from amount of responder 200 people 63.5 % among other things express to satisfy to service of treatment take care of to lodge Honoris Hospital although the several things there still like ability of nurse prepare environment work before working like closing cloth of Borden before bathing patient, mentioning name of patient before conducting action, keep cleaning of WC and ability of nurse to often come to control circumstance of patient which the perception still less by patient and require to get attention by management party.
Result of research show that 91.5 % responder express will return to buy treatment service in Honoris hospital. There are 2 dimension of quality of treatment service influencing enthusiasm buy to repeat ill treatment service at home that is: and response nurse communications to call. Enthusiasm mean buy to repeat service take care of to lodge [in] highest RS Honoris after seeing the nurse communications ability.
Result of this research expected can be used by hospital as one of appliance to compile repair strategy of quality of treatment service especially at ward installation Honoris Hospital Tangerang.
Bibliografi 35 (1983 - 2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>