Ditemukan 62230 dokumen yang sesuai dengan query
Surbakti, Arwin
"
ABSTRAKPenelitian ini mengenai pengaruh keberadaan Taman Nasional terhadap pengetahuan keanekaragaman hayati dan nilai pelajaran biologi siswa SMU. Pelaksanaannya dilakukan di SMUN-SMUN sekitar Taman Nasional Way Kambas pada tahun 1995/1996.
Pengumpulan data untuk pengetahuan keanekaragaman hayati dilakukan melalui angket yang sebeiumnya sudah diujicobakan di SMUN-SMUN Kodya Bandar Lampung, sedangkan data pelajaran biologi berasal dari catur wulan 1,11,111. Penelitian terhadap 212 siswa menunjukkan bahwa nilai rata-rata pengetahuan keanekaragaman hayati adalah 6,3 (nilai terendah 5,9 dan tertinggi 6,8). Nilai rata-rata paling tinggi berasal dari siswa SMUN Kota Gajah. Niiai rata-rata siswa seluruh SMUN dikategorikan sedang.
Kunjungan yang dilakukan secara pribadi oleh siswa tidak berpengaruh terhadap pengetahuan keanekaragaman hayati siswa. Niiai rata-rata pelajaran biologi adalah 6,3 (nilai terendah 5,8 dan tertingg 6,8) dan nilai paling tinggi diperoleh siswa SMUN Way Jepara. Nilai rata-rata seluruh siswa SMUN dikategorikan sedang. Kunjungan siswa secara pribadi oleh siswa berpengaruh terhadap prestasi pelajaran biologi. Kunjungan secara ekstrakurikuler tidak terlaksana. Tidak ada korelasi antara pengetahuan keanekaragaman hayati dengan nilai pelajaran biologi.
ABSTRACTIndonesia is a megadiversity country (KLH, 1993). However, species extinction has been concern, among others due to primary forest exploitation (Turner et al. 1994). National parks are the last refuges of primary forest. Therefore, through the formal education. processes the sustainbility of biodiversity is hopely guaranteed (Walhi, 1995). This research has been conducted on the highschool (SMU) surrounding the Way Kambas National Park, Central Lampung province. The questionnaries have been used to gather the knowledge on biodiversity among students of the SMU, while the grades on biology have been gathereed through their quarterly points (reported by teachers).The results showed that ;There is-no corelation between the biology grades and the knowledge on biodiversity among the 212 students. There is no relation on distance of the school to the national park and the knowledge on biodiversity and the grades on biology. The is no organized visit by the school to the park.It is recommended that :The schools must used more properly the Way Kambas National Park to increase and improve the quality of their formal educational programs. The Way Kambas National Park management must make extension program more effectively, especially for the surrounding schools. The research must be extended to other national park of the country, for more understanding of the value of national park to the nations."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Umar Badarsyah
"Masyarakat adat mendiami dan tersebar di seluruh dunia dari Kutub Utara sampai dengan Pasifik Selatan, mereka berjumlah sekitar 370 juta. Sebaran wilayah tempat tinggal mereka mencangkup 22 persen dari permukaan bumi yang secara kebetulan merupakan daerah di mana 80 persen konsentrasi keanekaragaman hayati dunia berada. Masyarakat adat memiliki keterikatan yang erat dengan alam. Keterikatan itu menjadikan mereka memiliki sikap hidup, cara pandang dan budaya yang sangat menghargai alam. Praktek kehidupan mereka selaras dengan upaya menjaga keanekaragaman hayati. Hukum Internasional melalui Konvensi Keanekargaman Hayati mulai mengapresiasi dan memberikan perlindungan kepada hak masyarakat adat atas keanekaragaman hayati. Meski demikian, praktek‐praktek perampasan hak atas tanah, wilayah, dan biopiracy masih marak terjadi. Masyarakat adat juga sampai saat ini masih berjuang untuk mendapatkan pengakuan penuh atas hak menentukan nasib mereka sendiri karena dengan adanya pengakuan hak inilah mereka tidak hanya dapat menjamin keberlangsungan mereka tetapi juga dapat meneruskan sumbangsih positif mereka dalam menjaga lingkungan dan keanekaragaman dunia. Melihat kesenjangan antara pengakuan dan perlindungan hukum dengan praktik yang terjadi atas hak masyarakat adat di bidang keanekaragaman hayati, skripsi ini berupaya memberikan gambaran bagaimana hukum internasional melindungi hak masyarakat adat di bidang keanekaragaman hayati? Bagaimana negara‐negara seperti Brazil, Kamerun, Australia dan Malaysia melindungi hak tersebut bagi masyarakat adat di negara mereka masing‐masing? Kemudian bagaimana Indonesia melindungi hak keanekaragaman hayati masyarakat adatnya?
Indigenous Peoples live and dwell stretch from north pole to southern pacific, approximately there are about 370 milions of them. They live in areas that cover 22 percents of earth surfaces, where apparently 80 percents of biological diversities concentrated. Indigenous peoples have strong and long ties with mother earth. The strong‐connection induces their ways of live, paradigms and cultures in so that they cherish, preserve and honor the nature. Their daily life practices intact with biodiversity preservation. Through the Convention of Biological Diversity, international law has begun to apreciate and protect Indigenous Peoples' Biodiversity Right. Nevertheless, practices of lands dispossession, miss‐appropriations of their traditional knowledges, biopiracy, existed until this very day. Meanwhile, Indigenous Peoples have been struggling to seek full acknowledgement of their self‐determination right, because with the recognition, they are not just may preserve their existance but also continue their positive contributions in preserving and protecting the environments and the world's biodiversity. Knowing the imbalance between the recognition, and protection of laws and negative practices against indigenous peoples right on biodiversity, this paper would like to draw how does international law protect indigenous peoples rights on biodiversity? How do international communities, specifically Brazil, Cameroon, Australia and Malaysia protect their Indigenous Peoples' Rights on biodiversity? Then, how Indonesia protecting such rights?"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2009
S26246
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Jakarta: Pusat Penelitian Biologi-LIPI, 2002,
R 333.95 Ind
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
JMIPA 6(1-3)2001
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Irwan Kurnia Andrianto
"Sistem Informasi Biological Diversity Universitas Indonesia adalah suatu sistem untuk mensurvei seluruh tanaman/tumbuhan yang berada di Kampus Baru Universitas Indonesia di Depok. Proses pencatatan informasi dapat dilakukan dengan melibatkan mahasiswa baru Universitas Indonesia untuk membuat daftar tanaman yang ada diseluruh kawasan kampus yang luanya mencapai 320 hektar. Setiap mahasiswa mendapatkan tugas untuk mensurvei tanaman dengan luas 100 m2. Pembagian letak koleksi untuk survei yang dilakukan oleh mahasiswa dapat dimasukkan ke sistem dan dilihat dari peta tanaman. Sistem dapat digunakan untuk menentukan koordinat X dan Y untuk posisi survei setiap mahasiswa. Dalam sistem informasi biological diversity ini menggunakan Google Earth untuk memvisualisasikan peta. Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan sistem informasi ini adalah Proses Model Waterfall dan menggunakan Unified Modeling System (UML) untuk pemodelannya. Untuk implementasi dilakukan dengan menggunakan script language PHP versi 5.2.9 + PEAR dan basis datanya menggunakan MySQL-phpMyAdmin versi 3.1.3.1. Sistem informasi biological diversity ini berjalan dengan baik (rata-rata skala 3 dari skala 4). Untuk mahasiswa berpendapat bahwa tampilan untuk koleksi, family, genus, nama tanaman, detail koleksi, peta tanaman menilai menilai sistem informasi baik (rata-rata skala 3 dari skala 4).
Biological Diversity Information system of University of Indonesia is a system for surveying the whole plants in the New Campus of University of Indonesia in Depok. The process of information record can be done by involving the new students of University of Indonesia to create a list of plants in a particular area. For example, every student got a duty to survey the plant with an area of 100 m2. The distribution of location assign to students can be seen done use the system and can be inputted the system and can be viewed using the map of plant. This system determines X and Y coordinates for each student. In this Biodiversity Information System we use Google Earth to visualize the map. The methodology used in the implementation of information system is the waterfall process model and use Unified Modeling Language (UML) for modeling. The system is implemented using the scripting language PHP version 5.2.9 + PEAR and MySQL-database using phpMyAdmin version 3.1.3.1. The testing of the system by the users record the data collections of the plant based on the coordinates in the campus area generate some response. Of the common visitor response to the biological diversity of information systems that the avarage user rate is good enough (the average scale of 3 on the scale 4). For students argued that the display for the collection, family, genus, plants name, details of collections, maps crop information system to assess rate is good enough (the average scale of 3 on the scale 4)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30803
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Ary Prihardhyanto Keim
"The diversity of the pandan flora from the Lore Lindu National Park has never been reported. Recent floristic study recognised 6 species belonging to Pandanaceae occur in the area. Freycinetia minahassae, F.celebica and Pandanus sarasinorum are the common species found in Sulawesi. Freycinetia oblanceolata and F. polystachya are new records.Freycinetia celebica is rediscovered. The endemic states of F.minahassae and P.sarasinorum are toppled. The extended distribution area of P. gladiator is recorded."
Bogor: Pusat Penelitian Biologi, 2007
BBIO 8:5 (2007)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Misri Gozan
Jakarta: Penerbit Erlangga, 2019
570 MIS s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Harmita
Jakarta: Departemen Farmasi FMIPA-UI , 2005
333.95 HAR b
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Harmita
Depok: Departemen Farmasi. FMIPA-UI, 2004
333.95 HAR b
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Sunandar
"Masyarakat Sambas telah dibentuk dalam rentang sejarah yang panjang. Terdapat beberapa kisah yang menjadi pijakan dalam mengartikan dan merujuk dinamika masyarakatnya masa lalu, yaitu dalam kisah-kisah rakyat. Dalam tulisan ini dimuat dua kisah populer tersebut, yaitu Sambas yang berasal dari persahabatan abadi antara Syamsudin dan Saribas serta Sambas yang dimaknai dengan tiga suku bangsa. Dua kisah itu menjadi pijakan melihat Sambas yang berbineka. Untuk mengungkap kebinekaan Melayu Sambas, maka penelitiannya dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang dilakukan dengan empat tahap, yaitu: heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Studi ini menunjukkan bahwa keragaman yang terjadi di Sambas terekam dalam memori kolektif masyarakatnya yang bertujuan untuk menyatukan individu-individu yang ada."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2021
900 HAN 4:2 (2021)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library