Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59347 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa , 1995
499.221 5 KON
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994
499.222 KON
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Tjahjasari Mutiara
"Linguistik merupakan mata pelajaran yang sangat menarik yang telah mendorong penulis untuk menyusun skripsi. Kekhususan bentuk pasif, baik di dalam bahasa Belanda maupun di dalam bahasa Indonesia, telah menimbulkan perasaan ingin tahu mengenai bagaimana hal_nya pemakaian bentuk itu dalam hubungan terjermahan dari teks berbahasa Belanda ke dalam bahasa Indonesia. Tulisan mengenai hal-hal bahasa Belanda dan bahasa Indonesia yang berbentuk buku-buku maupun yang berupa tulisan dalam bentuk artikel--artikel atas dasar hasil penelitian atau penyelidikan banyak kita jumpai, tetapi penyelidikan khusus perbandingan bentuk pasif dalam kedua bahasa ini, dengan menganbil hasil terjernahan se_bagai bahan penyelidikan, belum pernah dilakukan oleh para ahli bahasa yang khusus menyelidiki dan memberikan keterangannya yang lengkap; oleh karena itu penyelidik_an perbandingan dua bahasa ini dapat diangap sebagai penyelidikan yang bersifat pendahuluan. Perbandingan ini mempergunakan metode deskriptif komparatif. Maksud perbandingan ini untuk mendapatkan data dan keterangan yang kiranya akan cukup bermanfaat bagi pengajaran timbal balik kedua bahasa tersebut, terutama seka1i bagi penerjemahan yang sekarang ini..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S15883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud , 1997
499.221 5 TAT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wahidin
"Struktur kalimat dalam bahasa Arab, mengenal suatu konstruksi dimana sebagian unsur pembentuknya, secara berurut terdiri dari bentuk-bentuk verba dan preposisi. Kedudukan antara verba dan preposisi dapat berbentuk urutan langsung, yakni tanpa diselingi unsur lain. Artinya bahwa, setelah bentuk verba secara langsung diikuti oleh bentuk preposisi, seperti contoh berikut ini : Inazarat ila an-namuzaji/ 'Ia melihat contoh...'(lamp. No: 79) Pada struktur kalimat (1), bentuk verba /nazara/ langsung diikuti preposisi /ila / tanpa ada unsur lain yang menyelingi atau menghalanginya. Di samping model urutan seperti di atas, pada konstruksi verba+ preposisi dapat pula berbentuk urutan tidak langsung. Artinya, posisi antara verba dan preposisi dapat diselingi oleh unsur kalimat lain. Sebagaimana dalam penampilan kalimat berikut ini : (2) . /zahaba hasna' ila khalatuha/ 'Hasna pergi ke bibinya' (lamp. No. 92). Pada Kalimat (2) posisi antara bentuk verba /zahaba/ dan bentuk preposisi /ila1 diselingi oleh kata /hasna'/ yang berfungsi sebagai subyek kalimatnya. Analisis pada skripsi ini bertujuan untuk menguak prilaku atau gejala kebahasaan yang sifatnya gramatikal, ketika unsur-unsur kalimat dalam bentuk-bentuk verba dan preposisi bergabung dalam suatu struktur kalimat dan membentuk konstruksi verba f preposisi, seperti yang tampak dalam uraian paragraf di atas beserta dua buah contoh struktur kalimatnya. Beberapa tahapan analisis yang dijadikan pedoman dalam penyusunan skripsi ini adalah (1) Menganalisa bentuk Verba -diantaranya madi dan mudlare- dengan bentuk-bentuk preposisi setelah keduanya membentuk konstruksi Verba + Preposisi. (2) Menganalisa Konstruksi Verba + Preposisi yang tidak membentuk pasangan tetap. (3) Menganalisa Konstruksi Verba + Preposisi yang membentuk pasangan tetap. (4) Menampilkan frekuensi pemunculan Konstruksi Verba + Preposisi yang terdapat pada korpus. Setelah melalui babakan analisis, diperolah beberapa kesimpulan penting yang berkaitan dengan tema pokok Konstruksi Verba + Preposisi Dalam Bahasa Arab, antara lain: Pertama, kedudukan atau posisi suatu bentuk preposisi dalam konstruksi V + Prep. dapat digantikan oleh bentuk preposisi lainnya. Keadaan seperti inilah yang dinamakan sifat fakultatif dari preposisi. Hal ini dapat terjadi, karena konstruksi tersebut bukan berasal dari pasangan yang tetap atau baku. Kedua, terbentuknya konstruksi yang tetap atau baku, di mana kedudukan verba atau preposisi tidak dapat digantikan oleh bentuk verba atau preposisi lainnya. Kondisi semacam ini melahirkan dua kemungkinan, yaitu terbentuknya konstruksi idiom, bila terjadi peleburan makna di antara elemen-elemen pembentuknya, dan kedua dapat membentuk pasangan tetap, tetapi masing-masing elemen pembentuknya masih menampakkan makna leksikalnya. Konstruksi seperti ini, biasanya terjadi pada preposisi yang bermakna direktif."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
499.222 5 DIA (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa , 1994
499.221 5 STR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa , 1995
499.221 5 STR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa , 1995
398.3 CER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Geung Seob
"Kalimat yang mengandung dua verba, atau lebih, secara berderet dalam bahasa Indonesia cukup banyak terdapat baik dalam karya tulis fiksi dan berita jurnalistik, maupun dalam karya tulis nonfiksi. Perihal verba berderet (selanjutnya disingkat dengan VB) ini sejak lama telah disinggung-singgung secara sepintas baik dalam tata bahasa Melayu maupun bahasa Indonesia.
Pembahasan tentang VB Melayu terdapat dalam tata bahasa Melayu yang ditulis oleh Garth Van Wijk (1985) dan Spat (1989). Pemerian tentang VB bahasa Indonesia ditemukan dalam tulisan Slametmuljana (1959), Fokker(1972), Kridalaksana (1985, 1986, 1988), Ramlan (1886), Moeliono dan Dardjowidjojo (1988), dan Aiwi (1993). Tulisan--tulisan tersebut tidak menyinggung adanya konstruksi VB dan hanya secara sepintas membahas fungsi dan hubungan verba.
Khususnya, penyebutan adanya konstruksi VB dalam bahasa Indonesia ditemukan dalam sejumlah tulisan yang terbatas, yaitu dalam Rohanady (1989) dan Lapoliwa (1990a, b). Karya-karya itu memfokuskan pengamatan pada verba kedua (selanjutnya disingkat dengan V2).
Dalam bahasa-bahasa Afrika Barat, Asia Timur, Asia Tenggara, Papua Nugini dan kreol Karibia terdapat juga konstruksi yang memiliki VB yang tidak dikenal dalam bahasa-bahasa Eropa, yang dikenal dengan nama "serial verb constructions". Pemerian "serial verb constructions" telah tersebar di dalam berbagai tulisan baik di dalam bidang sintaksis, seperti Li & Thompson (1976), Lord (1982), Foley & Van Valin (1984), Nichols & Woodbury {1985), Bradshaw (1987), Crowley (1987), Foley & Olson (1987), Sebba (1987), Baker (1989), dan Kang (1991a, 1993), di bidang semantik seperti Li & Thompson (1973), Jansen {1978), dan Blake (1994).
Berdasarkan fakta-fakta yang disebutkan di atas, penelitian yang memfokuskan pengamatan pada verba pertama (selanjutnya disingkat dengan V1) belum mendapat perhatian ahli bahasa Indonesia untuk dideskripsi secara mendalam. Hal ini menjadi alasan pokok saya untuk membahas konstruksi VB yang khususnya memfokuskan V1 dalam bahasa Indonesia.
Ciri-ciri semantis VB merupakan permasalahan pokok yang dibahas dalam penelitian ini. Permasalahan pokok ini dapat diuraikan menjadi beberapa pokok bahasan dan subpokok bahasan pada subbab berikut ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>