Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205936 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hartono
"Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengkaji hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja pustakawan fungsional (2) untuk mengkaji hubungan sikap terhadap profesi pustakawan dengan kepuasan kerja pustakawan fungsional dan (3) untuk mengkaji hubungan motivasi kerja dan sikap terhadap profesi pustakawan dengan kepuasan kerja pustakawan pada pustakawan fungsional Perpustakaan Nasional RI.
Ada tiga hipotesis yang diuji dalam penelitian ini Pertama, terdapat hubungan positif antara motivasi kerja dengan kepuasan kerja pustakawan fungsional. Kedua, terdapat hubungan positif antara sikap terhadap profesi pustakawan dengan kepuasan kerja pustakawan fungsional. Ketiga, terdapat hubungan positif antara rnotivasi kerja dengan sikap terhadap profesi pustakawan dengan kepuasan kerja pustakawan fungsional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pustakawan fungsionaI Perpustakaan Nasional RI berjumlah 125 orang. Penarilkan sarnpel penelitian dilakukan dengan teknik propusive sampling, dengan demikian jumlah responden yang ditetapkan sebanyak 100 orang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan survei dan instrumen pengumpulan data adalah seperangkat angket yang menggunakan skala Likert. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov. Hipotesis pertama dan kedua diuji dengan menggunakan teknik regresi dan korelasi Tinier sederhana dengan mengaplikasikan rumus korelasi Pearson Product Moment (PPM) dilanjutkan dengan Uji-t, sedangkan hipotesis ketiga menggunakan teknik regresi dan korelasi ganda yang dilanjutkan dengan uji I.
Hasil analisis yang dilakukan pads taraf kepercayaan 95% menunjukan bahwa : (1) koefisien korelasi antara motivasi kerja dengan kepuasan kerja pustakawan fungsional adalah 0,62 dan koefisien determinasinya sebesar 0,39 (2) koefisien korelasi antara sikap terhadap profesi pustakawan dengan kepuasan kerja pustakawan fungsional adalah 0,75 dan koefisien determinasinya sebesar 0,56 dan (3) koefisien korelasi antar motivasi kerja dan sikap terhadap profesi pustakawan secara bersama-sama dengan kepuasan kerja pustakawan fungsional adalah 0,62 dan koefisien determinasinya sebesar 0,38. Kontribusi yang diberikan antara variabel motivasi kerja terhadap kepuasan kerja pustakawan fungsional adalah 39% dan sikap terhadap profesi pustakawan terhadap kepuasan kerja pustakawan fungsional sebesar 56%. Kemudian kontribusi secara bersama-sama menjadi 38%.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah (1) Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan kepuasan kerja pustakawan fungsional artinya semakin tinggi nilai motivasi kerja pustakawan maka semakin tinggi pula kepuasan kerja pustakawan fungsional (2) Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap profesi pustakawan dengan kepuasan kerja pustakawan fungsional, artinya semakin tinggi nilai sikap terhadap profesi pustakawan maka semakin tinggi pula nilai kepuasan kerja pustakawan fungsional (3) Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan kepuasan kerja pustakawan fungsional secara bersama-sama artinya semakin tinggi nilai kedua variabel babas tersebut maka semakin tinggi pula kepuasan kerja pada pustakawan fungsional di Perpustakaan Nasional RI. Hasil penelitian menginformasikan bahwa variabel motivasi kerja dan sikap terhadap profesi pustakawan merupakan dua faktor panting yang dapat meningkatkan kepuasan kerja pustakawan fungsional. Untuk meningkatkan kepuasan kerja pustakawan fungsional maka harus ditingkatkan pula motivasi kerja dengan Cara (1) pemberian imbalan balk materiil maupun non materiil (2) peningkatan disiplin dengan sistem sangsi (punishment system) (2) peningkatan pengawasan. Sedangkan untuk meningkatkan sikap terhadap profesi pustakawan dilakukan (1) sosialisasi jabatan fungsional secara intensif (2) analisis tugas (job analysis) pustakawan fungsional (3) analisis kebutuhan (need analysis) tenaga pustakawan fungsional di Perpustakaan Nasional RI."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T14844
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mizmir
"Skripsi ini membahas hubungan burnout dengan kepuasan kerja pustakawan di Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan kuantitatif. Responden sebanyak 50 orang pustakawan Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan menggunakan Maslach Burnout Inventory (MBI) dan kuesioner kepuasan kerja. Hubungan burnout dengan kepuasan kerja dihitung menggunakan uji korelasi pearson dengan nilai r = 0,427. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan yang cukup erat antara burnout dengan kepuasan kerja pustakawan di Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

This research discusses the relationship between burnout and job satisfaction of the librarians who work in the Center of Library and Information services of the National Library of Indonesia. This is a correlative descriptive research using quantitative approach. Fifty librarians of the Center who are all civil servants became respondents of this research. The research tools used are a job satisfaction quetionnare and Maslach Burnout Inventory. Pearson correlation test is used to score the relationship value between librarian burnout and librarian job satisfaction. The result of the correlation test of r = -0,427 so that there is a very close relationship between burnout and job satisfaction among the librarian working in the Center of Library and Information services of the National Library of Indonesia"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S15590
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pengaruh frekuensi pemafaatan layanan perpustakaan terhadap prestasi belajar mahasiswa Universitas Hasanuddin"
020 JUPITER 13:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Prianita Gina Tri Hapsari
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh motivasi pelayanan publik, kepuasan kerja, komitmen afektif, dan keterlibatan kerja terhadap in-role performance pada pegawai Perpustakaan Nasional RI. Penelitian ini dilakukan pada 267 responden pegawai Perpustakaan Nasional RI. Data yang terkumpul kemudian diolah menggunakan metode Structural Equation Model SEM.
Hasil penelitian menunjukkan motivasi pelayanan publik, kepuasan kerja, dan komitmen afektif memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap in-role performance. Namun ditemukan pengaruh negatif antara keterlibatan kerja terhadap in-role performance pegawai Perpustakaan Nasional RI.

This study discuss about the effect of public service motivation, job satisfaction, affective commitment, and job involvement on in role performance in employees Perpustakaan Nasional RI. The study conduct 267 respondent in Perpustakaan Nasional RI. Data analysis conducted using Structural Equation Model SEM method.
The results of this study indicate public service motivation, job satisfaction, affective commitment have a significant positive effect on in role performance. But, this study found negative effect job involvement on in role performance employees in Perpustakaan Nasional RI.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Suprayitno
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat motivasi dan kepuasan kerja berdasarkan jabatan, jenis kelamin, jenjang pendidikan, dan masa kerja pejabat fungsional pustakawan di UPT Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya.
Sampel yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah pejabat fungsional pustakawan di UPT Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya dengan menggunakan random, yaitu semua anggota populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi sampel pada waktu yang ditentu oleh peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan motivasi dan kepuasan kerja yang diukur dengan hygiene dan motivator yang signifikan antara asisten pustakawan dan pustakawan di UPT Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya yang dikategorikan menurut jabatan fungsional, jenis kelamin, pendidikan dan masa kerja. Masing-masing katagori atau kelompok sampel bebas dengan menggunakan analisa statistik Kai Kuadrat untuk dua sampel bebas untuk uji beda proporsi berdasarkan katagori; asisten pustakawan dan pustakawan, laki-laki dan perempuan, yang berpendidikan di bawah Sl, dan di atas S1, maupun kelompok berdasarkan masa kerja kurang dari 20 tahun dan lebih dari 20 tahun. Hasil analisa statistik diketahui bahwa hipotesis yang diterima adalah Ho diterima yang berarti bahwa tidak ada perbedaan motivasi dan kepuasan kerja berdasarkan katagori jabatan, jenis kelamin, pendidikan, dan masa kerjanya.

The Differences in Job Motivation and Satisfaction among Librarian Assistants and Librarians of Universities in SurabayaThe objective of this study is to learn whether there is a level of difference in job motivation and satisfaction based on position, gender, education, and functional working period of librarians in University's Libraries in Surabaya.
The samples used as the subject of the study are functional librarian officials in University's Libraries in Surabaya using accidental random, in which all population members has the same possibility to become a sample in the time which established by the researcher.
The result of the study shows that there are no significant differences in job motivation and satisfaction which is measured using hygiene and motivator sicnificanly among functional librarian officials in University's Libraries in Surabaya, which are categorized based on functional position, gender, education, and working period; except for job satisfaction based on category of position. Each category or free sample group is analyzed using chi square statistical analysis for two free sample on proportion difference test based on the categories of; librarian assistant and librarian, men and women, with education below S1, and beyond S2, and the group based on 20 years working period and more than 20 years working period. Through statistical analysis it is shown that hypothesis emerged is that HO is accepted which means that there are no differences in job motivation and satisfaction based on the categories of position, gender, education, and working period."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T10846
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Rachmawati
"Uang merupakan kebutuhan setiap manusia. Selain memiliki dampak positif, uang juga bisa berdampak negatif. Evaluasi positif atau negatif atau sikap seseorang terhadap uang akan menentukan bagaimana perilakunya dengan uang. Salah satu perwujudan sikap seseorang terhadap uang adalah bagaimana ia berperilaku terhadap uang. Salah satu perilakunya yang berkaitan dengan uang, misalnya : bekeija untuk menghasilkan uang. Karyawan seperti pekerja lain mengharapkan uang sebagai imbalan keijanya. Imbalan ini diharapkan mencukupi kebutuhan karyawan dalam hidupnya, sehingga kepuasan hidup karyawan yang dipengaruhi oleh uang terpenuhi. Namun apa yang terjadi jika karyawan memiliki orientasi terhadap uang yang tinggi, yang mungkin terjadi adalah akhirnya setinggi apapun gaji yang diterima tidak akan menimbulkan kepuasan kerja karyawan, sehingga akhirnya menurunkan kepuasan hidup karyawan. Jika kedua hal ini terjadi maka akhirnya karyawan yang tidak dapat menahan dirinya dapat melakukkan tindakan tercela seperti korupsi. Hal ini diteliti pada populasi karyawan bank. Dimana karyawan bank terpapar secara intensif baik secara fisik maupun tidak terhadap uang. Keadaan ini dapat menimbulkan stress pada karyawan apabila karyawan tersebut tidak memiliki kepuasan kerja atau kepuasan hidup yang baik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana hubungan antara sikap terhadap uang, kepuasan kerja karyawan serta kepuasan. hidup karyawan bank. Sikap terhadap uang terbagi kedalam tiga ranah, yaitu afektif, beha\>ior dan cognitive. Sedangkan kepuasan kerja terbagi dalam dua faktor pembentuk, yaitu kepuasan kerja intrinsic, yaitu yang berasal dari dalam diri karyawan dan kepuasan kerja ekstrinsik, yaitu kepuasan kerja berasal dari luar diri karyawan tersebut. Sedangkan kepuasan hidup karyawan merupakan bagaimana karyawan tersebut memandang tingkat kepuasan hidupnya secara menyeluruh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Yaitu metode penelitian dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesionel skala sikap yang diadaptasi dari Money Ethic Scale (Tang&tang 2002).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap terhadap uang dengan kepuasan kerja maupun kepuasan hidup karyawan bank. Namun ada hubungan yang berarti antara kepuasan kerja dengan kepuasan hidup. Selain itu ternyata dalam faktor pembentuk sikap terhadap uang, terutama pada faktor behavior, berhubungan secara signifikan dengan kepuasan kerja karyawan, terutama dalam kepuasan kerja intrinsik karyawan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa sikap terhadap uang secara keseluruhan tidak mempengaruhi kepuasan kerja dan kepuasan hidup karyawan. Ini mungkin terjadi karena karyawan tersebut mendapatkan kepuasan kerjanya bukan dari imbalan yang ia peroleh, namun dari hal lain diluar hal tersebut. Ini juga mungkin terjadi karena karyawan bank tempat dimana penelitian dilakukan memberikkan gaji yang mencukupi sehingga sikap terhadap uang tidak tidak mempengaruhi kepuasan kerja maupun kepuasan hidup karyawan.
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai penelitian awal yang perlu dikembangkan lagi agar dapat lebih digeneralisasikan pada kelompok subyek penelitian. Ini menjadi penting karena maraknya perilaku korupsi pada karyawan bank di Indonesia, terutama pada level jabatan menengah keatas. Untuk studi yang lebih mendalam, maka penelitain dapat dilanjutkan dengan menkombinasikkan penelitian dengan metode kualitatif dengan metode kuantitaif. Peneliti juga menyarankan agar penelitian dilakukkan lebih intensif pada karyawan dengan jabatan yang sudah cukup tinggi dan dengan sampel yang berasal dari bank yang lebih variatif."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3385
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriana Setiawati
"Perubahan merupakan hal yang sering terjadi. Perubahan dapat teijadi pada setiap aspek kehidupan manusia. Dalam kurun waktu belakangan ini, di Indonesia perubahan yang teijadi lebih banyak dikarenakan krisis ekonomi yang melanda. Perubahan tersebut berdampak juga pada organisasi. BUMN sebagai salah satu organisasi terbesar di Indonesia juga terkena dampak tersebut. Perubahan yang teijadi di BUMN tersebut menimbulkan sikap dari individu yang bekeija di badan usaha tersebut. Sikap para pekerja tersebut dapat menerima ataupun menolak perubahan. Sikap pekeija tersebut salah satunya berhubungan dengan kepuasan keija pegawai. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kepuasan keija, gambaran sikap terhadap perubahan, dan hubungan antara kepuasan keija dengan sikap terhadap perubahan. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Responden penelitian ini adalah karyawan dari dua BUMN sebanyak 127 orang yang mengalami perubahan struktur dan sistem. Metode pengambilan data menggunakan kuesioner dengan skala 1-6. Penelitian ini menggunakan dua kuesioner, yaitu kuesioner kepuasan keija yang dibuat berdasarkan teori kepuasan keija secara umum dan teori Herzberg. Kedua kuesioner sikap terhadap perubahan, yang dibuat berdasarkan teori Galpin (1996), Judson ( 2000), dan Robbins (2001). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum para karyawan tersebut mengalami kepuasan keija dan bersikap menerima terhadap perubahan. Selanjutnya juga diperoleh gambaran bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan keija dengan sikap terhadap perubahan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin puas individu terhadap pekerjaannya bukan berarti individu tersebut akan semakin menerima perubahan. Begitu juga sebaliknya semakin individu tersebut merasa tidak puas terhadap pekeijaannya bukan berarti individu tersebut akan semakin menolak terhadap perubahan. Penelitian ini masih memerlukan penelitian lanjutan dengan menambah jumlah item untuk setiap dimensi kepuasan keija dan sikap terhadap perubahan. Juga menambah jumlah responden dan melakukan wawancara untuk lebih mengetahui tentang kepuasan keija karyawan dan sikap terhadap perubahan."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
S2917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metyas Wulan Wahyu Dhati
"Kajian ini mempunyai latar belakang lingkup makro yaitu kondisi di negara berkembang salah satunya ditandai dengan rendahnya standar profesional pegawai negeri sipil sehingga berakibat salah satunya mempengaruhi kinerja pelayanan birokrasi. Secara mikro keadaan tersebut juga terjadi di Indonesia, dimana postur gemuk dan komposisi struktural yang timpang tidak diikuti peningkatan kualitas menjadikan pegawai negeri dinilai belum profesional dalam melakukan pelayanan masyarakat Berbagai faktor mempengaruhi hal tersebut, salah satunya adalah pegawai masih berorientasi pada jabatan struktural dan mempunyai minat rendah terhadap jabatan fungsional yang berorientasi pada keahlian/ketrampilan. Hal tersebut tercermin dengan rendahnya kuantitas pegawai dalam jabatan fungsional. Berkaitan hal tersebut, penulis melakukan elaborasi kondisi perbedaan persepsi pegawai dalam jabatan struktural dan fungsional dalam kaitan dengan pengembangan karir, kepuasan kerja dan motivasi. Dipilihnya ketiga variabel tersebut karena dianggap sebagai cerminan minat mereka terhadap jabatan yang diemban.
Tujuan dari penelilian ini adalah mengkaji perbedaan persepsi pengembangan karir, kepuasan kerja dan motivasi pegawai dalam jabatan struktural dan fungsional di Sekretariat Negara. Populasi penelilian adalah seluruh pegawai di Sekretariat Negara. Teknik pengambilan sampel adalah stratified random sampling untuk jabatan struktural dan disproportioned random sampling untuk jabatan fungsional, sehingga sample penelitian adalah 77 orang dengan rincian responden jabatan struktural 50 dan dan jabatan fungsional 27. Teknik analisis data meliputi teknik skoring dan teknik analisis statistik dengan menggunakan test parametrik uji beda t test.
Selanjutnya pengolahan data menggunakan alat bantu SPSS IIfor Windows. Adapun metode pengumpulan data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner dan metode interview. Analisis terhadap pengembangan karir menunjukkan bahwa kelompok jabatan struktural cenderung berderajat tinggi karena mereka memahami pengetahuan dan peraturan karir dibanding kelompok jabatan fungsional. Kelompok jabatan struktural mempunyai perspektif yaitu: model pengembangan karir yang diinginkan adalah sistem gabungan (karir dan prestasi) secara transparan dan akuntabel, pelaksanaan peraturan bersifat obyektif dan fair, dan stabilitas organisasi. Sedangkan sebagian kelompok jabatan fungsional berderajat tinggi, namun sebagian lagi berderajat cukup dimana mereka mempunyai perspektif yaitu faktor pimpinan memegang peranan penting dalam pengembangan karir, dan faktor pendidikan dan latihan menunjang kemajuan karir.
Analisis terhadap kepuasan kerja menunjukkan bahwa kelompok jabatan struktural mempunyai perspektif yaitu: bagi yang menjawab puas, didasari alasan bahwa pekerjaan mereka telah sesuai dengan kemampuan, bersifat terbuka dan dinamis. Disisi lain bagi yang menjawab tidak puas, didasari alasan bahwa pekerjaan mereka tidak sesuai dengan minat, pendidikan, bersifat monoton, rendahnya kesejahteraan dan kompensasi dan pengembangan karir yang tidak lancar. Dilain pihak kelompok jabatan fungsional cenderung mempunyai derajat kepuasan kerja yang tinggi mengingat faktor pimpinan selama ini dianggap mempunyai kontribusi yang signifikan. Kelompok jabatan fungsional mempunyai perspektif bahwa bagi yang menjawab puas, didasari alasan kontinuitas pangkat kesesuaian dengan tingkat pendidikan. Disisi lain bagi yang menjawab tidak puas, didasari alasan kurangnya apresiasi terhadap jabatan fungsional, penilaian dan tingkat kesejahteraan.
Analisis terhadap motivasi menunjukkan bahwa kelompok jabatan struktural cenderung mempunyai derajat motivasi yang rendah dibanding dengan jabatan fungsional. Hal ini masih berkaitan dengan kondisi yang diberikan organisasi. Sedangkan kelompok jabatan fungsional cenderung mempunyai derajat motivasi yang tinggi dengan adanya harapan yang sederhana yaitu adanya perhatian pimpinan dan perbaikan kesejahteraan.
Dalam uji statistik dengan menggunakan t - test, terbukti bahwa Ho masing-masing variabel yaitu pengembangan karir (t hitung < t signifikan = - 10,5 pada derajat kebebasan 50,7 dan pada signifikansi 0,0), kepuasan kerja (t hitung < t signifikan = - 5,6 pada derajat kebebasan 45,9 dan pada signifikansi 0,0) dan motivasi (t hitting < t signifikan = - 1,9 pada derajat kebebasan 75 dan pada signifikansi 0,05) di tolak. Hal ini berarti bahwa Ha diterima, artinya ada perbedaan persepsi tentang pengembangan karir, kepuasan kerja, dan motivasi antara pegawai dalam jabatan struktural dan pegawai dalam jabatan fungsional di Sekretariat Negara.
Dari basil penelitian di atas, terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian yaitu aspek organisasi (peningkatan kinerja Biro Organisasi dan Kepegawaian), tingkat kesejahteraan, struktur organisasi dan kepemimpinan dan secara umum yaitu perhatian dari perencana kebijakan kepegawaian dan pimpinan unit kerja terhadap pengembangan karir, kepuasan kerja dan motivasi. Selanjutnya bagi peminat masalah pembinaan pegawai negeri perlu diperhatikan aspek perencanaan karir individu, kepemimpinan dan iklim organisasi dalam penelitian selanjutnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12419
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Dewi Akbari
"ABSTRAK
Kepuasan keija merupakan hal yang sangat sering dibicarakan dan diteliti oleh peneliti maupun dalam literatur. Kepuasan keija merupakan hal yang penting dalam dunia keija karena kepuasan keija berdampak pada banyak perilaku yang dapat membantu berlangsungnya kehidupan perusahaan. Bertujuan pada peningkatan produktivitas pegawai maupun perusahaan, Western Electric, The Johns Hopkins University, dan Brooklyn College mengadakan penelitian, angket, dan suatu fakta yang berkaitan dengan kepuasan keija. Ternyata, di dalam mempelajari penelitian, angket, dan fakta tersebut, peneliti menemukan bahwa ternyata ada satu gejala yang sama yang dimunculkan pada ketiganya, yaitu perilaku pengungkapan kepuasan keija. Sehingga muncullah asumsi peneliti bahwa kemungkinan ada hubungan antara kepuasan keija dengan perilaku mengungkapkan kepuasan keija. Untuk mengerti perilaku mengungkapkan kepuasan keija tersebut, peneliti menemukan teori yang dapat menjelaskan melalui teori psikoanalisa oleh Sigmund Freud (dalam Hall 1958). Sebelum individu pada akhirnya melakukan suatu perilaku-yang dalam penelitian ini adalah perilaku mengungkapkan kepuasan keija-, individu terlebih dahulu mengumpulkan berbagai rencana sebagai strategi untuk merealisasikan keingingan dan keyakinannya terhadap perilaku tersebut. Proses ini disebut sebagai praclical reasoning. Sebagai agen perencana, individu membutuhkan adopsi rencana tersebut sebagai alasan dari perilakunya. Dari adopsi rencana tersebut terbentuklah intensi (Bratman 1987) yang kemudian akan muncul dalam bentuk perilaku. Sehingga untuk dapat memprediksi sualu perilaku terlebih dahulu dapat dilihat melalui intensinya. Data penelitian ini dikumpulkan melalui penyebaran alat ukur berupa skala sikap mengenai kepuasan keija dan intensi. Pertanyaan yang ingin dijawab pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara faset-faset kepuasan keija dengan intensi untuk mengungkapkan kepuasan keija. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada faset dari kepuasan kerja yang memprediksi intensi untuk mengungkapkan kepuasan kerja."
2004
S3414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah
"ABSTRAK
Untuk menghadapi persaingan yang semakin bcmt, scbuah rumah sakit harus
dapat mencmpatkan oricntasi kepuasan sebagai tujuan utama. Dengan demikian
kinerja karyawan rumah sakit harus diperhatikan, tcrutama mengenai motivasi dan
kepuasan kerja karyawan. Karena dcngan adanya motivasi kelja dan kepuasan maka
karyawan dapal bekerja dengan optimal. Dalam hal ini kebutuhan karyawan juga
merupakan perhatian yang panting bagi manajemen rumah sakit dikarenakan adanya
keterkaitan yang erat antara karyawan dengan kemajuan rumah sakit,
_ RSMH. Thamrin Cileungsi belum melakukan pengukuran mcngcnai motivasi
dan kepuasan kenja karyawan sebelumnya. Olch karena itu masalah penelitian dalam
tesis ini adalah belum pemah adanya pengukuran mengenai motivasi dengan
kepuasan kerja karyawan baik itu karyawan paramedis dan non medis terhadap
manqiemen rumah sakit. Penclitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jenis
kelamin, usia, pcndidikan dengan motivasi kcria karyawan dun juga huhungan
motivasi dengan kepuasan kerja karyawan paramedis dan non medis di RS. MH.
Tharnrin Cileungsi.
Pcnclitian ini menggunakan metode cross sectional dengan pendekatan
kuantitatif dan menggunakan analisis korelatif yang dirancang untuk mengukur
hubungan antara seluruh variabcl bcbas dengan variabel terikat, dengan sampel 202
orang karyawan, terdiri dari 102 karyawan paramedis dan I00 karyawan non medis.
I-lasi! penelitian menemukan bahwa pada karyawan paramcdis maupun non
medis terdapal hubungan yang bcrrnakna antara jcnis kelamin dcngan motivasi
karyawan yang meliputi kebutuhan rasa aman pada karyawan paramedis sedangkan
pada karyawan non medis meliputi kcbutuhan iisioiogis. Terdapat hubungan yang
bermakna antara usia dengan motivasi karyawan yang meliputi kebutuhan fisiologis,
kebutuhan sosialisasi, dan kebutuhan penghargaan pada karyawan paramedis, sedangkan karyawan non mcdis mclipuli kcbutuhan sosialisasi, kcbuluhan
penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi. .luga terdapal hubungan yang bermakna
antara pendidikan dengan motivasi karyawan paramedis yang meliputi kcbutuhan
rasa aman, kebutuhan sosialisasi, dan kcbutuhan pcnglmargaun. Namun lidak tcrdaput
hubungan yang bemxakna antara pendidikan dengan motivasi karyawan non medis.
Serta di dapat adanya hubungan yang bermakna antara motivasi dengzm kepuasan
karyawan paramedis maupun non mcdis yang meliputi kebutuhan iisiologis,
kcbuluhan rasa aman, dan kebutuhan akan penghargaan. Dengan pcngujian rcgrcsi
logistik didapat tingkat pendidikan dan kebutuhan fisiologis yang mcmiliki hubungan
paling bermakna dengan kepuasan karyawan paramedis. Sedangkan Dengan
pcngujian regresi logistik didapat usia dan kebuluhan rasa aman yang memiliki
hubungan paling bermakna dengan kcpuasan karyawan non mcdis.
Untuk manajemen rumah sakit perlu lebih memperhatikan hal-hal yang
berkenaan dengan motivasi dan kepuasan karyawan paramedis maupun non medis,
diantaranya yaitu dengan sistcm kompensasi yang sesuai dengan penclidikan dan
bcban kezja, adanya insentiil bonus, jaminan kesehatan dan keselamatan keqia (aslek,
jamsostek, dll), dan lain sebagainya. Kenyamanan karyawan dalam bekerja _iuga
harus diperhatikan dengan mcnjaga kondisi fisik rumah sakit dan menghindari adanya
kecelakaan kerja di RS, selain ilu perlu adanya bus karyawan unluk karyawan yang
tempat tinggalnya jauh dari RS. Ada baiknya manajemen rumah sakir mulai
memperhatikan prestasi karyawan paramcdis maupun non medis dengan memberikan
mcreka penghargaan selayak-layaknya seperti berupa piagam, surat rekomendasi,
ataupun sekedar cindcra mata.
Pihak manajemen perlu lebih memperhatikan karyawan paramedis dan
karyawan non medis, terlebih karyawan paramedis yang pada umumnya sering
berhubungan Iangsung dengan pasien. Agar tidak texjadi kesenjangan antara
karyawan paramcdis dan non medis, maka pihak manajemen selayaknya dapat
bersikap adil dan bijak tanpa membedakan status kepegawaian karyawan.

ABSTRACT
To face a more complicated competition, a hospital must place satisfaction
orientation as main purpose. Thus, hospital employees` performance had to be paid
attention, especially toward motivation and employees work satisfaction. Because
work motivation and satisfaction so employees could work optimally. Employees
needs also become important focus for hospital management because ol' close relation
between employees and hospital progress.
MH. Thamrin Hospital Cileungsi not yet performed measurement toward
employees? motivation and satisfaction. Therefore, research problems in this thesis is
never exist an assessment toward motivation with employees work satisfaction
whether paramedic and non-medic employees concerning hospital management. This
research was aim to identify reiation of gender, age, education with work motivation
and relation motivation with work satisfaction of paramedic and non-medic
employees in M.H. Thamrin Hospital Cileungsi. This research is using cross sectional method with quantitative method and
using correlative analysis that designed to assess relation between whole dcpcndcnt
variables and bond variables, with 202 employees as samples, consist of` l02
paramedic and 100 non-medic employees in M.H. Thamrin Hospital Cileungsi.
Research result obtained that whether paramedic or non-medic employees got
significant relation between gender and employees motivation including salety needs
on paramedic employees while on non-medic employees including physiology needs.
Obtained significant relation between ages with employees? motivation including
physiology needs, socialization needs, and appreciation needs on paramedic
employees. while non-medic employees including socialization needs, appreciation
needs and actualization needs. Also obtained significant relation between cducations
with paramedic employees? motivation, which including safety needs, socialization
needs and appreciation needs. However, there are no significant relations between
education and non-medic employees? motivation. Also obtained significant relation
between paramedic employees motivation and non-medic employees satisfaction,
which including physiology needs, safety need and appreciation needs. By logistic
regression test obtained education level and physiology needs, that has the most
significant relation with paramedic employees? satisfaction. While, according logistic
regression obtained age and safety needs as the most significant relation of non-medic
employees? satisfaction.
Hospital management need to conccm items that related with motivation and
paramedic and non-medic employees? satisfaction, one of them is compensation
system that appropriate with education and work responsibility, incentive, bonus,
health guarantee and work safety (astclejamsostelt, etc), etc. Employees comlbrtable
in working also focused by maintaining hospital physical condition and avoiding
work accident in hospital, besides needed employees bus for employees who live far
from hospital. lt is beneficial if hospital management staned to concem paramedic
and non-medic employees? achievement by giving them reward such as deed.
recommendation letter, or souvenirs. Management need focused to paramedic employees and non-»medic
employees, moreover paramedic employees that generally directly related with
patient. So that there is no gap between paramedic and non-medic employees, thus
management should acl fair and wise without altering employees status.

"
2007
T34562
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>