Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121848 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niken Lestari
"Banyak dari fisikawan perempuan tidak dikenal oleh masyarakat umum sehingga perempuan yang memilih jurusan fisika di perguruan tinggi dilihat sebagai pengecualian. Hal itu kemudian memberi citra maskulin pada ilmu fisika. Studi kasus ini menggunakan wawancara mendalam dan dianalisis menggunakan perspektif perempuan, mencoba memahami pengalaman dan pola pemelajaran mereka di jurusan fisika, FMIPA-UI.
Penelitian ini menemukan bahwa cara pandang dominan yang diadopsi ilmu fisika telah menempatkan pola pemelajaran perempuan pada posisi yang rendah sehingga otoritas intelektual mereka tidak diakui setara. Albasil, sedikit sekali permmpuan yang memercayai intuisi dan perasaan mereka untuk menghasilkan solusi. Intuisi dan perasaan, dipakai dalam pemelajaran berbasis pengalaman, dinilai bagian dari subyektivitas yang hares diminimalisasi demi mencapai obyektivitas yang tinggi_ Perempuan juga mengalami tekanan untuk mengadopsi strategi fragmentasi untuk bertahan dalam komunitas yang mayontas adalah lakilaki. Selama proses itu, yang tadinya dianggap sebagai strategi menjadi identitas din. Seluruh pengorbanan yang tidak sepadan dengan hasil yang akan diperoleh membuat perempuan kurang tertarik menjadi pemelajar fisika.
Menjadi panting untuk membawa sejarah penemuan dalam pengajaran di kelas serta merekrut beberapa pendidik perempuan dalam fisika. Strategi ini diharapkan dapat mengubah cara pandang dominan untuk mengakui kesetaraan pemelajaran berbasis pengalaman dalam menghasilkan pengetahuan.

Many of women physicists were unknown to public therefore some women who chose physics in higher education were considered as exception. This eventually created the image of physics as male-domain. This case study, using in-depth interview and was analyzed with women perspective, tried to explore women experience and way of knowing at physics department in UI.
This research found that the dominant epistemology adopted in physics has put women's way of knowing no place to gain intellectual authority equal to men. Therefore only few of the women have trusted their intuition and feeling to produce solution. Intuition and feeling, important in experiential learning, were seen as part of subjectivity that should be proscribed for the sake of objectivity. Women also were pressured to adopting' fragmentation strategy to survive in the male-majority community. During the process, what was strategy has become self-identity. With all the agony and only little gain in the end of it, women were not enthusiast in becoming physics knower.
It is then important to bring history of discovery and recruit more women lecturer into the class. The strategy hopefully could change the dominant epistemology in recognizing experiential learning authority in producing knowledge.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T18359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Misbahul Pratiwi
"Secara global dilaporkan kurang dari 30 perempuan terlibat dalam bidang Science, Technology, Engineering and Mathematics STEM , baik dalam pendidikan maupun karier. Studi ilmu pengetahuan dan teknologi feminis berpendapat bahwa kurangnya representasi perempuan dalam sains dan teknologi disebabkan oleh konstruksi gender bias dalam sains. Ilmuwan feminis menduga bahwa ada bias sains, jauh sebelum sains hadir, dalam proses dan dalam implementasi sains. Implikasi dari kurangnya perempuan di bidang STEM adalah bahwa perempuan jauh dari akses pekerjaan yang baik dan posisi strategis di bidang STEM dan produksi teknologi.
Penelitian ini bertujuan untuk melacak kompleksitas situasi yang dialami oleh siswa perempuan di STEM, studi kasus di Departemen Metalurgi dan Teknik Material, Universitas Indonesia. Penelitian kualitatif ini mewawancarai enam perempuan di Jurusan Metalurgi dan Teknik Material, Universitas Indonesia fokus pada pengalaman mereka sebagai siswa dan guru dalam pendidikan STEM. Studi ini menunjukkan bahwa teknologi telah lama dijauhkan yang kemudian mempengaruhi kurangnya representasi perempuan dalam pendidikan STEM. Penelitian ini menggunakan teori ilmu pengetahuan feminis dan studi teknologi, teori diri dari Diana Meyers dan konsep kesadaran palsu yang ditawarkan Simone de Beauvoir.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1 stereotip gender mempengaruhi persepsi dan pilihan studi pembawa siswa perempuan. Bidang STEM sering disematkan dengan gambar maskulin; 2 Pembagian kerja seksual yang sistematis di laboratorium. Nilai dualisme keterampilan maskulin-feminin, keterampilan keras-lunak, teknis-administratif, telah diinternalisasi dalam subjek; 3 Siswa perempuan mengubah diri mereka, untuk bertahan hidup, untuk bersaing di lingkungan yang dianggap 39;netral 39; dengan memainkan konstruksi gender.

Globally less than 30 of women are involved in the Science, Technology, Engineering and Mathematics STEM field, both in education and careers. Feminist science and technology studies argue that the lack of women 39 s representation in science and technology are caused of gender construction bias in science. Feminist scholarship suspect that there is a bias of science, well before the science is present, in the process and in the implementation of science. The implication of the lack of women in the STEM field is that women are far from good job access and strategic position in the STEM field and technology production.
This study aims to track the complexity of the situation experienced by female students in the STEM, case studies in Department of Metallurgy and Material Engineering, University of Indonesia. This qualitative research conduct six women in Metallurgy and Material Engineering, University of Indonesia focus on their experiences as a student and teacher in STEM Education. This study show the correlation between women and technology has long been kept away which affects the lack of women 39 s representation in STEM education. This study uses the theory of feminist science and technology studies, the theory of self from Diana Meyers and the concept of false consciousness offered Simone de Beauvoir Pheterson.
The results of this study show that 1 There is a gender stereotype of certain education field that affecting the perception and choice of study carrier of female students. The STEM field is often embedded with a masculine image 2 There is a systematic division of sexual labor in the laboratory. The dualism values of masculine feminine, hard skill soft skill, technical administrative, have been internalized within the subject.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T51123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Majelis Taklim is a social institution and non-formal education and also a container in coaching women. In it lasted activities to increase the piety of pilgrims, religious knowledge, inculcate noble character and skills other fields. As container non-formal education, the board has considered taklim role, function and great potential in improving human resources, especially women. Assembly activities not only merely taklim provide religious knowledge, but although not optimally, majelis taklim already started to touch the empowerment of women in other fields such as social and economic."
EDJPPAK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nawal
jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2000
892.73 Naw p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Faddeev, L. D.
New Jersey : World Scientific, 2015
530.15 FAD f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmita Budiartiningsih
"Transmigrasi merupakan salah satu program pemerintah yang dimaksudkan untuk menciptakan keseimbangan penduduk sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk dengan memberikan kesempatan kerja bagi penduduk yaitu berupa sebidang tanah pertanian yang diharapkan dapat mereka garap dan olah. Di daerah transmigrasi UPT II Sungai Pagar, misalnya, telah disediakan lahan pertanian untuk digarap dan diharapkan mereka bisa memperoleh pendapatan dan hasil lahan tersebut.
Pada awalnya para transmigran masih mempunyai harapan atas hasil yang mereka terima dari ladang yang mereka usahakan meskipun hasil itu haru dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka, yaitu kebutuhan akan makan.an. Namun, setelah lebih kurang empat tahun di lokasi, pendapatan rumah tangga dari hasil pertanian tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan yang paling mendasar tersebut. Hal ini disebabkan adanya gangguan alam, seperti berkurangnya kesuburan tanah akibat kekeringan yang berkepanjangan dan gangguan hama seperti babi hutan bahkan sampai perusakan tanaman oleh sekawanan gajah.
Dalam keadaan serba tidak pasti. tersebut, apa peranan kaum perempuan dalam mempertahankan kelangsungan hidup rumah tangganya ditinjau dan kedudukannya sebagai istri dan ibu bagi keluarga transmigan? Dalam menghadapi gangguaan alam yang berakibat pada segala aspek kehidupan transinigran para transmigran khususnya perempuan harus bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi terlebih dahulu pada lingkungannya. Adaptasi ini diperlukan agar kehidupan rumah tangga tetap tenang sehingga tercipta suasana kerasan bagi anggota rumah tangga yang pada akhirnya juga akan berguna untuk mengurangi rasa penyesalan karena harus meninggalkan daerah asalnya.
Untuk tetap bertahan di daerah yang baru, kaum perempuan melakukan berbagai pekerjaan baik pekerjaan yang bernilai ekonomis maupun nonekonomis. Pekerjaan ekonomis mereka lakukan agar dapat membantu ekonomi keluarga yang jika diharapkan kepada pendapatan suami saja dirasakan tidak mencukupi, serentara pekerjaan yang tidak bernilai ekonomis dilakukan agar kehidupan rumah tangga tetap berlangsung. Kaum perempuan tidak lagi hanya mengerjakan pekerjaan domestik tetapi juga sudah masuk ke dalam pekerjaan yang produktif sementara kaum pria tetap bertahan dalam lingkungan publiknya.
Di dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, kaum perempuan pada umumnya bekerja sendiri, terlebih-lebih pada awal penempatan mereka karena sewaktu berangkat ke daerah transmigrasi sebahagian besar transmigran hanya membawa istri dan anak-anak atau balita. Salah satu alasan mereka berbuat seperti itu adalah karena anak-anak sedang dalam niasa sekolah sehingga dirasakan tidak mungkin untuk dipindahkan serta masih adanya perasaan ragu apakah di daerah yang baru nantinya mereka dapat membiayai kebutuhan keluarga jika mempunyai tanggungan yang lebih besar. Pekerjaan rumah tangga yang mereka lakukan adalah antara lain, mengasuh anak, memasak, mencuci, membersihkan rumah, mengambil air dan mencari kayu bakar.
Di samping mengerjakan pekerjaan tumah tangga, perempuan juga membantu pekerjaan suami di ladang. Sebagai daerah baru tenaga perempuan sangat dihutuhkan untuk membantu pekerjaan di ladang,. Perempuan merupakan tenaga inti selain tenaga suami. Mereka melakukan pekerjaan hampir sama dengan yang dilakukan oleh suami, yaitu ikut membakar pohon yang sudah anti, mencangkul ladang, menanam, menyiang hingga memanen hasil. Pekerjaan di ladang ini dilakukan oleh perempuan setelah mereka menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Bahkan tidak jarang mereka melakukan lebih dari satu pekerjaan sekaligus seperti mengasuh anak sambil bertanam. Keadaan tersebut menunjukan bahwa di daerah transmigrasi perempuan berperan ganda.
Keadaan seperti ini terus berlanjut hingga sekarang. Pada saat penghasilan dari lahan pertanian sudah semakin sedikit maka perempuan mulai mencari strategi lain untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya misalnya .dengan berjualan barang-barang kebutuhan sehari-hari, membuat kue dan membuat kerupuk. Peranan kaum perempuan dalam perekonomian rumah. tangga terbukti relatif besar. Meskipun dalam rumah tangga perempuan juga menyumbangkan penghasilan mereka tetap dianggap hanya membantu suami dalam mencari nafkah. Demikian pula halnya dengan pengambilan keputusan dalam rumah tangga masih didominasi oleh suami. Dominasi suami atas pengeluaran rumah tangga diperlihatkan dari kaum perempuan yang menyatakan bahwa mereka harus meminta izin terlebih dahulu jika akan mengeluarkan uang dalam jumlah relatif besar. Keadaan ini semakin dikuatkan dengan adanya anggapan bahwa keikutsertaan perempuan atau istri dalam bekerj hanyalah disebabkan oleh situasi pada saat itu yang memungkinkan perempuan untuk bekerja.
Pada saat ini perempuan banyak yang bekerja sebagai buruh di perusahaan perkebunan kelapa sawit yang bernaung di bawah perusahaan PT Tasma Puja. Perempuan masuk dalam pekerjaan ini karena semakin menyempitnya peluang bagi mereka untuk dapat membantu ekonomi rumah tangganya. Sebagai buruh mereka di upah dengan sistem upah harian sebesar Rp 3.500 per hari Pembayaran upah dilalukan dua sebulan, pekerjaan rutin yang dilakukan oleh perempuan adalah sebagai berikut: mereka biasanya meninggalkan rumah pada pukul enam pagi setelah menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dan kembali ke rumah pada pukul empat sore. Setelah pulang ke rumah mereka juga harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak dan mengajar anak. Pendapatan yang relatif tetap dari pekerjaan ini menjadikan perempuan bertahan dengan kondisi yang demikian itu.Bekerja sebagai buruh dapat dilakuukan oleh perempuan sendiri maupun bersama-sama dengan, namun pekerjaan rumah tangga tetap dikerjakan oleh istri.
Melihat kondisi di atas, ternyata peranan perempuan dalam rumah tangga dan dalam membantu suami mencukupi kebutuhan hidup keluarga relatif besar. Begitu pula curahan waktu kerja mereka relatif lebih besar dibandingkan dengan suami mereka. Bahkan, lebih dari itu. kaum perempuan juga harus memainkan peranan yang berhubungan dengan kegiatan social dilingkungan masyarakatnya. Mereka mengikuti kegiatan arisan, pengajian, PKK, posyandu dan kelompok tani serta kesenian.
Kesemuanya ini dilakukan untuk menciptakan rasa kerasan berada di daerah baru karena secara psikologis mereka telah terlepas dan ikatan-ikatan tradisional yang biasanya mengikat mereka, yaitu jauh dari keluarga dan jauh dari sanak famili. Keberhasilan mereka di daerah transmigasi sangat ditentukan dari kesiapan mereka dalam menghadapi kehidupan di daerah baru tersebut. Namun, secara teknis sering kali dalam keberangkatan ke daerah yang baru perempuan belum dipersiapkan secara baik sebagaimana hal itu dilakukan terhadap laki-laki.
Ketidaksiapan perempuan menghadapi situasi dan kondisi di daerah yang baru sering kali menjadi pemicu para transmigran itu untuk kembali ke daerah asalnya setelah mencoba untuk tetap bertahan selama beberapa waktu. Perempuan yang tidak siap akan merasa kecewa dan terasing, sehingga tidak mempunyai harapan untuk dapat terus bertahan. Peluang lain tidak dapat mereka temukan sementara pendapatan keluarga yang diupayakan oleh suami tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Namun, keadaan sebaliknya terjadi pada mereka yang dapat menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan lingkungannya akan tetap bertahan. Salah satu pendorong bagi transmigran untuk tetap bertahan adalah karena di daerah yang baru mereka mempunyai tanah sementara di daerah asal hal itu sudah tidak memungkinkan lagi."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini menggambarkan tentang peran ganda perempuan dan pengaruhnya terhadap kesejahteraan sosial keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami tentang peran ganda perempuan, khususnya pelaksanaan peran perempuan sebagai ibu rumah tangga, istri pendamping suami, pendidik ' pengatur rumah tangga dan sebagai pencari nafkah...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Ratna Kurnia
"Perkembangan Depok diikuti dengan inkorporasi Jakarta terhadap Depok, telah memberikan kesempatan terbuka bagi anak muda untuk bekerja, terutama dalam sektor jasa. Kesempatan bekerja ini tidak hanya terbuka untuk anak laki-laki saja namun juga terbuka untuk anak perempuan. Meskipun Depok mengalami perkembangan, nilai-nilai tradisional mengenai peran perempuan masih dipahami oleh sebagian masyarakat, contohnya nilai-nilai yang menyatakan bahwa anak perempuan tidak harus bekerja. Skripsi ini kemudian berfokus pada peristiwa mengenai anak perempuan akhirnya memilih untuk bekerja yang dipengaruhi oleh pemahaman dan pemaknaan mereka terhadap bekerja itu sendiri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan konsep rite of passage sebagai kerangka analisis. Teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi dan wawancara tak terstruktur terhadap anak perempuan muda bekerja, yang tinggal dan besar di Depok, Jawa Barat.

The accelerated development of Depok, coinciding with the city’s rapid economy incorporation into the capital city Jakarta, has opened the opportunity for youth to work, especially in the service sectors. The opportunity is not only open for young men but also open for young women. Although under the development, Depok has traditional values that still understood by most people about roles for women, for example the values of stating women that they don't need to work. This thesis is focused on young women who have chosen to work influenced by their knowledge about what work means for them. This thesis utilizes uses qualitative methods with ‘right of passage’ as the key analytical concept. Data has been collected through observation and unstructured interviews with young women workers, who grew up and reside/live in Depok, West Java.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
London: Prentice-Hall, 1993
305.4 Wom
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>