Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200399 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wasis Nurachman Hamzah
"Pasar Modal memang sangat diharapkan dapat menyalurkan dana segar sebagai alternatif pembiayaan bagi usaha-usaha menengah dan besar, hal ini dapat dicerminkan melalui peningkatan kapitalisasi pasar, berarti baik faktor internal (keadaan perekonomian dalam negeri) maupun faktor eksternal (keadaan perekonomian luar negeri termasuk persepsi investor terhadap permintaan saham) sangat menentukan sekali terhadap perekonomian Indonesia, agar dapat tumbuh sesuai dengan target dan sasaran yang telah ditetapkan. Menyadari hal-hal diatas pemerintah telah mengantisipasi dengan mengeluarkan kebijaksanaan di bidang perpajakan dengan menurunkan tarif PPh final atas transaksi penjualan saham pendiri dari 5% berubah menjadi 0,5%, sesuai dengan PP Nomor 14 tahun 1997 tanggal 29-5-1997 tentang perubahan atas PP Nomor 41 tahun 1994 tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari transaksi penjualan saham di Bursa Efek.
Permasalahan yang dikemukakan oleh peneliti dalam penelitian ini antara lain:
(a) Bagaimanakah persepsi Wajib Pajak terhadap PP Nomor 14 tahun 1997 dan dampaknya atas transaksi penjualan saham pendiri di BEJ ?
(b) Apakah Wajib Pajak mendukung terhadap kebijaksanaan pemerintah cq Direktorat Jenderal Pajak (DIP) dalam menurunkan tarif PPh final atas transaksi penjualan saham pendiri di BEJ ?
Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian empiris deskriptif yang bersifat eksploratif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel mandiri yaitu persepsi, tanpa menghubungkan dengan variabel lainnya. Variabel persepsi bagi Wajib Pajak ini dijabarkan dalam 20 butir pertanyaan yang terbagi dalam 3 (tiga) faktor, yang diajukan kepada 30 responden yang semuanya layak untuk dianalisa dan diuji, Dalam hal ini pertimbangan yang dipakai untuk penarikan sampel adalah sampel dengan ciri-ciri tertentu, yaitu badan usaha (PT) yang telah eksis di bidang usaha masing-masing, telah Go Public dan terdaftar di KPP Perusahaan Masuk Bursa. Selanjutnya jawaban-jawaban dari responden diukur dengan menggunakan teknik skala Likert, yaitu responden diminta untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, yang dibagi 5 (lima) tingkatan dan diberi skor tertentu.
Hasil analisa dari data yang masuk diketahui bahwa persepsi Wajib Pajak terhadap penurunan tarif PPh final atas transaksi penjualan saham pendiri di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu faktor tarif pajak, faktor peraturan perpajakan dan faktor kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh PT, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Ternyata 100% responden menyatakan setuju dan dapat menerima serta mendorong kebijakan pemerintah cq Direktorat Jenderal Pajak untuk menurunkan tarif PPh final atas transaksi penjualan saham pendiri di Bursa Efek dari 5 % menjadi 0,5%."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handi Wirjono
"Tesis ini berisi analisis fenomena ekonomi terhadap bursa saham. Tolok ukur analisis yang digunakan adalah indikator-indikator ekonomi dan nilai transaksi saham di Bursa Efek Jakarta. Periode analisis data bulanan dan triwulanan mulai 1 Januari 1995 hingga 31 Maret 2001. Dalam kurun waktu tersebut menunjukkan fenomena ekonomi yang bervariasi. Penelitian ini paling tidak melengkapi beberapa penelitian sebelumnya dengan topik serupa namun dengan metode analisis yang berbeda. Pertarna dengan stepwise analysis, kemudian uji multikolinieritas , dan analisis regresi.
Hasil analisis data triwulanan tidak dapat disimpulkan oleh karena lemahnya signifikansi. Begitupun hasil analisis data bulanan tidak dapat menyatakan pengaruh tingkat inflasi maupun pertumbuhan jumlah uang beredar terhadap nilai transaksi saham. Yang dapat dinyatakan hanya pengaruh suku bunga deposito dan nilai tukar. Pengaruh suku bunga relatif besar dan bersifat negatii sedangkan pengaruh nilai tukar relatif tidak berarti dan bersifat positip. Perbedaan dengan hipotesis awal dapat diindikasikan secara irnplisit bahwa fluktuasi nilai tukar bersifat temporer sedangkan ekspektasi investor bersifat jangka panjang. Namun bagaimana pun juga temuan penelitian ini menarik untuk ditindaklanjuti pada penelitian berikutnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T20385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riri Ariyati Dewi
"Metodologi Event Study diterapkan pada penelitian ini untuk menyelidiki pengaruh pengumuman pembentukan Indeks FTSE/ASEAN pada hari Rabu, 21 September 2005 terhadap return dan volume transaksi saham. Negara-negara ASEAN5 (Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura) bekerjasama dengan grup FTSE meluncurkan dua indeks yang baru terbentuk ; Indeks FTSE/ASEAN (AWASEAN) yang terdiri dari 180 perusahaan yang akan menjadi benchmark bagi kelima bursa dan Indeks FTSE/ASEAN 40 (ASEAN40) yang terdiri dari 40 perusahaan berkapitalisasi terbesar dari indeks tersebut. Diharapkan event ini akan membawa pengaruh yang positif karena akan mempermudah investor asing untuk melihat saham yang bagus di lima bursa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham-saham Indonesia yang masuk ke dalam kedua indeks. Untuk menyelidiki pengaruh dari pengumuman tersebut, penulis menggunakan tiga model untuk mendapatkan abnormal return : Mean-adjusted, Market-adjusted dan Market model bagi setiap indeks.
Hasil menunjukkan bahwa untuk kedua indeks, model mean-adjusted pada umumnya menghasilkan nilai AAR yang negatif, sementara pada model market-adjusted untuk indeks AWASEAN tidak terdapat satupun nilai AAR yang signifikan sepanjang periode penelitian, tetapi untuk indeks ASEAN40 model ini menghasilkan dua AAR yang signifikan, bemilai positif dan negative. Hasil dari market model adalah sama untuk kedua indeks, tidak ditemukan adanya AAR yang signifikan. Untuk keseluruhan indeks dan model menunjukkan basil yang sama, bahwa rerata AAR sebelum event tidak lebih kecil dibandingkan sesudah event. Sedangkan baik untuk kelompok AWASEAN dan ASEAN40, rerata Trading Volume Activity sebelum event tidak lebih kecil dibandingkan sesudah event."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harjum Muharam
"Perkembangan Pasar Modal Indonesia juga tidak lepas dari pengamatan para ahli walaupun secara kuantitas dan kualitas masih belum memadai, hal ini wajar mengingat Pasar Modal Indonesia baru berkembang pada era delapan puluhan ketika pemerintah Indonesia mengeluarkan paraturan baru tentang pasar modal.
Penelitian tentang integrasi pasar modal di Indonesia masih sangat terbatas apalagi yang melakukan penelitian secara mendalam tentang Pasar Modal Indonesia. Pudjiastuti dan Husnan (1991) melakukan penelitian pada Pasar Modal Asia Pasifik dan menemukan ada empat pasar modal yang telah terintegrasi dengan Pasar Modal Dunia, yaitu Pasar Modal Jepang, Pasar Modal Hong Kong, Pasar Modal Singapura dan Pasar Modal Malaysia, sedangkan untuk Pasar Modal Indonesia mereka tidak menemukan bukti yang signifikan yang menunjukkan bahwa Pasar Modal Indonesia telah terintegrasi dengan Pasar Modal Dunia.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 telah memberikan dampak yang sangat besar bagi pasar modal Indonesia.
Harga saham merosot tajam, bahkan ada harga saham yang jauh Iebih murah dibandingkan harga pisang goreng, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta jatuh pada titik terendah dalam sejarah perkembangannya.
Berlanjutnya krisis ekonomi yang melanda Indonesia, maka pada bulan September 1997 pemerintah melepas batas kepemilikan asing di Bursa Efek Jakarta, hal itu berarti para investor asing bisa memiliki 100% saham perusahaan yang telah tercatat di Bursa Efek Jakarta dan di lain pihak investor Indonesia juga bebas melakukan investasi di luar negeri. Secara teoritis kebijakan ini menjadikan Bursa Efek Jakarta terintegrasi dengan pasar modal dunia. Diterapkannya sistem devisa bebas dan sistem nilai tukar mata uang mengambang ikut mendorong terintegrasinya Bursa Efek Jakarta dengan Pasar Modal Dunia, karena para investor bebas memasukkan dan menarik modalnya dari Indonesia.
Jika hipotesis terintegrasinya Bursa Efek Jakarta dengan pasar modal dunia terbukti, maka secara otomatis pergerakan Indek Harga Saham Gabungan akan mempunyai korelasi yang signifikan terhadap pergerakan indeks-indeks
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T20416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Munandar
"Telah dilakukan penelitian untuk menguji signifikansi pengaruh Market Beta, Size Perusahaan, Prospek Perusahaan, Tingkat Financial Leverage, Proporsi Kepemilikan Investor Asing, Sektor Industri, dan Periode Tahun, terhadap return saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEd) selama kurun waktu tahun 1997-2001.
Analisis data dengan metoda Ordinary Least Square (OLS), setelah melalui berbagai pengujian dan treatment yang diperlukan untuk mernastikan bahwa model yang disusun telah memenuhi asumsi-asumsi metoda OLS, sampai pada kesimpulan bahwa variabel-variabel Market Beta, Size Perusahaan, Prospek Perusahaan, Tingkat Financial Leverage, Proporsi Kepemilikan Investor Asing, Sektor Industri, dan Periode Tahun secara bersama-sama mampu menjelaskan 98,85% dari variasi return saham-saham yang diperdagangkan di BEJ pada tahun 1997-2001.
Di sisi lain, ditemukan bahwa variabel-variabel yang secara individual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return adalah market beta, variabel dummy untuk sektor-sektor industri Agriculture, Miscellaneous Industry, Consumer Goods, Infrastructure, serta variable dummy untuk seluiuh periode tahun. Namun demikian, pengaruh market beta terhadap return ternyata berbeda dari teori dan hipotesis yang ada, yaitu negatif (seharusnya positif). Adanya hasil ini masih membutuhkan kajian lebih lanjut untuk mencari dan mengklarifikasikan penyebabnya. Sementara itu, Sektor Agriculture ternyata memberikan return yang relatif lebih rendah dibandingkan sektor-sektor lain. Sedangkan return saham pada tahun 1998 relatif paling rendah jika dibandingkan dengan tahun-tahun lain dalam periode yang diteliti, dan return saham pada tahun 1999 relatif paling tinggi.
Sebaliknya, variabel-variabel size perusahaan, prospek perusahaan, tingkat financial leverage, proporsi kepemilikian investor asing, Berta variabel dummy untuk sektor-sektor industri Mining, Basic Industry, Property, dan Finance, tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham-saham yang tercatat di BEJ tahun 1997-2001."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suripno
"Penelitian ini menganalisis dampak parameter ekonomi makro terhadap imbal hasil saham di Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan Arbitrage Pricing Theory. Pengamatan dilakukan setiap bulan dari bulan Januari 1993 sampai dengan bulan Juli 1996. Sampel yang digunakan adalah Saham Industri Pertanian dengan jumlah saham 7 perusahaan dan industri non pertanian dengan jumlah saham 20 perusahaan.
Metodologi empiris yang dipergunakan adalah dengan melakukan regresi linear berganda dart faktor-faktor makro Inflasi, Suku Bunga Bank, Nilai Tukar Rupiah terhadap dollar Amerika, Pertumbuhan Industri dan Market Return.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa imbal hasil saham Industri Pertanian tidak signifikan dipengaruhi oleh variabel faktor makro market return , inflasi, suku bunga dan pertumbuhan industri, sedangkan imbal hasil saham industri non pertanian signifikan dipengaruhi oleh suku bunga bank, faktor-faktor ekonomi makro lainnya seperti inflasi, market return dan pertumbuhan industri tidak berpengaruh."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T20093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rahmat Machribi
"Sektor yang sangat berhubungan dengan terpuruknya kinerja perbankan adalah sektor properti. Hal ini disebabkan hampir sebagian besar permodalan sektor properti diperoleh dari kredit yang diberikan oleh pihak bank. Upaya pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi diharapkan bisa mengembalikan kinerja properti yang selama krisis praktis hilang. Untuk itulah penelitian ini melihat bagaimana pengaruh Variabel makro seperti tingkat bunga, inflasi, kurs dan uang beredar terhadap tingkat pengembalian saham properti di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Penelitian menggunakan populasi semua saham properti yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (BE)) sedangkan sampel dalam penelitian menggunakan data makro seperti tingkat inflasi, jumlah uang beredar, tingkat bunga SBI dan Kurs Dollar Amerika Serikat yang diperoleh dan Bank Indonesia dan Biro Pusat Statistik serta data harga saham properti dan IHSG diperoleh dari Bursa Efek Jakarta sebanyak 33 emiten. Data yang digunakan data time series bulanan yaitu mulai bulan Juli 1998 sampai dengan Juli 2003. Analisa dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda.
Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel-variabel makro (tingkat bunga, inflasi, kurs dan uang beredar Y Variabel independen mempunyai pengaruh yang beragam terhadap kinerja saham properti. Pengaruhnya pun bervariasi , ada yang negatif dan ada pula yang positif: Tingkat pengembalian pasar sangat berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian saham properti (32 saham positif dan I saham negatif). Tingkat suku bunga SBI berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian saham properti (19 saham negatif dan 14 saham positif). Variabel perubahan uang beredar berpengaruh positif terhadap tingkat pengembalian saham properti (17 saham positif dan 16 saham negatif). Variabel kurs dolar Amerika berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian saham properti (23 saham negatif dan 10 saham positif), Variabel tingkat inflasi berpengaruh negatif terhadap tingkat pengembalian saham properti (19 saham negatif dan 14 saham positif).
Hasil regresi tersebut menunjukkan terjadinya penyimpangan teoritis. Artinya, hasil regresi secara substantif menunjukkan ketidaksesuaian dengan teori. Sebagai contoh, pengaruh tingkat bunga SBI yang seharusnya berpengaruh positif, ternyata dalarn realitasnya tidak selalu demikian. Bahkan untuk beberapa saham properti, pengaruh SBI justru berbanding terbalik. Hal yang sama juga ditemukan pada variabel kurs dolar Amerika."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Erwinsdy
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hari Ex-dividend mempunyai pengaruh terhadap perilaku harga saham dibursa efek Jakarta. Dalam penelitian ini terdapat beberapa tujuan pertama ialah untuk melihat apakah harga saham yang jatuh adalah sama dengan jumlah dividen pada hari Ex-dividend dibursa efek jakarta. Tujuan kedua ialah untuk mengetahui apakah return tidak normal terjadi pada hari Ex-dividend. Tujuan ketiga ialah untuk menguji pengaruh faktor faktor dividend yield dan volume perdagangan terhadap cumulative abnormal return (CAR) disekitar hari Ex-dividend.
Dalam melakukan pengujian terhadap hipotesis hipotesis yang ada maka digunakan beberapa metode. Metode drop off ratio (DOR) digunakan untuk menguji hipotesis pertama apakah harga saham jatuh sama dengan jumlah dividennya pada hari Ex-dividend. Metode Event study digunakan untuk menguji hipotesis kedua apakah return tidak normal terjadi pada hari Ex-dividend. Metode regresi berganda digunakan untuk menguji hipotesis ketiga dan keempat apakah dividend yield dan volume perdagangan berpengaruh terhadap cumulative abnormal return disekitar hari Ex-dividend.
Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa pada Ex-dividend terjadi penurunan harga saham saham dan penurunan ini tidak sebesar dividen yang berarti sesuai dengan hasil yang diperoleh oleh Elton dan Gruber serta beberapa penelitian sebelumnya di beberapa negara lain. Untuk hipotesis kedua diperoleh bahwa terjadi abnormal return yang negatif pada hari Ex-dividend. Untuk hipotesis ketiga diperoleh bahwa faktor dividen yield berpengaruh negatif terhadap CAR dan signifikan secara statistik. Sedangkan hipotesis keempat diperoleh bahwa faktor volume perdagangan berpengaruh negatif terhadap CAR tetapi secara statistik tidak signifikan.

This research is conducted to know do day of Ex-Dividend have influence to behavior of share price at jakarta stock exchange. In this research there are some objective first is to see do share price which fall is equal to amount of dividend on Ex-Dividend at jakarta stock exchange. Second is to know do abnormal return happened on Ex-Dividend day. Third is to test influence of factor factor of dividend yield,and commerce volume to cumulative abnormal return ( CAR) around day of Ex-Dividend.
In doing examination to existing hypothesis used some method. method of Drop off ratio (DOR) used to test first hypothesis do share price fall is equal to amount of its dividend on Ex-Dividend day. Method of Event study used to test second hypothesis do abnormal return happened on Ex-Dividend day. Method of regression used to test third and fourth hypothesis do dividend yield and commerce volume have an effect on to cumulative abnormal return around Ex-Dividend day.
From examination we find result of that at Ex-Dividend day happened degradation of share price and this degradation not equal to dividend, It is same to result of obtained by Elton and of Gruber and also some previous research in some other country. For second hypothesis obtained that happened is negative abnormal return on Ex-Dividend day. For third hypothesis obtained that dividend yield factor have an negative effect on to CAR and statistically signifcant. While fourth hypothesis obtained that commerce volume factor have negative effect to CAR but statistically not significant.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rohmat Nur Istiqlal
"Penelitian ini mencoba menganalisis pengaruh beberapa faktor lingkungan ekstemal perusahaan yang terdiri dari: tingkat inflasi, tingkat bunga, indeks pasar dan kurs terhadap imbal hasil saham di Bursa Efek Jakarta. Saham-saham yang diamati dibagi menjadi sub sampel data, yang terdiri dari saham-saham perusahaan non keuangan dan saham-saham perusahaan keuangan yang memiliki aset diatas Rp.1 trilyun (aset besar) berdasarkan laporan keuangan tahun 2000 dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Tahun pengamatan dari triwulan kedua tahun 2000 hingga triwulan ke empat tahun 2001 Baik model untuk sub sampel non keuangan dan keuangan menggunakan 150 observasi. Dengan menggunakan analisis regresi berganda, penelitian ini menunjukkan hasil bahwa faktor inflasi, tingkat bunga, IHSG dan kurs secara bersama-sama mempengaruhi imbal hasil saham perusahaan non keuangan dengan aset besar, sebesar 30,05% dan imbal hasil saham perusahaan keuangan dengan aset besar, sebesar I0,03%.
Pada saham-saham perusahaan non keuangan dengan aset besar, faktor IHSG menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan terhadap imbal basil saham. Sedangkan faktor inflasi berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, faktor tingkat bunga deposito berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, dan faktor kurs berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham.
Pada saham-saham perusahaan keuangan dengan aset besar, faktor kurs berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap imbal hasil saham. Sedangkan faktor inflasi berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, faktor tingkat bunga deposito berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham, dan faktor IHSG menunjukkan hubungan yang positif tapi tidak signifikan terhadap imbal hasil saham."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Difai
"Pelaku pasar menetapkan harga-harga untuk membeli atau menjual aktiva pada suatu pertukaran. Bid adalah harga pada saat market siap untuk membeli dan ask adalah harga pada saat market siap untuk menjual. Pelaku pasar harus menjelaskan segala perintah yang telah ditentukan pada kuota bid dan ask. Suatu tujuan dari mekanisme perdagangan adalah untuk mendapatkan keseimbangan harga, sehingga pelaku pasar dapat merubah harga-harga seminimal mungkin. Oleh sebab itu spread dari bid dan ask dapat menjadi sebuah indikator dari keseimbangan harga saham dengan melihat hubungan antara spread dengan keseimbangan harga tersebut.
Amihud and Mendelson (1986) membuat prediksi model yang memperlihatkan hubungan antara return yang diharapkan (expected return) dan spread relative. Jacoby et al (2000) secara positif memperlihatkan pula hubungan antara return yang diharapkan (expected return) dan spread relative.
Penelitian tersebut akan diuji dalam pasar modal di Indonesia yaitu Bursa Efek Jakarta pada masa sebelum krisis moneter dan pada masa krisis moneter. Penelitian juga mencakup hubungan return saham dengan faktor-faktor penentu spread.

Market perpetrator specify the price to buy or sell the asset at one particular transfer. Bid is price at the time of market ready for buying and ask is price at the time of market ready for selling. Market perpetrator have to explain all command which have been detennined at quota bid and ask. Intention of trade mechanism is to get the balance of price, so that market perpetrator can change the price as minimum as possible. On that account spread from bid and ask can become indicator from balance of share price reflected from relation between spread and the the price balance.
Amihud a.nd Mendelson (1986) making prediction model showing relation between expected return and relative spread. Jacoby Et al (2000) positively show also relation between expected return and relative spread.
The research will be tested in Jakarta Stock Exchange - capital market in Indonesia at the period before monetary crisis and during monetary crisis. Research also cover the relation of stock return with the determinant spread factor.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>