Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165410 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Elisabeth Yansye Metekohy
"Humas sangat penting bagi organisasi. Politeknik Negeri Jakarta adalah
sebuah bentuk organisasi, sehingga humas juga diperlukan. Kemandirian Politeknik Negeri Jakarta sejak Agustus 1998, telah membawa konsekuensi tersendiri di dalam melakukan hubungan dengan publiknya, baik publik internal maupun ekstemal. Upaya-upaya penciptaan dan pemeliharaan hubungan yang baik dan saling pengertian harus glilalcllkan secara intensitl karena lepasnya Poiiteknik Negeri Jakarta dari Universitas Indonesia sedikit banyak membawa darnpgk psikologis tersendiri terutama bagi publik interna1nya. Dengan kemandirian ini (feposisi organisasi) maka humas Politeknik Negeri Jakarta diharapkan dapat mengatasi pennasaiahan tersebut
melalui fungsi dan perannya. Permasalahan yang timbul adalah bahwa Politeknik Negeri Jakarta setelah terpisah dari Universitas Indonesia harus mengembangkan didnya sendiri tanpa bantuan Universitas Indonesia, sementara kedudukan Humas Politeknik Negeri Jakarta baru diaktiikan setelah terpisah dari Universitas Indonesia. Tesis ini menjelaskan tentang fimgsi dan pen-an humas Politeknik Negeri Jakarta setelah mandiri, hubungan intemal dan ekstemalnya, dan kendala-kendala yang dihadapi Humas Politeknik Negeri Jakarta dalam menjalankan peranannya sebagai Humas dari suatu pendidikan tinggi di Jakarta. Konsep -konsep yang digunakan dalam hubungannya dengan penulisan ini adalah menyangkut iimgsi dan peran Humas, Humas sebagai iimgsi manajemen, kedudukan Humas dalam organisasi, Humas dalam pembentukan opini publik dan citra positlf, serta Humas dalam perguman tinggi_ Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitialmya adalah deskriptif yang dianalisa dalam bentuk studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Humas Poiiteknik Negeri Jakarta walaupun bam difhngsikan setelah mandiri, telah meiakukan banyak hal, balk yang berhubungan dengan peran dan fungsinya maupun hubungan-hubungan intemal dan ekstemal. Sementara permasalahan biaya, kemampuan sumber daya manusia, hubungan dengan pubiik intemalnya serta mempertahankan dan rneningkatkan citra yang positif masih menjadi kendala Humas Politeknik Negeri Jakarta."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T4803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Oktaviana
"Aktivitas yang di jalanka oleh Public Relations adalah
berusaha menciptakan citra yang baik bagi organisasi yang
diwakilinya serta saling menguntungkan bagi masyarakat baik ke
dalam maupun ke luar. salah satu aktivitas atau kegiatan public
relations/hubungan masyarakat adalah kegiatan ke dalam organisasi
(internal public relations) yang salah satunya kegiatan komunikasi
karyawan. Kegiatan komunikasi karyawan dalam hal ini adalah komunikasi
ke atas, komunikasi ke bawah dan komunikasi horisontal.
Kekompakan/cohesiveness dalam organisasi perusahaan seperti PT Merpati Nusantara yang mempunyai banyak karyawan yang terdiri dari
jenis berbeda (penerbang awak kabin, teknik dan administrasi),
adalah perlu untuk mencapai tujuan organisasi.
Skripsi ini ingin membahas b gaimana kegiatan komunikasi
karyawan yang ada pada perusahaan mempe ngaruhi kekompakan
karyawan tersebut. Melalui penelitian yang bersifat deskriptif
serta menggunakan metode survai dan wawanca ramendalam.
Berdasarkan hasil penelitian yang melaksanakan melalui studi
kepustakaan dan studi lapangan (melalui quesioner dan pedoman
wawancara mendalam), dapat di ketahui bahwa kegiatan komunikasi
karyawan di PT. MNA belum seluruhnya berjalan baik dan lancar.
Hanya komunikasi ke bawah dan komunikasi horisontal yang berjalan
dengan baik, tidak demikian dengan komunikasi keatas hambatan
yang utama bersifat teknis, di mana rantai birokrasi terlalu
panjang dan kaku serta hambatann non teknis yaitu sikap mental di
antara pelaku komLinikasi tersebut, seperti sikap
senioritas,adanya rasa sungkan atau ikuh serta terlalu banyak
tenggang rasa yang menyebabkan mengganggu pekerjaan. Sehingga
kekompakan yang sudah ada dapat menimbulkan kendala.
Peranan humas dalam kegiatan internal public relations hanya
baru sebagai fungsi informatif/penerangan dan sedikit fungsi
persuasif melalui komunikasi ke bawah dan komunikasi horisontal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S4101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betaubun, Dian Angelia
"Sebuah konsep sederhana dari permasalahan proses komunikasi adalah miskomunikasi. Manusia sebagai individu dengan keterbatasan integrasi kerja dan pemikiran yang beragam, mengalami distorsi dalam menyampaikan informasi yang ingin disampaikan. Proses penerimaan informasi oleh lawan bicara juga beragam, sehingga proses interpretasi informasi dapat menjadi beragam. Praktisi humas sebagai mediator dari sebuah institusi atau organisasi berperan penting dalam menjaga opini yang muncul terhadap informasi yang beredar. Tulisan ini akan memberikan gambaran sederhana sebuah poin krusial tentang peran humas dalam meminimalisir terjadinya miskomunikasi.

A simple concept of trouble in communication process is miscommunication. Human being as a human being with a limited working integration and many thought inside their cognition cause distortion in delivering information that they wanted to inform. Receiving information process to the receiver of the message also accepted differently, it rsquo s cause the interpretation of the information can be accepted in many ways. Public relation practitioners as the mediator from institution or organization take role in maintaining potential opinion of the information that spread out. This paper will concern in giving simple frame about crucial point about public relation role in maintaining and minimalize miscommunication occur."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kety Fillaily
"Studi ini mencoba menjelaskan mengapa organisasi kehumasan pemerintah belum dapat berfungsi secara optimal untuk meningkatkan kepercayaan dan dukungan publik terhadap pemerintah. Bahkan, organisasi kehumasan pemerintah masih lekat dengan aktivitas kehumasan yang ‘itu-itu saja’, seperti juru foto, penyusun kliping, juru ketik berita dan pembuat stiker. Teori strukturasi digunakan peneliti untuk memberi gambaran secara mendalam bahwa pengulangan tindakan yang dilakukan oleh para agen di dalam organisasi berdasarkan struktur yang berlaku dapat melanggengkan struktur organisasi humas seperti yang terlihat saat ini. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat multilevel strukturasi di dalam organisasi kehumasan dan para agen cenderung menggunakan aliran komunikasi organisasi tertutup ketika berinteraksi.

This study attempts to explain why the government public relations organizations have not been able to function optimally to increase public support and expectation on government performance. Moreover, government public relations organizations constantly ascribe to their routine activities such as a photographer, a journalist, typist, clip-based person and a sticker maker. Structuration theory is used in this research to provide a thick description that repetition of actions based on the existing structures implemented by agents inside the organization, will perpetuate organizational structure as it appears today. This study showed that there is multilevel structuration in government public relations and agents tend to communicate in a closed network when interacting to one another."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Winoto
"Peranan hubungan masyarakat atau public relations (PR) semakin dirasakan penting dalam menunjang keberhasilan program komunikasi perusahaan secara umum, maupun secara khusus dalam lingkup kegiatan pemasaran, baik pemasaran produk maupun jasa. Kegiatan ini umum dikenal sebagai marketing public relations. Sejalan dengan semakin dirasakan pentingnya dukungan PR, maka humas internal ataupun konsultan PR semakin pula diperlukan.
Tesis ini menelaah kekuatan, kelebihan serta kekurangan dan kelemahan humas internal dan konsultan PR, dalam menjalankan peranannya ditinjau dari evaluasi kegiatan media relations dalam konteks marketing public relations. Industri yang menjadi bahan telaah adalah penerbangan, khususnya pembukaan jalur penerbangan baru Jakarta-Melbourne. Pemilihan industri penerbangan adalah karena sifatnya yang rentan terhadap krisis sehingga dukungan PR mutlak diperlukan.
Tujuan penelitian adalah memberi masukan dan penimbangan dalam penetapan pilihan untuk mengelola secara internal divisi humas, atau memanfaatkan jasa konsultan, atau memakai kombinasi ke duanya. Dan bagaimana mengevaluasi kegiatan media relations sehingga dapat dilakukan upaya peningkatan kualitas hubungan yang ada.
Evaluasi dilakukan atas tahap persiapan dan implementasi program media relations, yaitu isi dan format materi informasi ke media massa, analisis isi liputan, dan wawancara dengan lima media massa berjangkauan nasional. Analisis isi liputan mengacu pada sistim skoring Quentin Bell. Metode penelitian adalah deskriptif.
Hasil evaluasi menunjukkan sistim skoring Bell bermanfaat untuk menganalisa isi liputan secara sederhana namun meliput hampir semua aspek yang mewakili karakteristik yang dianggap panting oleh media. Hasil lainnya adalah kriteria keberhasilan media relations bukan kuantitas tapi kualitas liputan. Merpati Nusantara Airlines memperoleh liputan secara luas tapi dari sisi kualitas memiliki nilai skor lebih rendah dibandingkan Ansett Australia Airlines, sehingga kegiatan media relations Ansett Australia dikatakan lebih berhasil.
Penerapan evaluasi dalam jangka panjang akan memungkinkan proyeksi hasil analisis kualitas kegiatan media relations secara lebih tepat. Data yang ada akan bermanfaat untuk memahami kelemahan dan kekuatan program PR dan karakteristik media secara lebih akurat, sehingga upaya perbaikan dan perencanaan dapat dilakukan lebih efektif.
Sesuai tujuan dan karakteristik perusahaan, maka pilihan Merpati Nusantara Airlines untuk rnengelola humas secara internal sudah tepat, demikian pula Ansett Australia Airlines dalam memanfaatkan konsultan PR. Namun dalam melaksanakan peranan dalam media relations, hasil wawancara menunjukkan masih perlunya peningkatan kualitas masing-masing.
Guna meningkatkan kinerja praktisi PR, penulis menyampaikan saran: diterapkannya analisis isi liputan secara intensif, ditingkatkannya upaya mendukung citra perusahaan bagi humas internal, dan pemahaman produk lebih mendalam oleh konsultan PR. Praktisi PR perlu lebih proaktif menjalankan peranannya dalam media relations. Evaluasi kegiatan PR secara berkala dan berkesinambungan perlu dilakukan, baik melalui analisis isi liputan maupun dengan membuka forum komunikasi dengan media massa sebagai mitra utama."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Soedjono
"Hubungan dengan media (Media Relations) adalah salah satu aspek dari kegiatan lembaga Hubungan Masyarakat (humas) yang cukup penting dan strategis. Dikatakan demikian, karena media (diwakili oleh wartawan) sebagai mitra kerja humas memiliki fungsi penyampai informasi, mendidik dan membentuk opini publik melalui surat kabar atau majalah. Posisi media itu menjadi semakin penting bila respon publik dapat diterima dan dikomunikasikan kembali melalui media tersebut.
Namun, pada prakteknya, untuk mencapai sebuah hubungan kerja yang baik antara humas dengan media tidak semudah yang dibayangkan. Meskipun juga disadari adanya kesalingtergantungan hubungan kerja antara humas dengan media, tetapi tak jarang timbul kesalahpahaman dan koflik di antaranya. Konflik itu menjadi semakin hebat, bila humas tertimpa oleh suatu krisis citra perusahaan.
Dilatari oleh kondisi tersebutlah, penulis mencoba mengkaji aspek hubungan dengan media sebagai salah satu fungsi humas, dengan mengambil kasus Humas PT. Merpati Nusantara Airlines, dengan kajian lebih mendalam di saat Humas Merpati menghadapi krisis citra perusahaan. Contoh krisis yang diniaksud adalah ketika Merpati menghadapi musibah kecelakaan pesawat dan ketika adanya pergantian direktur utama beberapa waktu silam.
'Hasil penggalian data melalui wawancara mendalam terhadap pejabat Humas Merpati dan lima wartawan - 4 surat kabar nasional (KOMPAS, Republika, Media Indonesia, Suara Karya) dan 1 majalah Gatra - beserta observasi hubungan media secara langsung, dapat diperoleh gambaran sebagai berikut :
1. Meskipun kedudukan Humas Merpati telah berada pada posisi yang cukup ideal dan strategis di dalam tubuh organisasi perusahaannya, namun ternyata kehadirannya di dalam sistem perusahaan kurang banyak berperan. Hal ini lebih banyak disebabkan oleh adanya konflik personal yang sangat mempengaruhi hubungan kerja, baik itu konflik dari luar (Departemen Perhubungan) maupun dari dalam (Manajemen).
2. Hubungan media yang dilakukan oleh Humas Merpati telah berjalan cukup baik. Namun, terlalu baiknya hubungan tersebut -- baik formal maupun informal - nampaknya Humas Merpati "memanfaatkan" hubungan tersebut dalam mempengaruhi media untuk urusan pemuatan berita.
3. Hubungan media di saat krisis, Humas Merpati belum menampakkan perannya dalam memberikan informasi kepada media massa. Dalam hal ini, Humas Merpati lebih berkonsentrasi kepada kegiatan yang bersifat internal, seperti protokoler penyelenggaraan acaranya.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Tiasi
"Kegiatan Humas merupakan suatu seni persuasi untuk mempengaruhi publik sasaran. Kemampuan untuk mempengaruhi keputusan publik yang berpengaruh merupakan suatu fungsi dari kemampuan lembaga untuk menangani informasi yang dimilikinya yang kemudian digabungkan dengan penampilan organisasi yang berkualitas. Tujuan paling mendasar dari kegiatan ini adalah untuk menolong organisasi di dalam membentuk, mengadakan dan memelihara hubungan yang memuaskan antara dan diantara unit-unit yang mempengaruhi kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan.
Penelitian yang diadakan di Bagian Humas Pemda Kabupaten Lampung Tengah ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang peran, tugas dan kegiatan serta penilaian publik sasaran mengenai peranan Humas Pemda Kabupaten Lampung Tengah, terutama dalam era otonomi daerah, di mana penyelenggaraan pembangunan menjadi wewenang dari pemerintah daerah yang bersangkutan dan karena itu partisipasi aktif dari masyarakat menjadi tulang punggung dari penyelenggaraan pembangunan tersebut.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan desain penelitian studi kasus. Merujuk pada kasus yang diteliti, penelitian ini bersifat single case holistic, karena hanya ada satu kasus yang akan diteliti dan hanya melihat satu unit of analysis, yaitu di level organisasi atau lembaga saja, yaitu Pemda Kabupaten Lampung Tengah, dengan satu kasus yang akan dianalisis, yaitu pelaksanaan kegiatan Humas di Bagian Humas Pemda Kabupaten Lampung Tengah. Data dikumpulkan melalui wawancara kepada sejumlah narasumber, baik secara internal maupun eksternal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Humas Pemda Kabupaten Lampung Tengah dinilai sudah cukup baik oleh sebagian besar publik sasaran, karena tugasnya baik sebagai penyampai informasi pembangunan maupun menampung aspirasi dari masyarakat sudah dilakukan dengan cukup baik. Bagian Humas bahkan dinilai cukup kooperatif di dalam memberikan informasi kepada publik. Media komunikasi yang digunakan oleh Bagian Humas juga dirasakan sudah cukup baik dan memadai, karena ketersediaan berbagai media untuk berkomunikasi dengan publik, seperti majalah dan panel foto, atau radio dan forum konsultasi.
Tetapi, posisi Bagian Humas di Pemda Lampung Tengah yang berada pada struktur organisasi level menengah membuat Bagian ini tidak dapat bergerak terlalu bebas di dalam menjalankan aktivitasnya. Rantai birokrasi yang cukup panjang ini kemudian menjadikan Bagian Humas terkendala di dalam perannya balk sebagai penyampai informasi kepada masyarakat maupun sebagai pengumpul dan pengolah informasi dari masyarakat, karena Bagian Humas tidak dapat memutuskan sendiri setiap keputusan yang akan diambil, tetapi harus membicarakannya terlebih dahulu dengan Dinas I instansi terkait. Kedudukan humas yang masih sangat lemah ini membuat tugas humas menjadi tidak jelas.
Tetapi, untuk meningkatkan peran Humas di dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah Kabupaten Lampung Tengah, secara akademik direkomendasikan perlunya pemikiran lanjutan dari para pemimpin puncak untuk merumuskan ulang peran dan wewenang yang lebih strategis bagi Humas di dalam menjalankan fungsinya sebagai Komunikator. Selain itu perlu juga ditingkatkan kemampuan kerja dan ketrampilan berkomunikasi dari para petugas Humas yang ada di Bagian Humas Pemda Kabupaten Lampung Tengah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22166
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Limbong, Asnah Marlina Nellawaty
"Dibukanya "kran" Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Jarak Jauh atau disebut juga PTJJ, mau tidak mau membawa konsekuensi tersendiri bagi Universitas Terbuka untuk mulai radar bahwa sekarang ini PTJJ bukan lagi monopoli Universitas Terbuka.
Sebagai Perguruan Tinggi yang menerapkan sistem belajar jarak jauh, selama 18 tahun, UT mengalami perkembangan, walaupun masih banyak hal-hal yang perlu dibenahi. Upaya-upaya penciptaan dan pemeliharaan hubungan yang baik dan saling pengertian selalu dibenahi namun kenyataannya tetap saja banyak permasalahan yang timbul balk secara internal maupun eksternal. Sebagai suatu institusi pendidikan yang mempunyai ciri khusus, peran Humas sangat diperlukan guna terwujudnya suatu PTJJ yang profesional, yang sesuai dengan misi UT, yaitu Menjadi Pusat Unggulan dalam Penyelenggaraan Penelitian, Pengembangan, dan Penyebaran Informasi Tentang Perguruan Tinggi Jarak Jauh."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T4081
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Mulyaningrum
"Perkembangan Bank di Indonesia saagat pesat, dari masa kejayaan bank, masa krisis ekonomi, kemudian sekarang bangkit lagi. Demikian juga yang terjadi pada BD, setelah merger dengan Sembilan bank dan keluar dari BPPN, maka BD yang sekarang telah berubah dengan meningkatkan kinerja karyawan, serta meluncurkan logo baru beserta visi dan misinya pada bulan Augustus 2002. Untuk mendukung hal itu, maka humas BD mempunyai strategi komunikasi dalam membangun citra perusahaan kepada khalayaknya.
Penelitian ini melihat upaya-upaya humas BD dalam membangun strategi komunikasi citra perusahaan.
Metode penelitian ini menggunakan kajian diskriptif-kualitatif dengan pendekatan studi kasus dari Bank Danamon di Jakarta. Metodologi kualitatif sebagai prosedure penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dengan orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. (Bogdan and Taylor, 1975 5). Dengan menggunakan metode wawancara, pengamatan, penelaahan dokumen, dan data yang lain untuk menguraikan suatu kasus secara rinci, dapat dilihat apa yang telah dikerjakan humas BD dalam membangun citra perusahaan, maka sesungguhnya penelitian ini juga bersifat penelitian evaluatif dampak (akhir).
Dalam penelitian ini yang dijadikan unit analisisnya adalah humas BD, sedangkan unit observasinya individu. Informasi didapat dari humas BD, karyawan BD, nasabah BD dan wartawan.
Hasil wawancara dan pengamatan mendapatkan bahwa citra sebuah bank berhubungan erat dengan kepercayaan. Diperlukan waktu yang lama untuk membentuk sebuah citra perusahaan. Citra akan teriihat atau terbentuk melalui proses penerimaan secara fisik (panca indra) masuk ke saringan perhatian (attention filter) dan dari situ menghasilkan peran yang dapat dimengerti atau dilihat (perceived message), yang kemudian berubah menjadi persepsi dan akhirnya citra (M.Wayne de Lazier, 1976: 44). Dari hasi penelitian ini didapat kesimpulan bahwa citra BD sudah positif difihat dari publik internal maupun publik eksternal.
Saran dari peneliti adalah citra BD yang positif perlu dipertahankan dan dimaintain, karena perbankan erat hubungannya dengan kepercayaan. Begitu kepercayaan nasabah terhadap suatu bank menurun, maka untuk memulihkan kepercayaan tersebut sukar sekali."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T12195
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Diko
"Analisis Eksekutif
Sekolah Otonom Sanggar Anak Akar merupakan sebuah sekolah yang didirikan pada November 1994 di daerah Cipinang, Jakarta Timur. Sekolah ini merupakan pengembangan dari sebuah program open house yang dilakukan oleh Biro Advokasi Anak, Institut Sosial Jakarta pada tahun 1989. Sekolah ini lahir dari keinginan untuk memberikan rasa aman bagi anak-anak jalanan agar bisa berkembang dan membuat mereka mampu mengekspresikan ide serta kemampuan yang dimiliki. Sanggar Anak Akar melihat jika lingkungan anak-anak jalanan sangatlah tidak kondusif dan tidak baik untuk perkembangan anak. Siswa-siswi Sanggar Anak Akar juga ingin meluruskan pandangan yang menganggap jika mereka adalah anak jalanan biasa yang tidak bisa melakukan apa-apa. Sanggar Anak Akar sangat menekankan pada pengembangan kreativitas siswa-siswinya. Beberapa prestasi dari Sanggar Anak Akar di bidang seni adalah terpilih untuk menjadi ensamble musik di Kongres Perempuan Asia Pasifik 2002 di Bangkok, Thailand, memproduksi album yang berjudul ?Gema Gita Mahardika?, sukses menggelar Konserta Gema Gita Mahardika yang bekerjasama dengan PPHUI di tahun 2013, dan berhasil menggelar sebuah pagelaran teater di bulan November 2014 yang berjudul ?Sayap-sayap Mimpi?. Selain itu, Sanggar Anak Akar sering ditunjuk sebagai perwakilan DKI Jakarta di festival-festival seni di Indonesia seperti di Jember Fashion Festival. Segala pencapaian ini tidak lepas dari kuatnya kerjasama yang mereka miliki baik dengan lembaga donor, sekolah swasta nasional maupun internasional, hingga Sahabat Akar yang selalu mendukung segala kegiatan Sanggar Anak Akar, baik dalam kegiatan belajar mengajar maupun pementasan seni.
Sahabat Akar adalah para praktisi yang sudah memiliki pengalaman yang banyak di bidangnya masing-masing namun memiliki komitmen untuk membantu anak-anak Sanggar Anak Akar agar bisa memiliki kemampuan lain. Peran Sahabat Akar sangatlah penting karena mereka berbagi pengalaman kepada siswa-siswi Sanggar Anak Akar. Selain itu, Sahabat Akar sangatlah loyal terhadap Sanggar Anak Akar sehingga keberadaannya bisa diandalkan. Sanggar Anak Akar menyadari bahwa terjadi kekosongan pada penggunaan media untuk menyebarkan visi mereka. Sanggar Anak Akar juga memiliki berbagai macam prestasi di bidang seni dan memiliki siswa-siswi yang sudah mendapatkan pelajaran ilmu jurnalistik sehingga akan percuma jika kemampuan yang sudah dimiliki ini tidak dikembangkan lebih lanjut.
Tujuan
· Menjadi sarana diskusi dengan komunitas seni lain
· Memperlihatkan kemampuan siswa-siswi Sanggar Anak Akar kepada publik yang lebih luas.
· Meningkatkan apresiasi terhadap karya musik Sanggar Anak Akar
Strategi
Mendirikan radio komunitas berbentuk streaming.
Khalayak Sasaran
Laki-laki dan perempuan yang bergelut di bidang seni dengan rentang usia 15-30 tahun serta merupakan anggota komunitas seni seperti tari dan teater.
Program
1. Aktivitas Pendirian
2. Perencanaan Program
3. Operasional Radio
4. Peluncuran Radio
5. Eksekusi Program :
· BIR PLETOK!
· Seru!
· Kreasi
Jadwal
Minggu I Februari 2015 - Minggu IV Juni 2015
Anggaran
Total anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp12.122.000,00
Evaluasi
Metode evaluasi yang digunakan adalah dengan melakukan rapat perkembangan, assessment, dan trial and error.

Situation Analysis
Sanggar Anak Akar is a school that was established in November 1994 in the area of Cipinang, East Jakarta. The school was developed from an open house program conducted by the Bureau of Child Advocacy, Jakarta Social Institute in 1989. Sanggar Anak Akar was born from the desire to provide security for street children in order to grow and make them able to express their ideas and capabilities. Sanggar Anak Akar sees if the environment of street children is not conducive and not good for children's development. In addition to that, Sanggar Anak Akar students also want to straighten the common paradigms that assume if they were ordinary street children who cannot do anything.
Sanggar Anak Akar emphasis on developing creativity of students. Some of the achievements of Sanggar Anak Akar students in art were chosen to be the musical ensemble in the Asia-Pacific Women's Congress 2002 in Bangkok, Thailand, producing an album titled "Gema Mahardika Gita", successfully held Konserta Gema Gita Mahardika in cooperation with PPHUI in 2013, and successfully staged a theatrical performance in the month of November 2014, entitled "Sayap-sayap Mimpi". Additionally, Sanggar Anak Akar students are often appointed as the representative of Jakarta at art festivals in Indonesia as in Jember Fashion Festival. All of this achievements cannot be separated from the strength they have good cooperation with aid bodies, national and international private schools, to Sahabat Akar whose always supports all the activities of Sanggar Anak Akar students, both in teaching and learning activities and art performances.
Sahabt Akar are practitioners who already have a lot of experience in their respective fields, but committed to helping children Anak roots in order to master soft-skill abilities. Sahabat Akar have got very important role because they share experiences to students Anak Roots. In addition, the Sahabat Akar is very loyal to Anak roots so that its presence can be relied on.
Sanggar Anak Akar realizes that there is a vacant occurs in the use of media to spread their vision. Sanggar Anak Akar also have a wide range of achievements in the arts and have students who already had a class journalism that would be useless if it already possessed this ability not developed further.
Goals
· Being medium of discussion with other art community
· Shows the ability of the students of Sanggar Anak Akar to the public.
· Increase appreciation of musical works Sanggar Anak Akar
Strategy
Develop a community media inside streaming radio.
Target Audience
Men and women who worked in the field of art with an age range of 15-30 years and is a member of the art community as dance and theater.
Programs
1. Establishment Activity
2. Planning
3. Operational Radio
4. Launch Radio
5. Executed Programs :
· BIR PLETOK!
· Seru!
· Kreasi
Schedule
1st Week of February - 4th Week of June 2015
Budget
Total budget needed is Rp12.122.000,00
Evaluation
The evaluation method used is by development meeting, assessment, and trial and error;Situation Analysis
Sanggar Anak Akar is a school that was established in November 1994 in the area of Cipinang, East Jakarta. The school was developed from an open house program conducted by the Bureau of Child Advocacy, Jakarta Social Institute in 1989. Sanggar Anak Akar was born from the desire to provide security for street children in order to grow and make them able to express their ideas and capabilities. Sanggar Anak Akar sees if the environment of street children is not conducive and not good for children's development. In addition to that, Sanggar Anak Akar students also want to straighten the common paradigms that assume if they were ordinary street children who cannot do anything.
Sanggar Anak Akar emphasis on developing creativity of students. Some of the achievements of Sanggar Anak Akar students in art were chosen to be the musical ensemble in the Asia-Pacific Women's Congress 2002 in Bangkok, Thailand, producing an album titled "Gema Mahardika Gita", successfully held Konserta Gema Gita Mahardika in cooperation with PPHUI in 2013, and successfully staged a theatrical performance in the month of November 2014, entitled "Sayap-sayap Mimpi". Additionally, Sanggar Anak Akar students are often appointed as the representative of Jakarta at art festivals in Indonesia as in Jember Fashion Festival. All of this achievements cannot be separated from the strength they have good cooperation with aid bodies, national and international private schools, to Sahabat Akar whose always supports all the activities of Sanggar Anak Akar students, both in teaching and learning activities and art performances.
Sahabt Akar are practitioners who already have a lot of experience in their respective fields, but committed to helping children Anak roots in order to master soft-skill abilities. Sahabat Akar have got very important role because they share experiences to students Anak Roots. In addition, the Sahabat Akar is very loyal to Anak roots so that its presence can be relied on.
Sanggar Anak Akar realizes that there is a vacant occurs in the use of media to spread their vision. Sanggar Anak Akar also have a wide range of achievements in the arts and have students who already had a class journalism that would be useless if it already possessed this ability not developed further.
Goals
· Being medium of discussion with other art community
· Shows the ability of the students of Sanggar Anak Akar to the public.
· Increase appreciation of musical works Sanggar Anak Akar
Strategy
Develop a community media inside streaming radio.
Target Audience
Men and women who worked in the field of art with an age range of 15-30 years and is a member of the art community as dance and theater.
Programs
1. Establishment Activity
2. Planning
3. Operational Radio
4. Launch Radio
5. Executed Programs :
· BIR PLETOK!
· Seru!
· Kreasi
Schedule
1st Week of February - 4th Week of June 2015
Budget
Total budget needed is Rp12.122.000,00
Evaluation
The evaluation method used is by development meeting, assessment, and trial and error;Situation Analysis
Sanggar Anak Akar is a school that was established in November 1994 in the area of Cipinang, East Jakarta. The school was developed from an open house program conducted by the Bureau of Child Advocacy, Jakarta Social Institute in 1989. Sanggar Anak Akar was born from the desire to provide security for street children in order to grow and make them able to express their ideas and capabilities. Sanggar Anak Akar sees if the environment of street children is not conducive and not good for children's development. In addition to that, Sanggar Anak Akar students also want to straighten the common paradigms that assume if they were ordinary street children who cannot do anything.
Sanggar Anak Akar emphasis on developing creativity of students. Some of the achievements of Sanggar Anak Akar students in art were chosen to be the musical ensemble in the Asia-Pacific Women's Congress 2002 in Bangkok, Thailand, producing an album titled "Gema Mahardika Gita", successfully held Konserta Gema Gita Mahardika in cooperation with PPHUI in 2013, and successfully staged a theatrical performance in the month of November 2014, entitled "Sayap-sayap Mimpi". Additionally, Sanggar Anak Akar students are often appointed as the representative of Jakarta at art festivals in Indonesia as in Jember Fashion Festival. All of this achievements cannot be separated from the strength they have good cooperation with aid bodies, national and international private schools, to Sahabat Akar whose always supports all the activities of Sanggar Anak Akar students, both in teaching and learning activities and art performances.
Sahabt Akar are practitioners who already have a lot of experience in their respective fields, but committed to helping children Anak roots in order to master soft-skill abilities. Sahabat Akar have got very important role because they share experiences to students Anak Roots. In addition, the Sahabat Akar is very loyal to Anak roots so that its presence can be relied on.
Sanggar Anak Akar realizes that there is a vacant occurs in the use of media to spread their vision. Sanggar Anak Akar also have a wide range of achievements in the arts and have students who already had a class journalism that would be useless if it already possessed this ability not developed further.
Goals
· Being medium of discussion with other art community
· Shows the ability of the students of Sanggar Anak Akar to the public.
· Increase appreciation of musical works Sanggar Anak Akar
Strategy
Develop a community media inside streaming radio.
Target Audience
Men and women who worked in the field of art with an age range of 15-30 years and is a member of the art community as dance and theater.
Programs
1. Establishment Activity
2. Planning
3. Operational Radio
4. Launch Radio
5. Executed Programs :
· BIR PLETOK!
· Seru!
· Kreasi
Schedule
1st Week of February - 4th Week of June 2015
Budget
Total budget needed is Rp12.122.000,00
Evaluation
The evaluation method used is by development meeting, assessment, and trial and error"
Depok: Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>