Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73973 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retno Adrijantie
"Adanya potensi yang besar yang dihasilkan dari aktititas fotosintesis jenis mikroalga Chlorella sp seperti kandungan gizi yang lengkap dan tinggi, serta komponen kesehatan yang lengkap yang memungkinkan mampu meneegah sakit global seperti stroke, jantung koroner, kencing manis, kanker dan lain-lain, menjadikan penelitian skala laboratorium ini bertujuan mencari Intensitas cahaya yang optimum agar dihasilkan pertumbuhan Chlurella sp yang maksimum.
Faktor-faktor yang meinpengaruhi pertumbuhan mikroalgn antara lain cahaya, suhu, nutrisi, dan pH.
Penelitian mengenai produksi biomassa dan dengan jalan fiksasi CO2 dengan memanfaatkan kemampuan fotosintesis mikroalga Chlorella sp (ganggang hijau) dalam reaktor gelembung tunggal ini merupakan salah satu alternative yang diusulkan untuk rnengatasi masalah cumber makan bergizi dan masalah kesehatan.
Proses ini dilakukan dalam kultur Medium Beneck teraerasi dalam sebuah fotobioreaktor. Dengan pencahayaan kontinyu. Proses tersebut berlangsung pada kondisi suhu 29 °C , kecepatan superficial gas sebesar 2,4 m/jam, kandungan CO2 5% dalam aliran udara asupan dan dengan intensitas cahaya yang divariasikan dari 500 lux sampai dengan 10000 lux dan Jumlah set awal yang divariasikan. 500.000 set/ml sampai dengan 8.000.000 sel/ml.
Secara umum hasil yang diperoleh dalarn penelitian ini adalah :
- Mikroalga memerlukan intensitas cahaya sesuai dengan kerapatan selnya agar dapat berkembang secara maksimum, untuk kerapatan set awal sebesar 440.000 sel/ml intensitas cahaya yang dibutuhkan agar laju pertumbuhannya maksimum adalah sebesar 500 lux. Untuk kerapatan sel sebesar ± 990.000 sel/ml laju pertumbuhannya akan mencapai maksimum pada intensitas cahaya sebesar 1000 lux. Untuk kerapatan sel ± 4.590.000 set/ml pada 6000 hix dan kerapatan set ±6.940.000 Sel/ml pada 9000 lux.
- Laju pertumbuhan maksimum terbesar didapat dari kultur dengan pencahayaan alteration, maka dapat disimpulkan sistem pencahayaan alteration merupakan sistem pencahayaan yang terbaik dalam produksi biomassa Chlorella sp.
- Hasil pendekatan secara empiris yang diperoleh dari pertumbuhan Chlorella sp dan fiksasi CO2 dalam skala lab mengikuti persamaan Haldane."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14966
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anondho Wijanarko
"ABSTRAK
Pemanasan global merupakan isu utama dalam berbagai jurnal pengetahuan dan pemberitaan akhir-akhir ini. Cara-cara pencegahan dan penanggulanan sudah mulai dikembangkan untuk menghindari efek yang lebih berbahaya. Salah satu cara penanggulananya adalah dengan fiksasi CO2 oleh mikroalga. Fiksasi CO2 selain dapat mengurangi kadar CO2 di udara juga dapat menghasilkan biomassa mikroalga yang memiliki nilai ekonomis seperti protein dan glukosa. Hasil biomassa ini kini telah banyak diolah untuk dikonsumsi manusia.
Proses foto sintesis merupakan proses utama berlangsungnya pembentukan biomassa selain proses enzimatis (tanpa cahaya). Penelitian sebelumnya telah membuktikan semakin besar intensitas chaya yang diberikan pada kultur mikroalga semakin besar pula biomassa yang dihasilkan. Penelitian ini diaharapkan dapat menunjukkan pengaruh variasi intensitas cahaya dan jumlah inokulum terhadap produksi biomassa dan fiksasi Co2 oleh mirkoalga.
Penelitian ini akan menggunakan Chlorella sp. Chlorerlla merupakan alga hijau (Chlorophyta) dan merupakan mikroalga yang paling banyak dikembangkan. Mikroalga ini akan dilihat pertumbuhannya dalam fotobioreaktor. Sistem reaktor yang digunakan adalah fotobioreaktor kolom gelembung."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Anondho Wijanarko
"ABSTRAK
Masalah gas rumah kaca telah menjadi salah satu topik lingkungan yang banyak dibicarakan akhir-akhir ini. Demikian pula dengan produksi biomassa yang telah menjadi komoditi ekonomi bernilai tinggi. Oleh karenanya penelitian mengenai proses fiksasi CO2 dengan memanfaatkan mikroalga Chlorella SP ini dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mengatasi efek rumah kaca dan juga mendapatkan kandugnan pati serta karbohidrat dari produksi biomassa yang dihasilkan oleh aktivitas forosintesis.
Proses fiksasi CO2 dan produksi biomassa dengan menggunakan mikroalga Chlorella SP ini dilakukan dalam medium benneck dalam sebuah fotobioreaktor kolom gelembung. Fotobioreaktor ini diaerasi dengan kondisi operasi: kecepatan superficial gas ±2,4 m/hr, suhu 29°C, kandungan CO2 5% dalam aliran udara inlet, intensitas cahaya 700 lux, dan variasi panjang gelombang dengan menggunakan lampu merah, biru, putih, kuning, dan hijau. Data yang diambil adalah intensitas cahaya keluar reaktor (lb), julah sel, selisih fraksi gas CO2 inlet dan outlet serta besar pH.
Hasil yang penting dikemukakan disini adalah laju pertumbuhan sel paling tinggi dicapai oleh sumber iluminasi sinar biru dan paling rendah oleh sinar hijau, sedangkan sinar putih berada ditengah-tengahnya. Laju pengurangan CO2 terbsear terjadi pada sumber iluminasi sinar biru. Hal ini ternyata sebanding dengan peningkatan jumlah sel. namun seiring dengan berjalannya waktu, ternata laju pengurangan CO2 berkurang bahkan sebelum laju pertumbuhan memasuki fase stasioner, sedangkan model pendekatan secara empiris yang paling akurat terhadap data-data yang diperoleh, didapatkan dengan menggunakan persamaan Webb."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Nasta Andini
"Fikosianin merupakan pigmen protein berwarna biru yang sering digunakan dalam berbagai bidang karena memiliki banyak manfaat. Oleh karena itu, penelitian mengenai jumlah fikosianin perlu dilakukan. Penelitian mengenai fikosianin dapat dilihat dari jumlah biomassa karena jumlah biomassa mempengaruhi jumlah fikosianin yang dihasilkan. Namun sering ditemukan sebuah fenomena ketika kultivasi yang disebut pembuatan bayangan atau self shading. Fenomena ini adalah fenomena dimana intensitas cahaya yang diterima oleh mikroalga berkurang seiring dengan bertambahnya jumlah sel dalam tempat pembudidayaannya. Adanya fenomena ini menyebabkan hasil biomassa dan fikosianin yang dihasilkan oleh Spirulina sp. tidak optimal. Oleh karena itu, perlu ada penelitian untuk menimimalkan self-shading. Pada penelitian ini, peminimalan fenomena self shading dilakukan dengan mengatur intensitas cahaya secara berkala selama proses kultivasi. Intensitas cahaya yang digunakan untuk kultivasi tergantung dari optical density dari mikroalga tersebut pada satu titik waktu. Analisis penelitian dilakukan dengan pemanenan dan pengeringan mikroalga untuk mendapatkan biomassa. Setelah itu dilakukan ekstraksi dengan metode ultrasonikasi untuk mengetahui kandungan dari fikosianin. Hasil akhir produksi biomassa dan produksi ekstrak fikosianin lebih banyak jika dibandingkan dengan hasil kultivasi dengan cahaya tetap yang menandakan bahwa intensitas cahaya mempengaruhi pertumbuhan Spirulina platensis.

Phycocyanin is a blue protein pigment that is often used in various fields because it has many benefits. Therefore, research on the amount of phycocyanin needs to be done. Research on phycocyanin can be seen from the amount of biomass because the amount of biomass affects the amount of phycocyanin produced. However, a phenomenon called self-shading is often found during cultivation. It is a phenomenon where the light intensity received by microalgae decreases with the increase in the number of cells in the cultivation site. The existence of this phenomenon causes the yield of biomass and phycocyanin produced by Spirulina sp. not optimal. Therefore, there needs to be research to minimize self-shading. In this study, the self-shading phenomenon was minimized by adjusting the light intensity periodically during the cultivation process. The light intensity used for cultivation depends on the optical density of the microalgae at one point of time. Research analysis was carried out by harvesting and drying microalgae to obtain biomass. After that, extraction was carried out using the ultrasonication method to determine the content of phycocyanin. The final yield of biomass production and the production of phycocyanin extracts were higher than those of cultivation with fixed light, which indicates that light intensity affects the growth of Spirulina platensis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemanasan global merupakun isu ulumu dalam bcrbugai jumal pcngclnhuun dan pemberitaan akhir-akhir ini. Carn~cara pencegahan dan penanggulangan sudah mulai dikembangkaln unluk menghindari efek yang lebih berbahaya. Salah satu cam pcnang&_»ulang,z|nnyz| ndalah dengan Eksasi CO2 oleh mil-croalgn. Fiksasi CO3 selain dapat mcngurangi kadar CO; di udara juga dapat menghasilkan biomassa milcroalga yung mcmiliki nilui ckonomis scperti protein dan glukosa. Hasil biomassu ini kini lclah banyzlk dioluh untuk dikonsumsi mzmusia.
l’|‘o:sus llnlosinlcsis |\u.:ru|'mk;|u pruscs ulamm l`|CI'll|l\Q,$l1|\g,ll}'ll |)(.‘l'l\hCl'll\ll~I1ll'l biomassa selain proses enzimatis (tanpa cahaya). Penelitian sebelumnya telah mcmhuklikan scmznkin hcsaar inlcnsilus culmya yang, dibcrikzm pudn kullur nnkrnalga scmakin besur pula biomassa yang dihasilkan. Pcncliliun ini diharanpkun Llupzxl mcmuliukkzm pcngmuh \'lll'l£lSl ll\lC|lSilL|S culmyn Llun _ilunluh inukulum icrlmdup pmduksi biomalssa dun liksusi CO; olch mikroulgn.
Penelitian ini akan menggunakan Chlorella Sp. Chiorelia merupakan alga hijau A( C/ziorophyta) dan rnerupakan mikroalga yang paling banyak dikembangkan.
Mikroalga ini nkan dilihat pertumbuhannya dalam fotobioreaktor. Sistern reaktor yang digunakan adalah fotolgioreaktor kolom gelembung."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anondho Wijanarko
"Mikroalga Chlorella vulgaris Buitenzorg memiliki potensi dalam memfiksasi CO2 dan dilihat dari kandungan protein dan zat esensiil lainnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan tambahan. Perlakuan pencahayaan siklus harian pada kultivasi Chlorella vulgaris Buitenzorg menunjukkan hasil akhir produksi biomassa dan laju fiksasi CO2 yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan pencahayaan sinambung, dengan perbandingan hasil produksi biomassa sebesar 79,0% serta nilai CTR (carbon dioxide transferred rate) sebesar 54,0% dan nilai qCO2 (microbial carbon dioxide fixation ability) sebesar 50,0% sebagai parameter yang menunjukkan kemampuan fiksasi CO2 -nya. Kedua perlakuan tersebut dilakukan dalam 1,0 L kolom gelembung mengandung 600 mL medium Beneck yang dihembuskan udara yang mengandung CO2 sebesar 10.0% dengan kecepatan superfisial hembusan udara sebesar 3,60 m/h pada temperatur 29,0oC dan tekanan operasi 1.0 atm. Sebagai tambahan, energi pembentukkan biomassa (EX) juga menunjukkan nilai 70,0% lebih besar dibandingkan perlakuan pencahayaan sinambung.

Green Algae Chlorella vulgaris Buitenzorg green have a potencies such as their ability in CO2 fixation and it?s protein and essensial contents observation for supplement food purpose. Chlorella vulgaris Buitenzorg?s cultivation results using daily cycle illumination showed that the final biomass production and CO2 fixation rate are lower if compared to continuous illumination treatment. The comparisons between these two treatments are 54.0% for CTR (carbon dioxide transferred rate) value and 50.0% for q CO2 (microbial carbon dioxide fixation ability) value as parameter that shown it?s CO2 fixation ability and 79.0% for biomass production. Both of treatments was done in 1.0 L bubble column fotobioreactor content 600 mL Beneck medium that was sparged by 3.6 m/h superficial velocity of air consisting of 10.0% CO2 as carbon source at 29.0°C and 1.0 atm. Additionally, the consumption energy for biomass formation (EX) in daily cycle illumination, was 70.0% larger than con tinuous illumination treatment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Apriyati Ningsih
"Mikroalga Chlorella adalah saiah satu mikroalga hijau yang telah banyak digunakan sebagai sumber penghasil biomassa, Chlorella merupakan mikroalga hijau yang sangat spesial karena kandungan klorofilnya paling tinggi dibandingkan dengan seluruh mikroalga hijau bahkan seluruh tanaman tingkat tinggi. Chlorella juga memiliki kelebihan untuk tumbuh berkembang biak dengan cepat. Berdasarkan fakta tersebut, maka penelitian ini digunakan jenis mikroalga Chlorella vulgaris Buitenzorg.
Dengan meninjau bahwa Chlorella adalah mikroorganisme fottosintesis yang mengubah energi cahaya menjadi energi ATP untuk pertumbuhan dan pembentukan senyawa karbon (fiksasi CO?), maka faktor cahaya menjadi sangat penting bagi pertumbuhan dan produksi biomassa Chlorella. Beberapa penelitian pada kultivasi mikroalga dengan variasi faktor pencahyaan telah membuktikan beberapa hal antara lain bahwa Chlorella memiliki prospek yang sangat baik sebagai penghasil biomassa, pemfiksasi CO2 maupun sebagai penghasil protein, vitamin, karbohidrat, dan nutrisi lain untuk bahan makanan kesehatan.
Mengacu pada penelitian tersebut, maka pada penelitian kali ini dilakukan perlakuan alterasi pencahayaan yaitu perubahan intensitas pencahayaan berdasarkan siklus harian. Pada fotobioreaktor tersebut Chlorella vulgaris Buitenzorg akan dikultivasi dalam medium beneck sebagai sumber nutrisi pada temperatur 29°C dan tekanan operasi 1 atm dengan sumber cahaya lampu phillip Halogen 20W/12V/50Hz serta dialiri udara yang mengandung CO? 6% sebagai sumber karbonnya.
Perlakuan alterasi pencahayaan siklus harian pada kultivasi Chlorella vulgaris Buitenzorg menunjukkan hasil akhir biomassa (X) 0,0083 kali lebih rendah dibandingkan pencahayaan kontinu . Aktivitas sel Chlorella vulgaris Buitenzorg pada perlakuan alterasi pencahayaan siklus harian menunjukkan hasil yang lebih rendah. Hal ini dapat dilihat dari [HCO3'] yang terbentuk pada kultur perlakuan alterasi 0,0094 kali lebih rendah dibanding pencahayaan kontinumeningkatkan produksi biomassa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Untuk mengurangi kandungan CO2 di udara, dibuluhkan usaha pemanfaatan gas tersebut menjadi produk yang berguna. Salah satu alternatif pemanfaatan CO2 adalah dengan fiksasi CO2 untuk menghasilkan biomassa dengan menggunakan Chlorella sp. Saat ini Chlorella sp. telah diteliti oleh banyak ahli karena kemampuannya dalam menghasilkan biomassa yang sangat baik, dimana biomassa tersebul terkandung di dalam chlorella dan dapat dimanfaatkan manusia sebagai suplemen kesehatan yang kandungan gizinya sangat tinggi. Chiorella juga sangat mudah ditangani, karena memiliki kemampuan adaptasi yang sangat baik.
Tahap pelaksanaan penelitian ini yaitu mengkultur Chlorella sp. dalam medium Beneck dan selanjutnya digunakan dalam fotobioreaktor kolom gelembung. Variasi yang utama dalam penelitian ini yaitu fotoperiodesitas, dimana dengan kondisi terang-gelap akan diamati pertumbuhan Chlorefla sp. dan juga pcrubahan konsentrasi CO2 masuk dan keluar reaktor selamn periode operasi, dibandingkan dengan pencahayaan kontinu. Dari penelitian ini didapatkan hasil yaitu fotoperiodesitas mempengamhi pertumbuhan Chlorella sp. dimana laju pertumbuhan (μ) dengan fotoperiodesitas lebih tinggi dibanding, laju pertumbuhan pada pencahayaan kontinu. Foloperiodesitas juga dapat menghemat pemakaian energi pencahayaan.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raka Nugraha Wijaya
"ABSTRAK
Penelitian ini menerapkan variasi komposisi kangdungan dari campuran HZSM-5/B2O3 dan suhu operasi untuk menganalisa efeknya terhadap yield dari senyawa monoaromatik yang diproduksi melalui proses konversi katalitik menggunakan prinsip reaktor unggun tetap. Proses konversi katalitik dilakukan dengan menggunakan 15 HZSM-5, 30 HZSM-5, and 100 katalis HZSM-5 dan dengan variasi suhu 450, 475, and 500oC. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses konversi katalitik dengan kenaikan komposisi HZM-5 akan menaikkan hasil yield senyawa aromatik berupa 15.95 , 23.11 and 63.11 untuk proses yang dilakukan pada suhu 450OC. Pada suhu 475OC akan menghasilkan 19.85 , 26.89 , and 73.21 senyawa aromatic dengan menaiknya kandungan HZSM-5 di dalam campuran katalis. Dan dengan menaiknya kandungan katalis HZSM-5, proses pada suhu 500OC akan menghasilkan 30.60 , 48.26 and 91.33 senyawa aromatic. Hasil ini mengindikasikan bahwa kenaikan kandungan HZM-5 dan suhu operasi akan menaikkan yield dari senyawa monoaromatik. Kenaikkan yield senyawa monoaromatik dengan menaiknya komposisi HZM-5 disebabkan oleh keunggulan bentuk selektif yang dimiliki oleh HZSM-5 katalis. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa katalis B2O3 tidak menghasilkan efek yang signifikan terhadap yield dari senyawa monoaromatik. Hal ini disebabkan oleh proses pencampuran HZSM-5/B2O3 tidak dilakukan dengan metode yang tepat sehingga katalis B2O3 tidak tercampur secara sempurna kedalam pori-pori dari katalis HZSM-5.

ABSTRACT
In this research, different variation of the composition of the HZSM 5 and B2O3 catalyst and different operation temperature was applied in order to analyze the effect of the catalyst composition and the operation temperature to the production of mono aromatics through catalytic conversion using the fixed bed reactor principle. The catalytic conversion process was done with composition of catalyst used were 15 HZSM 5, 30 HZSM 5, and 100 HZSM 5 under 450, 475, and 500oC. Experimental results showed that for the catalytic conversion under the temperature of 450OC, by the addition of mixture of 15 HZSM 5, 30 HZSM 5, and 100 HZSM 5 will increase the yield of monoaromatic compounds by 15.95 , 23.11 and 63.11 respectively. While the process under 475oC will yield 19.85 , 26.89 , and 73.21 with the increasing fraction of HZSM 5 catalyst inside the mixture of catalyst. Lastly, as the fraction of HZSM 5 increased, the process conducted under 500oC will yield 30.60 , 48.26 and 91.33 of monoaromatic compounds. It indicates that the yield of monoaromatics will increase as the fraction of HZSM 5 catalyst and operating temperature also increase. The increasing fraction of HZSM 5 catalyst will increase the yield of monoaromatic compounds, due to its shape selective reaction advantages. However, the presence of B2O3 have no significant effect the yield of monoaromatics because of the mixing process between HZSM 5 and B2O3 wasn rsquo t done using the proper method, so the B2O3 catalyst wasn rsquo t mixed properly in to the pores of HZSM 5 catalyst."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oksa Angger Dumas
"Apabila kita melihat kondisi lingkungan kampus Universitas Indonesia Depok, sampah daun merupakan suatu hal mudah ditemui karena kondisi lingkungan kampus memiliki banyak sekali pepohonan. Untuk memanfaatkan potensi biomassa yang sangat besar tersebut maka dilakukan penelitian untuk menemukan teknologi yang tepat untuk digunakan di lingkungan kampus UI. Fluidized Bed Combustion (FBC) merupakan salah satu teknologi pembakaran yang sangat tepat untuk digunakan di lingkungan kampus UI karena memanfaatkan prinsip fluidisasi dan turbulensi benda padat. Saat proses pembakaran, dengan adanya fenomena fluidisasi ini akan meningkatkan kemampuan perpindahan panas dan massa yang cukup signifikan. Dengan begitu proses pembakaran pun akan menjadi lebih baik. Teknologi ini pun telah bertahun-tahun dikembangkan oleh Universitas Indonesia. dimana pengembangan terus dilakukan tiap tahunnya dengan tujuan untuk meningkatkan performa dari FBC UI. Sehingga, nantinya FBC UI ini dapat dipergunakan dengan lebih baik selain sebagai sarana penelitian. Beberapa tahun terakhir, terdeteksi adanya performa kerja sistem yang masih kurang baik yaitu tidak meratanya fenomena fluidisasi yang mana fenomena tersebut merupakan hal yang sangat krusial dalam kinerja FBC itu sendiri. Fluidisasi merupakan metoda pengontakan butiran-butiran padat berupa pasir dengan fluida gas yang menyebabkan pergolakan pada pasir sampai pasir seakan memiliki sifat-sifat seperti fluida. Banyak faktor yang memengaruhi fenomena fluidisasi, antara lain diameter partikel atau pasir, densitas partikel, porositas hamparan, serta distibutor. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Agra dan Sabrizal pada Tugas Akhirnya mereka membuat pemodelan distributor untuk meningkatkan kemampuan fluidisasi FBC UI. Pada penelitian ini, akan dibahas mengenai perbandingan kinerja dasar distributor modifikasi yang diproduksi mengikuti pemodelan distributor yang diciptakan oleh Agra dan Sabrizal dengan distributor yang terdahulu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>