Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148205 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taufik Ahmad
"Banyak para pengamat perminyakan meramalkan bahwa Indonesia, yang sekarang erupakan produsen minyak terbesar ke 16 didunia dengan tingkat produksi rata-rata sebesar 5 juta barrel per liari, akan menjadi negara net importir minyak pada awal taluin 2000-an mti. Prakiraan ini dibuat dengan asumsi : I) periumbuhan tingkat konsumsi bahan bakar inyak (BBM) dalam negeri selama beberapa tahun terakhir yang rata-rata berkisar sebesar 8% :r tahun, dan 2) lidak ditemukannya cadangan minyak baai dengan jumlah besar.
Namun demikian prakiraan diatas mungkin tidak akan terjadi secepat itu. Hal im nungkinkan karena : 1) adanya krisis ekonomi yang dialami Indonesia semenjak pertengahan inn 1997 yang berdampak terhadap konsumsi BBM dalam negeri, 2) penemuan dan ngembangan cadangan minyak bam dengan jumlah cadangan yang sedang, 3) penemuan dangan gas bumi yang kemudian diproduksi dan ditukar dengan minyak burnt, yang tadinya ;unakan untuk bahan bakar, untuk diekspor, dan 4) besarnya cadangan minyak yang :alegorikan marjinal yang telah lama ditemukan tapi bellim diproduksi dan berpotensi untuk a diproduksi jika Pemerintah memberikan insentif yang bisa nieningkatkan nilai keekonomian angan marjinal tersebut.
Krisis ekonomi yang dialami Indonesia disamping mengurangi tingkat konsumsi BBM a telah menjadikan sektor minyak dan gas bumi kembali menjadi tumpuan Pumerintah untuk ndapatkan devisa dan untuk sumber penerimaan bagi anggaran, pendapaian dan belanja ;ara (APBN). Hal ini dimungkinkan karena sektor minyak dan gas bumi Indonesia memiliki mgyulan komparatif dan kompetitif dibandingkan sektor industri lainnya karena sektor ninyak dan gas bumi merupakan industri yang berbasis sumber alam (resource bawd) dan arenanya harga bahan bakunya tidak terkena dampak krisis ekonomi. Disamping itu dengan ngkat upah dan harga jasa yang relalif murah dibandingkan di negara lainnya, industri minyak an gas bumi di Indonesia memiiiki biaya operas! yang lebih murah dibandingkan dengan eberapa negara lainnya.
Lebih dari 90% produksi minyak dan gas bumi Indonesia dihasilkan oleh perusahaan iing mitra kerja Pertamina dengan sistem kontrak bagi hasil. Sebagai perusahaan asing, yang ?nurnnya merupakan perusaliaan publik, mereka mempunyai mi si untuk meningkatkan ikayaan pemegang sahamnya (max i mi zing shareholder's wealth). Oleh karena itulah maka pangan inarjinal yang telah mereka temukan, yang menu rut perkiraan ada piiluhan jumlahnya :ngan cadangan mendekati setengali milyar barrel, belum dikembatigkan karena nilai :ekonomiannya tidak baik (tidak menguntungkan perusahaan) jika hanya ketentuan umum ng diberlakukan. Oleh karena itu maka ketentuan khusus dan insentif tertentu perlu jerlakukan.
Tulisan ini akan membahas salah satu alat yang dipakai oleh manajemen dalam ngambilan keputusan investasi yaitu analisa keekonomian yang difokuskan pada empat rameter yang umum dipakai di sektor industri minyak yaitu analisa Nvi /'resent Value (Nl'l'J, entol Rale of Return (IRR), Payback Period (PB) dan Profitability Imkx (PI). Analisa ikonomian ini digunakan untuk membahas suatu kasus lapangan minyak marjinal yang dikelola oleh salah satu kontraktor bagi hasil Pertamina ("PC Oil Company").
Dalam bahasan analisa keekonomian lapangan marjinal ini akan lerlihat bah\va tiga lapangan irjinal dengan total jumlah cadangan minyak terbukti sebesar 6,2 juia barrel dan potensi nbahan sebesar antara 6,4 sampai 15,8 juta barrel tidak ekonomis untuk dikembangkan ngan ketentuan umum yang berlaku dalam kontrak bagi hasil Pertamina. Namun dengan milihan teknologi dan waktu pengernbangan yang tepat oleh kontraktor bagi hasil dan mberian insentif oleh Peinerintah/Pertainina, maka keliga lapangan marjinal ini layak :embangkan karena hasil NPV, 1RR, PB dan PI semuanya memenuhi kriteria invesiasi oisahaan.
Dalam tulisan ini juga dibahas analisa sensitivitas untuk mengetahui dampak iibahan harga minyak terhadap nilai keekonomian investasi ketiga lapangan ini dan analisa :konomian paska proyek untuk mengetahui nilai keekonomian ketiga lapangan ini setelah ih dari setahun berproduksi. Dari hasil analisa keekonomian paska proyek terlihat bahwa xitusan dan visi Pemerintah/Pertamina untuk menyetujui pemberian insentif untuk igembangan proyek ini adalah keputusan yang tepat karena keekonomian ketiga lapangan ini ib baik dan yang diperkirakan sebelumnya karena jumlah cadangan terbukti yang bisa roduksi lebih besar dan harga yang didapatkan selama setahun pertama produksi juga lebih k. Sebagian besar (85%) tambahan keuntungan (incrnntentctl profit) ini akan menjadi bagian nerin tali/Pert amina sesuai dengan prinsip bagi hasil 85-15. Tambahan pendapatan dan devisa erti ini sangat dibutuhkan Indonesia selama masa krisis ekonomi yang pemulihannya erkirakan akan memakan waktu beberapa tahun lagi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bugi Umar Seno Aji
"Kontrak bagi hasil merupakan system pengoperasian lapangan minyak dan gas yang mengatur kewajiban kontraktor, cara perhitungan biaya serta cara pembagian keuntungan. Dan pada kontrak bagi hasil pembagian produksi minyak antara Pemerintah dan kontraktor adalah 85% dan 15%. Evaluasi variable kinerja, menunjukkan bahwa secar aumum kontraktor Maxus relative lebih baik dibandingkan kontraktor Total dan Unocal. Pada evaluasi ini digunakan satuan USDollar per barrel, konstan gross revenue dan profit index tertentu sebagai ambang perubahan persen split. Besar perubahan split tergantung pada selisih cost yang perlu dilakukan untuk mencapai ambang profit index. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa dari ketiga kontraktor tersebut, kontraktor Total tidak sesuai dengan metode evaluasi yang digunakan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugiarto
"Minyak dan gas bumi (migas) adalah sumber daya alam tidak terbarukan yang bernilai strategis, karena menyangkut hajat hidup masyarakat dan peranannya sebagai salah satu sumber energi dan sumber devisa sangat penting di dalam menunjang pembangunan nasional, yaitu sebagai one of the agent of development. Eksploitasi minyak bumi, selain menghasilkan minyak bumi dan gas ikutan, juga menghasilkan antara lain: air terproduksi, gas bumi, limbah padat dan limbah B3.
Limbah-limbah tersebut berpotensi mencemari lingkungan, apabila tidak dikelola dengan baik. Limbah cair air terproduksi yang merupakan limbah yang terbesar dari kegiatan eksploitasi minyak bumi berpotensi dimanfaatkan sebagai air baku air minurn, air baku manufaktur dan air baku irigasi. Kegiatan eksploilasi minyak bumi Iebih sering dilakukan di daerah terpencil, sehingga cenderung mcmbentuk suatu komunitas yang eksklusif (enclave), yang berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial dengan masyarakat di sekitarnya apabila tidak ada komunikasi yang baik dan hidup berdampingan secara harmoni. Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) saja tidak cukup, harus ada tanggung jawab lingkungan dan sosial-ekonomi perusahaan (CESER).
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, maka pernyataan masalah yang diusulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Konsep pengelolaan lingkungan yang ada saat ini belum dilakukan secara holislik, lebih didasarkan kepada kaidah pengelolaan lingkungan secara fisik saja, sehingga kurang memperhatikan aspek lingkungan sosial dan ekonomi.
2. Pengelolaan kegiatan eksploitasi minyak bumi, tidak hanya terfokus kepada minyak dan gas bumi sebagai sumber daya tidak terbarukan yang akan mengalami deplesi, tetapi bagaimana memanfaatkan peluang untuk mengolah kembali Limbah air terproduksi sebagai sumber daya terbarukan, sehingga tidak mencemari lingkungan, tetapi dapat dimanfaatkan kembali Sesuai dengan peruntukan air bagi kehidupan manusia.
Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan uji coba pernanfaatan kembali air terproduksi untuk diolah menjadi air minum, dan air untuk keperluan lainnya.
2. Menyusun hubungan antar subsistem pada kegiatan eksploitasi minyak bumi untuk memprediksi pengelolaan eksploitasi minyak bumi dapat dilakukan dengan pola pembangunan berkelanjutan, dengan mengintegrasikan pernanfaatan daur-ulang air terproduksi, sehingga kegiatan eksploitasi dapat dikelola secara berkelanjutan dengan sistem dinamik.
3. Melakukan intervensi kebijakan lingkungan ke dalam model yang menggambarkan jenis-jenis pemanfaatan air terproduksi dan peluangnya di dalam menggantikan pendapatan minyak bumi di masa mendatang.
4. Menghilung peranan dan kontribusi subsektor Pertambangan Minyak Bumi sebagai Basis bagi pendapatan Propinsi Riau dan Kabupaten Siak.
5. Menciptakan perangkat lunak (software) pengelolaan lingkungan sebagai pengukur cepat ketaatan setiap parameter lingkungan yang diamati pada suatu perusahaan minyak bumi.
Hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Dengan pengelolaan dan perlakuan tertcntu air terproduksi dapat dimanfaatkan menjadi air minum, dan air untuk keperluan lainnya.
2. Inter-relasi antar subsistem pada kegiatan eksploitasi minyak bumi dapat dipergunakan untuk memprediksi pengelolaan eksploitasi rninyak bumi dalam pola pembangunan berkelanjutan, dengan mengintegrasikan pemanfaatan air terproduksi, sehingga kegiatan eksploitasi dapat dikelola secara berkelanjutan dengan sistern dinamik.
3. Berdasarkan intervensi kebijakan lingkungan ke dalam model yang menggambarkan jenis-jenis pemanfaatan air terproduksi dan peluangnya di dalam menggantikan pendapatan minyak bumi di masa mendatang.
4. Peranan dan kontribusi subsektor Pertambangan Minyak Bumi dapat sebagai Basis bagi pendapatan Propinsi Riau dan Kabupaten Siak.
Metode penelitian yang digunakan adalah: 1. desk study, dengan mengkaji hasil penelitian sebelumnya, 2. deskriptif analitik dengan metode survai dan wawancara ke Lapangan Minas dan 3. membuat model dengan sistem dinamik. Data yang dikumpulkan di analisis secara deskriptif.
Hasil analisis dan interpretasi data kemudian dituangkan dalam uraian sesuai dengan arahan dan tujuan penelitian yang akan dicapai. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Minas, PT.CPI, yang terletak di Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Pengelolaan eksploitasi minyak bumi meliputi pengelolaan subsistem eksploitasi minyak bumi, subsistem ekonomi, dan subsistem penduduk yang saling berinteraksi (pcnduduk, sumberdaya alam minyak bumi, pencemaran, pendapatan, dan biaya).
a. Subsistem Eksploitasi Minyak Bumi
Cadangan minyak bumi adalah stok di alam dikurangi laju produksi minyak bumi yang dipengaruhi laju deplesi setiap tahunnya. Semakin banyak minyak yang diproduksikan air terproduksi yang terikut juga semakin meningkat jumlahnya. Air terproduksi ini dapat dimanfaatkan bagi berbagai kepentingan yang masih bernilai ekonomi.
b. Subsistem Ekonomi
Komoditas minyak dan gas bumi menghasilkan pendapatan bagi pendapatan negara, pemerintah daerah yang diperuntukan bagi kesejahtcraan masyarakat. Kalau komoditas tersebut tidak dikelola dengan baik, menerapkan azas keterbukaan dan prinsip-prinsip good governance, maka akan mcnjadi semacam “kutukan" yang disebut sebagai “oil curse”. Di mana daerah yang kaya sumber daya alam dan banyak menghasilkan migas, tetapi masyarakatnya tetap miskin.
c. Subsistem Penduduk
Adanya kegiatan ekonomi sejalan dengan kegiatan eksploitasi minyak bumi, akan memicu munculnya kasus-kasus konflik sosial seiring dengan pertambahan penduduk yang juga dipengaruhi oleh laju deplesi minyak bumi (secara tidak langsung) Kegiatan eksploitasi minyak bumi secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dampak yang dialami, bermacam-macam antara lain penurunan pendapatan karena sumber daya alam yang menjadi sumber malapencaharian masyarakat menjadi rusak dan semakin rendah kemampuan reproduksinya. Misalnya, kesuburan lahan pertanian yang tercemari oleh limbah berminyak menjadi menurun.
Kondisi sosial masyarakat di sekitar lokasi penambangan minyak bumi sangat mempengaruhi aktifitas produksi penambangan minyak bumi itu sendiri. Pada satu sisi, kondisi sosial masyarakat dapat mendukung kegiatan produksi dan di sisi lain justru menjadi penghambat kegiatan produksi. Konflik yang selama ini muncul didasari oleh berbagai motif, antara lain konflik kepentingan antar masyarakat, pihak perusahaan dan pemerintah. Konflik ini pada umumnya didasari faktor ekonomi yang tidak memuaskan pihak-pihak tersebut. Selain faktor ekonomi, faktor penting lainnya isu kerusakan lingkungan yang dialami oleh masyarakat.
Dengan adanya kegiatan eksploitasi minyak bumi, maka akan menarik pendatang baru yang berdatangan ke daerah di sekitar pertambangan minyak bumi, untuk mencari pekerjaan maupun membuka usaha baru. Akibatnya daerah yang semula hanya sebuah kampung, akhirnya menjadi sebuah desa, yang berkembang terus menjadi beberapa desa, yang pada akhirnya akan sebuah kecamatan, atau yang dulunya hanya sebuah desa akhirnya menjadi sebuah kota. Contoh Desa Minas yang sebelumnya hanya merupakan sebuah kampung kecil akhirnya menjadi sebuah desa, yang kemudian mekar menjadi beberapa desa dan akhirnya menjadi kecarnatan, yang belum lama ini dimekarkan lagi menjadi dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kandis dan Kecamatan Minas.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan.
Secara umum tujuan penelitian telah berhasil mengembangkan suatu model pengelolaan kegiatan eksploitasi minyak bumi dalam pola pembangunan berkelanjutan. Fokus pemanfaatan tidak hanya pada minyak dan gas bumi saja, tetapi melakukan daur-ulang air terproduksi untuk dapat dimanfaatkan secara ekonomi, sehingga kegiatan sosial-ekonomi masyarakat dapat berlangsung secara berkelanjutan (sustainable).
1. Pemanfaatan air terproduksi, dengan perlakuan Reverse Osmosis (RO) telah berhasil dengan baik, kecuali untuk parameter kebauan (odor). Namun demikian, parameter kebauan bisa dihilangkan dengan filtrasi karbon aktif dan zeolit. Semua parameter air minum yang dipersyaratkan di dalam baku-mutu Permenkes No. 907/MENKES/SK/VII/2002 dapat dipenuhi untuk contoh air terproduksi dari Lapangan Minas. Air terproduksi yang telah dimanfaatkan kembali ini dapat digunakan sebagai air baku manufaktur, air irigasi dan air minum. Hasil perhitungan keekonomian air terproduksi yang diolah untuk berbagai komposisi alokasi penggunaan, diperoleh hasil untuk komposisi penggunaan Air Minum, Air Baku Industri dan Air Irigasi= 50%:40%: 10% dengan tingkat harga air minurn botol Rp 760/lt, air baku Rp 20/lt, air irigasi Rp 6/lt memberikan hasil yang mendekati revenue rata-rata minyak pertahun (hanya selisih dalam sembilan ribu rupiah). Wetland buatan dapat dimanfaatkan unluk wadah penampungan dan pengolahan sementara air terproduksi sebelum diolah lebih lanjut untuk berbagai keperluan.
2. Untuk menggambarkan hubungan sebab akibat darl beberapa subsistem yang membangun model pengelolaan eksploitasi minyak bumi, dapat digunakan untuk memprediksi laju produksi minyak bumi, gas bumi dan air terproduksi (dengan nilai AME masing-masing: 9,2%; 8,5% dan 0,9%). Selain itu digunakan untuk prediksi populasi penduduk Kabupaten Siak (nilai AME: 0,43% dan AVE: 8,15%). Berdasarkan prediksi kurva hasil simulasi model, pemanfaatan daur-ulang air terproduksi dapat dimulai pada tahun 2015.
3. Kerusakan atau pencemaran lingkungan yang teljadi akibat pembuangan air terproduksi dapat diminimalisir, dan akan lebih menguntungkan dan segi lingkungan hidup maupun secara ekonomi dan sosial apabila air terproduksi tersebut dimanfaatkan dengan didaur-ulang, karena dampak negatifnya dapat dihilangkan, dan dampak positif berupa pendapatan akan diperoleh untuk mengembangkan elconomi masyarakat pasca habisnya minyak dan gas bumi. Masa kontrak kerja lapangan tersebut akan habis pada tahun 2019. Hasil pemodelan sistem dinamik minyak bumi Lapangan Minas akan habis pada tahun 2020.
4.Peranan dan knntribusi Subsektor Pertambangan Minyak Bumi adalah sebagai basis bagi pendapatan Propinsi Riau dan Kabupaten Siak. Realisasi dana bagi hasil (DBH) minyak bumi Propinsi Riau sebesar 99,6% dan gas bumi hanya 0,4%, sedangkan DBH minyak bumi untuk Kabupaten Siak adalah 99,9%. Kontribusi Sektor Migas terhadap PDRB Kabupaten Siak sebesar 78,34% dengan nilai LQ: 1,38 pada tahun 2001 turun menjadi 54.92% dengan nilai LQ: 1,47 pada tahun 2005.
5. Persepsi masyarakat di sekitar daerah operasi Lapangan Minas - PT.CPI sebagian besar (>70%) masyarakat mengatakan merasa tidak terganggu oleh kegiatan eksploitasi minyak bumi, baik terhadap pencemaran udara, air dan tanah. Meskipun mereka tinggal di daerah terpencil, kondisi prasaran jalan pada umumnya sudah baik. Namun secara urnum kondisi masyaral-:at belum terjangkau oleh kegiatan pembangunan. Mesldpun njlai IPM Kabupaten Siak (70,119) lebih tinggi dari Propinsi Riau (69,8) dan Nasional (6110), namun tingkat kemiskinan di desa-desa penelitian masih cukup tinggi, berkisar antara 3S,33%-42,15%. Bantuan yang diinginkan oleh masyarakat lokal di sekitar areal operasi adalah sebagai berilcut:
a. Diberi kesempatan bekerja sesuai dengan tingkat keterampilan dan/atau tingkat pendidikannya.
b. Pembinaan bagi usaha-usaha kecil yang sudah dirintis, agar mampu bersaing dengan pengusaha pendatang.
c. Pembinaan untuk budidaya pertanian, dan perkebunan sesuai dengan potensi daerah.
d. Pembinaan dan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya penyediaan air bersih, yang setiap hari harus dibeli oleh masyarakat.
e. Bantuan bidang pendidikan, baik sarana/prasarana pendidikan, pemberian beasiswa, tambahan penyediaan guru honorer dan lain-Iain.
6. Program komputer penaatan lingkungan telah diuji-cobakan di empat lapangan migas, cukup efektif untuk mengevaluasi pengelolaan Iingkungan di suatu perusahaan minyak bumi. Secara cepat kita dapat mengukur tingkat penaatan dan keberhasilan kinerja pengelolaan lingkungannya.
Berdasarkan hasil pembahasan dan uraian-uraian terdahulu tentang pengelolaan eksploitasi minyak bumi, maka disarankan sebagai berikut:
Perlu dilakukan penelitian lapangan lebih lanjut untuk pengelolaan air terproduksi bagi air irigasi pertanian, air baku industri dan air minum dwngan menggunakan wetland buatan, sehingga dapat diimplementasikan pemanfaatan air terproduksi yang optimal dengan biaya operasional yang lebih murah.
Perlu dilakukan penelitian PDRB Hijau bagi Propinsi Riau dan Kabupaten Siak, karena tingkal kerusakan lingkungan yang cenderung meningkat setiap tahun di daerah tersebut belum diperhitungkan secara ekonomis.

Oil and gas are non renewable resources which have strategic value, to fulflll society basic needs and its role as one of the energy source and as an important revenue sources to support national development. Oil exploitation, which mainly produced oil and neutral gas, also produced by products, such as: produced water, waste gas, solid and hazardous wastes. All these wastes potentially can pollute the environment, if do not well managed. Oil exploitation activities are often conducted at a very remote area, which tend to form an exclusive community (enclave), which potentially can create social jealousy with the surrounding local communities, if the oil company does not have a good communication and a harmonious relationship with each other. Conducting Corporate Social Responsibility (CSR) only is not enough, it should be a Corporate Environmental-Socio-Economic Responsibility (CESER).
Based on the information mentioned previously, problems statements proposed on this research are as follows:
1. The existing environmental management concept, has not been implemented in a holistic approach yet, it only covered physical environment aspects; therefore, it lack of focusing on social and economic aspects.
2. Management oil exploitation activities, should not only focus to exploit oil and natural gas as a non renewable resources, but also need to utilize produced water as a liquid waste to become renewable resources, to prevent environmental pollution, by re-using produced water for human need.
The objectives of this study are as follows:
1. To conduct a trial and error to re-use produced water to become drinking water and other purposes.
2. To formulate inter-relationship among subsytems of oil exploitation activities, to predict oil exploitation management in sustainable development pattern, which integrated the re-use and re-cycle of produced water, so that oil exploitation can be managed in a sustainable manner.
3. To conduct environmental policy intervention and put it into the simulation model to figure out types of produced water re-use, and the opportunity to substitute crude oil revenue in the future.
4. To calculate oil and gas roles and its contribution as a basis of revenue Sources for Riau Province and Siak Regency.
5. To develop an environmental management software of oil exploitation as a rapid measurement to comply with all the standards, regulations and other requirements, which consisted of physical dan social environmental aspects.
Hypothesis for this study are as follows:
1) By using certain treatment technology, produced water can be re-used and recycled to become potable water and water for other purposes.
2) Inter-relationship among subsytems of oil exploitation activities, can be used to predict oil exploitation management in sustainable development pattem, which integrated the re-use and re-cycle of produced water, so that oil exploitation can be manage in a sustainable manner.
3) Based on environmental policy intervention, the model simulation can figure out the types of produced water re-use and/or re-cycle, and the opportunity to substitute crude oil revenue in the future.
4) Roles and its contribution of oil and gas mining subsector as a basis of revenue sources for Riau Province and Siak Regency.
The research method used analytical descriptive method. Data was collected and descriptively analyzed. The result and intepretation of the data analysis will be used to achieve the objective of the study.
This study conducted at Minas oil field, PT.CPI, which is located at Minas Subdistrict, Siak Regency, Riau Province. Oil exploitation management consist of three subsystems: oil exploitation, economy, and population subsystem which have an interaction (population, oil resource, pollution, revenue and cost):
a. Subsystem of Oil Exploitation
Oil reservoir is stock at nature minus oil production rate which is influenced by depletion rate annually. Daily oily production tend to decreasing, but produced water tend to increasing. Associated gas produced mode tend to be similar with the daily oil production mode.
b. Subsystem of Economy
Amount of liquid waste produced water and air pollution produced f1'om oil exploitation have an economic value as an environmental cost. This cost of environment is influenced by constants of waste, which will reduce revenue and increase production cost. While economic lost due to oil production to the local community is the reduction between cost of environment and revenue.
c. Subsystem of Population
Economic activitiy parallel with oil exploitation, will trigger social conflict cases, also parallel with increasing population growth, which also influenced by oil depletion rate (indirect way).
Social community condition at the oil exploitation area will influence the oil exploitaion activity itself. Social community condition, both either can support oil exploitation or hinder production activity. Emerging social conflict have many different motives, conflict of interest among community, company and government. This conflict was triggered by economy factor, which can not satisfied all parties. Another factor is environmental damage or pollution to the surrounding community. Increasing oil exploitation activity in an area will influence new people to come and apply for job or develop a new business. Another effect, a small ?kampung? will become a big village, and then become a subdistrict, and then become a small city. For example Minas Village, originally is only a small ?karnpung? with limited facility, and now it has become the capital ofthe Minas Subdistrict.
Based on the result of the study and discussion, it can be concluded as follows:
In general the objective of the research is to succesfully developed a model of oil exploitation management in a sustainable development pattern. With the focus not only to oil and gas utilization, but also to reuse and recycle produced water to achieve an economic and social sustainable development for local community in Siak Regency.
1. Produced water re-use processs using a Reverse Osmosis (RO) method was conducted successfully, except for odor parameter. However, odor parameter can be eliminated using carbon active and zeolit liltration media. All drinking water parameters standard have complied with Permenkes No. 907/MENKES/SK/VII/2002 for produced water sample from Minas, Belida and Sangatta Fields. Re-used and re-cycled of produced water can be used for agricultural irrigation base, manufacturer water base, and drinking water industrial base. Based on economic calculation of re-used and re-cycled produced water for best usage composition, as follows: drinking water: manufacture water base : irrigation water = 5O%:40%:l0%, with the price level bottled drinking water: Rp760,-/liter, manufacture water base: Rp 20,-/liter and irrigation water base: Rp 6,-/liter will give revenue close to annual average of oil revenue (with the difference in only nine thousand rupiah).
2. To figure out causal - effect inter-relationship irom several subsystem to develop a model of oil exploitation management in sustainable development pattern, which can be used to predict oil and gas production rate, and also produced water rate (with each AME value: 1,69%; 2,39% and 9,3l%). Also to predict population number (AME = 0,43% and AVE= 8,l5%). Based on curve simulation model, re-use and recycle of produced water can be initiated in 2015.
3. Environmental degradation and/or pollution which have occured due to produced water discharge can be minimized or even prevented, by re-use and/or re-cycle of its produced water, and its positive impact can be achieved by generating revenue to develop a sustainable socio-economic development of local community after oil and gas depleted. Based on Hotelling formula, oil exploitation at Minas Field will be depleted in 2022. And based on the production sharing contract, the contract will be expired in 2019.
4. Roles and its contribution of oil and gas mining subsector as a basis for revenue sources of Riau Province and Siak Regency. Implementation of Oil & gas Revenue Profit Sharing (DBI-I) for Riau Province is 99,6% and for natural gas is only 0,4%, while Revenue Profit Sharing (DBH) for Siak Regency is 99,9%. Oil and gas subsector contribution to PDRB Siak Regency: 'l8,34% with LQ: 1,38 in 2001 decreasing to 54,92% with LQ: 1,47 in 2005.
5. Software development for environmental management standard of oil exploitation activities, so that compliance with environmental management can be measured immediately, accurately and in a more simple way. Self compliance concept can be easily achieved.
6. Community perception at the surrounding area of Minas Field - PT.CPI 1 majority of them (>70%) did not disturbed by the oil exploitation activities, which may pollute the air, water and soil. Even they live in a remote area, the road infrastructure is in a good condition. In general, local community have not been influenced by the government development activity yet.
Eventhough Human Development Index (HDI) of Siak Regency (70,49%) is higher than Riau Province HDI (69,8) and Indonesian HDI (67,10%), but poverty level at the villages at surrounding reasearch area is high: 35,33% - 42,l5%. Donations or aids which needed by the local community at surrounding oil exploitation area are as follows:
a. Provide employment for local community, based on their skills, qualification, and education background.
b. Provide training and capital credit for small-medium enterprise (SME), to improve their business competitiveness.
c.Provide training and capital credit for agriculture, crop estate, and animal husbandry.
d. Improve community health services, especially clean water program for local community.
e. Provide education aids: school building, scholarship program, additional teachers, etc.
Based on the result and discussion, the suggestions are as follows:
1. Need to conduct field research continuation for produced water temporary storage and temporary treatment using constructed wetland to be used for irrigation water based, manufacturer water based, industrial drinking water based to achieve lower operational cost, and optimum produced water usage.
2. Need to initiate to conduct a research on green Gross Domestic Regional Revenue (PDRB) for Riau Province and Siak Regency, since environmental degradation level tends to increase annually, and have not included in economic calculation yet.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
D858
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Anggraeni
"Minyak mentah dapat diolah menjadi banah bakar yang berguna bagi manusia, seperti minyak tanan, bensin, solar dan Iain-Iain. Minyak mentan Duri yang akan dikirim ke Dumai harus memiliki kaciar persen Basic Sedimen & Water (%BS&W) yang <1%. Permasalanah yang sering timbul acialan banvva minyak mentan Duri masih mengandung air yang dapat membentuk emulsi dengan adanya emulsifier alami. Adanya air dalam emulsi minyak mentan dapat menyebabkan berkurangnya efisiensi pemurnian minyak bumi, biaya produksi yang tinggi, dan korosi pada pipa.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kinerja demulsifier pada berbagai kondisi operasi yang digunakan dalam proses pemisanan air dari minyak mentan Duri, yaitu dengan memvariasikan dosis demulsifier, jenis dan konsentrasi surfaktan, temperatur, pH, salinitas dan hardness. Penentuan kondisi optimal berdasarkan pengukuran volume air yang terpisan dan %BS&W ciengan metode bottle test. Karakterisasi minyak mentan Duri dilakukan dengan analisis SARA, HPLC dan Kromatografi Gas.
Hasil karakterisasi menunjukkan, banvva minyak mentan Duri mengandung emulsifier alami aspnaltene 23% dan resin 33%. Kondisi optimum yang diperolen yaitu dosis demulsifier 50 ppm, konsentrasi surfaktan SDS 50 ppm, temperatur 82,2°C, pH 7, kadar salinitas 2000 ppm, kadar hardness 1250 ppm. Hampir semua faktor tersebut mengnasilkan volume pemisanan air 50-60 mL per 100 mL sampel dan %BS&W di bavilan 1%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30385
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian
"Super Duplex Stainless Steel (SDSS) adalah material yang dibentuk oleh kombinasi unik fasa ferit (alfa) dan austenit (gamma) yang idealnya memiliki jumlah fraksi volum yang sama besar yang menawarkan kombinasi yang menarik dari sifat mekanik dan ketahanan korosi. Pengelasan TIG atau GTAW adalah jenis pengelasan yang paling umum digunakan dalam material DSS dan SDSS di berbagai industri. Pemanasan cepat dan siklus pendinginan yang terjadi dalam proses pengelasan dapat mengganggu keseimbangan fasa alfa / gamma.
Banyak penelitian telah dilakukan terkait dengan perubahan struktur mikro akibat adanya proses pengelasan dalam material SDSS yang berdampak pada sifat mekanik dan ketahanan korosi. Namun, studi dan referensi terkait dampak pengelasan berulang pada material SDSS masih sangat jarang. Padahal dalam praktiknya, karena sulitnya mendapatkan kualitas hasil lasan yang baik pada material SDSS, perbaikan pengelasan sering dilakukan.
Dalam penelitian ini, spesimen dievaluasi untuk mensimulasikan siklus pengelasan berulang yang terdiri dari lasan asli (OW), Perbaikan- 1 (R1), Perbaikan- 2 (R2) dan Perbaikan- 3 (R3). Perubahan struktur mikro diamati melalui mikroskop elektron optik, fasa intermetalik diperiksa dengan SEM- EDS. Sementara itu, ketahanan korosi sumuran diselidiki dengan menggunakan uji korosi gravimetri, uji polarisasi potensio- dinamik dan uji potensio- statik suhu sumuran kritis (CPT).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa endapan nitrida, karbida dan oksida mulai muncul di area terpapar panas (HAZ) pada spesimen R- 2 dan R-m3. Berdasarkan uji korosi gravimetri, uji polarisasi potensio- dinamik dan uji potensio- statik CPT menunjukkan bahwa ketahanan korosi sumuran menurun dengan meningkatnya jumlah pengulangan atau proses perbaikan pengelasan. Penurunan ketahanan korosi secara signifikan mulai terjadi pada spesimen R- 2.

Super Duplex Stainless Steel (SDSS) is a material that is formed by a unique combination of ferrite and austenite microstructure that ideally has the same large volume fraction that offers an interesting combination of mechanical properties and corrosion resistance. TIG Welding or GTAW is the most common type of welding used in DSS and SDSS materials in various industries. Rapid heating and cooling cycles in the welding process can interfere with the alfa / gamma phase balance.
Many studies have been carried out related to changes in microstructure due to the welding process in SDSS materials which have an impact on mechanical properties and corrosion resistance. However, the studies and references in repeated welding cycles of SDSS materials are infrequently. In fact, because of the difficulty in obtaining quality welds of SDSS material, repaired welding is often carried out.
In this study, the specimens were evaluated to simulate repeated welding cycles consist of the original weld (OW), Repair- 1 (R1), Repair- 2 (R2) and Repair- 3 (R3). The microstructural evolutions were observed through optical electron microscope, intermetallic phases were examined by SEM EDS. Meanwhile, pitting corrosion resistance were investigated by means of gravimetric corrosion test, electrochemical potentio- dynamic polarization and potentio- static critical pitting temperature (CPT).
The result show that the nitride, carbides and oxide precipitates starts appear in R- 2 and R- 3 welding cycles heat- affected zone. Based on gravimetric corrosion test, potentiodynamic polarization test and CPT test show that the pitting corrosion resistance decreased significantly in repair 2 and repair 3 specimens. The more repetitions in the welding process will reduce pitting corrosion resistance. The significant reduction of corrosion resistance started in R-2 specimens.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bachrawi Sanusi
Jakarta: UI-Press, [date of publication no identified]
665.5 BAC h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Weinberg, I.
Moscow: MIR Publisher, 1971
665.5028 WEI i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Pahlevi Zain
"Cekungan Cooper-Eromanga merupakan salah satu cekungan prospek hidrokarbon di Australia bagian selatan. Belum banyak kegiatan eksplorasi di daerah ini terutama pada lapangan Spinel. Penelitian ini menggunakan data seismik 3D Post Stack dan 3 data sumur. Target pada top Namur Sandstone dan top Hutton Sandstone merupakan zona prospek hidrokarbon dengan ketebalan 200-250 meter. Selama pengembangannya, belum ada informasi mengenai karakteristik pada target tersebut. Analisa petrofisika dan evaluasi formasi menjadi salah satu tahap awal untuk mengkarakterisasi reservoar dengan mempelajari sifat batuan seperti porositas, kandungan lempung, permeabilitas, dan juga saturasi air. Litologi pada reservoar ini merupakan shaly sand dengan metode pengukuran saturasi air menggunakan model persamaan Indonesia dan porositas menggunakan indikator neutron-densitas. Produktivitas hidrokarbon dapat ditentukan dengan perhitungan Moveable Oil Saturation, Residual Oil Saturation, dan Moveable Hydrocarbon Index. Analisa multiatribut seismik digunakan untuk memprediksi distribusi sifat fisik batuan dari keseluruhan volume data seismik. Inversi model-based digunakan sebagai external attribute, sedangkan untuk meningkatkan korelasi antara actual dengan predict log dilakukanlah metode Neural Network. Berdasarkan hasil analisa petrofisika, porositas target berkisar 14%-21% dan saturasi air 35%-55% berupa gas. Metode multiatribut seismik dapat memprediksi dan mendistribusikan sifat fisika tersebut dengan baik pada zona target sesuai hasil analisa petrofisika.

Cooper-Eromanga basin is one of the prospects for hydrocarbon basins in southern Australia. No exploration has been carried in this area, especially in Spinel Field. This study uses seismic 3D Post Stack data and 3 wells. The thickness of top target Namur Sandstone and Hutton Sandstone are about 200- 250 meters. During its development, there are no informations about the characteristic of the targets. Petrophysical analysis become one of the early stages of a study to characterize the reservoir rock properties such as clay volume, porosity, permeability, and water saturation. Water saturation is using Indonesian saturation model because of shaly sand lithology and neutron-density is a porosity indicator. Productivity of hydrocarbon can be determined by Moveable Oil Saturation (MOS), Residual Oil Saturation (ROS), and Moveable Hydrocarbon Index (MHI). Multi attributes seismic analysis would be used to predict petrophysical distribution of seismic volume. Model-based inversion is used as an external attribute, while to improve the correlation between actual and predict log would be performed using Neural Network. Based on the results of petrophysical analysis, the target porosity is 14% -21% and water saturation is 35% -55% contained gas. Multi attributes seismic method can predict and distribute the rock physics properties properly in the target zone according to the results of petrophysical analysis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43643
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggoro Endro Waskitho
"Penelitian ini menganalisis pengaruh perubahan ketentuan kontrak bagi hasil khususnya ketentuan mengenai penggantian biaya operasi dan ketentuan lain yang berpengaruh terhadap investasi pada blok minyak dan gas bumi. Penelitian ini menggambarkan investasi yang berdasarkan kontrak bagi hasil yang berlaku di Indonesia yaitu kontrak bagi hasil block basis, kontrak bagi hasil POD basis, dan kontrak bagi hasil gross split. Dengan adanya perubahan ketentuan kontrak apakah blok minyak dan gas bumi layak dikelola atau dikembalikan kepada pemerintah, bagaimana dampak pada penerimaan pemerintah, serta bagaimana optimalisasi pengelolaan blok minyak dan gas bumi. Sampel penelitian ini adalah kegiatan investasi kontraktor yang merupakan pengelola blok minyak dan gas bumi pada Blok X selama periode kontrak bagi hasil. Kontribusi utama penelitian adalah memberikan pemahaman bagi dunia pendidikan mengenai investasi pada blok minyak dan gas bumi.

This study analyzed the effect of changes in the terms of production sharing contracts in particular provisions concerning the reimbursement of operating and other conditions that affect of the oil and gas investment. This study illustrates investment by all the contract are PSC block basis, PSC POD basis, and PSC gross split. With the change in the contract terms if oil and gas blocks worth a managed or returned to the government, how the impact on government revenues, and how to optimize the management of oil and gas block. Samples were contracting investment activity which is the block of oil and gas in Block X for the PSC period. The main contribution of this research is to provide an understanding for education about the investing in oil and gas blocks."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Pradaning Ratri
"Penelitian ini dilatarbelakangi salah satu pilar utama dalam pembangunan daerah, yaitu bahan bakar minyak. Tingginya tingkat konsumsi bahan bakar minyak namun produksi bahan bakar minyak mengalami penurunan. Pemberian subsidi bahan bakar minyak juga tidak dapat menekan tingkat konsumsi bahan bakar minyak mengakibatkan anggaran pendapatan belanja negara mengalami defisit. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang penurunan subsidi bahan bakar minyak. Di samping memberikan dampak pada perekonomian nasional juga berdampak pada perekonomian wilayah di Indonesia yang salah satunya adalah DKI Jakarta.
Tujuan studi ini adalah menganalisa subsidi bahan bakar minyak terhadap perekonomian DKI Jakarta dengan menggunakan sistem neraca sosial ekonomi. Studi ini membahas pengaruh bahan bakar minyak terhadap sektor-sektor ekonomi di DKI Jakarta, serta dampak kebijakan pemerintah tentang penurunan subsidi bahan bakar minyak pada perekonomian serta distribusi pendapatan di DKI Jakarta. Dengan pembahasan tersebut akan memberikan gambaran sektor-sektor ekonomi yang mana terkena dampak paling kuat dari kebijakan penurunan subsidi bahan bakar minyak.
Berdasarkan basil analisa, dapat dikemukan bahwa bahan bakar minyak mempunyai pengaruh sangat kuat terhadap sektor-sektor ekonomi terutama sektor jasa dan perdagangan. Alur pengaruh rumah tangga golongan VII sampai X yang telah diketahui digunakan sebagai dasar penentuan dampak kebijakan pemerintah tentang penurunan subsidi bahan bakar minyak terhadap perekonomian. Kebijakan pemerintah tentang penurunan subsidi bahan bakar minyak secara bertahap disertai dengan pemberian dana kompensasi sangat balk untuk perekonomian DKI Jakarta. Kebijakan pemerintah tersebut berdampak pada kemerataan distribusi pendapatan tenaga kerja serta kemerataan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi.
Kelemahan dan catatan tentang studi ini dapat dijadikan bahan pemikiran studi sejenis di masa depan, yaitu: (1) model ini berasumsi bahwa harga tetap, sedangkan subsidi bahan bakar minyak yang diterapkan di Indonesia dikenakan pada harga. (2) model ini memiliki jumlah sektor yang sedikit sehingga belum dapat mengetahui secara lebih terperinci sektor mana mempunyai dampak paling kuat terhadap kebijakan pemerintah. (3) model ini berasumsi bahwa tidak ada pengaruh perekonomian lain terhadap perekonomian DKI Jakarta, yang selayaknya analisa terhadap suatu wilayah juga memperhatikan aspek keterkaitan antar daerah. (4) model ini dapat memberikan pemahaman tentang dampak kebijakan pemerintah terhadap perekonomian serta distribusi pendapatan pada satu wilayah.

Background of this thesis on the main point of development region is petroleum. The level of consume petroleum is the highest on contrary the produce is become more lowly. The giving of subsidy petroleum never stop to consume petroleum, contrary government budget become deficit. The government takes out policy of subsidy petroleum. That policy makes a changing in economic of nation or region especially DKl Jakarta.
The objective of this study is examining petroleum subsidy against economic of DKI Jakarta with social accounting matrix. This study also examine the effect of petroleum on economic sector on DKI Jakarta, and the effect regulation of government about lowering petroleum subsidy in economic and income distribution in DKI Jakarta. It will give the descriptive the strongest economic sectors that affect that regulation.
The resulting of this study, it can see that petroleum has strong impact with economic sector especially service and trade sector. Structural path analysis of household in types VII until X that use for basic of the impact government regulation in economical. Government regulation that lowering subsidy petroleum with gradually and giving fund compensation. It should good impact of economic in DKI Jakarta. It affects even income distribution of labor and evenness of growth distribution on economic sector.
The weakness and note of this study are (1) the assume of this model is fixed price, the contrary subsidy of petroleum give on price in Indonesia; (2) The model have little sector, it never knew which sector have strong impact of government regulation; (3) the assume of this model is no effect on the other region in economic DKI Jakarta; (4) the model can give understanding of the impact government regulation in economic sector and income distribution.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>