Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37346 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hartini Retnaningsih
"Penelilian ini menyoroti tentang pc-,mberdayaun masyarakat miskin melalui
Program UP2K PKK di Desa Pakualam. Permasalahannya adalah, bahwa Desa
Pakualam yang terletak di lingkungan kola industri masih memiliki warga miskin yang
perlu diberdayakan Program UP2K PKK mcrupakan program pomerimah yang
bertujuan memberdayakan masyarakat miskin tersebut, dan program itu masih bertahan
sampai sekarang. Padahal diasumsikan, akan banyak kendala dalam pelaksanaan
program lerscbul, karcna masyamkat Desa Pakualam telah mcngalami pergeseran nilai-
nilai akibal pcmbauran dcngan penduduk pendatang. Tanlangan hidup di Desa
Pakualam lclah sangat variatif, dirnana masyarakat setcmpat harus bersaing ketal dengan
ponduduk pendalang yang umumnya memjliki motivasi dan dayajuang iebih tinggi.
Pertanyaan yang dikemukakan dalam pcnclitian ini adalah I (1) Scbcrapa jnuh
manfaat Program UPZK PKK bagi masyarakat golongan ckonomi Icmah (miskin) di
Desa Pakualam ?; (2) Faklor-faktor apa yang menyebabkan Program UPZK PKK di
Desa Pakualam Lcrap bcrtahan sampai sekarang ?
Konscp utama yang digunakan untuk memahami pcncliiian ini adalah konsep
?pcmbordayaan? menurut Malcolm Payne dan ?kemiskinan rclatif? mcnurul Solo
Socrnardjan, serla ditambah dengan referensi-refcrensi lain yang mendukung
Melode pcnelilian yang digunakan adalah deskriptif, dcngan pcndckatan
kualilatif dan spesifikasi studi kasus_ Pomahaman leoritik lerhadap informam dilakukan
secara fenomenologis, untuk memahami informan dari sisi kchidupan mcrcka sendiri
sehubungan dengan Program UPZK PKK.
Dalam penclitian ini diambil 10 orang informan yang dibagi menjadi dua
kategorl, yaitu : (1) 4 orang informan utama (diambil dari Anggota Program UPZK PKK
yang masa keanggolaannya lerlama). Penonluan infomaan tersebul didasarkan pada
pertimbangan, bahwa mcrcka akan dapal mcmberi gambaran rcnlang seberapa jauh Pemberdayaan masyarakatu., Hartini Retnaningsih, FISIP UI, 2000.
manfaat Program UPZK PKK bagi masyarakat miskin (dalam hal ini para pedagang
kccil) di Dcsa Pakualam; (2) 6 orang informan tambahan (diambil dari Pengurus
Program UP2K PKK dan orang lain yang dianggap mengerti Program UPZK PKK).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (I)
Wawancara; (2) 'Pengamatan Iapangan; (3) Studi kcpusrakaan. Sodangkan teknik
anaiisisnya meliputi : (I) Tclaah data; (2) Rcduksi data; (3) Penyusunan ke dalam
satuan-Satuan; (4) Kalcgorisasi; (5) Pcmcriksaan keabsahan data; (6) Analisis dan
pcnafsiran data.
I-Iasil penelitian menunjukkan, Program UPZK PKK telah dirasakan manfaalnya
oleh para pedagang kecil di Desa Pakualam, meskipun manfaat tcrsebul belum optimal.
Manfaat yang dirasakan oleh para pcdagang adalah L (1) Pcningkatan akscs, lcrutama
akses pemasaran; (2) Peningkatan pengetahuan, yaitu pcngetahuan sehubungan dengan
pengelolaan modal dan produksi kue; (3) Peningkatan ketrampilan, yailu ketrampilan
berdagang dan memproduksi makanan; (4) Peningkatan kepercayaan diri, yaitu
kepercayaan diri untuk borusaha; (5) Peningkatan motivasi usaha, yaitu untuk tetap
berjuang dan bertahan. Manfaal tcrscbut dapat dicapai herkal usaha keras Pengums
Program UPZK PKK yang meliputi : (I) Penggerakan partisipasi masyarakat, yang
bcrtujuan agar para peciagang kecil mau bergabung dalam Program UPZK PKK; (2)
Penggalian dan pengembangan potcnsi masyarakar., agar potensi yang dimiliki lidak sia-
sia; (3) Pemanfaatan faktor pendukung, dalam hal ini terutama lingkungan alam/sosial;
(4) Minimalisasi kendala, yaitu berusaha membatasi kemungkinan akan kegagalan.
Ada beberapa kendala dalam pelaksanaan Program UP2K PKK, yaitu : (1)
Scdikitnya dana rutin yang digulirkan; (2) Tanggapan masyarakat, dalam hal ini
provokator yang berusaha menghalangi kclancaran Program UPZK PKK; (3)
Profesionalisme pengelola, yang bcrkaitan dcngan sifat kcrja sukarela para kader PKK
(tanpa gaji). Sedangkan Program UPZK PKK tetap bcrtahan di Dcsa Pakualam sampai
saat ini, dikarcnakan hchcrapa faktor pcndukung, yailu : (1) Kepemimpinan Kcpala
Dcsa; (2) Aparar Dcsa; (3) Lingkungan alamlsosial; (4) Kepemimpinan Kclua PKK; (5)
Manajemen PKK; (6) Kesungguhan Pengurus PKK; (7) Kebutuhan masyarakat. Asumsi
bahwa akan banyak kcndala dalam pelaksanaan Program UP2K PKK di Desa Pakualam
(schubungan dengan kondisi wilayah) tidak scpenuhnya benar, karena ternyata
masyarakat miskin di Dcsa Pakualam adalah pcnduduk asli yang masih memiliki ikatan
tradisional dcngan dcsa clan pimpinannya.
Dalam pcnclitian juga terungkap, bahwa Program UPZK PKK sekarang ini
scdang kchabisan dana, sehingga tak dapat Iagi meminjamkan modal kepada
anggotanya. Namun demikian, keglatan koopcratif untuk mcmasarkan dagangan ke PT
Pratama Abadi Industri tetap berlangsung. Kegiatan menyisihkan keunrungan
(menabung) juga tetap dilakukan oleh para pedagang, dengan jumlah yang bervariasi
sesuai kemampuan. Jadi dapat dikatakan, Program UPZK PKK saat ini tetap bcrjalan
seperti blasa, hanya saja minus peminjaman modal. Ketua PKK dan Kepala Desa yang
sekarang mcnjabal di Desa Pakualam sc-:dang laerusaha mencari donatur telap umuk
membangkitkan kombali Program U P2K PKK.
Bcrdasarkan kesimpulan hasi] penelilian, maka saran yang dikcmukakan untuk
perbaikan Program UPZK PKK di Desa Pakualam pada masa mcndatang adalah 1 (I)
Dana rulin yang kuat, karena Lanpa dana rutin yang kual maka pembinaan usaha kecil
akan mengalami banyak kcndala; (2) Profcsionalisme pengclola, karena tanpa
profesionalisme pcngclola maka lujuan pcmbcrdayaan akan sulit dicapai."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T6480
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Soko Marhendi
"Tesis ini membahas evaluasi pencapaian tujuan pelatihan pengolahan makanan program usaha peningkatan pendapatan keluarga PKK (UP2K PKK) yang merupakan program dari kementerian dalam negeri melalui Tim Penggerak PKK yang bertujuan tercapainya peningkatan usaha ekonomi keluarga melalui usaha kelompok/perorangan UP2K-PKK,
sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga. Perencana program disini adalah UP2K Kota, pelaksana program disini adalah UP2K Kelurahan yang terdiri dari berbagai kelompok pelaksana, sedangkan penerima manfaat adalah anggota UP2K yang memiliki usaha pengolahan makanan dan non usaha pengolahan
makanan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian evaluasi pencapaian tujuan. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pendrikan Lor, Kota Semarang. Hasil dari penelitian ini adalah pelatihan pengolahan makanan program UP2K merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat. Dengan menggunakan evaluasi pelatihan Kirkpatrick menghasilkan pada tingkat pertama yaitu reaksi peserta merasa sangat tertarik, pada tahap kedua, peserta mengalami peningkatan pengetahuan dan keterampilan setelah mengikuti pelatihan. Tahap ketiga, perilaku, peserta memanfaatkan pengetahuan yang didapat saat pelatihan untuk pengembangan usaha mereka. Tahap keempat, hasil, dilihat dari peningkatan produksi, peningkatan kualitas, pengurangan
biaya/cost, peningkatan penjualan, dan meningkatnya keuntungan yang dirasakan oleh
peserta setelah melakukan pelatihan. Faktor pendorong pencapain tujuan pelatihan adalah
mendapat dukungan dari pemkot, sarana dan prasarana sudah disediakan oleh panitia, iklim kompetitif, pengurus UP2K berdedikasi tinggi, trainer yang kompeten, dan antusiasme anggota UP2K. Sedangkan faktor penghambat dari pencapaian tujuan antara lain keterbatasan dana dalam melaksanakan pelatihan, rendahnya tingkat pendidikan, dan waktu pelaksanaan pelatihan yang bersamaan dengan kegiatan peserta. Dari hambatan tersebut peneliti merekomendasikan perlunya sosialisasi pelatihan, melibatkan CSR
dalam pelaksanaan pelatihan dan melakukan lagi kegiatan pendampingan.

This thesis discusses the evaluation of the achievement of the food processing training
objectives of the PKK (UP2K PKK) family income improvement program which is a program of the interior ministry through the PKK Driving Team which aims to achieve family economic improvement through UP2K-PKK group/individual businesses, thereby increasing income and family welfare. The program planner here is UP2K Kota, the program implementer here is the Kelurahan UP2K which consists of various
implementing groups, while the beneficiaries are UP2K members who have food processing and non-food processing businesses. This study uses a qualitative approach with this type of evaluation research. This research was conducted in Pendrikan Lor Village, Semarang City. The results of this study are that the UP2K program food processing training is one form of community empowerment. Using Kirkpatrick's training evaluation resulted in the first level, namely the reaction of the participants feeling very interested, in the second stage, participants experienced an increase in knowledge and skills after attending the training. The third stage, behavior, participants utilize the knowledge gained during training for the development of their businesses. The fourth stage, results, seen from the increase in production, quality improvement, cost/cost reduction, increased sales, and increased profits felt by participants after training. The driving factor for achieving the objectives of the training was getting support from the municipal government, facilities and infrastructure provided by the committee, competitive climate, dedicated dedicated UP2K management, competent trainers, and enthusiasm from UP2K members. While the inhibiting factors for achieving goals include limited funds in carrying out training, low levels of education, and the timing of training that coincides with participant activities. From these obstacles the researchers recommended the need for training socialization, involving CSR in the implementation of training and conducting more mentoring activities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Kusuma Permanasari
"Wilayah Indonesia sebagian besar adalah perdesaan dengan mata pencaharian penduduk bekerja di sektor pertanian. Sayangnya, jumlah penduduk miskin terbesar juga terdapat di perdesaan. Beberapa Negara dewasa ini telah mengembangkan kepariwisataan sampai ke desa-desa dengan memajukan potensi lokal. Pariwisata diharapkan dapat memberikan peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga lokal, baik secara langsung maupun tidak langsung. Indonesia memiliki berbagai sumber daya alam dan budaya yang dapat menjadi daya tarik pariwisata. Salah satu yang juga dapat menjadi daya tarik adalah desa tradisional yang dikembangkan menjadi desa wisata.
Kecamatan Borobudur di Provinsi Jawa Tengah terdapat Candi Borobudur yang menjadi salah satu warisan budaya dunia. Upaya pengentasan kemiskinan di desa-desa sekitarnya dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat melalui desa wisata. Diharapkan pemberdayaan tersebut dapat mengurangi kemiskinan dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui desa wisata, serta untuk mengetahui sejauh mana dampak pemberdayaan tersebut dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Indonesia's territory is mostly rural area with majority of residents work in agriculture. Unfortunately, the largest number of poor people stay in rural areas. Recently, many countries have developed tourism to promote the local potentials, and some of them developed tourism villages. Tourism is expected to deliver increased income to local people, either directly or indirectly. Indonesia has a variety of natural and cultural resources that could become tourist attractions. One that can also be the main attraction is a traditional village which developed into a tourism village.
There is Borobudur temple which became one of the world cultural heritage in Kecamatan Borobudur, Central Java. Empowering the community through community-based tourism is done for the purpose of poverty alleviation and welfare in the surrounding villages. This study is to identify community empowerment activities through tourism village, as well as to determine the extent of the impact of empowerment in improving the welfare of the community.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29802
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Refi Syaputra
"Skripsi ini berfokus pada tahap intervensi yang dilakukan pengelola BUMDes dalam implementasi program pemberdayaan dalam usaha mencapai kesejahteraan masyarakat desa Lengkong Kulon, Tangerang, yang dibahas dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Kabupaten Tangerang adalah salah satu kota penyangga Ibu Kota sehingga wilayah Kabupaten Tangerang pada saat ini menjadi daya tarik investasi di bidang perumahan. Pertumbuhan yang terjadi juga dilakukan pada wilayah kawasan pedesaan kabupaten Tangerang. Dalam usaha menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dengan pertumbuhan yang terjadi, pemerintah menghadirkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai wadah dan penggerak perekonomian desa. Dalam prakteknya, BUMDes melaksanakan berbagai program pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif guna mendeskripsikan tahapan intervensi pemberdayaan masyarakat yaitu tahap persiapan, tahap asesmen, tahap perencanaan alternatif, tahap formulasi rencana, tahap pelaksanaan program, tahap evaluasi dan tahap terminasi, serta deskripsi faktor pendukung dan faktor penghambat, yaitu kelemahan struktural dan kultural. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tahap intervensi pemberdayaan masyarakat BUMDes SEHATI dimulai dari tahap persiapan sebagai proses memahami kondisi lapangan dilakukannya program pemberdayaan yaitu desa Lengkong Kulon, tahap asesmen melalui pelaksanaan Focus Discussion Group (FGD), tahap perencanaan alternatif yang merancang konsep kampung tematik sebagai upaya optimalisasi keberagaman potensi desa, tahap formulasi rencana dengan mengajukan proposal yang kemudian diserahkan ke pemerintah desa dan melakukan diskusi dengan BUMDes lainnya, tahap pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat, tahap evaluasi dengan hasil yang menunjukkan bahwa jumlah program pemberdayaan yang dilakukan BUMDes SEHATI terhitung sedikit dan dalam pelaksanaannya anggota BUMDes SEHATI tidak fokus dalam memberikan pelayanannya, serta tahap terminasi yang memaparkan bahwa BUMDes telah mewadahi potensi masyarakat desa meskipun belum maksimal. Diketahui pula terdapat faktor penghambat berupa kelemahan struktural yang meliputi keterbatasan dalam mencari permodalan, kelemahan dalam pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) dalam kelembagaan dan keterbatasan informasi yang diterima masyarakat akibat dari kurangnya sosialisasi yang dilakukan BUMDes SEHATI. Selain itu, terdapat kelemahan kultural yang meliputi keraguan perusahaan untuk mempercayai bahwasanya BUMDes SEHATI merupakan produk yang didukung dengan adanya PERMENDES dan pandemi COVID-19 yang mengakibatkan putus kerjasama kemitraan dengan pihak eksternal dan rencana pelaksanaan program BUMDes SEHATI yang akhirnya harus diundur dan/atau dibatalkan. Manfaat teoritis penelitian ini yaitu dapat menambah rujukan atau referensi pada disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial khususnya mata kuliah Metode Intervensi Sosial dalam proses pemberdayaan terhadap individu dan kelompok dalam lingkup pedesaan untuk melahirkan kemandirian masyarakat untuk mencapai kesejahteraan sehingga dapat berpartisipasi dan berfungsi dalam pembangunan desa serta memberikan manfaat praktis berupa pengetahuan dan wawasan terkait fungsi BUMDes sebagai lembaga pemberdayaan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat pedesaan.

This study is focus on the intervention stage carried out by BUMDes managers in the implementation of the empowerment program by linking the supporting and inhibiting factors in an effort to achieve the welfare of the Lengkong Kulon village community which discusses through the Social Welfare discipline. Tangerang Regency is one of the supporting cities for the Capital City so that the Tangerang Regency area is currently an attractive investment in the housing sector. The growth that occurred was also carried out in the rural areas of the Tangerang district. In an effort to create quality human resources that are able to compete with the growth that occurs, the government presents Village-Owned Enterprises (BUMDes) as a forum and driving force for the village economy. In practice, BUMDes implement various community empowerment programs. This study uses a qualitative method to describe the stages of community empowerment intervention namely the preparation stage, assessment stage, alternative planning stage, plan formulation stage, program implementation stage, evaluation stage and termination stage as well as description of supporting factors and inhibiting factors namely structural and cultural weaknesses. The results of this study describe that the intervention stage for community empowerment of SEHATI BUMDes started with the preparation stage as a process of understanding the field conditions of the empowerment program, namely Lengkong Kulon village, the assessment stage through the implementation of Focus Discussion Groups (FGD), the alternative planning stage that designs the thematic village concept as an effort to optimize diversity. village potential, the stage of plan formulation by submitting a proposal which is then submitted to the village government and conducting discussions with other BUMDes, the implementation stage of the community empowerment program, the evaluation stage with results showing that the number of empowerment programs carried out by SEHATI BUMDes is relatively small and in its implementation the members of SEHATI BUMDes not focusing on providing its services, as well as the termination stage which explains that BUMDes has accommodated the potential of the village community even though it has not been maximized. In addition, there are supporting factors and inhibiting factors in the structural weakness sector which include limitations in seeking capital, weaknesses in empowering human resources (HR) in institutions and limited information received by the community as a result of the lack of socialization carried out by SEHATI BUMDes. In addition, there are cultural weaknesses which include the company's doubts to believe that SEHATI BUMDes is a product that is supported by the PERMENDES and the COVID-19 pandemic which has resulted in the termination of partnerships with external parties and the planned implementation of the SEHATI BUMDes program which eventually had to be postponed and/or canceled. This study expected to be additional reference in the discipline of Social Welfare Sciences, especially the Social Intervention Method course in the process of empowering individuals and groups in rural areas to give birth to community independence to achieve prosperity so that they can participate and function in village development and provide practical benefits in the form of knowledge and insight related to the function of BUMDes as an empowerment institution in an effort to improve the social welfare of rural communities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gusti Pirandy
"Kondisi kesejahteraan keluarga pada masyarakat pedesaan sering kali dianggap rendah. Kemudian kebijakan pembangunan pemerintah disalahkan karena kurang memperhatikan daerah-daerah yang terpencil. Namun demikian banyak faktor yang mempengaruhi kondisi kesejahteraan. Beberapa yang paling sering dikaitkan berasal dari aspek ekonomi, sosial, dan kesehatan. Dalam artikel ini akan diperlihatkan faktor-faktor yang berkaitan dari 3 aspek tersebut yaitu perilaku higiene, sanitasi, modal sosial, bantuan sosial, dan pengelolaan keuangan keluarga. Oleh karena itu tujuan dari penelitian yang dilakukan untuk menderskripsikan dan menganalisis hubungan perilaku higiene, modal sosial, pengelolaan keuangan keluarga terhadap kesejahteraan keluarga. Metode penelitian yang digunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Responden penelitian adalah 400 orang kepala keluarga yang tinggal di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Analisis yang digunakan ialah analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Adapun hasil penelitian terdapat hubungan signifikan antara perilaku higiene, sanitasi, modal sosial, bantuan sosial, dan pengelolaan keuangan keluarga terhadap kesejahteraan keluarga. Perilaku higiene memiliki tingkat hubungan yang kuat dengan kesejahteraan keluarga dengan nilai koefisien kolerasi sebesar 0,762. Sedangkan bantuan sosial menjadi terendah dengan nilai koefisen kolerasi sebesar 0,457. Hasil Uji risiko menunjukan variabel dengan resiko tertinggi mempengaruhi kesejahteraan keluarga yaitu perilaku higiene buruk memiliki kemungkinan 23 kali terjadinya kesejahteraan keluarga buruk.

The condition of family welfare in rural communities is often considered low. Then the government's development policy was blamed for not paying attention to remote areas. However, many factors affect welfare conditions. Some of the most frequently associated come from economic, social, and health aspects. In this article, we will show related factors from these 3 aspects, namely hygiene behavior, sanitation, social capital, social assistance, and family financial management. Therefore, the purpose of this research is to describe and analyze the relationship between Hygiene behavior, social capital, family financial management, and family welfare. The research method used is the descriptive method with a quantitative approach. The research respondents were 400 family heads living in Babakan Madang District, Bogor Regency. The analysis used is univariate, bivariate, and multivariate analysis. The results of the study found a significant relationship between hygiene behavior, sanitation, social capital, social assistance, and family financial management on family welfare. Hygiene behavior has a strong relationship with family welfare with a correlation coefficient of 0.762. Meanwhile, social assistance is the lowest with a correlation coefficient of 0.457. The results of the risk test show that the variable with the highest risk affecting family welfare, namely poor hygiene behavior has 23 times the possibility of poor family welfare."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Muhammad Hutomi
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas faktor-faktor yang menyebabkan pelaku usaha kecil
penerima manfaat program Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat (Misykat)
masih miskin dan upaya yang telah mereka lakukan untuk mengatasinya. Metode
yang dipakai adalah deskriptif kualitatif menggunakan analisis teori perangkap
kemiskinan. Hasil penelitian menemukan bahwa faktor yang memerangkap pelaku
usaha kecil dalam kemiskinan adalah dari kekurangan materi, keterkucilan,
kelemahan fisik, ketidakberdayaan, dan kerentanan. Penelitian merekomendasikan
untuk melakukan pengembangan kapasitas pelaku usaha kecil untuk mencari
usaha lain yang memberikan pendapatan lebih; reposisi peran pendamping dan
penanganan khusus bagi pelaku usaha; memasyarakatkan program untuk pelaku
usaha secara lebih masif serta pengembangan riset kemiskinan yang multidimensi.

ABSTRACT
This study is focus on cause factors of poverty at small-scale entrepreneurs who
receive Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat (Misykat) program and how
they coped that. It used descriptive qualitative with analysis of deprivation trap
theory. The findings are some factors has been trapped the entrepreneurs, include
material poverty, isolation, physical weaknesses, powerlessness, and vulnerability.
The suggests are improvement small-scale entrepreneurs’ capacity to gain other
worthier businesses; enhancing community worker roles and give special
treatment for the entrepreneurs; better socialize program for the entrepreneurs and
developing a multidimensional research for better understanding of poverty."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S53657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tangdilintin, Paulus
"ABSTRAK
Studi tentang keluarga perkotaan (urban family) mulai menarik perhatian para ahli sosiologi sejak pertengahan abad ke 19. Ada beberapa sebab yang mendorong perkembangan tersebut. Dorongan utama terletak pada perkembangan kehidupan sosial baik; di Eropa maupun di Amerika yang sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan besar dengan pertumbuhan industri moderen. Pada saat itu proses industrialisasi dan urbanisasi berlangsung sangat cepat. Sistem kelas sosial masih berperan sementara struktur sosial yang baru mulai berkembang. Hubungan-hubungan keluarga sangat berpengaruh pada keadaan ini. Hak, kewajiban dan tanggung jawab individu terhadap keluarga dan masyarakat, terutama masyarakat yang mendasarkan ikatannya pada hubungan-hubungan primer, mulai dipertanyakan dan tertantang, demikian juga sebaliknya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1990
D395
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maspaitella, Marthin Jonas
"Program Pembinaan Kesejahteraan sosial masyarakat terasing (PKSMT), merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada kelompok masyarakat yang rawan sosial karena keterasingan dan atau keterbelakangannya, dengan tujuan untuk menciptakan kondisi sosial masyarakat yang bersangkutan menjadi lebih baik sehingga mereka mampu berkembang dan berpartisipasi dalam pembangunan. Untuk maksud inilah, maka kegiatan PKSMT selalu berorientasikan kepada kelompok-kelompok masyarakat yang karena lokalitasnya terpencil dan terisolasi, mengalami keterbelakngan komunikasi dengan masyarakat lain dan pelayanan Pemerintah sehingga mengakibatkan keterbelaknagan dalam taraf kehidupan dan penghidupan dan tertinggal dalam proses perkembangan kehidupan di bidang keagamaan, ideologi, politik, ekonomi maupun sosial dan budayanya.
Dalam konteks inilah, maka pada tahun 1984/1985 Pemerintah Cq. Departemen Sosial Propinsi Maluku telah melakukan aksi kegiatan PKSMT di Desa Honitetu dengan tujuan ialah untuk memukimkan warga binaan (orang-orang Wemale) ke dalam suatu unit pemukiman baru dan yang menetap. Upaya pemukiman bagi orang-orang Wemale dinilai berhasil dalam pelaksanaannya, hal ini tidak hanya ditunjang oleh aksi PKSMT, namun telah diperkuat oleh adanya Missi keagamaan (Protestan) yang masuk ke daerah pemukiman mereka (tahun 1922). Dari sinilah dapat dilihat bahwa pengaruh sistem keagamaan itu turut memberikan andil dalam upaya pemukiman tersebut yang sekaligus dapat mengintegrasikan mereka ke dalam suatu wilayah pemukiman baru dan yang menetap itu sendiri.
Ada dua sub problematika yang dikaji dalam penelitian ini, yakni : Pertama, Bagaimanakah pengaruh program PKSMT dalam upaya pemukiman menetap, Kedua, Apakah sistem keagamaan yang diyakini saat ini turut mendukung upaya pemukiman menetap bagi suku Wemale, khususnya dari sudut pandang integrasi masyarakat. Sebagai tujuan dari penelitian ini ialah "Untuk menggambarkan tentang pelaksanaan program PKSMT upaya pemukiman menetap, dipandang dari sudut integrasi masyarakat. Kesemuanya akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan ilmiah yang bersifat kualitatif.
Adapun konsep pokok yang berkaitan dengan integrasi masyarakat wemale, berhubungan dengan tahap difusi dan tahap evaluasi dari sipenerima program. Program tersebut baik yang bersumber dari sistem keagamaan maupun pelaksanaan program PKSMT bagi masyarakat Wemale. Sebagai hasil yang diperoleh dari penelitian ini memperlihtkan bahwa kehadiran program PKSMT di tahun 1984/1985, dalam kenyataannya cukup berpengaruh terhadap penataan wilayah pemukiman baru dan yang menetap bagi orang-orang wemale. Adanya sarana umum/sosial yang disertai dengan bantuan stimulus berupa beras, gala, teh, uang dan berbagai peralatan teknologi baru (cangkul, linggis, sekop dan sebagainya) merupakan bahagian terpenting dalam rangka memperbaiki tata kehidupan dan penghidupan sosial yang sebaik-baiknya bagi mereka. Walaupun pada sisi lain masih terlihat bahwa hasil pelaksanaan program PKSMT belum tersentuh berbagai dimensi kehidupan di dalam masyarakat setempat. Hal mana dapat dilihat kelemahannya pada dimensi pendidikan anak, kesehatan masyarakat, sistem ekonomi (mata pencaharian hidup), maupun pada bidang administrasi pemerintahan di desa setempat. Kelemahan tersebut pada satu sisi dapat dipengaruhi akibat kuatya ikatan orang-orang wemale yang cenderung mempertahankan pola hidup yang bersifat tradisionalistik.
Kegagalan dari pada belum terealisasikan tahapan bina lanjut, turut mempengaruhi wujud keberhasilan program PKSMT di lapangan. Sedangkan menyangkut dimensi keagamaan memperlihatkan bahwa Sistem Keagamaan yang diyaklni saat ini (protestan) oleh orang-orang wemale di Desa Honitetu berhasil merubah dasar keyakinan agama lama (agama nunusaku) dan menjadikan mereka sebagai umat Tuhan yang percaya kepada Yesus Kristus, terhitung semenjak tahun 1922. Dalam konteks inilah, Agama Protestan melalui peran Gereja Protestan Maluku berhasil menempatkan orang-orang Wemale ke dalam suatu wilayah pemukiman baru dengan sasaran menghindari terjadinya pemukiman yang berpindah-pindah (nomaden). Usaha tersebut sekaligus betujuan untuk membuka keterasingan, keterisolasian dan mengintegrasikan mereka ke dalam wilayah pemukiman menetap, maka jadilah masyarakat Wemale sebagai masyarakat yang paripurna."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T4429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nauval Khairy Kepala Mega
"Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah. Dalam pengelolaannya, APBD antara satu daerah dengan yang lainnya berbeda-beda bergantung dengan kebijakan daerah tersebut. Atas dasar perbedaan pengelolaan APBD tersebut penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam bidang pendidikan terjadi dengan penyerapan APBD dari daerah dalam hal ini adalah kabupaten Ogan Ilir dan kabupaten Lampung Timur. Penelitian ini dilakukan dengan metode yuridis-normatif dengan tipe deskriptif analisis. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa (1) pengelolaan keuangan daerah diawali dari siklus penyusunan, penetapan, pelaksanaan, perubahan, dan pertanggungjawaban; dan (2) Penyerapan anggaran tidak mencerminkan tercapainya tujuan pembangunan apabila hanya mengenai terlaksananya suatu kegiatan dan tidak menggambarkan hasil atas suatu pelaksanaan kegiatan. Penyerapan anggaran memiliki peran dalam meningkatnya pembangunan manusia tetapi dengan catatan bahwa penggunaan dari anggaran tersebut harus dapat menggambarkan hasil atas suatu pelaksanaan kegiatan.

Local Government Budget is an annual financial plan that appointed by local regulation. During its management, there is differences between local government budget and the others local government budget depends on how the policy at the local government. Based on the fact that there are differences on how local government budget is managed, this research was conducted to determine the increase of public welfare in education happen with local government budget absorption, in this case Ogan Ilir Regency and Lampung Timur Regency. This research is in the form of normative-judicial, with descriptive-analytical type. Result of this research is (1) the management of local finance is initiated by a cycle consist of drafting, enactment, implementation, revision, and accountability; and (2) budget absorption does not reflect the achievement of development goals if it just about activity that is completed and not showing result of the activity itself. Budget absorption has a role in increasing human development but with the provision of budget utilization should showing results for an implementation of activities."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>