Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137478 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syafril bin Abdul Halim
"Penelitian dalam tesis ini bertujuan untuk mengungkapkan idiosinkresi "orang kuat", Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, dalam membangun integrasi Uni Emirat Arab. Masalah integrasi menjadi isu sentral di Timur Tengah karena sulitnya mewujudkan masalah tersebut. Lain halnya dengan Uni Emirat Arab yang terdiri dari tujuh emirat (Abu Dhabi, Dubai, Sharjah, Ajman, Umm al-Qaiwain, Ras al-Khaimah dan Fujairah), integrasi negara ini sejak 2/12/1971 sampai sekarang (2004) masih utuh, dan bahkan bertambah kuat. Karena itu, penulis tertarik untuk mengungkapkan sifat-sifat istimewa Sheikh Zayed yang membuatnya berhasil membangun integrasi yang menyatukan ketujuh emirat tersebut. Penelitian ini menggunakan paradigma klasikal dengan pendekatan kualitatif dan metode biografi. Seperti diyakini sementara pihak bahwa metode biografi sangat balk untuk menjelaskan perilaku seseorang dalam menggeluti suatu masalah. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka. Melalui data yang dapat dikumpulkan, penulis berusaha mengangkat sifat-sifat khas Sheikh Zayed yang berkaitan dengan inasalah integrasi di Uni Emirat Arab. Di antara temuan penelitian ini adalah bahwa sikap pemurah, solider dan sederhana Sheikh Zayed sangat menunjang keberhasilannya dalam menggalang persatuan di kawasan Teluk. Berangkat dari keyakinannya bahwa persatuan akan mendatangkarl kebaikan dan perpecahan akan menimbulkan malapetaka bagi masyarakat kawasan, Sheikh Zayed berjuang sekuat tenaga untuk mewujudkan persatuan antara berbagai emirat yang ada di Teluk. Sheikh Zayed, Presiden UEA sekaligus emir Abu Dhabi, dalam bertindak sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam yang luhur. Dia paham betul bahwa yang berpunya berkewajiban mengulurkan tangan kepada yang kurang beruntung. Sheikh Zayed berkeyakinan bahwa emirat-emirat yang lebih kecil dan miskin yang ada di kawasan juga berhak menikmati kekayaan minyak Abu Dhabi. Agaknya kebijakan "open hand" yang dijalankan oleh Sheikh Zayed ini merupakan salah satu pilar yang menopang tegaknya federasi Uni Emirat Arab. Kiranya kebijakan "open hand" ini diadopsi oleh "orang kuat" lainnya, seperti Muammar Gadhafi, dalam menggalang integrasi dengan negara tetangganya yang lebih miskin, seperti Tunisia dan lainnya, tentu dia sudah berhasil mewujudkan persatuan di kawasan. Kendatipun demikian, UEA sendiri tampaknya Bakal menghadapi masalah integrasi di masa depan, mengingat sukarnya mencari tokoh seperti Sheikh Zayed.

This research shows the important contributions of Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, the ruler of Abu Dhabi and the president of the United Arab Emirates, in the foundation of the Emirates union and in it's success. The success of the Emirates model of unity is so important to the Arab world since the failure of other efforts to make unity as in the case of Egypt and Syria in 1961. So the UAE model, in which 7 small states united in 1971, is giving hope that one day another unity may take place among the Arab countries. The researcher show the important role played by Sheikh Zayed in creating this unity in the UEA, and his personal charisma that make this union very strong and rooted. The researcher in the frame work of this research used descriptive and analytical methods and biography analysis of Sheikh Zayed and his patriarch role that led to this long lasting union. The research tells that the success of the union in the United Arab Emirates, owes a lot to Sheikh Zayed personal leadership traits, and to his farsightedness and wisdom. In additional to that, Sheikh Zayed deeply believes in unity as an Islamic value, so he endured so many challenges and differences with patience to overcome the obstacles in the way of the unity. He helped the poor emirates in the union saying that they have the right to enjoy the benefit of Abu Dhabi oil wealth. So the researcher believes that the liberal financial policy of Sheikh Zayed is one of the most important factors for the success of this model of unity in the Arab World. The researcher believes that, if other Arab leaders in the countries with the same background as the United Arab Emirates, could follow Sheikh Zayed liberal financial method in helping neighboring Arab countries, the Arab unity would have come true since a long time. The researcher also thinks that the United Arab Emirates could face political challenges in the future after the death of Sheikh Zayed (86 years) because no other leader will be able to play his charismatic role."
2004
T14900
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Nurwikan Fitriani
"Masjid Raya Sheikh Zayed Solo di Indonesia adalah salah satu proyek monumental yang mencerminkan diplomasi budaya Uni Emirat Arab di Indonesia, serta merupakan simbol persahabatan dan hubungan bilateral kedua negara. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana diplomasi budaya diaplikasikan melalui masjid ini, serta dampaknya pada hubungan bilateral. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dengan pemangku kepentingan terkait, analisis dokumen, observasi, dan analisis isi. Hasil temuan dari penelitian ini, diketahui bahwa Uni Emirat Arab merupakan negara yang aktif dalam praktik diplomasi budaya. Diplomasi budaya Uni Emirat Arab yang diperkenalkan adalah nilai multikultural dan toleran yang digambarkan pada arsitektur, interior, eksterior, dan kegiatan-kegiatan masjid. Website dan sosial media digunakan untuk mendukung terwujudnya diplomasi budaya adalah website, sosial media, dan kegiatan yang diadakan. Penelitian ini dapat menjadi dasar untuk memperkuat praktik diplomasi budaya Uni Emirat Arab, dan pemeliharaan warisan budaya Uni Emirat Arab di masa depan.

The Sheikh Zayed Grand Mosque in Solo, Indonesia, is one of the monumental projects reflecting the cultural diplomacy of the United Arab Emirates in Indonesia. It serves as a symbol of friendship and bilateral relations between the two countries. This research aims to understand how cultural diplomacy is applied through this mosque and its impact on bilateral relations. The research methodology employs a qualitative approach, collecting data through interviews with relevant stakeholders, document analysis, observation, and content analysis. The findings reveal that the United Arab Emirates actively engages in cultural diplomacy practices. The introduced cultural diplomacy values of the UAE include multiculturalism and tolerance, reflected in the architecture, interior, exterior, and activities of the mosque. Websites and social media platforms are utilized to support the realization of cultural diplomacy, along with organized events. This research can serve as a foundation to strengthen the United Arab Emirates' cultural diplomacy practices and the preservation of its cultural heritage in the future."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fakhri Pratama
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan selama memimpin Uni Emirat Arab pada periode 1971 hingga 2004. Landasan teori yang digunakan adalah teori kebijakan negara serta teori modernisasi dan teori kekuasaan untuk memahami tentang kekuatan dari kebijakan yang sangat berpengaruh bagi kehidupan negaranya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah dengan jenis penelitian deskriptif. Berakhirnya perjanjian antara Inggris dengan emirat di Teluk Arab memunculkan keinginan membentuk sebuah negara yang berdaulat. Pada 2 Desember 1971, enam emirat di kawasan Teluk Arab bersatu dan mendirikan negara federasi yaitu Uni Emirat Arab. Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan didaulat menjadi presiden pertama. Selama memimpin UEA, Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan melakukan modernisasi melalui kebijakan di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Kebijakan politik memberlakukan dua sistem pemerintahan yaitu sistem federal dan sistem tradisional. Kebijakan Ekonomi yaitu tidak diberlakukannya pajak. Kebijakan Sosial berupa pelayanan pendidikan dan kesehatan gratis. Kebijakan Budaya yaitu dengan mendirikan institusi-institusi kebudayaan di setiap emirat. Kebijakan-kebijakan tersebut memberi dampak yang positif bagi kehidupan Uni Emirat Arab.

ABSTRAK
This thesis aimed to discuss about Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan?s policies since led the United of Arab Emirate in the period 1971 to 2004. The analysis was performed using the theory of state policy and the theory of modernization as well as the theory of power to understand about the power of the most influential policies to his country life. This thesis used historical research method with descriptive research. The overall of data were obtained by the author through literatures in the form of books, scientific articles, journals, research reported, magazines and related newspaper. The result of this analysis showed the end of agreement between the British with Emirate in the Arabia Gulf which emerged the eagerness to establish a sovereign state. In december 2, 1971, six emirate in the Arabian Gulf were coalesced to establish federal state, namely the United Arab Emirates. Zayed bin Sultan Alnahyan became the first president of the United of Arab Emirates. During leading the UAE, Zayed bin Sultan Alnahyan had modernized through policies in the political, economic, social, and culture fields. The political policy enforced two administration system, namely federal and traditional system. The economic policy enforced no taxation. The social policy given education and health serving freely. The culture policy was such as establishing cultural institutes in the every emirates. The policies given positive impact for the United of Arab Emirates life.
"
2015
S60419
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izhhar Jaka Ramadhani
"Perubahan iklim telah menjadi isu global yang genting. Isu tersebut mendorong para pemangku kepentingan untuk berpindah kepada opsi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Lembaga swadaya masyarakat (LSM), khususnya LSM lingkungan, memegang peran penting dalam advokasi lingkungan, tidak terkecuali di negara-negara Arab. Uni Emirat Arab (UEA) menjadi negara yang relevan untuk diteliti dikarenakan transformasinya dalam beberapa dekade menuju era globalisasi, serta tingkat modernitasnya yang tinggi. Penelitian ini akan mengkaji tentang Emirates Environmental Group (EEG), salah satu LSM lingkungan di UEA. Artikel ini akan membahas peran, strategi, dan pencapaian EEG dalam usahanya mengadvokasikan lingkungan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik studi pustaka. Artikel ini menggunakan teori LSM Lingkungan Princen. Studi ini menemukan bahwa upaya EEG berfokus pada isu-isu lingkungan seperti pemanfaatan sumber daya dan pengelolaan limbah. Karena reputasinya, EEG terakreditasi secara internasional. Dalam menjalankan misinya, EEG memiliki strategi bermitra dengan korporasi, pemerintah dan publik UEA. Strategi lain yang digunakan EEG adalah kampanye melalui program aksi dan edukasi. Melalui strategi tersebut, EEG telah mengurangi kerusakan lingkungan secara lokal, dan dalam prosesnya, membantu membimbing masyarakat UEA untuk menjadi lebih sadar akan lingkungan.

Climate change has become a critical global issue. It has encouraged stakeholders to opt for environmentally friendly and sustainable choices. Non-governmental organizations (NGOs), especially environmental NGOs, play an important role in environmental advocacy, and Arab countries are no exception. The United Arab Emirates (UAE) is a relevant country to study due to its transformation in the decades leading to the era of globalization, as well as its high level of modernity. This study will examine the Emirates Environmental Group (EEG), an environmental NGO in the UAE. This article will discuss EEG’s role, strategy, and achievements of its efforts to advocate for the environment. This study uses qualitative methods with literature study techniques. This article uses Princen's Environmental NGOs theory. The study found that EEG's efforts focused on environmental issues such as utilization of resources and waste management. Due to its reputation, EEG is internationally accredited. In carrying out its mission, EEG has a strategy of partnering with corporations, governments and the UAE public. Another strategy used by EEG is campaigning through action and education programs. Through those strategies, EEG has mitigated environmental damage locally, and in the process, helped guide the people of the UAE to become more environmentally conscious."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Naurah Nazifah
"Tulisan ini bertujuan menjelaskan proses modernisasi yang berlangsung di Uni Emirat Arab hingga saat ini (2023) dengan mengeksplorasi perubahan bidang ekonomi, pendidikan, sosial, dan budaya di negara tersebut dapat memengaruhi peran perempuan di masyarakat. Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengambilan data berupa studi pustaka dari menggali literatur, seperti buku, jurnal ilmiah, dan artikel internet. Dalam menganalisis sejarah perkembangan peran perempuan di Uni Emirat Arab, penulis menggunakan pemikiran tokoh emansipasi perempuan dari Mesir, Qasim Amin (1863-1908) dan teori perubahan sosial dari sosiolog asal Indonesia, Soerjono Soekanto (1922-2015). Penulis menemukan bahwa terdapat perubahan berkelanjutan mengenai perkembangan peran perempuan di Uni Emirat Arab. Perempuan UEA masa tradisional, banyak digambarkan berperan dalam rumah tangga saja. Faktanya, perempuan di masa sebelum ditemukannya minyak (tradisional), juga berperan dalam bidang ekonomi untuk membantu pendapatan keluarga. Proses modernisasi UEA sejak ditemukannya minyak hingga saat ini, membuat warga UEA lebih stabil secara finansial dan peran perempuan semakin terlihat tidak hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga dalam publik sebagai administrator, politisi, pengusaha, dan banyak lagi. Di bawah konstitusi, Uni Emirat Arab menjamin hak dan status hukum yang setara antara laki-laki dan perempuan.

This writing aims to explain the ongoing process of modernization in the United Arab Emirates up to the present (2023) by exploring changes in the economic, educational, social, and cultural fields that may impact the role of women in society. The writing methodology employed in this research is qualitative, utilizing literature review as a data collection technique by examining literature such as books, scholarly journals, and internet articles. In analyzing the history of the development of women's roles in the United Arab Emirates, the author draws on the thoughts of the women's emancipation figure from Egypt, Qasim Amin (1863-1908), and the social change theory of the Indonesian sociologist, Soerjono Soekanto (1922-2015). The author finds that there has been continuous change regarding the development of women's roles in the United Arab Emirates. In traditional UEA society, women were often depicted as having roles primarily within the household. In reality, during the pre-oil discovery period (traditional), women also played a role in the economy to contribute to family income. The modernization process in the UEA since the discovery of oil until now has made UEA citizens more financially stable, and the role of women is increasingly visible not only in the economic sphere but also in the public domain as administrators, politicians, entrepreneurs, and more. Under the constitution, the United Arab Emirates ensures equal rights and legal status between men and women."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Trianjani Hakim
"ABSTRAK
Dalam jurnal ini membahas tentang salah satu bangunan mewah yang juga merupakan menara tertinggi di dunia yaitu Burj Khalifa yang berada di kota Dubai, Uni Emirat Arab. Metode yang digunakan berupa kualitatif seperti studi pustaka dari buku-buku, jurnal, dan observasi melalui video di internet. Burj Khalifa yang berasal dari Bahasa Arab berarti ldquo;Menara Khalifa rdquo; yang sebelumnya bernama Burj Dubai ini tingginya mencapai 828 meter. Bangunan tertinggi di dunia ini merupakan hasil rancangan dari arsitek terkenal di dunia yaitu Adrian Smith. Konsep desain Burj Khalifa terinspirasi dari bunga Hymenocallis yang mempunyai puncak bunga yang tinggi dan dikelilingi oleh kelopak yang indah. Selain menjadi bangunan tertinggi di dunia, menara ini juga mendapat rekor lainnya berupa bangunan yang mempunyai lantai terbanyak yaitu 160 lantai dan lift tercepat dengan kecepatan 60 km/jam. Burj Khalifa tidak hanya menjadi gedung perkantoran, di dalam menara ini juga terdapat hotel dan apartemen serta fasilitas-fasilitas yang bertaraf internasional. Peresmian menara ini dilakukan oleh penguasa Dubai yaitu Syeikh Mohammed bin Rashid Al Makhtoum pada tanggal 4 Januari 2010 yang dihadiri oleh 6.000 tamu undangan dan ditandai dengan pesta kembang api yang dramatis dan spektakuler. Menara ini tentu saja mendapat respon yang baik dari seluruh masyarakat di dunia, hal ini membuat banyak sekali pengunjung yang datang dari berbagai kalangan didunia.

ABSTRACT
In this paper discusses about one of the luxury building that is the highesht tower or skyscraper in the world, the named was called Burj Khalifa in Dubai, United Arab Emirates . The methodology used in the form of qualitative methods such as literature on the books, journals,and observations of the video on the internet. Burj Khalifa is derived from the Arabic that is ldquo Khalifa Tower rdquo the previously named is ldquo Burj Dubai rdquo , its height reaches 828 meters. This highest tower in the world is designed by renowned architect in the world, he is Adrian Smith. Burj Khalifa rsquo s concept design is inspired from Hymenocallis Flower, this flower have a peak high interest and surrounded by beautiful flower petals. This tower also got another records in the form of buildings that have the highest floors, there are 160 floors and the fastest elevators at speeds 60 km s. At Burj Khalifa not only office buildings, but there are also hotels and apartments as well as international standard facilities. Inauguration of this tower was carried out by the authorities of Dubai is Syeikh Mohammed bin Rashid Al Makhtoum on 4th January 2010 which was attended by 6.000 guests and is characterized by a dramatic and spectacular fireworks. This tower has received a good response from all the people in the world, it makes a lot of visitors who come from all walks of life in the world."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Supriadi
"Di era reformasi dituntut adanya perubahan baik dalam bidang politik, sosial maupun ekonomi. Untuk memenuhi tuntutan perubahan tersebut, maka potensi pemuda sebaiknya dihimpun dalam satu wadah.
Komite Nasional Pemuda Indonesia sebagai Organisasi Kepemudaan lintas etnis, agama, golongan maupun partai politik harus menunjukkan eksistensinya secara menyeluruh, terpadu dan terencana, namun hingga saat ini eksistensi tersebut belum menunjukkan hasil yang maksimal.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis akan mengadakan penelitian tentang :
1. Sejauh mana hubungan KNPI dengan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta ?
2. Sejauh mana potensi KNPI mampu menjadi perekat integrasi bangsa khususnya di Wilayah propinsi DKI Jakarta ?
3. Bagaimana peran KNPI dalam meningkatkan Ketahanan Wilayah Propinsi DKI Jakarta?
Penelitian akan difokuskan kepada persepsi atau tanggapan pimpinan organisasi kepemudaan, tokoh pemuda dan pejabat pemerintah daerah DKI Jakarta terhadap peran KNPI dan upaya membangun integrasi bangsa.Untuk mengetahui peran KNPI dan upaya membangun integrasi bangsa dilakukan dengan menggunakan Metode Likert.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif dan melibatkan sample sebanyak 30 responden yang diambil dari seluruh wilayah propinsi DKI Jakarta yang melibatkan pimpinan organisasi kepemudaan, tokoh pemuda dan pejabat Pemerintah Propinsi DKI Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi terhadap peran KNPI dan upaya membangun integrasi bangsa yang dilakukan oleh KNPI telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan., maka berdasarkan hasil penelitian. peran KNPI telah tercapai.bagi generasi muda dan mahasiswa pada masa akan datang.

In the reformation era is considered necessary the changes in many aspects such as social politic including economy, in order to accomplish those necessities the youth potential should be together in one entity.
Indonesian National Youth Council (KNPI) as an organization of trans - ethnics, religion, group and political party must be totally promote its existence, integrated and well plan, anyhow, the existence of youth organization not yet reached in optimal result.
Based on the reasons, the research conducts a research about:
1. How far the relationship between KNPI and the government of DKI Jakarta Province?
2. How far the potency of KNPI able to be tied of integration of the nation, particularly in DKI Jakarta Province?
3. How is the role of KNPI in enhanced local depended of DKI Jakarta Province ?
The research will from focus on the perception or opinion of youth organization leaders, youth prominence figure and official of the government of DKI Jakarta Province related to the role of KNPI in the effort of Nation integration building.
To find out of the relationship between the role of KNPI and the effort of Nation integration building, in conducting of research used method of Likert.
The method of the research uses qualitative and quantitative methods, which takes sample of 30 respondence which include youth organization leaders, youth prominence figure and official government of DKI Jakarta province.
Based on the research it can be concluded that perception of the role of KNPI and the effort in nation integration building which conducted by KNPI gives significantly contribution achievement.
The researcher findings can be considered as in input to the academic, youth generation and student in the next era."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Eko Prasetyo
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas pengaruh modernisasi yang terjadi di negara Arab. Pada jurnal ini, penulis memilih negara Uni Emirat Arab yang akan dijadikan fokus penelitian mengingat perkembangan serta pembangunan yang terjadi di Uni Emirat sangat pesat. Uni Emirat Arab merupakan sebuah negara federasi yang memiliki ibu kota bernama Abu Dhabi. Bentuk federasi dipilih karena Uni Emirat Arab terdiri dari tujuh emirat yang masing-masing memiliki pemerintahan berdaulat serta mempertahankan kekuasaan para emir di emirat masing-masing. Berdasarkan hasil sensus yang dilaksanakan tahun 1995, penduduk Uni Emirat Arab berjumlah 1.845.000 jiwa. Hanya 20 dari total jumlah penduduk tersebut yang merupakan penduduk asli Uni Emirat Arab yang ada di negara tersebut, sementara 80 lainnya merupakan imigran yang berasal dari negara Pakistan, India, Oman, Iran, Palestina, Amerika dan Eropa Barat. Banyaknya imigran yang datang serta menetap di Uni Emirat Arab telah menciptakan hasil asimilasi baru di negara Uni Emirat Arab. Bukan hanya kebudayaannya yang menjadi sangat bertoleransi, asimilasi tersebut juga terlihat pada bidang lain seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, tata kota, dan pembangunan infrastruktur lain yang ada di Uni Emirat Arab.Kata Kunci: Modernisasi, Uni Emirat Arab, Asimilasi

ABSTRACT
This journal discusses the influence of modernization that occurs in Arab countries. In this journal, the writer choosed the United Arab Emirates to be focused considering the development that occurs in the emirate is very fast. The United Arab Emirates is a country federation which has the capital city, Abu Dhabi. The form of federation was chosen because the United Arab Emirates consists of seven Arab emirate, each of which has a government sovereignity and protecting power of the emir in each emirate. Based on the census results in 1995, inhabitants of the United Arab Emirates were 1.845.000. It was only 20 of the total number of the native citizens, while 80 the rest were immigrants from Pakistan, India, Oman, Iran, Palestinian, United States of America and Western Europe. Many immigrants who lived in the United Arab Emirates created a new assimilation in the United Arab Emirates. It is not only applied on the cultural matters that becomes very tolerance, the assimilation is also seen in other fields like science and technology, urban planning, and another infrastructure development in the United Arab Emirates .Keywords Modernization, United Arab Emirates, Assimilation."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Akbar Santoso
"ABSTRAK
Pacuan anjing Saluki merupakan salah satu cabang perlombaan olah raga tradisional tahunan pada festival-festival kebudayaan di Uni Emirat Arab. Pacuan anjing Saluki diselenggarakan karena tradisi berburu Arab badui kini tidak lagi dilakukan. Hal ini karena adanya kemajuan ekonomi melalui industrialisasi di Uni Emirat Arab dan dikeluarkannya hukum berburu oleh pemerintah setempat yang mengatur tentang kegiatan perburuan. Walaupun begitu, masyarakat Uni Emirat Arab yang merupakan keturunan dari suku-suku badui Arab turut menghidupkan kembali tradisi berburu dengan pacuan anjing Saluki. Pacuan anjing Saluki pun memiliki unsur-unsur yang sama, unsur-usur yang dimodifikasi, dan unsur-unsur yang dihilangkan dari tradisi Arab badui. Pacuan anjing Saluki dilakukan para pria, terutama dari keluarga para elit, dan dianggap memberikan kesenangan. Jurnal ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengambilan data menggunakan kajian kepustakaan berupa buku-buku, media massa, situs web, dan pengamatan melalui video. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan pacuan anjing Saluki menjadi upaya pemertahanan tradisi berburu Arab badui.

ABSTRACT
Saluki race is one of the traditional sports competition at cultural festivals in the United Arab Emirates. Saluki race is held because the Bedouin tradition for hunting is no longer done nowadays. This is because United Arab Emiretes has a development in economic through industrialization issues law for hunting in the region. The people of United Arab Emirates who are descendants of Bedouin tribes then revive the tradition of hunting with Saluki through Saluki race. Saluki race has the elements which are same, modified, and removed from the Bedouin tradition of hunting with Saluki. Saluki race is performed by men, especially from the ruling families, and it becomes a leisure activity to them. This journal uses a descriptive qualitative approach and taking data from literature sources, such as books, mass media, website, and observation through video. The result shows that the existence of the Saluki race is an effort to preserve the Bedouin tradition of hunting with Saluki. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Miura Sekar Nurindra
"Artikel ini membahas tentang pariwisata halal di Uni Emirat Arab (UEA). Negara UEA adalah salah satu anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang mendapat peringkat ke-5 sebagai destinasi pariwisata halal terbaik dunia pada 2019. Sebagai negara di kawasan Timur Tengah, dengan mayoritas penduduk beragama Islam, bukankah kehalalan tidak perlu dinyatakan lagi? Demikian pertanyaan yang mendasari penelitian ini. Dengan menggunakan penelitian kualitatif melalui studi pustaka, artikel ini menjelaskan konsep pariwisata halal dalam perspektif UEA, potensi pariwisata yang dikembangkan dan penerapan pariwisata halal di UEA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pengembangan pariwisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep pariwisata halal di UEA merupakan konsep standardisasi pelayanan dan sarana dalam menarik wisatawan muslim mancanegara. Adapun potensi yang dikembangkan adalah warisan kebudayaan Islam dalam kemasan modernitas.

This article discusses halal tourism in the United Arab Emirates (UAE). The UAE is a member of the Organization of Islamic Cooperation (OIC) which is ranked 5th as the world's best halal tourism destination in 2019. As a country in the Middle East region, with the majority of the population being Muslim, doesn't halal need to be declared again? These are the questions that underlie this research. By using qualitative research through literature study, this article explains the concept of halal tourism in the UAE perspective, the tourism potential that is developed and the application of halal tourism in the UAE. The theory used in this research is the tourism development theory. The results show that the concept of halal tourism in the UAE is a concept of standardization of services and facilities in attracting foreign Muslim tourists. The potential to be developed is Islamic cultural heritage in the packaging of modernity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>