Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173817 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwan Adi Ekaputra
"Companies often split their stocks to adjust prices and increase liquidity. This paper investigates the impact of stock split on stock liquidity in the Jakarta Stock Exchange. Liquidity Is measured using two Interrelated proxies. First, we use relative bid-ask spread (RS) to measure two-dimension liquidity: immediacy and width. Second, we use depth to relative spread (DTPS) ratio to measure the more complete or three-dimension liquidity: immediacy, width.and depth. We deduce the impact of stock split on liquidity will depend on the tick size after the split. To examine, we divide the sample into two groups. The first group consists of stocks experiencing tick size decline, white the second group consists of stocks traded using the same tick size after the split. Our investigations confirm that stock split enhances two-dimension liquidity, only if the split reduces stock tick size. In other words, stock split does not improve two-dimension liquidity if it does not decrease the tick size. Moreover, because of market depth and relative spread trade-off, stock split does not promote three-dimension liquidity, regardless of its effect on the tick size."
2006
MUIN-XXXV-12-Des2006-20
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Okta Zuriani Eka Putri
"Stock split dilakukan oleh manajemen perusahaan dengan berbagai tujuan, antara lain untuk mempertahankan harga saham pada kisaran yang optimal, memberikan sinyal mengenai prospek saham di masa yang akan datang dan untuk meningkatkan likuiditas saham.
Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan likuiditas saham setelah stock split diberlakukan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan menggunakan parameter depth to spread.
Objek dari penelitian ini adalah saham-saham yang melakukan stock split di Bursa Efek Jakarta dari Januari 2002 sampai dengan Juli 2005. Data dalam penelilian ini dianalisis menggunakan uji beda rerata dan regresi model.
Pada penelitian ini penulis mendapatkan :
1. Terdapat penurunan likuiditas saham sampel yang berubah fraksi harga sahamnya setelah split.
2. Event stock split tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas setelah dikontrol dengan variabel lainnya.

Stock split is done by corporate managements with the purposes are optimal price trading range, signaling future prospect and to improve the liquidity of their stocks.
The aim of his study is to prove is there an improvement of stock?s liquidity alter stock split event at Jakarta Stock Exchange, by using depth to spread as parameter.
The object of this study are shares that done stock split at Jakarta Stock Exchange from January 2002 until July 2005. The data analyzed by compare mean test and regress the models.
The result of this study are :
1. There is a decrease in liquidity of stock which has tick size changed alter split.
2. The event of stock split doesn?t have any effect to stock?s liquidity after there was controlled by another variables.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17001
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Basharat Ahmad, Author
"ABSTRAK
PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) mulai tanggal 3 Januari 2005 menetapkan kebijakan baru fraksi harga saham, yaitu menambah satu fraksi harga Rp 10,- dari sebelumnya yang berlaku tiga fraksi saham yakni Rp 5,-, Rp 25,- dan Rp 50,-. Tujuan kebijakan fraksi saham ini menurut Direktur Utama BEJ adalah untuk meningkatkan likuiditas bursa sekaligus menambah pendapatan BEJ. Fraksi harga Rp 10,- tersebut diberlakukan terhadap kelompok saham dengan harga Rp 500,- sampai dengan kurang dari Rp 2.000,-, sehingga terjadi penurunati fraksi harga bagi kelompok saham tersebut yaitu dari sebelumnya Rp 25,- menjadi Rp 10,-.
Karya akhir ini mempunyai tiga tujuan utama yaitu meneliti dampak penurunan fraksi harga saham tersebut terhadap (I) likuiditas, (2) strategi order dan (3) aktivitas perdagangan di BEJ. Likuiditas dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk bertransaksi dalam jumlah besar secara cepat, dengan biaya rendah tanpa memengaruhi harga. Mengikuti penelitian-penelitian sebelumnya, ukuran likuiditas dalam penelitian ini adalah spread dan depth. Strategi order yang diteliti adalah perubahan strategi dari limit order ke market order dan perubahan order size yang diberikan pelaku pasar. Sedangkan aktivitas perdagangan diukur dengan frekuensi, volume dan nilai perdagangan.
Hasil penelitian pada karya akhir ini menunjukkan bahwa nominal spread dan relative spread menurun secara signifikan setelah penurunan fraksi harga saham. Namun demikian depth juga turun secara signifikan. Penurunan spread dapat diartikan sebagai peningkatan likuiditas karena menurunnya biaya immediacy; sedangkan penurunan depth dapat diartikan sebagai penurunan likuiditas karena menurunnya kemampuan untuk bertransaksi dalam jumlah besar tanpa memengaruhi harga.
Karena penurunan spread dan depth mempunyai arti yang saling bertentangan terhadap likuiditas, maka penelitian ini mengukur dampak terhadap likuiditas secara keseluruhan dengan mengikuti penelitian empiris sebelumnya yaitu menggunakan rasio depth-to-spread. Penelitian ini menemukan penurunan yang signifikan pada rasio depth-tospread setelah penurunan fraksi harga. Hal ini dapat diartikan bahwa penurunan depth (penurunan likuiditas) adalah lebih besar dibandingkan penurunan spread (peningkatan likuiditas). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan penurunan fraksi harga tidak meningkatkan likuiditas.
Quote Matchers mengambil kesempatan dengan semakin kecilnya fraksi harga. Mereka dapat memberikan order dengan harga yang sedikit lebih tinggi ketika ingin membeli atau sedikit lebih rendah ketika ingin menjual untuk mendahului order yang terlebih dahulu masuk. Untuk mengatasi para quote matcher, limit order traders akan menyembunyikan order mereka, memecah order atau merubah strategi limit order ke market order. Penelitian ini menemukan penurunan yang signifikan pada jumlah order (order size) yang diberikan investor setelah penurunan fraksi harga saham. Hal ini diduga sebagai strategi investor menyembunyikan order mereka dengan cara memecah order untuk mengatasi masalah quote matching yang timbul akibat fraksi harga yang semakin kecil.
Untuk mengukur apakah investor merubah strategi limit order menjadi market order penelitian ini menggunakan relative marketable limit order yaitu rasio volume marketable limit order dibagi total order yang masuk. Penelitian ini menemukan kenaikan yang signifikan pada relative marketable limit order. Hal ini berarti tetjadi peningkatan proporsi market order pada total order yang diberikan investor. Hal ini diduga sebagai perubahan strategi order investor dari limit order ke market order
Penelitian ini menemukan harga saham sebagai faktor yang membedakan dampak penurunan fraksi harga terhadap aktivitas perdagangan. Kelompok saham harga rendah mengalami kenaikan yang signifikan pada frekuensi, volume dan nilai perdagangan. Sedangkan kelompok saham harga tinggi walaupun terjadi peningkatan aktivitas perdagangan namun tidak signifikan. Penjelasan yang mungkin tepat adalah penurunan fraksi harga menyebabkan turunnya spread yang berarti menurunnya biaya transaksi. Penurunan biaya transaksi tersebut relatif cukup berarti bagi kelompok saham harga rendah sehingga meningkatkan aktivitas perdagangan. Sedangkan bagi kelompok saham harga tinggi penurunan biaya transaksi tersebut relatif tidak berarti untuk meningkatkan aktivitas
perdagangan.
Temuan pada penelitian ini memberikan beberapa implikasi. Bagi BEJ penurunan fraksi harga berhasil menaikan aktivitas perdagangan terutama untuk saham dengan harga rendah sehingga meningkatkan pendapatan BEJ. Bagi para investor, penurunan fraksi harga mempunyai implikasi yang beragam. Penurunan spread berarti menurunnya biaya immediacy. Namun penurunan depth menyebabkan menurunnya kemampuan untuk bertransaksi dalam jumlah besar tanpa memengaruhi harga. Dengan demikian penurunan fraksi harga menyebabkan saham-saham menjadi lebih likuid bagi investor yang bertransaksi dalam jumlah kecil namun menjadi kurang likuid bagi investor yang bertransaksi dalam jumlah besar. Penurunan fraksi harga juga menimbulkan masalah quote matching strategy. Hal ini ditanggapi oleh investor dengan cara memecah order mereka yaitu dengan jalan menurunkan order size mereka dan lebih memilih menggunakan market order dibanding limit order. Bagi para akademisi hasil penelitian ini semakin menguatkan kesimpulan bahwa penurunan fraksi harga saham akan menurunkan spread dan depth. Selain itu hasil penelitian ini memperluas studi empiris mengenai pengaruh penurunan fraksi harga saham terhadap strategi order yang dilakukan investor."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najmudin
"Stock split relatif masih sering dijumpai dalam aktivitas investasi di pasar modal, padahal tindakan ini tidak berpengaruh pada manajemen karena tidak mengubah nilai perusahaan, juga tidak berpengaruh bagi pemegang saham karena kekayaan atau proporsi saham mereka masih tetap. Dalam Iingkup fenomena ini, di pasar modal Indonesia belum dikaji Iuas secara empiris dampaknya terhadap komposisi kepemilikan pemegang saham, likuiditas dan return, secara parsial dan asosiasional.
Liquidity hypothesis dan signaling hypothesis memprediksi bahwa terdapat abnormal return yang positif akibat adanya split dan perusahaan akan memperoleh kenaikan pada likuiditas sahamnya. Liquidity hypothesis juga mernprediksi bahvva proporsi saham yang dimlliki oleh investor institusi akan menurun, sedangkan menurut signaling hypothesis, proporsi kepemilikan mereka tidakiah berubah.
Bukti empiris mengenai abnormal return, sebagian besar relatif mendukung kedua hipotesis tersebut. Berbeda dengan tingkat likuiditas, temuan empirisnya ber ai iasi. Sedangkan proporsi kepemilikan institusi ditemukan tidak mengalami perubahan signifikan dan yang lain menernukan menaik.
Dennis dan Strickland (1998) menyatakan bahwa proporsi kepemilikan ins-Rust sebelum split yang rendah akan meningkat dan karena itu, likuiditas juga meningkat. Dengan kata lain, proporsi kepemilikan institusi sebelum split berhubungan negatif dengan perubahan likuiditas akibat split Bukti empiris lain menyatakan bahwa abnormal etum akibat split, berhubungan terbalik dengan proporsi kepemilikan institusi sebelum split dan manfaat stock split lebih bernilai bagi perusahaan yang sebelum split-nya mempunyai proporsi kepemilikan institusi yang rendah (Srewczyk dan Tsetsekos (2001)).
Penelitian kami mengulas mengenai: (1) dampak stock split terhadap komposisi kepemilikan pernegang saham, likuiditas dan return; (2) hubungan antara ketiga variabei tersebut dengan komposisi kepernilikan pernegang saham sebelum split sebagai variabel kondisioning; dan (3) hubungan antara perubahan likuiditas dengan perubahan komposisi kepemilikan pernegang saham sebagai variabel intervening. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Jakarta pada perusahaan yang melakukan pemecahan saham selama periode 1997-1998. Sampel dipilih berdasarkan metode purposive sampling dan metode penelitiannya adalah event study.
Hasil penelitian menemukan bahwa: (1) sttocksplittidak berpengaruh terhadap tingkat likuidltas; perusahaan dengan kepernilikan institusi sebelum split yang rendah (tinggi), mengalami kenaikan likuiditas (tidak berubah); proporsi kepernilikan institusi sebelum split berpengaruh negatif terhadap perubahan likuiditas. (2) stock split tidak mengubah proporsi kepernilikan institusi; proporsi kepemilikan institusi sebelum split yang reirdah (tinggi), tidak berubah (menurun); perubahan proporsi kepemilikan institusi berpengaruh positif pada perubahan likuiditas. (3) terdapat abnormal return yang positif pada perusahaan pemecah saham; abnormal return positif yang signifikan hanya terdapat pada perusahaan yang mempunyal proporsi kepemilikan institusi sebelum split yang rendah; secara kausal, abnormal return split tidak dipengaruhi pith proporsi kepemilikan institusi sebelum split.
Temuan ini menunjukkan bahwa terdapat reaksi pasar yang positif terhadap stock split dan terdapat tambahan likuiditas bag] perusahaan yang mernecah sahamnya, tetapi reaksi positif dan tambahan likuiditas tersebut tergantung pada kondisi kepernilikan Institusi sebelum split dan pada perubahan proporsi kepemilikan institusi. Deegan tambahan analisls kondisional, secara keseluruhan tmuan ini mendukung signaling hypothesis dan liquidity hypothesis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20348
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The aim of this research are to analyze the impact of declining tick size toward stock liquidity and changes of order strategy. Relative bid ask spread and bid ask depth were used for analyzing stock liquidity. Whether Marketable Limit Order to Total Order was maintained to analyze the changes of order strategy. The result implies that relative spread decrease after tick size declining policy and stock more liquid. But, declining of depth can not raise tock liquidity. Comparation between depth and relative spread was maintained for solving opposite results of soread. The finding is there is no significant of liquidity. deterioration of relative spread result in cheaper cost of transaction and stock execution faster than before. Therefore traders are able to change strategy from limit order to market order."
657 JATI 7:2 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sally Dwijayanti
"Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas mekanisme suspensi yang diterapkan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) untuk mengurangi volatilitas return. Penelitian dilakukan terhadap saham-saham yang mengalami penghentian sementara perdagangan (suspensi) karena adanya pergerakan yang dianggap signifikan oleh BEJ sepanjang tahun 2004. Adapun periode pengamatan adalah sate hari perdagangan sebelum dan satu hari perdagangan setelah suspensi. Pengamatan akan dilakukan dengan data intrahari. Setiap satu hari perdagangan akan dibagi menjadi interval 30 menit sehingga terbentuk 10 interval.
Variabel yang diuji dalam penelitian ini meliputi volatilitas return, bid-ask spread relatif, depth to relative spread, serta nilai transaksi. Pengujian atas data-data yang dikumpulkan sepanjang periode penelitian dilakukan dengan metode statistika non parametrik maupun statistika parametrik, yaitu dengan analisis wilcoxon signed ranks test serta analisis regresi, baik regresi sederhana maupun regresi berganda.
Penelitian ini membuktikan tidak terjadi penurunan volatilitas return yang signifikan pads periode setelah suspensi. Volatilitas return terbukti dipengaruhi secara sigrnifikan oleh bid ask spread relatif dan nilai transaksi secara bersamasama. Suspensi juga tidak terbukti memengaruhi likuiditas saham secara signifikan. Variasi hid ask spread relatif dipengaruhi oleh volatilitas return dan nilai transaksi secara signifikan.

The main purpose of this study is to examine the effectiveness of trading halt (suspension) at Jakarta Stock Exchange (JSX). The stated purpose of this suspension is to allow investors an opportunity to react to the relevant information. When the relevant information has disseminated to market, it is expected to reduce return volatility. This study examines the effect of trading suspension at stocks with a significant price behavior at 2004. This paper makes a comparison at one trading day before and after suspension for some variable, by reconstruct at 30-minutes of each trading day.
The testing variable at this study are return volatility, relative bid-ask spread, depth to relative spread, and transaction values. Statistical tests are based on Wilcox on signed ranks test, simple regression and multiple regression analysis, at 5% significant level.
This study finds that trading suspension cannot reduce return volatility. Return volatility is affected by relative bid-ask spread and transactions value. Suspension also didn't impact the stocks liquidity. The change of liquidity is determined by return volatility and transaction values.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18448
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmina Sofyan
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haniva Oktarini
"ABSTRAK
Reverse split dilakukan oleh manajemen perusahaan dengan berbagai tujuan, antara lain untuk mempertahankan harga saham pada kisaran yang optimal, memberikan sinyal mengenai pmspek saham di mesa yang akan datang serta untuk meningkatkan likuiditas dan marketability saham.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan likuiditas setelah terjadi reverse split di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan ataupun tanpa mempertimbangkan variabel kontrol seperti harga, volatilitas dan volume. Penelitian ini juga ditujukan untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari variabel-variabel kontrol tersebut terhadap variabel likuiditas. Likuiditas diukur dengan menggunakan dua proxi, yaitu: relative spread untuk mengukur likuiditas dua dimensi (immediacy dan width); dan depth to relative spread untuk mengukur likuiditas tiga dimensi (immediacy, width dan depth).
Sampel dari penelitian ini adalah saham-saham yang melakukan reverse split di Bursa Efek Jakarta dari Januari 2001 sampai dengan Juli 2006. Untuk melakukan analisa terhadap perbedaan likuiditas setelah reverse split tanpa mempertimbangkan variabel kontrol dilakukan uji beds rerata baik terhadap sampel secara keseluruhan maupun terhadap kelompok sampel yang mengalami perubahan fraksi harga dan yang tidak mengalami perubahan fraksi harga setelah reverse split. Sementara itu untuk dua tujuan penelitian lainnya dilakukan analisa data dengan melakukan regresi model yang menggunakan data panel.
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa reverse split secara signifikan meningkatkan likuiditas dua dimensi saham untuk keseluruhan sampel perushaan dan untuk kedua kelompok sampel yang dibagi berdasarkan perubahan fraksi harga. Akan tetapi reverse split tidak memperbaiki likuiditas tiga dimensi saham sampel, bahkan cenderung menurunkan likuiditas tiga dimensi. Sementara itu, peristiwa reverse split memilild pengaruh positif terhadap likuiditas dua dimensi saham setelah dikontrol oleh variabel harga, volatilitas dan volume transaksi.
Peristiwa reverse split meningkatkan likuiditas dua dimensi saham, namun hat yang sama tidak berlaku untuk likuiditas tiga dimensi. Berdasarkan koefisien interaksi antara variabel kontrol dengan variabel dummy waktu, diketahui bahwa adanya reverse split mempengaruhi dampak dari variabel kontrol tersebut terhadap variabel likuiditas.

ABSTRAK
Corporate management makes a decision to reverse split company's stock for many purposes, i.e.: optimal price trading range; signaling future's prospects; and to improve the stock's liquidity and marketability. The purpose of this study is to find differences in liquidity after reverse split in Jakarta Stock Exchange. This purpose is narrowed down into three specific purposes: (i) to study differences in liquidity without considering control variables; (ii) to study differences in liquidity with considering control variables (price, volatility and volume); and (iii) investigates the difference of the control variables' effect on the liquidity variables. In this study, liquidity is measured with two proxies: relative spread to measure two-dimension liquidity (immediacy and width); and depth to relative spread to measure three-dimension liquidity (immediacy, width and depth)
The samples of this study are companies which have done reverse split in Jakarta Stock Exchange during the period of January 2001 to July 2001. Compared mean test are used in analyzing difference in liquidity after reverse split without considering control variables. The test is done for the whole sample, samples with the same tick size after reverse split and samples with different tick size. Regression model with panel data is used to analyze the data for the other purposes.
The result of this study found that reverse split significantly increases the stock's two-dimension liquidity for the whole sample, samples with the same tick size after reverse split and samples with different tick size.. Meanwhile, reverse split does not improve the three-dimension liquidity and most likely decreases the three-dimension liquidity. This study also discovers that after controlled by price, volatility and transaction volume, reverse split has positive effect on two-dimension liquidity but it has not been improving the three-dimension liquidity. Based on coefficient of the interaction between control variables and time, as a dummy variable, the reverse split event influences the effect of control variables on liquidity variables.
"
2007
T 17850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Aryo Baskoro
"Penelitan ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh stock split terhadap komposisi kepemilikan Institusi dan likuiditas (volume, nilai dan frekuensi) perdagangan pada bursa efek indonesia periode 2002 ? 2005. Sampel penelitian menggunakan data perusahaan yang melakukan stock split pada periode 2002 ? 2005, dengan jangka waktu dua tahun sebelum dan setelah dilakukan stock split. Pengujian dilakukan dengan uji-t berpasangan, uji-t satu sampel dan regresi.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa pada komposisi kepemilikan institusi tidak mengalami perubahan setelah dilakukan stock split dan likuiditas perdagangan saham mengalami kenaikan setelah dilakukan stock split. Hal ini mengimplikasikan bahwa stock split berpengaruh pada likuiditas perdagangan tapi tidak berpengaruh pada komposisi kepemilikan institusi.

This research is aimed to analyse the effect of stock split to instutitional ownership composition and trading liquidity (volume, value, and frequency) in indonesia stock exchange, 2002 ? 2005. Sample research uses company data who do stock split on 2002 ? 2005, with periodic time before and after had done stock split. The test is conducted with paired t-test, one samples t-test and regression.
This research found that instutitional ownership composition is not change after had done stock split and trading liquidity is change after had done stock split. It implies that stock split effect to trading liquidity but not effect to instutitional ownership composition.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6597
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>