Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141813 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Popon Rosmayanti
"Pada hakekatnya pokok permasalahan dalam Iesis ini adaiah faktor-faktor apa yang mempengaruhi pelayanan disiribusi minyak goreng pada Koperasi Distribusi Indonesia (KDI) Jakarta. Pengadaan pasokan minyak goreng sangat komplek, uncertainty dan unpredictable, sehingga dalam operasionalnya KDI harus niengeluarkan biaya transaksi yang tinggi.
Tujuan dari penelitian ini adaiah untuk memperoleh informasi mengenai biaya transaksi yang ditanggung oleh KDI dalam pendistribusian minyak goreng balk dalam pengadaan dari PT.Perkebunan Nusantara (PT.PN) sebagai Principle maupun ke koperasi primer dan faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya biaya transaksi dalam pelayanan distribusi minyak goreng.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksploratif dengan jumlah responden sebanyak 50 orang, sumber data diperoleh dari KDI, Kantor Menteri Negara Koperasi dan PKM, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Kantor Pemasaran Bersama, Koperasi Serba Usaha dan Koperasi Pasar, Lembaga Swadaya Masyarakat,PT.Perkebunan Nusantara Lil dan III. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kepustakaan dan studi lapangan dan dianalisis menggunakan tabel frekuensi.
Berdasarkan hasii temuan di lapangan bahwa selama 2,4 buian (September 1998 sld Desember 2000) KDI telah menyaiurkan minyak goreng sebanyak 3.640.859 ton. Keberadaan KDI yang dibentuk dalam nafas mekanisme organisasi, dalam operasionalnya menghadapi masalah, KDI sebagai agent dari PT. PN (principle). Peranan KDI yang menjadi jaringan dinilai kurang tepat karena KDI sebagai badan usaha embnonic firm, yang relatif muda usia dalam operasionalnya dihadapkan pada berbagai kendala. Hambatan utama (main problem) dalam persaingan pasar posisi KDI leman, karena tidak menguasai input, penguasaan informasi masih terbatas Sehingga menyebabkan biaya transaksi tinggi dan sulitnya untuk menentukan besaran komponen harga, sehingga KDI menanggung biaya transaksi tinggi.
Semakin tingginya biaya transaksi karena KDI mengembangkan struktur organisasi dengan membentuk 26 perwakilan yang tersebar di 24 propinsi, Dalam mendistribnsikan ke perwakilan KDI menggunakan sistem pembayaran tangguh yang berarti KDI menggunakan doubfing time dan tanpa jaminan, hal ini merupakan risiko yang sangat tinggi. Tingginya biaya transaksi dapat direduksi (reduction cost) dengan cara mengadakan perampingan struktur organisasi, menjalankan sistem rewards and punishment, memperbaiki sistem inventory, monitonng dan evaluasi untuk arus barang maupun arus uang atau pembayaran, mengembangkan sistem informasi manajemen serta membangun budaya perusahaan dalam upaya memperbaiki performance pelayanan yang efektif dan etisien."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T6341
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisyah
"Teori Kuznet mengatakan bahwa, pembagian yang lebih timpang akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan terjadi karena adanya transfer sumber-sumber ekonomi dari sektor pertanian ke sektor moderen dan ketimpangan pendapatan dalam proses pertumbuhan terjadi karena adanya perubahan struktur yang lambat dari dualisme ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk megetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakmerataan pendapatan regional periode tahun 1993 sampai dengan tahun 1998.
Setelah melakukan studi-studi awal mengenai ketersediaan data dan kondisi wilayah Indonesia maka dilakukan beberapa modifikasi dan model. Sehingga diduga variabel - variabel berikut ini : 1) pertumbuhan penduduk 2) pertumbuhan ekonomi 3) pendapatan per kapita 4) tenaga kerja 5) tingkat pendidikan 6) tingkat kesehatan.
Berdasarkan karakteristik data dan kondisi wilayah penelitian,maka diklasifikasikan bahwa data observasi terdiri dari data deret waktu (rime series) periode tahun 1993-1998 dan data karat lintang (cross section) menurut 26 propinsi (tanpa Timor Timur) di Indonesia. Dengan demikian untuk mendapatkan model estimasi yang baik dan efisien maka digunakan model panel data (Pooling) dengan cara menghitung metode efek tetap (fixed effect).
Berdasarkan basil regresi didapatkan bahwa pertumbuhan penduduk tidak signifikan terhadap ketidakmerataan distribusi pendapatan. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap ketidakmerataan pendapatan dan hubungari ini adalah positif. Pendapatan perkapita berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap ketidakmerataan distribusi pendapatan. Tenaga kerja berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap ketidakmerataan distribusi pendapatan. Kesehatan berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap distribusi pendapatan. Tingkat pendidikan berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap distribusi pendapatan. Maka dari hasil regresi menunjukan bahwa semua variabel dalam model hasilnya cukup baik dimana hanya variabel penduduk yang tidak signifikan. Ini terjadi karena pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia pada periode pengamatan variasi pertumbuhannya sangat kecil. Sehingga kenaikkan jumlah pertumbuhan penduduk tidak memberikan pengaruh terhadap ketidakmerataan pendapatan.
Keragaman ketidakmerataan pendapatan antar daerah propinsi (cross section) ditunjukan dengan nilai intercep dari model persamaan fungsional hasil perhitungan fixed effect. Faktor-faktor yang menyebabkan keragaman perbedaan ketidakmerataan pendapatan yang dimiliki masing-masing propinsi antara lain: faktor demografi seperti jumlah penduduk, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan dan lapangan pekerjaan. Faktor geografi seperti kondisi daerah dan keterjangkauan sarana dan prasarana penunjang pembangunan ekonomi daiam Perubahan struktur ekonomi, pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Lestari
"Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengevaluasi dan mengukur efektivitas strategi distribusi PT Tirtalina dalam menyalurkan minuman ringan non alkohol, yaitu Coca-Cola, Fanta dan Sprite untuk wilayah Jawa Barat dan sekitarnya. Untuk mengevaluasi strategi distribusi, skripsi ini akan melihat faktor-faktor apa raja yang harus dipertimbangkan dalam menyusun perencanaan saluran distribusi. Sedangkan untuk mengukur efektivitas strategi distribusi digunakan metode Program Linier. Penulis melaksanakan penelitian ini dengan menggunakan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan teori yang melatarbelakangi penelitian. Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data-data informasi melalui wawancara dengan pejabat yang berwenang. Untuk merencanakan strategi saluran distribusi yang akan dijalankan, terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, seperti karakteristik produk, perantara, kebijaksanaan perusahaan, dan tingkat pelayanan yang diinginkan konsumen. Berdasarkan penelitian, ditemukan bahwa tidak semua faktor mempengaruhi keputusan yang diambil oleh perusahaan tentang kebijaksanaan distribusi. Pada dasarnya dalam menjalankan strategi distribusi, perusahaan menghadapi trade-off tingkat keuntungan yang diharapkan dan anggaran biaya distribusi. Dalam skripsi ini, penulis mencoba menyajikan suatu metode Program Linier sebagai salah satu cara untuk dapat mencapai kondisi keuntungan yang cukup tinggi namun masih dalam batas anggaran biaya yang telah ditentukan. Dari hasil olahan program LINDO, terlihat bahwa nilai untuk Gudang Malangbong dan Gudang Cirebon adalah nol. Hal ini berarti bahwa kedua gudang tersebut tidak menghasilkan keuntungan yang optimal. Jadi, pengoperasian kedua gudang tersebut perlu ditinjau kembali."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikbal Dewi
"Penelitian ini didasari oleh kenyataan bahwa orsos memiliki arti yang sangat strategis dalam mengembangkan kemaslahatan manusia secara umum. Orsos memainkan peran dan fungsi yang sangat berarti dalam menyediakan berbagai pelayanan yang tidak disiapkan oleh. organisasi atau unit sosial lainnya. Keberadaan orsos tidak hanya menjadi indikator kepedulian dan partisipasi masyarakat dalam penanganan masalah sosial yang terjadi di masyarakat, tetapi sekaligus dapat menjadi mitra pemerintah yang efektif dalam pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Kehadirannya menjadi semakin strategis, dimana pada akhir PJPT II diproyeksikan 75 % dari sasaran pembangunan kesejahteraan sosial bertumpu masyarakat.
Tujuan penelitian ini diarahkan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi sosial dalam mengembangkan misi dan visinya serta memberikan gambaran tentang efektivitas organisasi sosial yang menjadi subyek dalam penelitian ini.
Untuk mengkaji efektivitas organisasi pelayanan, dalam penelitian ini digunakan perspektif teori institusianal teory and effektiveness dengan model penekanan pada struktur perilaku, penerapan teknologi dan pertukaran sumber-sumber yang dipergunakan dalam menjalankan roda organisasi (Thomas D'Aunno). Selanjutnya untuk memperjelas aspek-aspek yang dijadikan variabel, digunakan konsep yang dikemukan oleh Jones dan John yang mengatakan efektivitas organisasi pelayanan pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh : kejelasan teknologi dan prosedur kerja yang diterapkan, tingkat kompetensi staf dan sumbersumber organisasi, penghargaan secara ekonomi dan kualitas sarana dan prasarana yang dikuasai oleh organisasi.
Penelitian ini bersifat deskriptif, menggunakan pendekatan kualitatif, dengan melaksanakan studi kasus pada empat orsos di Kotamadya Jakarta Pusat. Adapun yang menjadi sasaran penelitian adalah pimpinan/ketua organisasi dan staf lainnya yang termasuk dalam struktur kepengurusan.
Dalam penelitian ini terungkap efektivitas organisasi pelayanan masih sangat bervariasi mulai dari organisasi sosial yang dipandang relatif siap untuk menjadi mitra kerja pemerintah dalam pembangunan kesejahteraan sosial secara konsisten dan sistimatis, hingga orsos yang sama sekali belum siap, kegiatannya masih bersifat karitatif dan tradisional. Keberadaannya sangat lemah, karena teknologi pelayanan yang masih sederhana, sisi pengelolaan organisasi secara kekeluargaan, penggalian dan pengelolaan sumber yang statis, keterbatasan sumberdaya manusia yang profesional.
Temuan lain yang perlu dikemukakan bahwa dalam mempertanggung jawabkan kegiatan organisasi, sudah ada pengurus orsos yang melaksanakan `audit' melalui Akuntan Publik. Demikain pula bahwa krisis ekomoni tidak langsung berpengaruh terhadap bantuan dan dukungan yang diterima oleh orsos, bahkan ada orsos yang mengakui dalam kondisi krisis ekonomi ternyata kualitas dan kuantitas bantuan dan masyarakat meningkat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T1429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Tofani
"Tesis ini menunjukkan bagaimana faktor-faktor eksternal perusahaan mempengaruhi pemilihan strategi dan faktor-faktor internal akan mempengaruhi pelaksanaan strategi. Penelitian untuk studi kasus dilakukan di British Telecommunications PLC (BT), perusahaan telekomunikasi terbesar di Inggris.
Kerangka pemikiran untuk penelitian dan analisis menggunakan konsep manajemen stratejik. Faktor-faktor baik internal dan eksternal telah diteliti dan dianalisis.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode wawancara untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Fokus selama penelitian adalah faktor-faktor internal dan eksternal yang berhubungan dengan manajemen stratejik.
Pada tahun 1984 Pemerintah Inggris membuka pasar telekomunikasinya untuk persaingan bebas, membentuk badan pengawas untuk menjaga adanya persaingan yang sehat, dan menjual saham perusahaan telekomunikasi milik negara. Badan pengawas yang bernama Oftel (Office of Telecommunications) mengutamakan pelayanan untuk masyarakat dengan harga yang serendah mungkin. Untuk memajukan persaingan sehat di Inggris, Oftel membatasi gerak BT antara lain dalam jenis-jenis produk yang dipasarkan, struktur organisasi, dan harga jual ke konsumen.
Peraturan Oftel memaksa BT setiap tahun untuk menurunkan harga jualnya. Untuk dapat bertahan, maka BT menerapkan strategi generik ongkos termurah (low cost producer). Hal ini dilakukannya dengan investasi di peralatan modern dan mengurangi jumlah pegawai. BT juga meningkatkan pelayanan pelanggannya untuk meningkatkan kepuasan dan kesetiaan pelanggan.
Faktor-faktor internal BT terus diupayakan untuk mendukung strategi yang telah dipilih. Struktur organisasi disesuaikan dengan segmen pasarnya, yaitu segmen bisnis global, bisnis nasional, dan segmen perseorangan. Namun demikian, sistem komputer BT masih mengacu pada struktur organisasi yang lama, yaitu yang berdasarkan distrik atau wilayah geografis. Akibatnya BT tidak dapat memakukan pelayanan pelanggannya dengan efisien.
BT sangat serius dalam merencanakan dan melaksanakan strategi pelayanan pelanggan. Secara rutin BT mengadakan empat survey yang berbeda untuk mengetahui keinginan dan keperluan pelanggannya. Sebagai perusahaan yang telah memperoleh sertifikasi ISO 9000, BT juga melaksanakan proses manajemen kualitas secara konsisten."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Putra Alfian
"Kentang merupakan komoditas sayuran umumnya tergolong ke dalam komoditas yang tidak tahan Iama (perishable products), memiliki peranan yang cukup penting sebagai sumber nutrisi dalam makanan dan merupakan sumber vitamin dan mineral yang tidak tergantikan bahan makanan lainnya.
Permasalahan yang dihadapi pemasaran komoditas kentang adalah belum efisien dan transparannya sistem distribusi saat ini yang rnenyebabkan terdapatnya perbedaan cukup besar antara harga jual produsen dan harga eceran sehingga konsumen dirugikan.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis marjin pemasaran, faktor-faktor yang mempengaruhi biaya distribusi pada setiap tingkat saluran distribusi, dan memberikan masukan alternatif pemecahan kepada pihak-pihak terkait bagaimana meningkatkan kinerja pendistribusian komoditas kentang mulai dari beberapa sentra produksi utama seperti Brastagi, Pangalengan, dan Dieng sampai ke sentra pemasaran di DKI Jakarta.
Metode pelaksanaan yang digunakan adalah metode survey yang dilaksanakan dengan pengamatan di lapangan dan penelitian kepustakaan. Pengambilan sampel daerah digunakan metode purposive sampling. Untuk pengambilan sampel pedagang pengumpul, pedagang besar, dan pedagang pengecer dilakukan dengan metode snowball sampling.
Agar mendapatkan hasil analisis marjin pemasaran sesuai dengan tujuan penelitian maka dipergunakan pendekatan dengan menghitung perbedaan harga jual dan harga beli di setiap tingkat saluran. Sedangkan untuk analisis faktor-faktor yang mempengaruhi biaya distribusi digunakan pendekatan statistik dengan analisis regresi berganda.
Kesimpulan analisis marjin pemasaran diperoleh dari 3 sentra produksi memperlihatkan bahwa harga yang terbentuk pada berbagai saluran pemasaran kentang ke PIKJ, hanya pasokan dari Brastagi Iebih efisien dibanding dengan pasokan dari Pengalengan dan Dieng.
Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya distribusi pada pedagang besar antar kota (di 3 lokasi), pedagang grosir, dan pedagang pengecer menunjukkan bahwa kesemuanya berpengaruh nyata dan hanya pada tingkat pedagang pengumpul kecenderungannya tidak berpengaruh nyata terhadap kenaikan atau penurunan biaya distribusi. Kemudian dapat diindikasikan bahwa semakin jauh jarak tempuh dari sentra produksi ke sentra pemasaran akan menyebabkan cenderung tingginya biaya transaksi pada struktur rantai distribusi yang sama untuk ke tiga daerah pasokan. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Syam Miranti
"Aspal curah merupakan aspal yang berasal dari proses penyulingan
residu minyak bumi, dan berada dalam keadaan cair dan panas serta
diperdagangkan tanpa kemasan. Pertamina sebagai. produsen dalam
memasarkan dan mendistribusikannya dengan menetapkan sistem dealer untuk menyampaikan aspal kekonsumen. Untuk itu perlu penanganan yang cukup serius mengenai penyimpanan, pengangkutan, dan pendistribusian fisik, seperti yang dilakukan oleh PT "X". Tujuan penelitian inelihat faktor yang mempengaruhi biaya
distribusi fisik, serta bagaimana penanganan biaya yang efisien
agar tercapai tingkat laba tertentu. Metodologi yang digunakan meliputi data sekunder yaitu telaah kepustakaan. Disamping juga
menggunakan observasi di lapangan melalui wawancara langsung
pihak perusahaan yang berkompeten dalam peridistribusian fisik
aspal curah tersebut. Dari hasil penelitian didapatkan komponen
biaya distribusi fisik berupa biaya penjualan, biaya promosi,
biaya pengangkutan, biaya penimbunan, biaya adm & umum, biaya
keuangan. Agar aspal sampai ke tangan konsumen dengan jumlah dan
waktu yang tepat, pengaturan jadwal pengangkutan harus sedemikian
rupa dan perhitungan biaya angkut berdasarkan jarak antara terminal penimbunan dengan lokasi konsumen Yang sangat mempengaruhi biaya distribusi fisik terutama biaya penyusutan karena adanya investasi alat angkut dan investasi terminal
penimbunan. Untuk pengembalian investasi terminal yang diperkirakan 15 tahun, berdasarkan perhitungan cash flow, didapat pengembalian investasi dalam waktu 9 tahun, dan terdapat kelebihan dana. Untuk ini disarankan agar pihak perusahaan dapat mengatur kelebihan dana sedemikian rupa sehingga menghasilkan
pendapatan lain berupa pendapatan bunga, Selain itu adanya transaksi bulanan yang cukup besar diatas Rp 100 juta per pembeli dengan pembayaran dua bulan berikutnya, maka transaksi sebaiknya dilakukan dengan pembukaan L/C dalam negeri dan pembukaan bank garansi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S18761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Djakfar Sadik R.
"ABSTRAK
Latar belakang dilakukannya penelitian ini karena dengan Antenatal Care (ANC) yang baik, akan memberikan sumbangan dalam pembentukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah merupakan Kecamatan yang rendah dalam hal cakupan Ibu hamil termasuk frekuensi kunjungannya.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan antara faktor Predisposisi yang terkelompok dalam Socio Demographic dan Socio Psychologic, faktor Pemungkin (Enabling factor) dan faktor Penguat (Reinforcing factor)terhadap derajat pemanfaatan Pelayanan Antenatal di wilayah Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah.
Pada peneltian ini akan dilihat hubungan beberapa variabel yang menyangkut faktor Predisposisi seperti Amur, Pendidikan responden dan Suami, Pekerjaan responden dan suami, Jumlah anak, Jarak kehamilan, Pengetahuan dan Sikap responden serta persepsi responden tentang kehamilannya, faktor Pemungkin seperti; Ketersediaan fasilitas, Jarak tempat tinggal dengan Puskesmas, Biaya transportasi dan pengobatan, Pengahasilan Keluarga dan adanya faktor resiko dan yang menyangkut faktor Penguat yaitu Perilaku Petugas Kesehatan dan Dukungan Keluarga/lingkungan.
Penelitian ini dilakukan di Kec. Gunung Sugih Lampung Tengah dengan responden Ibu-ibu hamil trimester III sebanyak 140 sampel. Analisa dilakukan dengan analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi populasi penelitian, analisa bivariat untuk melihat hubungan variabel babas dengan variabel terikatnya menggunakan tabel silang dan uji Khai kuadrat. Sedangkan analisa multivariat dengan menggunakan tabel silang dua variabel terhadap variabel terikat, juga menggunakan uji Logistik regresi.
Dari penelitian ini dihasilkan beberapa variabel yang mempunyai hubungan dengan derajat pemanfaatan pelayanan antenatal responden seperti umur, pendidikan responden, jumlah anak, jarak anak, pengetahuan responden tentang kesehatan kehamilan, sikap responden jarak tempat tinggal responden dengan Puskesmas, social support dan lain-.lain.
Responden yang berumur 30 thn ke bawah cenderung memeriksakan kehamilannya secara baik. Faktor ini erat kaitannya dengan jumlah anak yang dimiliki reponden dan jarak kehamilannya. Responden yang mempunyai anak kurang dari tiga orang pemeriksaan kehamilan dengan kategori baik lebih besar (58,9%) dari responden dengan jumlah anak tiga orang atau lebih. Sedangkan sebaliknya pada responden yang mempunyai anak tiga orang atau lebih, pemeriksaan kehamilan dengan kategori jelek lebih besar tiga kali (35,6%) dari pada responden dengan jumlah anak kurang dari tiga orang (11,6%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa responden dengan jumlah anak lebih sedikit cenderung akan lebih baik dalam pemeriksaan kehamilannya dari pada responden dengan jumlah anak yang lebih banyak.58% dari 93 responden yang berumur 30 thn ke bawah dan mempunyai anak kurang dari 3 orang memeriksakan kehamilannya dengan baik lebih besar dari responden yang mempunyai anak 3 orang atau lebih. Dari responden yang berumur di atas 30 thn dan memiliki anak kurang dari 3 orang, 100% (dari 2 responden) memeriksakan kehamilannya dengan baik (tabel 53). Sedangkan pada tabel 54, responden yang jarak kehamilannya lebih dari 3 thn pemeriksaan kehamilannya secara baik cenderung tinggi (49% dan 50%) pada masing-masing kelompok umur.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang baik tentang kesehatan ibu hamil dengan jarak kehamilan yang jarang serta dekatnya lokasi pusat pelayanan antenatal dan dengan mendapat dorongan dari keluarganya terutama suami responden maka pemanfaatan pelayanan antenatalnya cenderung baik.
Daftar bacaan : 29 (1973 - 1995).

ABSTRACT
The opinion and background of this research carried out because the adequate Antenatal Care gives contributing in order to make good Human Resources. Kecamatan Gunung Sugih has low coverage about pregnant women and their visited frequencies.
The objective of this research obtain information about relationship between Predisposing factor, Enabling factor and Reinforcing factor lead to degree of utilization Antenatal Care (ANC) in Kecamatan Gunung Sugih, Lampung Tengah.
This research intended to know relationship about several variables that consist of Predisposing factor like ages, respondents and husband's education, occupations, parity, child spacing, knowledge and attitude and also respondents perception their pregnancy; Enabling factor like facility available, house distance to Health Center, transportation, family income, pregnancy with risk factor and related to Reinforcing factor like health provider behavior and social or family support.
The respondents were pregnant women with gestational age trimester 11I amounts 140 samples. Univariate Analysis was to knew population distribution frequency. Result of this research was founded several variables has relation-ship to dependent variable, that was; age, respondents education, parity, child spacing, knowledge about health of pregnancy, attitude, house distance to Health Center. Respondent with small child (less than three years) has good Antenatal Care categories (58,4%) more than respondent with rare child spacing.
The conclusion of this research is; respondent that has well known about health pregnancy with spacing of the child rares than other, and also antenatal care service center is near to their houses, the utilization of respondent antenatal care tends are well.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukowinarto
"Dewasa ini yang menjadi tolok ukur unsur penilaian kelas hotel berbintang di Indonesia adalah unsur fasilitas yang tersedia di setiap hotel. Unsur standar kualitas keterampilan belum menjadi tolok ukur penilaian. Untuk ini tujuan dari penelitian tesis ini adalah pertama menganalisis mengenai standar pelayanan yang diterapkan di hotel berbintang di Jakarta, kedua menganalisis mengenai perbedaan standar pelayanan di hotel-hotel berbintang di Jakarta serta ketiga menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan Room Boy pada hotel-hotel berbintang di Jakarta.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara empirik tentang standar kualifikasi ketrampilan sebagai mekanisme penentu untuk pelayanan hotel berbintang di Jakarta.
Populasi penelitian adalah Room Boy yang ada di hotel Atlantic (bintang dua), hotel Wisata (bintang tiga), dan hotel Presiden (bintang empat).
Instrumen Penelitian dikembangkan dari masalah yang telah dirumuskan yaitu teknik obvervasi, dokumentasi, dan angket sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah penelitian ini adalah teknik kualitatif.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa standar pelayanan yang digunakan di hotel berbintang di Jakarta dewasa ini berdasarkan manual, pengalaman penyelia dan briefing, penerapan standar pelayanan di hotel-hotel berbintang berbeda antara bintang dua, tiga dan empat. Penerapan Standar Kualifikasi Keterampilan di hotel bintang tiga dan empat lebih memenuhi sasaran dibanding dengan hotel bintang dua."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>