Ditemukan 30110 dokumen yang sesuai dengan query
Yogyakarta: Kanisius, 2006
100 SES
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Angela Juwita
"Seorang penerjemah perlu memerhatikan prosedur penerjemahan agar tetap dapat menyampaikan engagement penulis dengan proporsi yang tepat. Deiksis merupakan salah satu bagian dari engagement. Penelitian ini berfokus pada deiksis dalam penerjemahan teks akademik dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis deiksis dan prosedur penerjemahannya, serta membahas pengaruh yang disebabkan oleh pergeseran deiksis pada penerjemahan sebuah buku ilmiah. Data diambil dari TSu berbahasa Jerman yang berjudul Javanische Weisheit und Ethik Studien zu einer Ãstlichen Moral karya Franz Magnis-Suseno dan TSa berbahasa Indonesia yang berjudul Etika Jawa yang diterjemahkan oleh penulisnya sendiri. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode studi kasus. Analisis data menemukan adanya tiga jenis deiksis dalam TSu dan TSa dengan deiksis personal sebagai jenis deiksis terbanyak. Penelitian ini menemukan adanya lima prosedur penerjemahan yang diterapkan untuk menerjemahkan satuan terjemah berdeiksis, yaitu penghapusan, penambahan, eksplisitasi, modulasi sudut pandang, dan modulasi cakupan makna. Keberadaan deiksis mendorong penerjemah untuk menerapkan prosedur penerjemahan yang sesuai untuk menghasilkan TSa yang baik dan berterima. Penerapan prosedur penerjemahan menghasilkan pergeseran makna yang membuat TSa menjadi lebih lugas, ringkas, dan mudah dipahami.
A translator should implement the translation procedures in order to be able to express an author’s engagement in the right proportion. Deixis is part of engagement. This study focuses on deixis in the academic translation from German to Indonesian. The purpose of this study is to identify categories of deixis found in a ST-TT pair and its translation procedures, and to discuss the effect of deictic shift on the translation of an academic text. Data were taken from a German source text entitled Javanische Weisheit und Ethik Studien zu einer Ãstlichen Moral by Franz Magnis-Suseno and its Indonesian target text entitled Etika Jawa, which was translated by the same author. This study applies the qualitative descriptive approach with the case study method. Data analysis shows that three categories of deixis are found in the ST and TT with personal deixis as the dominant category. This study finds the application of five translation procedures to translate the deixis; deletion, addition, explicitation, modulation of point of view, and modulation through perspective shift. The existence of deixis prompted the translator to implement the suitable translation procedures. The application of those translation procedures resulted in the semantic shift which made ST more straightforward, concise, and understandable."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Wiky Alfian Septiansah
"Tulisan ini membahas jalur trem Madiun—Ponorogo 1905—1918 dan dampaknya terhadap perubahan sosial ekonomi di Madiun dan Ponorogo. Beroperasinya jalur trem mendorong adanya perubahan sosial melalui mobilitas orang dan barang serta perubahan ekonomi melalui kegiatan perdagangan dan pembangunan infrastruktur penunjang trem. Studi literatur mengenai pembangunan perkeretaapian masa Hindia Belanda menarik benang merah yang sama yakni dilatarbelakangi oleh kebutuhan ekonomi perkebunan dan moda transportasi yang layak untuk proses pengangkutan komoditas ekspor. Kebijakan ekonomi yang diberlakukan oleh pemerintah mendorong pertumbuhan perkebunan dan pabrik yang tersebar di seluruh Jawa. Kereta api dalam perkembangannya bertransformasi dari kebutuhan ekonomi perkebunan menjadi kebutuhan penunjang untuk masyarakat luas. Dari studi yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa jalur trem membawa dampak besar dalam menjangkau daerah-daerah yang terisolasi, percepatan gerak orang dan pengangkutan barang serta modernisasi daerah. Tulisan ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan melakukan heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Data-data yang diperoleh untuk penulisan ini berupa arsip, dokumen terjilid, dan surat kabar sezaman.
This article discusses the Madiun—Ponorogo tram line from 1905 to 1918 and its impact on socio-economic changes in Madiun dan Ponorogo. The operation of the tram line drives social change through the mobility of people and goods as well as economic change through trade activities and the construction of tramway supporting infrastructure. The study of literature regarding the construction of railways during the Dutch East Indies period draws the same common thread, which is motivated by the economic needs of plantations and appropriate transportation for the process of transporting export commodities. The economic policies imposed by the government encouraged the growth of plantations and factories spread throughout Java. In its development, trains have transformed from plantation economic needs to supporting needs for the wider community. From the study, it can be argued that the tram line has had a major impact in reaching isolated areas, accelerating the movement of people and transporting goods, and modernizing the area. This article uses historical research methods by conducting heuristics, source critique, interpretation, and historiography. The data collected for this writing are from archives, bound documents, and newspapers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Manila: Ecclesiastical Faculties of the University of Santo Tomas,
507 PHISAC
Majalah, Jurnal, Buletin Universitas Indonesia Library
Malang: Litbang Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana, {s.a.}
STUDIAPT 15:1 (2015)
Majalah, Jurnal, Buletin Universitas Indonesia Library
Wilopo
Ithaca: Cornell University, 1959
330.1 WIL s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Shella Novasari
"Masyarakat di Sumatera Selatan telah memanfaatkan sungai dan area sekitarnya untuk menunjang kehidupan mereka. Sungai Musi memiliki delapan anak sungai, salah satunya adalah Sungai Ogan. Di sepanjang Sungai Ogan terdapat permukiman penduduk asli dengan pola permukiman linier dan mengelompok.
Tujuan penelitian untuk mengetahui perbandingan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di sekitar Sungai Ogan yang dibedakan berdasarkan pola permukiman secara antar linier dan antar mengelompok yang kemudian perbedaannya dibandingkan secara umum dengan pola permukiman linier dan mengelompok. Metode analisis dengan menggunakan analisis keruangan untuk menjelaskan fenomena di lapangan secara spasial.
Kesimpulan ada perbedaan kehidupan sosial dan ekonomi penduduk yang bermukim di Sungai Ogan. Interaksi penduduk pada pola permukiman linier cenderung terjadi hanya di dalam pola permukiman linier. Sedangkan pada pola mengelompok, interaksi aktif terjadi juga di luar tempat tinggal.
People in South Sumatra have taken the advantages of river and it is surrounding to support their life. Musi River has eight tributaries and one of them is Ogan River. Alongside the Ogan there are two residence patterns lived by majority of the indigenous population: linear and clustered patterns. The residence tends to be built based on ethnic community. Furthermore, there is also the residence in particular ethnic that each of them has a set of socio-economic characteristics. The objective of this study was to determine the comparative of social and economic life of communities around the Ogan River which were divided by inter-linear and inter-cluster pattern. Then the results would be compared with the pattern of linear and clustered generally. Analytical method was using analysis of spatial to explain the phenomenon on the research area spatially. The conclusion differences in social and economic life of people living in the Ogan River. People interaction in the linear residence pattern tended to occur only in the linear residence pattern. While in clustered pattern, active interaction also occurred outside the residence."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1055
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Elmi Julianto Suwono
"Kecamatan Carita terletak di wilayah pesisir yang berbatasan langsung dengan Selat Sunda. Tsunami Selat Sunda yang terjadi tahun 2018 merupakan tsunami yang disebabkan oleh longsoran di bagian tenggara Gunung Anak Krakatau. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara tingkat kerusakan fasilitas sosial ekonomi yang disebabkan oleh Tsunami Selat Sunda 2018 dengan tingkat kapasitas masyarakat Kecamatan Carita. Tingkat kerusakan fasilitas sosial ekonomi, tingkat kapasitas masyarakat, serta hubungan antara keduanya dianalisis menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang dilengkapi dengan skoring dan pembobotan. Desa yang mengalami tingkat kerusakan fasilitas sosial ekonomi paling tinggi yaitu Desa Pejamben dengan skor 2,5, sedangkan desa yang mengalami tingkat kerusakan paling rendah yaitu Desa Sindanglaut dengan skor 0,7. Tingkat kapasitas masyarakat paling tinggi dimiliki oleh Desa Sindanglaut dan Desa Sukajadi dengan skor 2,5, sementara itu desa yang memiliki tingkat kapasitas masyarakat paling rendah dengan skor 1,6 yaitu Desa Banjarmasin. Hubungan antara tingkat kerusakan fasilitas sosial ekonomi dengan tingkat kapasitas masyarakat akan menghasilkan dampak keseluruhan terhadap kejadian tsunami. Hubungan tersebut dapat dinyatakan bahwa desa dengan tingkat kapasitas tinggi memiliki kecenderungan mengalami tingkat kerusakan fasilitas sosial yang lebih rendah. Dampak Tsunami Selat Sunda tahun 2018 paling tinggi terjadi di Desa Banjarmasin dengan skoring 1,4375. Desa Sindanglaut mengalami dampak paling rendah dengan skoring dampak 0,28. Terdapat 3 desa yang tidak terdampak oleh Tsunami Selat Sunda 2018 yaitu Desa Cinoyong, Kawoyang, dan Tembong.
Carita District is located in a coastal area which is directly adjacent to the Sunda Strait. The Sunda Strait tsunami that occurred in 2018 was a tsunami caused by a landslide in the southeastern part of Mount Anak Krakatau. This study aims to analyze the relationship between the level of damage to socio-economic facilities caused by the 2018 Sunda Strait Tsunami and the level of community capacity in Carita District. The level of damage to socio-economic facilities, the level of community capacity, and the relationship between the two were analyzed using a quantitative descriptive method equipped with scoring and weighting. The village that experienced the highest level of damage to socio-economic facilities was Pejamben Village with a score of 2.5, while the village that experienced the lowest level of damage was Sindanglaut Village with a score of 0.7. Sindanglaut Village and Sukajadi Village have the highest level of community capacity with a score of 2.5, meanwhile the village that has the lowest level of community capacity with a score of 1.6 is Banjarmasin Village. The relationship between the level of damage to socio-economic facilities and the level of community capacity will produce an overall impact on the tsunami occurrence. This relationship can be stated that villages with a high level of capacity have a tendency to experience lower levels of damage to social facilities. The highest impact of the 2018 Sunda Strait Tsunami is occurred in Banjarmasin Village with a score of 1.4375. Sindanglaut Village experienced the lowest impact with an impact score of 0.28. There are 3 villages that were not affected by the 2018 Sunda Strait Tsunami, namely Cinoyong, Kawoyang, and Tembong Village."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ali Mudhofir
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996
101 ALI k
Buku Teks Universitas Indonesia Library