Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167189 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hellen Damayanti
"Sibling relationships merupakan suatu fenomena yang unik dan selalu menarik untuk dibahas karena hubungan ini merupakan ikatan terpanjang yang mungkin dimiliki oleh seseorang dengan orang lain sepanjang hidupnya. Hubungan seseorang dengan saudara kandungnya dimulai sejak mereka lahir dan akan terus berlanjut sampai salah salu dari mereka meninggal.
Pada tahap awal masa kanak-kanak, seseorang melewatkan lebih banyak waktu mereka bersama dengan saudara kandungnya daripada dengan orangtua karena orangtua hares bekerja Karena itu, sibling relationships sangat bervariasi secara luas mulai dari afeksi, permusuhan, dan persaingan. Kedekatan yang terjalin biasanya lebih sering terjadi pada kakak beradik wanita daripada kakak beradik pria (White and Riedmann, 1992 dalam Cicirelli, 1995).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hal-hal apa sajakah yang khan dalam sibling relationships pada pria dan wanita dewasa muda dengan saudara kandung yang semuanya sama jenis kelamin dan faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi terbentulmya kekhasan tersebut.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori mengenai sibling relationships dari Cicirelli (1995), Brody (1996), dan Borden (2003) serta beberapa tokoh lain. Kualitas sibling relationships akan dilihat dari variabel konstelasi keluarga dan hubungan antara orangtua dan anak. Variabei konstelasi keluarga terdiri dari jarak usia, pola interaksi berdasarkan jenis kelamin, dan urutan kelahiran. Hubungan antara orangtua dan anak terdiri dari kualitas hubungan dan pengaturan hubungan.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah empat orang yang terdiri dari dua orang pria dan dua orang wanita dimana seluruhnya berada pada usia dewasa muda dan memiliki saudara kandung yang semuanya sarna jenis kelamin. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa keempat subyek memiliki hubungan yang dekat dengan salah satu dari saudara kandungnya dan berkonflik dengan saudara kandungnya yang lain. Selain itu, tampak adanya perbedaan pola interaksi antara subyek pria dan wanita dimana topik pembicaraan dari kedua subyek pria dengan saudara kandungnya lebih sering berkisar pada masalah pekerjaan. Mereka lebih memilih untuk mengambil alih tugas dan tanggung jawab dari saudara kandungnya, dan konflik yang terjadi dianlara mereka berupa fisik dan verbal. Sedangkan pada kedua subyek wanita, topik pembicaraan mereka lebih mengarah pada minat dan hobi. Mereka juga lebih berharap dapat meningkatkan kedekatan emosi, dan konfilik yang terjadi di antara mereka terbatas pada konflik verbal. Keempat orang subyek memiliki hubungan yang tidak dekat dengan orangtua masing-masing, begitu pula dalam hubungan dengan saudara kandungnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taurine Harfiyanti
"Sebagai makhluk sosial, manusia selalu membutuhkan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu kebutuhan manusia yang penting dan berhubungan dengan orang lain adalah dalam hal berinteraksi. Hal ini sejalan dengan pendapat Adler (dalam Fehr 1996) bahwa sejak dilahirkan manusia telah memiliki minat sosial. Perwujudan minat sosial tersebut adalah melalui kerjasama, hubungan interpersonal dan sosial, identifikasi pada kelompok dan empati. Salah satu interaksi yang ada ialah melalui hubungan persahabatan. Sejalan dengan tahap-tahap perkembangan manusia, persahabatan mempunyai fungsi yang tidak jauh berbeda pada tiap-tiap tahapan perkembangan dan tahapan sebelumnya merupakan acuan keberhasilan untuk tahap perkembangan selanjutnya. Namun terdapat perbedaan antara fungsi persahabatan antara wanita dan pria. Pada wanita, fungsi persahabatan adalah untuk menjalin keintiman dengan sahabatnya (Block & Greenberg 1985 dalam Ivy & Backlund 1994) sedangkan pada pria, fungsi persahabatan lebih menekankan pada aktivitas yang dilakukan bersama-sama (Brehrn, 1985; Farr, 1988; Rawlins, 1992 dalam Ivy & Backlund, 1994).
Sehubungan dengan itu, penelitian ini ingin mengetahui gambaran fungsi persahabatan pada wanita dan pria dewasa muda yang mempunyai sahabat dengan jenis kelamin sama. Juga ingin diketahui apakah ada perbedaan antara fungsi persahabatan pada wanita yang mempunyai sahabat dengan jenis kelamin sama dengan fungsi persahabatan pada pria yang mempunyai sahabat dengan jenis kelamin sama. Subyek pada penelitian ini adalah mahasiswa dengan pendidikan D3, S1 atau S2 yang berusia 20 sampai 25 tahun. Alat yang digunakan berupa kuesioner yang dibuat berdasarkan teori-teori dari Argyle & Henderson (1985), Berndt (1988 dalam Fehr, 1996) dan Hagoel (1980 dalam Miller, 1991).
Uji coba alat dilakukan dengan mengukur validitas dan reliabilitas alat. Pada uji validitas terdapat 6 item yang harus dibuang dan beberapa item yang harus mengalami revisi. Sedangkan pada uji reliabilitas, pada alat ukur fungsi-fungsi persahabatan ini diperoleh hasil berkisar antara 0,5963 sampai dengan 0,7875 Hal ini menyatakan bahwa alat cukup reliabel untuk digunakan. Alat yang telah siap langsung disebarkan pada mahasiswa Universitas Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental sampling. Setelah kuesioner terkumpul, dilakukan analisis data dan interpretasi hasil.
Dari analisa yang dilakukan didapatkan hasil bahwa fungsi persahabatan yang penting bagi wanita dan pria adalah fungsi persahabatan sebagai pemenuhan kebutuhan akan keintiman. Hasil lainnya adalah tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara wanita dan pria dalam fungsi-fungsi persahabatannya. Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan gambaran secara deskriptif mengenai fungsi persahabatan pada wanita dan pria, khususnya pada masa dewasa muda, sehingga dapat dijalin hubungan persahabatan yang lebih baik. Mengingat kemungkinan adanya faktor budaya yang mempengaruhi penelitian ini, maka pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan adaptasi alat terlebih dahulu sehingga hasilnya lebih memuaskan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Binotiana M.N.
"Setiap anak yang hidup bersama dengan saudara kandung akan mempunyai pengalaman sendiri-sendiri mengenai hubungan dengan saudara kandungnya. Sibling Rivalry merupakan bentuk hubungan kakak adik yang paling dirasakan oleh anak dan merupakan pengalaman yang paling ditakutkan oleh orang tua (Vasta, et.al., 2004). Sibling rivalry dimulai sejak kelahiran adik baru dalam keluarga dan terus berlanjut sampai anak dewasa. Pengalaman anak akan semakin beragam apabila salahE satu saudara merupakan anak ADHD. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran sibling rivalry pada Anak ADHD dan saudara kandungnya Penelitian ini dilakukan pada tiga keluarga dengan dua pasang kakak-adik di dalamnya. Rentang usia anak-anak yang diteliti adalah usia kanakkanak pertengahan karena Sibling rivalry pada anak cenderung meningkat pada usia kanak-kanak pertengahan (Berk, 2005). Peneltian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan wawancara dan observasi langsung sebagai alat pengumpulan data.
Dari penelitian ini didapat bahwa gambaran sibling rivalry pada anak ADHD dan saudara kandungnya terlihat dari kecemburuan dan kompetisi dalam keluarga. Bentuk kecemburuan dan kompetisi yang terjadi beragam dan sesuai dengan karakteristik anak. Peran orang tua sangat besar dalam menimbulkan kecemburuan tersebut. Karakteristik anak ADHD mempengaruhi sibling rivalry yang dialami anak, baik yang dialami oleh anak ADHD maupun saudara kandungnya. Dampak positif sibling rivalry hanya dirasakan oleh saudara kandung anak ADHD sedangkan dampak negatif sibling rivalry terjadi pada kedua anak, yaitu konflik pada kakak dan adik. Untuk penelitian selanjutnya disarankan utuk meneliti konflik pada anak ADHD dan saudara kandungnya, lebih teliti dalam pengambilan data (terutama pada kaset recorder yang tape recorder yang digunakan) serta melakukan wawancara pribadi dengan anak, terutama anak ADHD.

Every child that lives with their sibling has their own experience in sibling relationship. Sibling rivalry is one of relationship that affects children in many ways and has become most anticipated thing in family (Vasta, et.al., 2004). Sibling rivalry started since the second child was born and continued through lifetime. Children will have various experiences in sibling rivalry if their sibling is diagnosed with ADHD. Purpose of this research is to have description about sibling rivalry on children with ADHD and their siblings .Therefore this research used qualitative method with interview and direct observation on interaction between children with ADHD and their siblings. This research use three pairs of ADHD Children and their sibling. All of them are middle childhood children because sibling rivalry tends to increase on middle childhood (Berk, 2005).
Result of this research is sibling rivalry on ADHD children and their siblings seen in jealousy and competition. Manifestation on jealousy and competition are different on every child. Parents take part on influencing child?s jealousy. Sibling rivalry is also influenced by ADHD symptoms. Positive impacts on sibling rivalry are reported only on sibling of children with ADHD and sibling conflict as negative impacts of sibling rivalry is reported on sides, ADHD children and their siblings. Suggestion for further research is to examine sibling conflict among children with ADHD and their siblings and have a private interview with children with ADHD and their siblings.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Hildayani
"Pada masa dewasa muda, keintiman (intimacy) merupakan sesuatu yang menjadi perhatian. Keintiman tidak saja dapat dicapai melalui hubungan perkawinan, tetapi juga melalui sejumlah bentuk hubungan yang Iain, misalnya, persahabatan. Persahabatan dapat dibentuk, baik dengan orang-orang dari jenis kelamin yang sama maupun dengan lawan jenis. Untuk orang-orang yang telah menikah, persahabatan terkadang dipandang sebagai sesuatu yang dapat mengacaukan fungsi perkawinan, apalagi jika persahabatan yang dibentuk adalah persahabatan lawan jenis.
Umumnya, masyarakat memandang bahwa seseorang yang telah menikah seharusnya memperoleh semua kebutuhan dari pasangannya dan tidak mengembangkan hubungan dengan orang di Iuar pasangan, apalagi jika hubungan dibina dengan lawan jenis. Hal ini tampaknya diperkuat oleh norma budaya yang kurang mendukung persahabatan lawan jenis. Dikatakan bahwa persahabatan jenis ini hampir selalu dikaitkan dengan adanya keterlibatan unsur seks. Selain itu, mungkin akan timbul masalah dengan pasangan sehubungan dengan kehadiran sahabat. Padahal sebagai suatu bentuk hubungan, persahabatan jenis ini mungkin dapat memberikan manfaat yang suIit didapat dalam hubungan lain pada orang-orang yang menjalaninya.
Adanya nilai positif yang mungkin diperoleh dari persahabatan dengan lawan jenis pada orang-orang yang telah menikah, rnasalah yang mungkin timbul dengan pasangan akibat hubungan yang dijalani, serta ancaman terhadap penyimpangan dari hubungan yang mungkin terjadi mendorong peneliti uniuk mengetahui gambaran persahabatan pada pria dan wanita yang telah menikah. Usia dewasa muda dipilih untuk menjadi subyek dalam penelitian ini karena pada tahap ini seseorang dihadapkan pada sejumlah tugas, di antaranya membentuk keluarga dan memperkuat persahabatan.
Teori dan hasil penelitian dari sejumlah peneliti digunakan dalam penelitian ini sebagai sumber rujukan; umumnya meliputi hal-hal yang berkaitan dengan persahabatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan wawancara mendalam sebagai alat pengumpul data utama. Dipilihnya bentuk metode ini adalah karena persahabatan merupakan sesuatu yang dihayati secara pribadi oleh individu dan dapat menimbulkan pemikiran, perasaan, dan tingkahlaku yang berbeda satu sama Iain. Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini berjumlah sepuluh orang; terdiri dari lima subyek pria dan lima subyek wanita yang memenuhi kriteria tertentu.
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa keseluruhan subyek dalam penelitian ini mendapatkan nilai positif dari persahabatan yang mereka jalani. Sejumlah manfaat diperoleh dari persahabatan. Manfaat ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, tampaknya ditujukan untuk meningkatkan kebahagiaan perkawinan. Di lain sisi, pasangan subyek penelitian tampaknya cukup dapat menerima kehadiran sahabat.
Saat ini, keluarga tetap ditempatkan pada prioritas utama. Belum ditemukan adanya pelanggaran pada subyek terhadap komitmen perkawinan, seperti keteriibatan unsur seks. Untuk masa yang akan datang mereka belum mengetahuinya. Walaupun demikian, beberapa langkah positif dilakukan oleh mereka agar hubungan dengan sahabat tidak menyimpang dan kehidupan rumah tangga tetap dapat berjalan Ianggeng.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam konseling perkawinan, setidak-tidaknya dapat memberi insight pada orang-orang yang cenderung menilai negatif persahabatan lawan jenis. Di lain pihak, melibatkan subyek dengan karakteristik yang Iebih spesifik mungkin dapat menjadi penelitian lanjutan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2544
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Dewi Anggraeni
"ABSTRAK
Kehadiran anak yang menderita kanker menyebabkan perhatian orang tua terhadap sibling berkurang. Sibling berisiko untuk mengalami masalah perkembangan emosi dan perilaku. Tujuan penelitian adalah untuk
mengeksplorasi pengalaman sibling dari anak yang menderita kanker. Penelitian
ini menggunakan studi fenomenologi deskriptif, jumlah partisipan 8 dan rentang
usia 8-18 tahun. Data diperoleh dengan wawancara mendalam. Teknik analisis
menggunakan analisis Colaizzi. Hasil penelitian menghasilkan 6 tema: mengalami
proses berduka, perubahan kehidupan sibling, respon psikologis mendalam,
dimensi kebutuhan sibling, mekanisme koping, dan harapan sibling. Kurangnya
perhatian dan informasi yang diberikan kepada sibling sebaiknya menjadi
perhatian perawat. Perawat diharapkan tidak hanya berfokus pada anak yang sakit
dan orang tuanya tetapi juga sibling.

ABSTRACT
The presence of children with cancer causes the reduction of parents? attention of
siblings and shown to be at risk for emotional development and behavioural
problems. The objective is to explore the experience of siblings of children with
cancer. This research used descriptive phenomenological study, with eight
siblings aged between 8-18 years. Data is colected by indepth interview. This
research used Colaizzi analysis. The results give six themes: experiencing
grieving process, changing lives, indepth psychological response, the dimensions
of needs, coping mechanisms, and expectations. Lack of attention and information
should be part of nurses? attention and expected not only focus on the sick
children and their parents but also with siblings."
2012
T30946
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Hapsari
"Menurut Erikson (1950 dalam Papalia. 2001), krisis intimacy versus isolation merupakan isu utama yang dialami oleh seorang dewasa muda. Individu yang berada pada masa ini memiliki tugas-tugas perkembangannya, yang salah satunya adalah membina hubungan intim. Namun, ternyata tidak semua individu yang memasuki usia dewasa muda telah mampu menjalin hubungan intim atau berpacaran.
Kenyataan ini dipengaruhi oleh perbedaan setiap individu dalam kemampuannya membina hubungan intim. Attachment style dengan orangtua dan self-esteem merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tersebut. Secara teoretis, seseorang yang memiliki secure attachment style dan self-esteem yang tinggi akan berhasil membina hubungan intim. Di lain pihak, seseorang yang memiliki avoidant attachment style maupun amcious-ambivalent attachment style disertai dengan rendahnya self-esteem akan sulit membangun hubungan intim.
Oleh karena itu, penelitian. ini bertujuan untuk memperoleh gambaran attachment style dengan orangtua dan self-esteem pada pria dewasa muda yang belum pernah berpacaran. Penelitian ini mengkhususkan pria sebagai partisipan karena terdapat penelitian sebelumnya yang telah meneliti gambaran attachment style dan self- esteem pada wanita dewasa muda yang belum pernah berpacaran.
Selanjutnya, penelitian ini juga berusaha memperoleh pemahaman mengenai kebutuhan pria dewasa muda yang belum pernah berpacaran akan keintiman (intimacy). Hal ini dilatarbelakangi oleh keraguan beberapa peneliti terhadap asumsi yang mengatakan bahwa pria, bila dibandingkan dengan wanita, lebih sedikit membutuhkan intimacy ketika menjalin hubungan intim. Padahal, beberapa hasil studi menunjukkan persamaan tingkat intimacy pada pria dan wanita dalam hubungan interpersonal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa individu dengan anxiousambivalenl dan avoidant attachment style disertai self-esteem yang rendah sulit membina hubungan intim hingga belum pernah berpacaran. Selain dipengaruhi oleh attachment style dan self-esteem. hal-hal yang mempengaruhi kegagalan individu tersebut dalam membina hubungan intim adalah belum siap untuk komitmen berpacaran, menetapkan standar yang terlalu tinggi dalam memilih pasangan, dan belum merasa mandiri secara finansial. Namun, di sisi lain, dimilikinya secure atlachment style dan self-esteem yang tinggi ternyata belum juga menjamin keberhasilan individu dalam membina hubungan intim. Adapun, faktor-faktor yang turut melatarbelakangi keadaan individu ini antara lain pengalaman masa lalu dengan wanita yang kurang menyenangkan, kesibukan dalam berkarir, dan target berpacaran dan menikah yang masih cukup jauh.
Walaupun belum berhasil membina hubungan intim, semua individu dalam penelitian ini ternyata tetap membutuhkan keintiman. Hal ini tergambar dengan pernyataan seorang individu bahwa ia membutuhkan kehadiran seorang pacar yang dengannya ia dapat saling berbagi pengalaman suka dan duka, sekaligus memiliki hubungan yang lebih dekat dan terbuka dengan orang lain selain keluarganya."
2003
S3201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Chung, Kumala Sari Dewi
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2699
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebrina Citra Afifa
"Mobilitas Ekonomi Antargenerasi mencoba menjelaskan bahwa kondisi sosial dan ekonomi orang tua akan sangat berpengaruh pada kondisi sosial dan ekonomi anak di masa depan. Namun, faktor lain berupa susunan saudara kandung yang juga dapat memengaruhi mobilitas ekonomi antargenerasi. Susunan saudara kandung (sibling structure) berupa jumlah saudara, urutan kelahiran dan jarak kelahiran dapat memengaruhi berapa jumlah sumber daya yang akan didapatkan oleh tiap anak yang nantinya digunakan sebagai modal untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa depan. Dengan data IFLS dan metode Unconditional Quintile Regression (UQR) penelitian ini berusaha melihat bagaimana pengaruh susunan saudara terhadap mobilitas ekonomi antargenerasi. Pada seluruh observasi hasil signifikan hanya ditemukan pada variabel urutan kelahiran. Hasilnya urutan kelahiran lebih awal justru mengurangi angka mobilitas ekonomi antargenerasi. Namun hasil yang berbeda ditemui pada sub sample Jawa, non Jawa, perkotaan, pedesaan.

Intergenerational Economic Mobility tries to explain that the social and economic conditions of parents will greatly affect the social and economic conditions of children in the future. However, other factors such as sibling arrangement can also affect intergenerational economic mobility. Sibling structure in the form of the number of siblings, birth order and birth distance can affect how much resources each child will get which will be used as capital to get a better life in the future. Using IFLS data and the Unconditional Quintile Regression (UQR) method, this study attempts to see how sibling structure affects intergenerational economic mobility. In all observations, significant results are only found in the birth order variable. Where the results of earlier birth order actually reduce the rate of intergenerational economic mobility. However, different results were found in the Java, non-Java, urban, rural sub-samples."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Wahyuni
2010
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>