Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163947 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hadi Paramu
"The research comprised an emperical study on capital structure on public companies in Indonesia. It aimed at (1) examining how company characteristics in various sectors in Indonesia influence the capital structure decision, and (2) analysing whether the influenced of company characteristics on capital structure differs across sectors. The research applied purposive sampling method in determining sectors and companies as research samples. Based in the method, six sectors and 151 companies were included in the research. The research applied multiple regression analysis using lagged independent variables and chow test to answer first and second objective, respectively. Based on the financial reports 1998-2002 the result showed that "
Manajemen Usahawan Indonesia, 2006
MUIN-XXXV-11-Nop2006-48
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Santi
"Ada beberapa penelitian tentang struktur modal di Indonesia yang mengaitkan antara keputusan komposisi total hutang dalam asset perusahaan dengan beberapa variabel, di antaranya Tahirman [2000] dan Purba [2001]. Penelitian tersebut menggunakan metode cross-section dalam analisisnya, sehingga tidak dapat mengontrol pengaruh adanya firm-variant heterogeneity maupun time-variant heterogenity. Penelitian ini berupaya untuk menutupi kesenjangan tersebut dengan menelaah deteminan struktur modal perusahaan di Indonesia menggunakan metode analisis data panel.
Penelitian ini merupakan salah satu bagian dari banyak penelitian yang berusaha menguji determinan struktur modal, mengapa sebagian perusahaan mengunakan lebih banyak hutang dari perusahaan yang lain dalam satu kondisi ekonomi makro seperti regim pajak dan tingkat bunga yang sama. Padahal, menurut teori Miller [1977], struktur modal optimal ada hanya untuk tataran agregate economy. Bila irrelevant theory atau mutan theory yang dikenalkan Miller ini benar, maka setidaknya ada dua implikasi penting. Pertama, jumlah hutang yang digunakan oleh seluruh perusahaan dalam satu perekonomian seharusnya hanya berkorelasi dengan faktor-faktor makro tertentu seperti tingkat pajak, suku bunga, atau keadaan ekonorni yang mempengaruhi semua perusahaan secara umum. Kedua, distribusi rasio hutang atau leverage ratio seharusnya bersifat random.
Namun, kenyataan empirisnya menunjukkan ada perbedaan rasio hutang antar industri dan rasio hutang ini berkorelasi dengan beberapa faktor yang menunjukkan karakteristik operasi perusahaan. Ada banyak teori baru yang berusaha menjelaskan perbedaan ini, seperti teori biaya keagenan, teori informasi asirnetri, teori pecking order, dan teori biaya kebangkrutan. Penelitian empiris pun telah banyak dilakukan dengan menggunakan berbagat metode penelitian, seperti Titman dan Wessels [1988] dengan metode structural equation model Rajan dan Zingales (1995) dengan metode cencored cored Tobit regression model, Demirgue-Kunt dan Maksimovic [1994] dengan metode analisis data panel, dan lain-lain.
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang diperkirakan mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaan, yakni tangibility, growth opportunity, site of firm, dan profitability. Ada tiga pertanyaan penelitian yang ingin ditelaah dalarn penelitian ini Pertama, apakah faktor-faktor spesihk perusahaan yakni tangibility, growth opportunity (diproksikan dengan market-to-book ratio), size, dan profitability, mempengaruhi pilihan struktur modal perusahaan-perusahaan di Indonesia? Kedua, adakah pengaruh variabel-variabel tangibility, market-to-book ratio, site, dan profitability terhadap keputusan struktur modal perusahaan mengalami perbedaan antara periode krisis dengan periode sebelum krisis? Ketiga, apakah perbedaan jenis industri mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaan-perusahaan di Indonesia?
Penelitian ini mendefinisikan struktur modal dalam tiga hal. Ketiganya diukur baik dalam nilai buku maupun dalam niiai pasar. Pemisahan ini dilakukan karena dari hasil studi sebelumnya (Titman dan Wessel (1988)), Demirgue-Kant dan Maksimovic [1996], Bevan dan Danbold [2001]) ditemukan bahwa pengaruh dari beberapa determinan struktur modal terhadap struktur modal akan berbeda-beda antara komponen struktur modal jangka pendek dan jangka panjang. Struktur modal didefinisikan sebagai (1) total leverage yaitu LEV1B dan LEV1M, (2) long-term debt yaitu LTDB dan LTDM, serta (3) short-tenw debt yaitu STDB dan STDM. Deterrninan struktur modal yang diujikan dalam penelitian ini ada empat variabel yaitu, tangibility, growth opportuniy, size perusahaan, dan profrtabiby.
Pengujian terhadap pengaruh variabel atau detenninan struktur modal terhadap struktur modal dilakukan dalam beberapa tahap yaitu (1) melalui regresi pooled estimation dengan tanpa mengontrol terhadap firm-variant heterogeneity, (2) melalui regresi fixed effect estimation yang mengontrol keberadaan firm-variant heterogeneity serta omitted variables, dan (3) melalui regresi fixed effect estimation yang mengontrol pengaruh firm-variant heterogeneity dan time-variant heterogeneity dengan mengenalkan variabel interaksi. Pengujian pengaruh jenis industri terhadap struktur modal dilakukan dengan mengganti variabei firm dummy dalam fixed effect estimation dengan industrial dummy.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh firm specific effict yang signifikan dalam regresi. Hasil hausman test menunjukkan adanya omitted variables yang berkorelasi dengan variabel bebas lainnya. Dengan demikian spesifikasi model yang tepat untuk data ialah fixed-effect model Hasil Wald test terhadap signifikansi pengaruh perbedaan jenis industri terhadap struktur modal menunjukkan bahwa jenis industri mempengaruhi perbedaan LEV 1 B, LEV 1M, LTDB, LTDM, STBD dan STDM.
Dan hasil regresi pooled model ditemukan bahwa: (1) tangibility mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap semua ukuran leverage (LEVI13 LEVIM, LTDB, LTDM, STDB, STDM); (2) growth opportuniy mempunyai hubungan negatif yang signifikan terhadap LEVIB LEVIM, LTDB, LTDM, STDM, dan positif sinifikan terhadap STDB; (3), kecuali terhadap LTDB, size atau ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap semua ukuran leverage; serta (4) profitability mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap LEVI% LEVIM, STDB, STDM, dan positif signifikan terhadap LTDB dan LTDM.
Dari hasil regresi setelah mengontrol dampak firm-variant heterogeneity dalam fixed-effect model ditemukan bahwa: (1) tangibiliy tetap mempunyai pengaruh positif yang signif.kan terhadap semua ukuran leverage; (2) growth opporunity juga tetap mempunyai hubungan negatif yang signifikan terhadap LEVIB LEVIM, LTDB, LTDM, STDM, serta positif namun tidak sinifikan terhadap SIDE; (3) size tetap mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap semua ukuran leverage, serta (4) profitability menjadi mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap semua ukuran leverage."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T20163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh struktur kepemilikan terhadap luas pengungkapan tanggungung jawab sosial perusahaan (CSR dislosure) pada laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2006. Variabel dependen penelitian ini adalah CSDI dengan menggunakan indikator GRI. Selanjutnya, variabel independen terdiri dari struktur kepemilikan asing dan kepemilikan institusi pada perusahaan. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan dengan proksi asset yang di-Log, tipe industri, serta kategori BUMN dan Non BUMN. Unit analisa dalam penelitian ini adalah perusahaan publik di BEJ, sedangl-can data yang digunakan adalah Iaporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan untuk tahun 2006. Sampel yang digunalcan adalah sebanyak 107 perusahaan.
Kepemilikan asing dapat menjadi faktor yang mendorong pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, karena jika perusahaan memiliki kontrak dengan foreign stakeholders baik dalam ownership dan trade, maka perusahaan akan lebih didukung dalam rnelakukan pengungkapan tanggung jawab sosial. Sehingga hipotesis yang digunakan adalah kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam Iaporan tahunan 2006.
Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat rnenghalangi perilaku opportunistic manager. Kepemilikan institusional umumnya bertindak sebagai pihak yang rnemonitor perusahaan. Sehingga hipotesis yang dapat dibuat dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusi berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan 2006.
Teori yang mendasari dalam menguji pengaruh struktur kepernilikan dengan luas pengungkapan CSR perusahaan yaitu Organizational Legitimacy Theory, terutama untuk struktur kepemilikan asing. Seperti kita ketahui, bahwa negara-negara asing memiliki perhatian yang lebih terhadap isu sosial dan lingkungan, sehingga kepemilikan asing dalam perusahaan Indonesia akan lebih concern terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal yang sama juga mendasari pentingnya CSR bagi institusi, dimana jika mereka mempertimbangkan kriteria sosial dan lingkungan dalam investasi, maka institusi juga akan memerlukan pengungkapan tanggung jawab sosial.
Hasil pengujian statistik dengan regresi menunjukkan hasil bahwa kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Marwata (2006). Pengujian statistik juga mernperlihatkan kepemilikan institusi tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Mani (2004) serta penelitian Barnae dan Rubin (2005).
Selanjutnya untuk variabel kontrol, ukuran perusahaan signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil ini mendukung penelitian penelitian-penelitian terdahulu bahwa semakin besar perusahaan maka inisiatif dalam melakukan serta mengungkapkan CSR akan semakin tinggi yaitu penelitian Chow dan Wong-Boren (1987) serta Tanimoto dan Suzuki (2005). Variabel kontrol tipe industri juga menunjukkan signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Hackstone dan Milne (1996) dan penelitian Kasmadi dan Susanto (2006). Kategori BUMN dan Non BUMN sebagai variabel kontrol menunjukkan hasil tidak signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan.

The objectives of this research observed the ownership structure that are considered by corporate to disclose social responsibility at annual report 2006. Dependent variable at this research used CSDI that observed six indicators in GRI for corporate social responsibility disclosure. Then I examined the factors that are considered by corporate to disclose social responsibility disclosure. I identified ownership structures that may be considered.
Ownership structure at this study use foreign shareholder (ownership) and institutional ownership. The study hypothesizes that the foreign shareholder and institutional ownership have positive affects to the extent of Corporate Social Responsibility disclosure. This hyphotestees presumes that foreign shareholder more awareness than others ownership Structure abaout CSR disclosure, because foreign country like European Union and United Stated more concern with social and environment issues.
In this research also used three control variable. These are company size that proxy with total assets, type of industry, and categories BUMN or Not. The data used in this research were pooling data for 107 firms.
This study based on Organizational Legitimacy Theory to see impact ownership structure to corporate social responsibility, especially for the structure of foreign to ownership. As we know, that foreign nations have more attention to environmental and social issue, so that foreign ownership in company of Indonesia will be more wide of concern to social responsibility. Same thing also constitute importantly of CSR to institution, where if them consider environmental and social criterion in invesrnent, hence institution also will need social responsibility disclosure.
The test result for the first hyphotesis indicated that the impact of foreign ownership to CSR disclosure was not significant. The test result for the second hyphotesis indicated that the impact of institution ownership to CSR disclosure was not significant too. These means the both of structure ownership in this study haven't concern with CSR disclosure to make investment decision. Thus, all of the test result consistent with the research of Marwata (2006), Mani (2004) and Bamae & Rubin (2005).
While for the variable of control, size that proxy with total assets have significant to CSR disclosure social. This result support research of Chow and Wong-Boren (1987) and also Tanimoto and Suzuki ( 2005) that is ever greater of company hence initiative in doing/ conducting and also lay open CSR disclosure. Variable control industrial type also show significant to CSR disclosure of company in annual report. This result consistence with research of Hackstone and Milne (1996) and research of Kasmadi and Susanto (2006). Category BUMN and Non BUMN as control variable show result not signifikan to social responsibility expression of company in annual report."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25093
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indrawati
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi empiris tentang struktur modal pada perusahaan yang go public di Indonesia. Penelitian dilakukan pada saham yang sudah terdaftar terus menerus di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan mengambil sampel 81 perusahaan, yang dikelompokkan dalam 3 kelompok industri selama 5 tahun, yaitu dan tahun 1990 sampai dengan tahun 1994. Tiga kelompok industri tersebut adalah industri pabrikasi, industri real estat & properti dan industri hotel & travel.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan mengetahui bagaimana rata-rata struktur modal (Debt Fequity ratio / DER dan Debt Assets Ratio / DAR) dari ketiga industri tersebut di Indonesia dan perbedaannya antar industri.
Selanjutnya, mengacu pada dua hal yang dipertimbangkan oleh para investor dalam melakukan investasi, yaitu resiko dan return, maka diteliti pula pengaruh faktor resiko yang ada terhadap struktur modal. Faktor resiko pertama yang diuji adalah perubahan nilai perusahaan, yang berkaitan erat dengan probabilita terjadinya biaya kebangkrutan. Dalam penelitian ini, volatility of earning digunakan sebagai proksi perubahan nilai perusahaan.
Faktor resiko kedua yang diuji adalah resiko yang tidak dapat dieliminasi dengan kombinasi portfolio saham, yaitu systematic risk. Proksi yang digunakan adalah beta saham. Beta saham dihitung dengan menggunakan pendekatan Aggregated Coefficients Method Market Model (AC Method-Market Model), diinana model ini menurut penelitian para ahli dianggap tepat untuk pasar yang masih rendah frekwensi perdagangannya (infrequent trading) dan banyak saham yang tidak aktif diperdagangkan di pasar, seperti pada periode sampel penelitian ini. Terakhir, dilihat pula pengaruh struktur modal terhadap return saham.
Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata struktur modal industri tahun 1990-1994 adalah DER sebesar 1,2189 dan DAR sebesar 0,4788. Dan ketiga industri yang diteliti rata-rata struktur modal tertinggi ada pada industri real estat & properti (DER=1,4708 dan DAR=0,5296), kemudian industri pabrikasi dengan DER=1,2130 dan DAR=0,4825, disusul dengan yang terendah pada industri hotel & travel (DER=0,8393 dan DAR=0,3594).
Uji beda rata-rata DER tiap dua tahunan untuk seluruh industri menunjukkan tidak ada perbedaan rata-rata struktur modal tiap industri pada tahun 1990 dengan tahun-tahun selanjutnya. Tidak signifikannya perbedaan rata-rata DER tersebut terlihat pada keseluruhan uji beda tiap industri maupun industri keseluruhan dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1994.
Sedangkan uji beda rata-rata DAR seluruh industri menunjukkan ada perbedaan rata-rata struktur modal pada tahun 1990 dengan tahun-tahun selanjutnya, sedangkan tahun 1991 sampai tahun 1994 tidak berbeda. Terlihat dari signifikasi hasil uji beda industri keseluruhan pada tahun 1990 dengan tahun 1992 (t=-2,9069) dan hasil uji beda tahun 1990 dengan tahun 1994 (t=-2,4701). Hal ini dikarenakan perbedaan yang signifikan terjadi pada industri pabrikasi.
Hasil analisis Marian terhadap rata-rata DER terlihat sangat signifikan (F=19,146), berarti adanya perbedaan rata-rata struktur modal antar ketiga industri. Demikian juga pengujian ANOVA terhadap rata-rata DAR menunjukkan hasil yang sangat signifikan (F=53,075), yang mengartikan pula adanya perbedaan rata-rata struktur modal antar industri.
Pengujian regresi volatility of earnings terhadap DER sebagai struktur modal terlihat tidak signifikan (t=-0,866), demikian pula hasil regresi volatility of earnings terhadap DAR (t=-1,143). Hal tersebut membuktikan bahwa volatility of earnings tidak berpengaruh terhadap DER maupun DAR, sebagai proksi dart struktur modal.
Regresi systematic risk terhadap struktur modal, baik DER (t=0,629) maupun DAR (t=0,303) menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Berarti hasil regresi tersebut tidak membuktikan systematic risk berpengaruh positif terhadap struktur modal di Indonesia.
Pengujian regresi terakhir untuk membuktikan pengaruh struktur modal terhadap return saham juga tidak menunjukkan hasil yang signifikan, baik dengan DER (t=-0,422) maupun DAR (t=-0,340) sebagai proksi struktur modal. Dengan demikian hasil regresi tersebut juga tidak mendukung adanya penganih struktur modal terhadap return saham.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianus Endo Prasetyo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh praktik corporate governance dan struktur kepemilikan keluarga terhadap kebijakan dividen. Variabel-variabel utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah corporate governance index, kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan asing. Sampel di dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan publik yang terdaftar di BEI kecuali perusahaan yang bergerak di bidang keuangan untuk periode 2007-2011 yang berjumlah 420 perusahaan.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kualitas corporate governance yang diukur dengan corporate governance index berpengaruh signifikan negatif terhadap kebijakan dividen. Kepemilikan keluarga mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap kebijakan dividen. Kepemilikan institusional dan kepemilikan asing tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

This study aims to examine the effect of corporate governance, family ownership, institusional ownership, and foreign ownership on dividend payout policy. The main variables in this study is corporate governance index, family ownership, institusional ownership, and foreign ownership. The samples of this study is public company listed on Indonesia Stock Exchange, except financial firms, for years 2007-2011 with a total 420 companies.
The results of this study show that the quality of corporate governance as measured by corporate governance index have a significant negative impact on dividend payout policy. Family ownership has a significant positive effect on dividend payout policy. Institusional ownership and foreign ownership has no significant effect on dividend payout policy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Hayu Handayani
"Krisis ekonomi yang melanda Indonesia di tahun 1999 membawa banyak perusahaan-perusahaan di segala sektor ke dalam kondisi yang sulit hingga ke kondisi kegagalan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang yang telah jatuh tempo. Kesulitan keuangan atau financial distress ini bahkan membawa perusahaan kepada kebangkrutan sampai pada akhirnya harus dilikuidasi agar dapat membayar kewajibannya kepada para kreditur. Namun kesulitan keuangan ini seharusnya bisa diperkecil risikonya atau dihindari apabila sebelumnya para pengusaha lebih berhati-hati dalam mengelola biaya produksi serendah-rendahnya dan meningkatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Pengelolaan keuangan yang baik adalah dengan memperhatikan solvabilitas dan likuiditas perusahaan. Salah satu hal yang penting adalah solvabilitas yang menunjukkan kelangsungan keuangan perusahaan serta kemampuan dalam memenuhi segala kewajiban jangka panjang perusahaan. Semua kegiatan yang menyangkut investasi, operasi, dan pembiayaan perusahaan dangat berpengaruh kepada analisis solvabilitas perusahaan. Salah satu komponen terpenting dalam analisis tersebut adalah komposisi dari struktur modal perusahaan yaitu komposisi yang menunjuk kepada sumber pembiayaan perusahaan. Karya akhir ini menuliskan tentang apa yang disebut dengan capital structure itu, apa yang menjadi faktor penentu terbentuknya struktur modal, dan bagaimana manfaat bagi perusahaan. Seperti beberapa penelitian yang telah dilakukan di luar maupun dalam negeri, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi faktor determinasi bagi perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia dalam menentukan komposisi besarnya hutang atau ekuitas dalam struktur modal yang diwakili oleh rasio leveragenya masing-masing. Melalui data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan 62 perusahaan publik Indonesia yang diambil sebagai sampel penelitian, dilakukan pengelolaan data dengan bantuan software statistik yaitu SPSS versi 11.5 dan Eviews seri 3 untuk mencari model regresi berganda sebagai model penelitian dari masing-masing tahun selama 5 tahun pengamatan yaitu dari tahun 2002 sampai tahun 2006. Model regresi ini layak dipakai untuk melakukan prediksi setelah sebelumnya dilakukan pengujian asumsi model yang mengharuskan terpenuhinya 4 asumsi IIDN. Dari model regresi ini diharapkan didapat suatu gambaran mengenai hubungan dan pengaruh dari lima variabel bebas yaitu firms size, moral hazzard, growth, profitability, dan ownership, yang merupakan variabel yang pernah dipakai oleh para peneliti sebelumnya terhadap rasio hutang terhadap total asetnya. Analisis regresi berganda dari masing-masing tahun menunjukkan bahwa ada yang mempengaruhi bentuk struktur modal perusahaan-perusahaan manufaktur namun ada juga yang tidak terlalu berpengaruh selain menunjukkan ada tidaknya hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebasnya, regresi yang dihasilkan juga menunjukkan tanda korelasi yang kadang berbeda dengan tanda korelasi yang seharusnya terjadi menurut capital structure theory seperti balancing theory, pecking order hypothesis, dan lain-lain. Pada kesimpulan dan saran penulisan, diharapkan dapat dijadikan usulan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia khususnya di sektor manufaktur untuk di masa mendatang supaya lebih hati-hati dan konsisten dalam menentukan struktur modal yang diinginkan dan ideal bagi perusahaannya. Struktur modal yang sesuai dengan manajemen perusahaan dan karakter bisnis dapat memudahkan manajemen dalam menciptakan nilai untuk para pemegang saham serta membantu meningkatkan keuntungan bagi perusahaan."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24728
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ery D Prasetyo
"Struktur Modal masih menjadi kontroversi dalam dunia keuangan perusahaan. Ada beberapa pendekatan yang mendasari teori struktur modal, namun tidak satupun yang sesuai dengan praktek di lapangan. Keputusan struktur modal dianggap penting karena dapat mempengaruhi tingkat pengembalian dan berdampak pada kemampuan perusahaan menghadapi lingkungan persaingan. Tujuan penulisan karya akhir mi adalah untuk melihat bagaimana dampak perbedaan jenis usaha diantara dua kelompok perusahaan, dalam hal mi adalah kelompok Ritel dan Consumer goods, dilihat dari beberapa rasio finansial yang tercermin dan laporan keuangan perusahaan. Dari perbedaan yang diamati kemudian dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dampaknya terhadap pemilihan struktur modal perusahaan. Penelitian mi merupakan replikasi hasil pengujian yang dilakukan oleh Chiang Yat Hung, Chan Ping Chuen Albert dan Hui Chi Man Edie (Hong Kong Polytechnic University, Hong Kong) pada kelompok perusahaan kontraktor dan developer di Hong Kong dan penelitian oleh Akhtar Shumi terhadap perusahaan yang tergolong perusahaan multinasional dan perusahaan domestik di Australia. Penelitian tersebut dipicu oleh kondisi profitabilitas yang sangat superior di kelompok developer yang sangat berlawanan dengan kelompok kontraktor. Pengujian dilakukan dengan metode "twoindependent sample-test" untuk melihat adanya perbedaan yang signifikan kemudian dilanjutkan dengan uji korelasi variabel yang dipilih sebagai faktor determinan tingkat leverage perusahaan dan terakhir menguji regresi untuk membuat model yang dapat memprediksi komposisi struktur modal yang optimal. Untuk penelitian di Indonesia, dipilih kelompok usaha Ritel dan Consumer goods yang memiliki kesamaan dalam jenis produk yang dipasarkan adalah produk masal namun berbeda dalam hal cara perolehannya. Kelompok consumer goods memproduksi sendiri sementara ritel hanya mendistribusikan barang yang bukan diproduksi oleh perusahaan tersebut. Pengujian menggunakan data laporan keuangan tahunan dan perusahaan yang terdaftar di BEJ selama periode tahun 2000 - 2006. Hasil uji perbedaan dua kelompok tersebut menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik diantara kedua kelompok tersebut dengan menggunakan variabel skalá perusahaan, struktur aset perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas perusahaan. Dari kelima variabel yang dipilih, ditambah satu variabel dummy yang menggolongkan perusahaan berada di kelompok ritel atau consumer goods, dilakukan pengamatan untuk melihat tingkat korelasi antara masing-masing variabel terhadap variabel terikat yaitu tingkat leverage perusahaan. Hasil pengujian korelasi menunjukan bahwa variabel skala perusahaan, profitabilitas, kelompok perusahaan, struktur aset dan pertumbuhan memiliki korelasi berurutan dari yang paling kuat. Namun dilihat dan tingkat signifikansinya, hanya variabel skala perusahaan, profitabilitas dan kelompok perusahaan yang diduga memiliki pengaruh kuat terhadap keputusan struktur modal.Uji regresi dilakukan terhadap variabel dummy dan variabel interaksi antara variabel dummy dengan variabel bebas lainnya untuk melihat pengaruh perbedaan kelompok pada setiap variabel bebas sebagai faktor determinan struktur modal. Uji regresi menunjukan bahwa model yang dibentuk memiliki nilai signifikan pada tingkat 0,05 yang berarti pemodelan mi secara umum dapat diterima. Namun model yang dibentuk mi hanya memiliki nilai adjusted R2 kurang dari 50 % yang berarti model mi hanya mampu menjelaskan variabel terikat dengan porsi kurang dari 50 %. Dari variabel bebas yang digunakan, variabel dummy menunjukan arah negatif yang berarti kelompok industri nitel cenderung memiliki porsi hutang lebih besar dibandingkan consumer goods. Walaupun beberapa variabel bebas tersebut merupakan faktor determinan yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan, namun hasil penelitian mi menunjukan bahwa diantara kelompok industri nitel dan consumer goods, masing-masing kelompok dipengaruhi oleh variabel yang berbeda. Jika dilihat lebih dalam lagi, ternyata hanya variabel SIZE yang memiliki interaksi signifikan dengan perbedaan jenis usaha. Perbedaan skala perusahaan di kelompok Ritel dan Consumer goods memiliki dampak yang signifikan terhadap keputusan struktur modal perusahaan. Dengan memperhatikan variabel yang signifikan terhadap tingkat leverage perusahaan, manajemen dapat memilih aktivitas mempengaruhi struktur modal ke arah yang dianggap optimal. Pihak kreditur disarankan untuk mengikutsertakan variabel yang signifikan ketika melakukan penilaian dalam memutuskan besar pinjaman yang akan diberikan ke perusahaan."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T 23065
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Putri Anisti
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji aspek dinamis dalam keputusan struktur modal perusahaan manufaktur di Indonesia, sebagai lanjutan dari literatur yang ada di Indonesia dengan menggunakan model dinamis, termasuk keberadaan struktur modal yang optimal, faktor penentu, kecepatan penyesuaian, dan teori-teori yang mendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan manufaktur Indonesia mempraktikkan struktur modal yang optimal dengan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bervariasi seiring dengan berjalannya waktu. Karena data yang digunakan relatif baru dan sampel yang digunakan lebih spesifik (hanya satu industri), hasil penelitian ini masih perlu dikembangkan lebih lanjut. Karena sampel yang dipilih adalah sejumlah perusahaan yang terdaftar di BEI, maka hasilnya tidak dapat digeneralisasi ke semua perusahaan manufaktur di Indonesia. Penelitian ini diharapkan memiliki implikasi mendalam untuk studi masa depan struktur modal dan suatu hari nanti dapat membantu perusahaan, investor, dan otoritas dalam membuat keputusan yang efektif, serta analis dalam mengamati korelasi antara teori struktur modal dan praktik pembiayaan perusahaan manufaktur di Indonesia.

This study aims to examine the dynamic aspects in the capital structure decisions of manufacturing firms in Indonesia, offering a continuation to the existing literature on Indonesia by using a dynamic model, including the existence of optimal capital structure, the determining factors, the speed of adjustments, and the aiding theories to explain the findings. The findings show that Indonesian manufacturing firms do practice optimal capital structure and are altered by firm-specific and time-varying factors. Despite relatively recent data and more specific sample firms (one industry only), the results of this study still need to be further developed. The sample chosen focused on listed firms, hence the results may not be generalized to all Indonesian manufacturing firms. This research is expected to have profound implications for future studies of capital structure and might one day be able to help firms, investors, and authorities in making effective decisions, as well as analysts in observing the correlation between the capital structure theories and the financing practice of manufacturing firms in Indonesia."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wing Istia Herlambang
"Penelitian ini mencoba untuk melihat pengaruh struktur kepemilikan terhadap struktur modal, dengan melihat dari tiga objek. Pertama adalah untuk mecoba melihat kepemilikan manajerial memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal. Kedua, pemegang saham institusional memiliki pengaruh positif terhadap struktur modal. Ketiga, penelitian ini mencoba menentukan bahwa pemegang saham institusional memiliki pengaruh terhadap struktur modal dilihat dari perbedaan tingkatan variasi kepemilikan saham manajerial.
Penelitian ini meneliti 34 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta, selama tahun 1999 sampai 2002. Regresi linear digunakan utuk menganalisa pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel dependennya adalah rasio hutang jangka panjang terhadap aset, dan sebagai variabel independennya adalah kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional, sementara variabel kontrol yang lainnya adalah ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, koefisien Tobin's Q, fixed asset.
Hasil penelitian ini menghasilkan, pertama, struktur kepemilikan saham perusahaan dari kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Kedua, kepemilikan institusional berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap struktur modal. Variabel kontrol yang berpengaruh terhadap struktur modal adalah ukuran perusahaan dan fixed asset. Ketiga, kepemilikan institusional terhadap struktur modal pada tingkat variasi kepemilikan manajerial yang tinggi berpengaruh positif dan signifikan. Sehingga kesimpulannya menghasilkan, pertama, perusahaan di Indonesia pada periode tahun 1999 sampai 2002, kepemilikan manajerial berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Kedua, Kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap struktur modal dan ini makin diperkuat pada kepemilikan saham manajerial yang tinggi di sebuah perusahaan.

This research tries to see the impact of ownership structures to capital structures, with three objectives. First, to see internal shares ownership structures have positive impact to capital structure. Second, external shares ownerships have positive impact to capital structures. Third, this research try to know that external shares ownerships have impact to capital structures and it's strengthen with variation level of managerial ownerships.
Sample of this research are 34 firms listing in Jakarta Stock Exchange, since 1999 until 2002.. Linear regression is used to analyze impact of independent variable to dependen variable. The Dependent variable is long term debt to asset and as independent variables are managerial shares ownerships and external shares ownerships, meanwhile cpntrol variables are size, growth, profitability, Tobin's Q and fixed asset.
The results are, first, ownership structures from managerial ownerships have significant and positive impact to capital structures. Second, external ownerships have positve impact but not significant to capital structures. Control variables that impact capital structures are size and fixed asset. Third, external share ownership to capital structures at variation managerial ownership level have postive and significant. So the conclusions are, first, firms in Indonesia from 1999 to 2002, managerial ownerships impact significantly to capital structures and external ownerships do not impact significant to capital structures. Second, External ownership have impact to capital sturcture and it's strengthen at high level of managerial ownerships."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T 17783
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Martani
"ABSTRAK
Disertasi ini bertujuan untuk melihat pengaruh hubungan manajemen informasi terhadap
harga saham (harga penawaran, harga saham saat listing), initial return dan kinerja saham
dalam jangka panjang. Manajemen informasi diukur dengan menggunakan variabel indek
pertumbuhan penjualan sebelum IPO, indek pertumbuhan penjualan sebelum dan sesudah
IPO dan pergantian auditor. Untuk melihat pengaruh hubungan tersebut digunakan data
empiris di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1989 - 2000.
Anomali IPO dalam bentuk initial retuns positif dan penurunan kinerja saham jangka
panjang merupakan obyek studi yang banyak digali oleh para peneliti (Mardiyah 2003,
Sembel 1996, Ritter 1991). Salah satu alasan yang diberikan atas anomali tersebut adalah
praktek window dressing yang dilakukan atas laporan keuangan yang disampaikan
sebelum IPO (Jain dan Kini 1994). Gumanti (2002) menemukan adanya manajemen laba
yang terjadi pada periode dua tahun sebelum IPO. Teoh et al. (1998) membuktikan
adanya hubungan positif antara rnanajemen laba dengan initial return dan penurunan
kinerja jangka panjang. Ukuran manajemen laba yang digunakan adalah discretionary
accrual dengan menggunakan model Jones (1991) yang dimodifikasi.
Kerangka pemikiran yang dikembangkan dalam disertasi ini merupakan sintesis dari dari
beberapa teori IPO yang pemah diteliti oieh penelitia sebelumnya. Berdasarkan hasil
penelitian Jain dan Kini (1994), disertasi ini mengasumsikan pemsahaan sebelum IPO
melakukan manajemen informasi untuk memperbagus laporan keuangan. Tujuan
manajemen inforrnasi ini adalah diperolehnya harga penawaran yang lebih tinggi dari
nilai intrinsik perusahaan. Namun karena infomasi yang diberikan tidak mencerminkan
nilai intrinsik perusahaan maka emiten akan menetapkan harga saham di bawah nilai
informasi yang diberikan. Investor yang tidak menyadari adanya manajemen informasi
tersebut menetapkan harga saham berdasarkan inforrnasi yang tersedia dan informasi lain
yang ada di pasar yang belum diperhitungkan dalam menetapkan harga penawaran.
Akibatnya akan muncul initial return positif. Dalam jangka panjang investor akan
melakukan penyesuaian penilaian saham berdasarkan inforrnasi dan kinerja yang
diberikan emiten. Akibatnya kinerja saham dan kinerja operasi akan turun dalam jangka
panjang. Penurunan harga saham ini akan berada di bawah harga penawaran karena nilai
intrinsik perusahaan berada di bawah harga penawaran. Jika harga saham dalam jangka
panjang dijadikan proksi nilai intrinsik maka manajemen informasi akan memiliki
korelasi negatif dengan indelaharga penawaran dibandingkan harga saham dalam jangka
panjang dan abnormal' return dalam jangka panjang.
Riset empiris atas data perusahaan yang listing di BEJ dari tahun 1989 - 2000,
menguatkan dugaan munculnya initial return positif sebesar 15,297%. Perusahaan
terbukt melakukan manajernen informasi dengan menunjukkan tingkat pertumbuhan
penjualan yang secara rata-rata lebih tinggi pada periode sebelum IPO dibandingkan
pertumbuhan penjualan pada periode setelah IPO. Secara rata-rata perusahaan mengalami
penurunan kinerja saham dalam jangka panjang, terbukti dari nilai rata-rata dan median
abnormal buy and hold return negatif dalam jangka waktu 1 - 5 tahun (yang dihitung
setiap akhir tahun), sementara nilai median komulatif abnormal return negatif untuk
jangka waktu 2 - 5 tahun. Kinerja operasional yang diukur dengan tingkat pertumbuhan penjualan, net profil margin, operating profit margin, return on investment, return on equrity, operating profit to total asset, earning per share dan price to book value
mengalami penurunan pada periode setelah IPO sampai dengan tahun kelima pengamatan
dengan tingkat kinerja operasi tertinggi pada tahun IPO. kecuali untuk ROE dan
operating profit to total asset pada periode satu tahun sebelum IPO.
Variabel manajemen informasi yang diproksi dengan tingkat pertumbuhan penjualan
sebelum IPO memiliki pengaruh positif terhadap harga saham pengaruh variabel
pertumbuhan penjualan sebelum IPO terhadap harga saham dipengaruhi oleh variabel
pertumbuhan penjualan sebelum dan sesudah IPO dengan pengaruh negatif. Perusahaan
yang berganti auditor terbukti memiliki pengaruh pertumbuhan penjualan sebelum IPO
yang lebih kecil dibandingkan perusahaan yang tidak berganti auditor. Variabel
prosentase jumlah saham yang dipegang oleh pemilik lama, nilai offering dibagi dengan
total asset, ROE dan nilai buku berpengaruh positif dengan harga penawaran saham dan
harga saham saat listing, hal ini konsisten dengan hasil liset sebelumnya.
Variabel tingkat pertumbuhan penjualan sebelum dan sesudah IPO mempengaruhi intial
return (IR) dengan pengaruh positif. Pengaruh variabel ini dipengaruhi oleh pertumbuhan
penjualan sebelum IPO dengan pengaruh negatif. Pengaruh variabel ini juga lebih rendah
untuk perusahaan yang berganti auditor dibandingkan perusahaan yang tidak berganti
auditor. Variabel return indek selama proses penawaran signifikan secara statistik
mempengaruhi IR. Beberapa variabel lain yang digunakan dalam model IR. tidak
signifikan secara stalistik.
Variabel tingkat pertumbuhan penjualan sebelurn dan sesudah IPO memiliki korelasi
negatif dengan kinerja saham dalam jangka panjang yang diukur dengan menggunakan
buy and hold return dan kumulatif abnormal return dalam jangka waktu 1- 5 tahun.
Variabel IR dan indek harga penawaran dibandingkan harga dalam jangka panjang
terbukti berkorelasi negatif dengan abnormal return jangka panjang. Hasil ini konsisten
dengan hipotesis yang dikembangkan dalam kerangka pemikiran.
Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Sembel (1996) yang menghubungkan
antara IR dengan return jangka panjang, dan penelitian Tech et al. (1998), Mardiyah
(2003) serta Sulistyanto dan Wibisono (2003) yang menghubungkan manajemen
informasi dengan IR dan return jangka panjang.
Hasil riset ini membuktikan adanya praktek manajemen informasi yang dilakukan dengan
meningkatkan tingkat pertumbuhan penjualan pada periode sebelum IPO yang berakibat
penurunan kinerja saham dalam jangka panjang. Untuk itu perlu diadakan pengawasan
yang ketat atas laporan keuangan perusahaan IPO unluk menghindari praktek manajemen
informasi."
2004
D874
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>