Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151721 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Anie Lestari
"ABSTRAK
Tujuan perawatan ortodonsi diantaranya mendapatkan profil wajah yang optimal. Para ortodontis berpendapat bahwa posisi bibir merupakan faktor yang sangat penting dalam menilai estetika wajah seseorang . Dalam upaya menegakkan diagnosa pada faktor estetika dan rencana perawatan ortodonsi sering timbul keraguan, karena saat ini masih dipakai norma standar ras Kaukasoid yang mungkin saja tidak sesuai untuk bangsa Indonesia. Seperti diketahui penilaian wajah cantik menarik sifatnya subjektif dan banyak dipengaruhi oleh perasaan, akan tetapi hasil perawatan yang diharapkan seharusnya bersifat subjektif dan objektif. Dengan demikian penilaian yang objektif dari masyarakat umum perlu sekali. Sebagai sampel, masyarakat Jawa dipilih secara acak oleh penulis dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini mendapatkan nilai posisi bibir pada wanita yang dipandang balk terhadap garis E dari sudut pandang orang Indonesia suku Jawa dan untuk mengetahui apakah nilai posisi tersebut sama dengan standar Kaukasoid yang diteliti oleh Chaconas .
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menanyakan kepada 76 responden suku Jawa terhadap penilaian 25 serf gambar profil wajah tentang posisi bibir yang dianggap baik.
Hasil penelitian menunjukkan 52.7 % responden memilih profil dengan posisi bibir atas - 0.58 mm dan bawah 0 mm dari garis E. 23.7 % memilih profil dengan posisi bibir atas - 0.58 mm bibir bawah + 1.4 mm . Penulis menyimpulkan bahwa posisi bibir yang dianggap baik dari sudut pandang orang Indonesia suku Jawa terhadap garis E Chaconas adalah - 0.58 mm untuk bibir atas dan 0 mm untuk bibir bawah . Posisi tersebut berbeda dengan standar Chaconas yaitu posisi bibir atas berada di depan nilai standar .
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riko Nofrizal, athor
"ABSTRAK
Persepsi merupakan suatu proses menyeleksi, mengatur dan
menginterpretasikan berbagai masukan informasi sensorik untuk memperoleh
pemahaman mengenai lingkungan. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk
mengevaluasi perbandingan persepsi estetika dental antara orang awam dengan
ortodontis berdasarkan Aesthetic Component dari IOTN. Terdapatnya hasil yang
masih berbeda-beda dari beberapa penelitian sebelumnya serta belum
adanyapenelitian sejenis di Indonesia dengan latar belakang kultural yang berbeda
menjadi alasan dilakukan penelitian ini.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif crosssectional.
Masing-masing kelompok terdiri dari 42 responden.Setiap responden
diminta untuk membandingkan enam foto intra oral pada lembar kuesioner terhadap
foto dari Aesthetic Component.Enam foto intra oral pada lembar kuesioner tersebut
diambil dari enam pasien, dengan keadaan tiap foto intra oral tersebut mewakili salah
satu foto dari Aesthetic Component.
Dari keenam foto intra oral pada lembar kuesioner yang dibandingkan
terhadap keseluruhan foto dari Aesthetic Component, ditemukan satu foto yang
memiliki perbedaan persepsi estetika dental antara orang awam dengan ortodontis,
yaitu foto dengan keadaan deepbite. Sedangkan pada lima foto lainnya tidak terdapat
perbedaan persepsi estetika dental antara orang awam dengan ortodontis.
Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan persepsi estetika dental antara orang awam dengan ortodontis pada hampir
semua foto, kecuali satu foto dengan keadaan deepbite, yang dinilai berdasarkan
Aesthetic Component dari IOTN.

ABSTRACT
Perception is a process of selecting, organizing and interpreting the
input of sensory information to gain acomprehensionabout environment. Several
studies had been conducted to evaluate comparation of dental aesthetic perceptions
between the lay personsand orthodontists based on the Aesthetic Component of
IOTN. The results of those studies still had differenceswith some previous studies.
Because of the differences in results and yet no studies had been done in Indonesia
with a different cultural background, the author found it interesting to study the topic
more deeply.
The study was a descriptive cross-sectional study. Each
group consisted of 42 respondents whereas each respondent was asked to compare six
intra oralimages on a questionnaire sheet to the photos of Aesthetic Component. The
six intra oral images were taken from six patients that represented the Aesthetic
Componentimages.
From six intra-oral images on a questionnaire that had been compared to the
overall pictures of Aesthetic Component, there wasan imagewhich hadgiven a
different perception of dental aesthetics between the lay personsand orthodontists. It
was animage with deepbite condition. Meanwhile, the rest ofimageshad no different
perception of dental aesthetics between lay personand orthodontists.
The overall results showed that there was no different perception of
dental aesthetics between the lay personsand orthodontists, exceptone image with
deepbite condition, which was assessed based on the Aesthetic Component of IOTN."
2012
T31240
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrati Tjiptobroto
"ABSTRAK
Pengukuran tinggi muka bawah (TMB) dari beberapa pasien anak-anak yang mempunyai gigitan dalam dengan rasio "upper face height terhadap lower face height" (rasio UFH/LFH) didapatkan nilai yang bervariasi. Padahal TMB merupakan salah satu faktor dalam tata laksana gigitan dalam dan pemilihan jenis alat retensi. Maka penelitian ini bertujuan apakah pada gigitan dalam tidak selalu dijumpai TMB yang menurun dan apakah sudut palatomandibular (sudut PP-MP) yang lebih kecil dari normal menunjukkan TMB yang menurun.
Penelitian ini berdasarkan analisa vertikal dari sefalometri ronsenografik lateral, yang dilakukan pada anak-anak Indonesia yang datang di Klinik Pasca Sarjana FKG-Ul. Kriteria sampel adalah anak-anak dengan tumpang gigit lebih dari 50%, hubungan molar satu K1. I Angle dan belum pernah dirawat ortodonsi.
Uji statistik terhadap rasio UFH/LFH dan sudut PP-MP dengan chi kuadrat didapatkan nilai xa sebesar 0,51 dan 0,183 pada p=0,05 dan df=1. Pengujian terhadap kelompok sudut yang normal dan menurun dimana masing--masing kelompok didapati nilai rasio UFH/LFH normal dan meningkat didapatkan nilai x2' sebesar 15,384 dan 9,782 pada p.=:0,05 dan df=1.
Hasil penelitian menunjukkan pada gigitan dalam didapati TMB yang 'normal dan menurun. Penafsiran TMB menurut rasio UFH/LFH selalu sama dengan sudut PP-MP. Dan sudut PP-MP yang kurang dari normal menunjukkan TMB yang menurun. Kedua parameter ini cukup sensitif dan konsisten dalam menggambarkan TMB. Dengan penggunaan kedua parameter ini diharapkan pengukuran TMB lebih akurat."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisnawati
"ABSTRAK
Pencabutan gigi untuk keperluan perawatan ortodonti telah menjadi perdebatan selama bertahun-tahun. Berkaitan dengan hal tersebut, maka telah dilakukan studi pendahuluan untuk melihat "Kecenderungan perawatan ortodonti dengan pencabutan gigi ditinjau dari faktor usia, jenis kelamin dan maloklusi " pada pasien ortodonti di Jakarta periode tahun 1993 - 1995.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawatan ortodonti dengan pencabutan cenderung meningkat pada periode tersebut, meskipun prosentasenya masih dalam rentangan 25 % - 85 % . Pasien perempuan jumlahnya lebih banyak daripada laki-laki. Pada penelitian ini terlihat bahwa kelompok umur 13-17 tahun adalah yang terbanyak mendapat perawatan ortodonti dan maloklusi yang terbanyak dijumpai adalah maloklusi klas I .
Angka prevalensi dan data-data yang diperoleh memperlihatkan bahwa pencabutan cukup sering menjadi pilihan dalam melakukan perawatan ortodonti, meskipun pasien masih berusia muda dan maloklusi bersifat dental."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Visita Persia
"Pendahuluan: Perkembangan digital di bidang ortodontik semakin berkembang. Penggunaan intraoral scanner merupakan babak penting dalam evolusi ini. Intraoral scanner merupakan sebuah perangkat yang diproduksi untuk menghasilkan cetakan digital langsung dalam kedokteran gigi. Penggunaan model studi konvesional yang selama ini menjadi baku emas dalam penegakan diagnosis mulai bergeser. Penelitian mengenai penggunaan intraoral scanner akhir-akhir ini banyak dilakukan terutama untuk melihat akurasi. Namun di Indonesia belum ada yang mengamati dari segi persepi pasien. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan persepsi pasien terhadap pencetakan metode konvensional dengan pencetakan digital. Metode: Subjek penelitian sebanyak 46 sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dicetak menggunakan teknik pencetakan konvensional (alginate) dan digital (3D intraoral scanner). Kemudian subjek penelitian diberikan kuesioner untuk menilai persepsi pasien menggunakan VAS (visual analogue scale). Hasil: Terdapat perbedaan signifikan secara statistik pada rasa nyaman, sensitifitas gigi atau gusi, kesan kesulitan bernapas, dan refleks tersedak selama prosedur teknik pencetakan dengan teknik konvensional maupun digital dengan nilai (p<0.05). Kesimpulan: Persepsi pasien terhadap rasa nyaman, sensitifitas gigi atau gusi, kesan kesulitan bernapas, dan refleks tersedak adalah bermakna secara statistik dimana teknik pencetakan digital lebih dipilih dibandingkan dengan teknik konvensional.

Introduction: Digital orthodontics are increasingly in this era. The use of intraoral scanners is an important chapter in this evolution. An intraoral scanner is a device manufactured to produce direct digital impressions in dentistry. The use of conventional study models, which have been the gold standard in making diagnosis, is starting to shift. Recently, much studies has been carried out regarding the use of intraoral scanners, especially to look at the accuracy. However, in Indonesia, no one has observed the differences of patient perception in conventional and digital impressions. Objective: This study aims to determine the differences of patient perception in conventional and digital impression. Methods: 46 subjects were obtained according to the inclusion criteria using conventional (alginate) and digital (3D intraoral scanner) impression techniques. Then the subjects were given a questionnaire to see the patient's perception and assessed using a VAS (visual analogue scale). Results: There was a statistically significant difference in the feeling of comfort, sensitivity of teeth or gums, feeling difficulty of breathing, and gagging reflex during the impression procedure with conventional and digital technique with p value <0.05. Conclusion: The patient perception of comfort, sensitivity of teeth or gums, feeling difficulty of breathing, and gagging reflex are statistically significant where digital impression techniques are preferred compared to conventional techniques."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martyn Suprayugo
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pH minuman kemasan terhadap gaya
regang power chain. Digunakan 28 power chain merk ormco, tipe tertutup, bening, yang
diregangkan pada 2 titik berjarak 40 mm pada plat akrilik dan direndam dalam larutan teh
botol, buavita, coca cola dan aquades. Gaya regang (grf) power chain diukur menggunakan
force gauge dan dicatat gaya awal, setelah 1 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam, 168 jam dan 336
jam perendaman. Terjadi penurunan gaya regang power chain yang signifikan, namun tidak
terdapat perbedaan signifikan terhadap setiap waktu perendaman dalam perbedaan pH larutan
teh botol, buavita, coca cola dan aquades.

ABSTRACT
The aim of the study was to evaluate the effect of teh botol, Buavita, coca cola and distilled
water toward force decay of orthodontic power chain. Twenty eight power chains (Ormo,
closed type, tranparant) were fixed on acrylic framework (40 mm of distance) and immersed
in teh botol, buavita, coca cola and distilled water. Force decay were measured using tension
gauge (grf) and recorded at initial force, 1 hour, 24 hour, 42 hour, 72 hour, 168 hour and 336
hours of immersion. There was a decrease of force, however acidity did not influence force
degradation of power chain statistically."
2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aristy Riyanti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan minyak eucalyptus 75 dan eucalyptol 100 dalam menurunkan kuat rekat geser bahan adesif bis-GMA pada debonding breket metal. Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik. Sejumlah tiga puluh gigi premolar atas dibagi secara acak menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok minyak eucalyptus, kelompok eucalyptol dan kelompok kontrol. Gigi premolar direkatkan dengan braket Gemini 3M Unitek, Monrovia menggunakan resin adesif Transbond XT 3M Unitek, Monrovia . Kelompok minyak eucalyptus, kelompok eucalyptol dan kelompok kontrol masing-masing dioles minyak eucalyptus 75 Naga Mas, Indonesia , eucalyptol 100 Cerkamed, Poland dan akuades di sekitar braket selama 10 menit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eucalyptol dan kelompok kontrol p.

ABSTRACT
This study conducted to examine the ability of 75 eucalytpus oil and 100 eucalyptol to decrease the shear bond strength and facilitate debonding of metallic bracket bonded with Transbond XT. The study design is experimental laboratoric study. Thirty upper premolar teeth were randomly divided into 3 groups control, eucalyptus oil group, and eucalyptol group. The premolar teeth were bonded with Gemini brackets 3M Unitek, Monrovia using Transbond XT 3M Unitek, Monrovia . Each groups were lubricated by 75 eucalyptus oil Naga Mas, Indonesia , 100 eucalyptol Cerkamed, Poland and aquades around the bracket for 10 minutes. There were a significant differences in shear bond strength between eucalyptol group and control group p"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Atika Zairina
"ABSTRAK
Pendahuluan: Braket ortodonti merupakan komponen penting dalam piranti
ortodonti cekat karena menghantarkan gaya dari kawat ke struktur gigi dan jaringan
pendukungnya sehingga terjadi pergerakkan gigi. Komposisi logam dan proses
manufaktur braket Stainless Steel mempengaruhi sifat fisik dan mekanis, salah
satunya kekerasan dan kekuatan. Tetapi, beberapa pabrik mengurangi biaya produksi
dengan mengabaikan proses manufaktur yang sesuai dengan standarisasi. Hal ini
dapat menyebabkan deformasi slot braket khususnya saat diaplikasikan gaya torque.
Deformasi slot braket dapat mengurangi besar gaya torque yang akan dihantarkan ke
gigi dan jaringan pendukungnya sehingga hasil perawatan tidak efektif dan efisien.
Beberapa braket Stainless Steel yang beredar dipasaran masih diragukan kualitasnya
dalam perawatan ortodonti.
Tujuan: Untuk membandingkan besar gaya torque akibat sudut puntir 300dan 450
kawat Stainless Steel serta deformasi slot permanen akibat gaya torque tersebut antara
kelompok merk braket (3M, Biom, Versadent, Ormco dan Shinye).
Metode Penelitiian: Lima puluh braket Stainless Steel edgewise dari 5 kelompok
merk braket (n=10) di lem ke akrilik. Masing-masing braket dilakukan pengukuran
tinggi slot dengan mikroskop stereoskopi, lalu diaplikasikan puntiran kawat melalui
alat yang sudah dibuat pada penelitian ini sehingga diperoleh besar gaya torque.
Setelah uji torque, dilakukan kembali pengukuran tinggi slot braket. Deformasi slot
pemanen dihitung dari selisih dua tahapan pengukuran tinggi slot yaitu sebelum dan
sesudah aplikasi gaya torque
Hasil: Analisis statistik menunjukkan perbedaan bermakna besar gaya torque pada
sudut puntir 300 dan 450 antara Biom dan Shinye dengan Omrco. Gaya torque paling
besar yaitu pada merk braket 3M (300= 442,12 gmcm dan 450= 567,99 gmcm) ,
sedangkan yang terkecil adalah Biom (300= 285,50 gmcm, 450=361,38 gmcm).
Perbedaan deformasi slot braket terjadi hampir pada semua kelompok merk braket.
Deformasi slot braket hanya terjadi pada merk braket Biom (2,82 µm) dan Shinye
(2,52 µm).
Kesimpulan: Bentuk geometri slot, komposisi, proses manufaktur braket Stainless
Steel dan sudut puntir kawat mempengaruhi besar gaya torque. Komposisi AISI 303
dan 17-4 PH serta proses manufaktur melalui MIM menghasilkan deformasi slot
braket yang kecil dan secara klinis tidak signifikan.

ABSTRACT
Introduction: Orthodontic bracket is an important component in fixed orthodontic
appliances for distributing force to the structure of the tooth and its supporting
tissues, causing tooth movement. Alloy composition and manufacturing process
Stainless Steel bracket affects the physical and mechanical properties, one of which
hardness and strength. However, some manufacturers reduce costs at the
manufacturing process in accordance with standards. This can cause deformation of
the bracket slot especially when applied torque force. In addition, slot deformation
can reduce the torque force that will be transmitted to the tooth and its supporting
tissues so that the treatment is ineffective and inefficient. Therefore, some Stainless
Steel brackets quality in the market is still questionable for orthodontic treatments.
Objective: To determine the deformation of the bracket slot of five brands (3M,
Biom, Versadent, Ormco and Shinye) due to the force Stainless Steel wire with
torsional angle of 45° and the amount of torque force with torsional angle of 30° and
45°.
Methods: Fifty Stainless Steel Edgewise brackets from five bracket groups brands (n
= 10) is attached onto an acrylic. Each bracket slot height was measured with a
microscope stereoscopy, then applied torsion wire through torque apparatus that has
been made for this study to obtain the amount of torque force. Once the torque test
has been done, then the width of bracket slot is re-measured. Deformation slot
calculated from measurements of height difference between before and after the
torque test.
Results: Statistical analysis shows differences in slot bracket deformation in all group
of bracket brands. But, clinically permanent slot deformation deformation occurs only
on Biom (2.82 µm) and Shinye (2.52 µm). Repeated measure ANOVA comparison
showed significant differences in the amount of torque at torsion angle of 300 and 450
between Biom and Shinye with Omrco. The 3M transmitted highest load (300 =
442,12 gmcm and 450 = 567,99 gmcm), while the lowest is Biom (300 = 285,50
gmcm and 450 = 361,38 gmcm).
Conclusion: Stainless Steel bracket slot deformation is influenced by several factors
specifically geometry bracket slot, the composition of the metal, manufacture and
torsional angle wire. Alloy composition of AISI 303 and 17-4 PH and manufacture by
the method of metal injection molding (MIM) has the smallest deformation."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cinta Nurindah Sari
"ABSTRAK
Latar Belakang: Psikososial merupakan kondisi yang meliputi aspek psikis dan sosial. Estetika wajah dapat menentukan perlakuan sosial yang diterima seorang individu dari lingkungannya. Gigi-geligi merupakan komponen penting dalam estetika wajah. Susunan gigi-geligi buruk dapat mengakibatkan berbagai masalah terkait fungsi maupun psikososial, namun dapat diatasi oleh perawatan ortodonti. Meskipun demikian, seringkali individu belum sadar akan kebutuhan perawatan ortodontinya. Ditemukan kontradiksi pada berbagai hasil penelitian sebelumnya mengenai hubungan status psikososial dan kebutuhan perawatan ortodonti, terutama pada usia remaja. Tujuan: Mengetahui hubungan status psikososial dengan kebutuhan perawatan ortodonti menggunakan PIDAQ dan IOTN pada siswa SMAN 27 Jakarta Pusat. Metode: Dilakukan penelitian potong lintang pada 95 remaja. Diberikan kuesioner PIDAQ untuk mengetahui status psikososial dan IOTN-AC untuk mengetahui kebutuhan perawatan ortodonti secara subjektif, serta digunakan IOTN-DHC untuk mengetahui kebutuhan perawatan ortodonti secara objektif. Hasil: Nilai signifikansi uji chi-square antara status psikososial dengan kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan IOTN-AC yaitu p = 0,001 dan nilai signifikansi uji chi-square antara status psikososial dengan kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan IOTN-DHC yaitup = 0,140. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status psikososial berdasarkan PIDAQ dengan kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan IOTN-AC dan tidak terdapat hubungan antara status psikososial berdasarkan PIDAQ dengan kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan IOTN-DHC pada siswa SMAN 27 Jakarta Pusat.

ABSTRACT
Background: Psychosocial is a condition involves psychological and social aspects. Facial aesthetics affects how someone is treated by their surrounding. Teeth arrangement is an important component in facial aesthetics. Misaligned teeth often cause various problems, but can be overcome by orthodontic treatment. However, individuals are often not aware of their orthodontic treatment needs. Previous studies show contradictory results on association of psychosocial status and orthodontic treatment need. Objective: To determine whether psychosocial status associated with orthodontic treatment need using PIDAQ and IOTN in students of SMAN 27 Jakarta.Methods: This cross-sectional study comprised 95 adolescents. PIDAQ was given to assess psychosocial status and IOTN-AC was given to assess subjective treatment need. IOTN-DHC was used to assess objective treatment need. Results: The significance value of chi-square test between psychosocial status and orthodontic treatment need based on IOTN-AC is p = 0.001 and the significance value of chi-square test between psychosocial status and orthodontic treatment need based on IOTN-DHC is p = 0.140. Conclusion: There is an association between psychosocial status based on PIDAQ and orthodontic treatment need based on IOTN-AC and no between psychosocial status based on PIDAQ and orthodontic treatment need based on IOTN-DHC in students of SMAN 27 Jakarta."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adityo Widodo
"A factor to pay attention to in orthodontic treatment is the inclination of upper and lower incisives. The inclination could be evaluated from interincisal angle and angle of upper incisive (UI) with cranium base (SN). This research is to evaluate those angles after the retraction of upper and lower incisives on malocclusion class I with bimaxillary prostrusion. In total, 34 samples were treated using edgewise system. The results show that mean for UI ? LI is 138.06°±1.47°, and for UI ? SN 95.97°±1.27°."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2005
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>