Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145050 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pandapotan, Denny Boy
"Bagi investor khususnya nasabah bank selama ini merasa nyaman dan percaya pada institusi perbankan yang mengelola dana mereka sehingga mereka lebih memilih membeli Reksa Dana yang dijual melalui Bank yang dikeiola oleh Manajer Investasi yang masih berafiliasi dengan bank dimana mereka menjadi nasabah. Dengan dijadikannya bank sebagai agen penjual Reksa Dana maka penjualan Reksa Dana meningkat pesat. Peningkatan ini diharapkan investor dapat pula meningkatkan Nilai Aktiva Bersih per unit yang merupakan tolok ukur kinerja sebuah Reksa Dana. Hal yang diteliti dalam penulisan ini adalah kinerja Reksa Dana yang dijual di bank memang berbeda dengan kinerja Reksa Dana yang dijual melalui Manajer Investasi (non bank).
Paired Sample T-Test digunakan untuk menguji apakah rata-rata return Reksa Dana Bank dan Reksa Dana Non Bank memang berbeda dalam periode penelitian. Faktor-faktor deterrninasi yang mempengaruhi return Reksa Dana juga diuji dengan menggunakan Model Regresi Berganda yang menggunakan Model Pasar. Artinya faktor determinasi seperti expense, size dan market return diuji secara individu dan secara bersamaan.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat lima hasil Paired Sample T-Test yang menyatakan bahwa Ho ditolak, artinya kinerja Reksa Dana Bank dan Reksa Dana Non Bank memang berbeda secara signifikan pada a=5%. Dart Model Pasar ditemukan bahwa terdapat empat basil rgresi yang dilakukan secara individu terhadap sepuluh Reksa Dana, yang menunjukkan bahwa faktor expense, size dan market return memang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap return sebuah Reksa Dana.

The investors and bank's customers in particular feel comfortable and are attracted to bank mutual funds because of their belief that banks are trustworthy and the fund manager who manages their fund is still affiliated to the bank Banks have recently begun to play a significant role as sales of agent in the booming mutual fund business. Investors expect this booming can increase Net Asset Value (NAT) per unit as an indicator of mutual fund performance. In this paper, I examine bank managed and nonbank-managed bond mutual funds in terms of return as well as fund characteristics such as load fees, size and market return. I focus on bond funds because banks have a much larger presence in these funds as compared with equity funds.
Paired Sample T-Test is used to examine whether the average return of both mutual fund (bank and non bank fund) is significantly different by using the sorted data of certain period. The determinant factors such as expense, size and market return which can influence the return will be tested by using multi regression model with market model approach. It means that those determinant factors will be regressed as individual and as a group.
The result of Paired Sample Test shows that there are five evidences state that Ho is not accepted These evidences indicate the performance of bank mutual fund and non bank is significantly different at significance level 5%. Whereas Regression's result shows there are four evidences which indicate that expense, size and market return give a significant impact on mutual fund's return at significance level 5%."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T17785
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Asytuti
"John C Bogle dalam bukunya Bogle on Mutual Fund tahun 1998 mengemukakan bahwa terdapat empat dimensi dari kinerja Investasi yaitu reward risk cost dan timing. Dari survei yang dilakukan oleh Investment Company Institute di Amerika, 70 % responden menyatakan bahwa faktor kinerja historis Reksa Dana adalah pertimbangan utama investor untuk berinvestasi di Reksa Dana selain faktor-faktor lain seperti biaya, profil manajer investasi dan lain-lain. Berdasarkan hal di atas, maka diperlukan standarisasi pengukuran kinerja Reksa Dana, sehingga investor dapat membandingkan kinerja Reksa Dana sebelum melakukan investasi.
Penelitian Iggi Ahcsien dan Elghary di Malaysia tentang Kinerja Reksa Dana Syariah menyimpulkan keadaaan yang berbeda. Di dapat dari penelitian tersebut ternyata kinerja Reksa Dana Syariah lebih baik dari Reksa Dana Konvensional. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengetahui kinerja Reksa Dana Syariah di Indonesia tahun 2001-2002 dimana tahun-tahun tersebut merupakan tahun berkembangnya Reksa Dana di Indonesia.
Dari penelitian yang dilakukan pada tahun 2001, Kinerja Reksa Dana Syariah masih dibawah kinerja pasar JII kecuali Danareksa Syariah (Saham). Pada Tahun 2002 Kinerja Reksa Dana Syariah berkembang lebih baik. PNM Syariah (Campuran) mempunyai kinerja outperformed dibandingkan kinerja pasar JII begitu pula Danareksa Syariah (saham). Untuk Dana Reksa Syariah Berimbang kinerjanya masih di bawah dari kinerja JII.
Dengan menggunakan pendekatan risk adjusted return kinerja Danareksa syariah tahun 2001 memiliki index Sharpe sebesar-0,0009635, nilai Treynor sebesar 3,86698E-05 dan nilai Treynor sebesar -1,1 16E-04. Danareksa syariah memiliki ratio Sharpe dan Treynor paling tinggi dibandingkan dengan Reksa Dana konvensional yang diperbandingkan. Namun untuk index Jensen hanya lebih kecil daripada Niaga Sahara.
Dengan menggunakan pendekatan return yang tidak diadjusted, return yang dihasilkan lebih kecil daripada ABN Amro, Rencana Cerdas, Panin Dana Maksima, Phinisi Dana Saham, Bahana Dana Prima dan Si Dana Saham.
Pada Tahun 2002 Kinerja Danareksa Syariah mengalami penurunan. Untuk Reksa Dana Syariah campuran hanya PNM Syariah yang membukukan return lebih baik. Dengan menggunakan pendekatan risk adjusted return, index Sharpe Danareksa Syariah masih lebih baik dibandingkan dengan Reksa Dana konvensional akan tetapi memiliki index Treynor dan index Jensen lebih kecil. Sedangkan index Sharpe PNM Syariah lebih kecil dari Reksa Dana konvensional yang dibandingkan kecuali dibandingkan dengan Danareksa Anggrek. Index Treynor PNM Syariah hanya lebih kecil bila dibandingkan dengan DUIT.
Dari hasil penelitian di atas terlihat bahwa kinerja Reksa Dana Syariah masih belum melampaui kinerja Reksa Dana konvensional yang dibandingkan. Penulis menyarankan agar portfolio Reksa Dana syariah campuran lebih menempatkan proporsi dananya pada sektor obligasi syariah. Selanjutnya memperkuat jalinan kerjasama antar unit bisnis syariah baik perbankan, asuransi dan dana pension, untuk mengembangkan Reksa Dana Syariah.
Comparative Analysis of Islamic Investment Funds and Conventional Investment Funds' Exertion in Gaining Optimal Return at 2001-2002John C Bogle in his book Bogle on Mutual Fund (1998) conveyed about four dimensions of investment: reward, risk, cost and timing. In the survey done by Investment Company Institute in America, 70% of respondent said that historical exertion factors of the Investment Funds is the investor's main consideration to invest in Investment Funds besides other factors like cost, investment manager's profile and etc. Based on that, measurement standardization of the Investment Funds' exertion is needed, so that investor can evaluate the Investment Funds exertion before investing.
Iggi Ahcsien and Elghary's research in Malaysia about Islamic Investment Funds exertion conclude a different condition. The research resulted that Islamic Investment Funds exertion is better than conventional Investment Funds. Therefore the researcher is interested to know about the Islamic Investment Funds exertion in Indonesia at 2001-2002, years of the Investment Funds development in Indonesia.
From the research performed at 2001, Islamic Investment Funds exertion was below El market exertion except Danareksa Syariah (stock). At 2002 Islamic Investment Funds exertion developed better. PNM Syariah (mixed) had an outperformed exertion as compared to ill market's exertion as well as Danareksa syariah (stock). Danareksa Syariah Berimbang's exertion is below JII's exertion.
By using risk adjusted return approach, Danareksa Syariah's exertion at 2001 had Sharpe index of 0,0009635. Treynor rate of -3,86698E-05 and Treynor rate of -1.116E-04. Danareksa Syariah got the highest Sharpe and Treynor ratio than conventional Investment Funds. But the Jensen index was lower than Niaga Saham. By using unadjusted return approach, the return gained was lower than ABN Amro, Rencana Cerdas, Panin Dana Maksirna, Phinisi Dana Sahara, Bahana Dana Prima dan Si Dana Saham
On 2002 Danareksa Syariah's exertion endured a deprivation. Only PNM Syariah got a better return for the mix Islamic Investment Funds. By using risk adjusted return, Sharpe index of Danareksa Syariah was better than the conventional Investment Funds, nevertheless it had a lower Treynor index and Jensen index. While Sharpe index of PNM Syariah was lower than conventional Investment Funds except as compared to Danareksa Anggrek. Trey nor Index of PNM Syariah was a little bit lower than DUIT.
Form the above research we know that Islamic Investment Funds exertion was not beyond the compared conventional Investment Funds. The researcher suggested that the mixed Islamic Investment Funds portfolio place the funds more on Islamic bonds. Later on, it strengthens the cooperation among Islamic business units: bank, assurance and retirement fund, to develop Islamic Investment Funds.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T 11845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanti Aprilia Doede
"Penelitian ini menguji kemampuan Reksa Dana Saham di Indonesia dalam menghasilkan kinerja yang outperformed dan fenomena adanya persistensi kinerja reksa dana. Dalam penelitian yang dilakukan Jensen pada tahun 1968 disebutkan bahwa kinerja historis reksa dana bukanlah suatu indikasi dari kinerjanya di masa depan. Namun demikian, Hendricks, Patel dan Zeckhauser (1993) menemukan beberapa bukti adanya persistensi tersebut. Hal ini sejalan dengan keinginan kebanyakan investor yang lebih menyukai atau mempercayai bahwa kinerja historis reksa dana dapat dijadikan acuan bagi kinerja reksa dana di masa yang akan datang. Banyaknya penelitian yang menunjukkan terjadinya inkonsistensi terhadap kinerja reksa dana menjadikan pemilihan reksa dana yang sukses menjadi tugas yang menantang baik bagi calon investor individual maupun penasihat investasi.
Analisis kinerja reksa dana saham dilakukan dengan menggunakan data raw return, model single factor CAPM dan model multi factor Fama & French dan Carhart. Dengan menggunakan 16 sampel reksa dana saham di Indonesia, hasil penelitian menunjukkan bahwa 13 reksa dana saham di Indonesia menunjukkan kinerja yang lebih baik daripada kinerja pasar. Kinerja reksa dana saham tersebut dipengaruhi secara negatif oleh faktor ukuran kapitalisasi pasar (size) saham-saham yang terdapat dalam portofolio reksa dana, dan dipengaruhi secara positif oleh faktor rasio nilai buku terhadap nilai pasar (book-to¬ market value of equity) serta dipengaruhi secara positif oleh faktor momentum meskipun secara statistik tidak signifikan.
Fenomena keberadaan persistensi .kinerja (repeat performance) reksa dana saham dilakukan untuk melihat apakah reksa dana dengan kinerja winner dalam suatu periode akan kembali menujukkan kinerja winner dalam periode berikutnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persistensi paling kuat terjadi pada reksa dana yang dievaluasi dengan menggunakan model kinerja multi faktor dengan persentase repeat winner sebesar 51.11% dibandingkan dengan menggunakan model single factor CAPM yang memberikan persentase repeat winner sebesar 46.51% dan data total raw return yang hanya memberikan persentase repeat winner sebesar 29.22%.

This study examine the Indonesian equity funds performance compared to market portfolios benchmark and the phenomenon of its performance persistence. The study by Jensen (1968) contended that past mutual fund performance was not indicative of future performance. Hendricks, Patel and Zeckhauser (1993) found at least some evidence of persistence, as did Goetzmann and Brown [1995]. Most investors would like to believe that historical mutual fund performance is indicative of future results. Inconsistency in fund performance makes selecting successful mutual funds a challenging task for both the individual investor and the investment advisor.
Equity funds performance measurement is conducted by analyzing raw return and factor models - The Capital Asset Pricing Model (single factor), 3-factors portfolios Fama & French, and 4-factors portfolios Carhart. Using 16 samples of Indonesian equity funds, the result showed that 13 funds outperformed the market portfolios (1HSG). The performance of the funds are negatively influenced by market capitalization (size effect) and positively influenced by book-to-market value of equity ratio and momentum factor, but none are statistically significant.
The second stage of the study is to determine whether a fund is likely to perform well in the future, given the performance of the fund by assessing the cross-sectional tests of performance persistence. Basically, do winning equity funds repeat? The result of the study showed that during sampling periods (July 1999 - June 2003), the highest persistence is exhibited by funds whose performance measurement is conducted by alpha ranks from multi-factor models (the 3-factors Fama & French and 4-factors Carhart) with percentage of repeat winner is 51.11% compared to single-factor model which exhibit 46.51% and total raw return ranks that only revealed 29.22% repeat winner.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jerry Dennis P.
"Reksa Dana merupakan salah satu industri yang sedang berkembang. Sejak dicanangkannya tahun 1996 sebagai tahun Reksa Dana, industri Reksa Dana mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Hal ini ditandai oleh semakin banyaknya Reksa Dana yang beroperasi. Dengan semakin banyaknya Reksa Dana maka investor memiliki semakin banyak pilihan. Selain mempertimbangkan kemanfaatan yang diberikan oleh Reksa Dana, investor juga harus mempertimbangkan kinerja dari Reksa Dana tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap yang ada di Indonesia dan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja Reksa Dana. Untuk mengukur kinerja Reksa Dana penelitian ini menggunakan model yang telah dikembangkan oleh Jensen (1968) dan Gudikunst (1992). Pada model Jensen kinerja diukur melalui intersep darn basil regresi antara kelebihan pengembalian portofolio sebagai variabel dependen dan kelebihan pengembalian pasar sebagai variabel independen. Sedangkan model Gudikunst merupakan pengembangan darn model Jensen dimana variabel indepedennya ditambah dengan perubahan persentase market index Macaulay duration, yield spread antara obligasi rating BBB- versus suku bunga babas risiko, standar deviasi dari pengembalian portofolio periode satu tahun sebelumnya dari Reksa Dana, laju pertumbuhan total aset Reksa Dana dan pengembalian portofolio periode bulan sebelumnya. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Reksa Dana yang diteliti dalam penelitian ini adalah kemampuan manajer portofolio dalam hat memilih sekuritas yang tepat dan pada saat yang tepat (bond selection & market liming ability) dan karakteristik Reksa Dana. Untuk rnengetahui ada atau tidaknya bond selection dan market timing ability maka digunakan model yang telah dikembangkan oleh Henniksson dan Merton (1981). Faktor karakteristik Reksa Dana yang mempengaruhi kinerja Reksa Dana yang diteliti adalah rasio biaya manajemen, administrasi dan operasional terhadap total aktiva bersih (expense ratio), total aktiva bersih (net total assets), perputaran portofolio (turnover), bayaran yang dikenakan kepada pemegang unit penyertaan (load fee), umur Reksa Dana dan afiliasi Reksa Dana dengan perusahaan sekuritas tertentu.
HasiI dari-penelitian ini adalah bahwa Reksa Dana yang diobservasi tidak memberikan kinerja yang lebih baik daripada kinerja pasar sebagai benchmark-nya. Di camping itu penelitian ini menyatakan bahwa tingkat pengembalian pasar sangat menentukan tingkat pengembalian portofolio Reksa Dana. Ada kecenderungan bahwa Reksa Dana dimana manajer portofolionya memiliki peluang arbitrage yang besar dalam meningkatkan kelebihan pengembalian portofolio akibat melebarnya yield spread, mengelola jumlah aset dalam jumlah yang besar dan pengelolaanya menggunakan strategi pasif. Hal ini dapat dilihat dari pengaruh signifikan positif variabel yield spread, pertumbuhan total aset Reksa Dana dan tingkat pengembalian portofolio bulan sebelumnya terhadap kelebihan pengembalian portofolio.
Jeleknya kinerja Reksa Dana ini lebih disebabkan oleh ketidakmampuan manajer portofolio dalam memilih sekuritas yang tepat (bond selection ability) dan pada saat yang tepat (market timing ability). Selain ketidakmampuan manajer portofolio dalam memilih sekuritas yang tepat dan pada saat yang tepat, perbedaan karakteristik satu Reksa Dana dengan Reksa Dana lainnya menjadi penyebab lain dari jeleknya kinerja Reksa Dana yang diobservasi. Kinerja Reksa Dana dipengaruhi secara signifikan negatif oleh rasio biaya terhadap total aktiva bersih dan bayaran transaksi. Sedangkan total aktiva bersih dan perputaran portofolio berpengaruh secara signifikan positif."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T19431
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Al Afghani
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat kinerja reksa dana Batasa Batasa.Variabel yang digunakan adalah dua variabel babas yaitu prilaku investor dan marketing communication. Metode analisis desktptif dan menggunakan crosstabs. Dengan analisa deskriptif penulis akan menjelaskan kaitan antara faktor prilaku investor dan marketing communication dengan faktor kinerja reksa dana Batasa. Sampel yang diperoleh sebesar 30 sampel responden dari 168 investor reksa dana Batasa.
Uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling Adequancy pada kedua factor sebesar 0,741, sedangkan nilai Barlett's Test of Sphericity mempunyai nilai 233,402 dengan nilai signifikasi sebesar 0,000. Hal ini berarti semua faktor tersebut adalah valid sebagai yang mempengaruhi kinerja reksa dana Batasa syariah.
Dalam uji validitas kesemua faktor yang diuji telah valid dikarenakan nilai R hitung > R tabel 0,444. Uji reliabelitas diperoleh nilai 0,898, diatas 0,6 berarti semua variabel adalah reliable. Berdasarkan hasil tabulasi silang yang menggunakan uji chi square, antara status dan produk yang variatif memiliki hubungan yang signifikan sebesar 0,013 lebih dari 0,05 berarti Ho ditolak, antara dua variabel yang diuji ada hubungan.

The goal of this reseach is to find factor which is influences Batasa Capital mutual fund rating. Reseacher use two independent variable which are investor behaviour and marketing communication. From 168 Batasa Capital investor, researcher use 30 sample.
KMO test (Kaiser-Meyer-Olkin) Measure of Sampling Adequancy in two factor is 0,741, Barlett's Test of Sphericity had value 233,402 with signification value of 0,000. All factor are valid influence Batasa Capital mutual fund.
In validation test, researcher find all factor are valid because R count > R table. In crosstabs, researcher use chi square test. There are connection between status and variety product.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17593
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Bina Brahmana
"Penelitian ini menunjukkan dua kemungkinan misspesifikasi dalam pengukuran kemampuan market timing dan stock picking manajer reksa dana saham Indonesia. Pertama, misspesifikasi karena perbedaan penggunaan frekuensi (harian dengan bulanan) yang bisa terjadi apabila dinamika aktifitas manajer reksa dana yang sifatnya day-to-day dan seharusnya diukur dengan menggunakan data harian namun diukur dengan data bulanan. Karenanya peneliti memakai data harian agar mampu menangkap kontribusi aktifitas timing manajer reksa dana saham terhadap kinerja portfolionya. Kedua, misspesifikasi karena perbedaan penggunaan timing fiinction/strategy oleh manajer reksa dana dan peneliti yang bisa menyebabkan pelanggaran asumsi regresi dalam cara yang mungkin tidak dapat diketahui (unknown) dan dengan cara yang berbeda-beda menurut waktu (time-varying way). Akibatnya metode koreksi yang biasa/standar untuk masalah heteroscedasticity dan serial correlation mungkin tidak mampu menangkap efek dari pelanggaran pelanggaran tersebut terhadap standard error dari koefisien regresi. Untuk mengatasinya penulis menggunakan Bootstrapping Technique dan metode estimasi ML-ARCH GARCH.
Penelitian yang memusatkan perhatian pada reksa dana saham (Equity Funds) dan mengadaptasi Carhart's four factor model (1997) ini menguji kemampuan market liming dan stock picking manajer reksa dana saham Indonesia dengan menggunakan frekuensi harian dan membandingkannya dengan frekuensi bulanan. Hasilnya konsisten dengan penelitian Bollen & Busse (2001) di mana pengujian dengan data harian jauh lebih powerful dan memperlihatkan kemampuan timing signifikan yang lebih banyak dibanding pengujian dengan data bulanan. Model HM (TM) memperlihatkan sebanyak 23.53% (29.41%) dari seluruh sampel reksa dana saham dideteksi memiliki stock picking ability positif signifikan. Sementara dalam analisis dengan data bulanan, kedua model TM dan HM hanya mampu mendeteksi 5.88% saja dari seluruh sampel reksa dana saham. Menggunakan data harian, sebanyak 17.65% (5.88%) dari seluruh sampel reksa dana saham ditemukan memiliki market timing ability positif signifikan dari model HM (I'M), namun dengan data bulanan hanya model HM yang mampu mendeteksi sebanyak 5.88% saja reksa dana yang memiliki timing ability sedangkan model TM tidak mampu mendeteksi sama sekali.
Untuk mengurangi/menghilangkan kemungkinan bias dalam pengukuran kinerja portfolio dan mengantisipasi pengaruh sifat-sifat yang sangat dinamis dari perubahan harga saham yang sangat cepat terhadap kinerja reksa dana, penelitian ini mencoba menggunakan pendekatan yang memperhitungkan varabel ekonomi makro sebagai control variable untuk melihat interaksinya terhadap kinerja market timing dan stock picking manajer reksa dana saham Indonesia, namun seeara urnum variabel-varabel ini ternyata tidak memberikan kontribusi dalam memperlihatkan market timing dan stock picking ability yang lebih baik, karena hasil yang diperoleh identik dengan model tanpa indikator makro. Konsisten dengan banyak penelitian reksa dana saham, baik di luar negeri maupun di Indonesia, secara keseluruhan rata-rata manajer reksa dana saham Indonesia tidak memiliki market timing dan stock picking ability. Ini dibuktikan dengan maksimum hanya 29.41% dan 23.53% saja dari seluruh sampel reksa dana saham dalam penelitian yang remiliki stock picking dan market timing ability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Priyo Pratomo
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001
332.6 Pra r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Fitriyani
"Indikator utama untuk menilai kinerja reksa dana adalah dengan mengukur Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit penyertaan. NAB per unit sangat berfluktuatif, tergantung pada harga masing-masing efek/instrumen investasi dimana portofolio diinvestasikan Penurunan NAB dipengaruhi secara tidak langsung oleh risiko pasar yang merupakan risiko yang umum terjadi pada portofolio.
Perhitungan risiko pasar dari investasi pada portofolio reksa dana sangat penting ditakukan sebagai landasan bagi investor dan manajer investasi dalam pengambilan keputusan untuk menentukan strategi investasinya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengukuran risiko pasar pada Reksa Dana PNM Syariah dengan mempergunakan model Value at Risk (VaR) dan untuk mengetabui potensi kerugian maksimum yang mungkin teijadi dari kepemilikan portofolio reksa dana serta menguji apakah model Value at Risk (VaR) cukup valid dipergunakan dalam mengukur risiko pasar pads Reksa Dana Syariah.

Main indicator to measure performance of mutual fimd is to measure Net Asset Value of a share unit. The Net Asset Value per unit share fluctuates depend on the price of each investment instrument which is invested in a portfolio. Decrement in Net Asset Value is influenced by indirect market risks that are common events in portfolio.
Market Risk calculation of an investment in a mutual fund portfolio is very important to be done as bases for investors and investment managers to make decision in their investment strategy.
The purpose of this research is to determine how to measure market risk at PNM Syariah mutual fund based on Value at Risk (VAR) model_ The second purpose is to calculate qualitatively a possible maximum risk that could be occurred in mutual fund portfolio share. This reseach is also to proof the validity of Value at Risk model by measuring market risk in Syariah Mutual Fund.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T13571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arza Faldy Prameswara
"Penelitian ini bertujuan untuk analisis faktor-faktor determinan suku bunga kredit investasi dan suku bunga kredit modal kerja pada kelompok bank umum konvensional dari sisi penawaran kredit, pada tahun 2006-2012. Studi ini menggunakan pendekatan metode regresi data panel. Secara umum, dari hasil pengujian empiris diketahui bahwa suku bunga acuan (BI rate) memiliki hubungan negatif terhadap suku bunga kredit bank. Biaya dana yang dihimpun (COLF) memiliki pengaruh positif terhadap suku bunga kredit bank. Marjin keuntungan bank dan pangsa pasar kredit memiliki hubungan positif terhadap suku bunga kredit, sedangkan risiko kredit dan penawaran kredit memiliki pengaruh negatif terhadap suku bunga kredit bank. Adapun dari hasil temuan empiris diketahui bahwa terdapat kesamaan arah hubungan dari variabel independen, pada kedua jenis suku bunga kredit tersebut.

This research aim to analyze determinant factors of investment lending rate and working capital loan rate based on supply side, for conventional bank group during 2006-2012. Applying panel regression method, this study found that the effect of policy rates on bank loan rates is negative. Cost of Loanable Fund (COLF) has a positive impact on bank loan rates. Expected return of bank and loan market share have a positive impact on bank loan rates, while credit risk and supply of loan has a negative impact on bank loan rates. Empirical finding notes that there are similarities sign of the independent variables between those two dependent variables."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Susilowati
"PT. Asuransi Jasindo merupakan perusahaan asuransi kerugian yang termasuk dalam kelompok jenis usaha Lembaga keuangan Non Bank. Salah satu kegiatan utamanya adalah mengelola dana melalui kegiatan investasi. Salah satu ukuran kinerja perusahaan asuransi adalah tingkat kemampuan mengelola dana untuk memperoleh hasil investasi secara optimal sehingga mampu menutup biaya usaha atau overhead cost dan yang terutama meningkatkan kemampualabaan perusahaan dalam memberikan perlindungan kepada nasabahnya.
Permasalahan PT. Asuransi Jasindo selama lima tahun buku 1998 sampai dengan 2002 diantaranya ialah penurunan hasil investasi sehingga terjadi penurunan kontribusi dalam menutupi biaya usaha. Sementara itu deposito yang menempati komposisi teratas dalam bentuk penempatan investasi selama dua tahun terakhir setelah masa penelitian memberikan tingkat suku bunga yang rendah. Oleh karena itu penulis mencoba melakukan evaluasi dan analisis serta memberikan altematif pemecahan masalahnya dan mengaplikasikan teori portofolio investasi di perusahaan asuransi. Dalam melakukan evaluasi dan analisis diperlukan data, komposisi dana, hasil investasi berikut perinciannya, realisasi biaya usaha serta data pendukung lainnya.
Berdasarkan data yang diperoleh maka penulis melakukan evaluasi dan analisis dengan menggunakan Indeks Sharpe dan Teori Capital assets Pricing Models. Hasil investasi dan analisis tersebut menunjukan bahwa seluruh portofolio mempunyai kinerja yang tidak baik tetapi di masa datang sesuai perkembangan dan pertumbuhan reksadana, portofolio reksadana masih memberikan keuntungan yang tinggi dan tetap aman serta mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi untuk jangka panjang. Namun perlu dipertimbangkan jenis reksadana yang dipitih harus sesuai dengan sifat dari bisnis dan kegiatan investasi perusahaan asuransi.
Sesuai hasil evaluasi maka disarankan sebaiknya portofolio investasi pada reksadana dapat dilanjutkan pada reksadana Megah kombinasi, Megah Kapital dan Dana Infra Struktur. Peningkatan hasil investasi dapat diperoleh dari reksadana bila manajer investasi serta sumber daya manusia yang mengelola kegiatan investasi memiliki kemampuan dan analisa yang tepat dengan selalu mengikuti perkembangan dan pertumbuhan kegiatan investasi dan perekonomian makro ataupun mikro. Hal ini dilakukan mengingat reksadana campuran dan reksadana saham sangat dipengaruhi oleh faktor makro dan mikro di pasar finansial.

PT. Asuransi Jasindo is risk liability insurance company categorized as Non-Bank Financial Institution. One major activity of this company is managing fund by mean of investments. One measure of company performance is managing fund ability rate to gain investment return optimally in order to cover operational cost and the most important is to enhance insuring profitability of the company to their account.
For the live book year 1998 to 2002 PT. Asuransi Jasindo encounter problems such as decrement of investment return which created decrement of contribution to cover operational cost Moreover, deposit as the top major composition investment for the last two years after research period paid less rate of return.
Therefore the author tries to evaluate and analyze in as well as suggesting alternative of solutions for these problems for company and real application investment portfolio theory in insurance company. This evaluation and analysis require data, fund composition, investment return includes details, operational cost and any other supporting data.
Based on the data collected the author use Sharpe index and Capita! Assets Pricing Model Theory in conducted evaluation and analysis. Analysis and investment return showed that all portfolios performing under expectation but according to the future development and growth of the mutual fund, the return of portfolio of reksadana remain substantially high and safe for high long-term liquidity. However, consideration on the kind of chosen mutual fund should meet business characteristic and investment activities of the insurance companies.
According to the results found in the evaluation it is suggested that investment portfolio on mutual fund should continue on Megah Kombinasi, Megah Kapital and Dana Infra Structure mutual fund The increasing investment results would be gained from mutual fund when investment manager and human resources who manage investment activities are possessing ability and accurate analysis required in the pace of investment activities growth and development as well as in macro or micro economy. This suggestion is based on the fact that mixed mutual fund and stock mutual fund in the financial market are highly affected by macro and micro factor.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>