Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38774 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putu Laxman Sanjaya Pendit
"At first, this article explained a system approach (information system as a social system). The system approach apparently that have three branched like positive, intepretive, and critically. The last two branched also said an anti-positive approach. The positive approach has a dominantly used in the field of information and library in Indonesia. While the anti-positive approach nowadays not expand yet and become an alternative approach to considering. This article effort to describe the alternative approach with certain that this approach can help Indonesian librarian to getting an appropriate understand the information system in the certain society. Specifically, this article also describe the structuration theory from Anthony Giddens as one of the anti-positive theory"
1998
JIIP-1-1-Sept1998-3
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suwanto
Jakarta: Dirjen Dikti, 2003
658.02 SUW m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Zainal Arifin
"ABSTRAK
Struktur dokumen dalam suatu basis data elektronis memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja sistem temu-kembali informasi (Hasibuan, 1995). Struktur tersebut dibentuk oleh berbagai ciri yang menjadi bagian dari suatu dokumen. Ciri-ciri tersebut meliputi: kata-kata indeks (index terms), kata-kata bebas (free text terms), pengarang, referensi (cited documents), sitasi (citing documents), dan afiliasi pengarang.
Permasalahan dalam suatu sistem temu-kembali infornasi adalah tidak adanya mekanisme yang dapat membantu pencari informasi mendapatkan sekumpulan informasi yang relevan baginya. Sementara itu, ketersediaan informasi (ledakan informasi) secara elektronis setiap tahun semakin meningkat.
Hipotesis dari penelitian ini adalah dokumen-dokumen yang mirip (similar documents) akan mempunyai pola kata-kata indeks, kata-kata bebas, referensi, dan sitasi yang mirip pula. Dengan kata lain, dokumen-dokumen yang mirip akan mempunyai subyek yang mirip pula. Di samping itu, para pengarang dan afiliasi para pengarang dokumen-dokumen yang mirip akan berkaitan satu sama lain.
Metode yang digunakan adalah mencari poly kemiripan antar dokumen dengan teknik Muster. Kemunculan suatu istilah (kata) dengan istilah lain pada suatu dokumen dan antar dokumen di dekati dengan menggunakan peluang bersyarat. Hubungan antar dokumen yang mirip (similar) yang terdiri dari komponen-komponen dokumen, didekati dengan menggunakan model koneksionist. Disamping itu, dirancang pula suatu pendekatan antar muka yang bersahabat, berikut alat (tool) pendukungnya, untuk membantu para pemakai sistem tersebut.
Hasil sementara (menjelang akhir tahun I) penelitian ini menunjukkan bahwa metode yang digunakan berhasil membentuk pola kemiripan antar dokumen berdasarkan komponen (kata) dokumen dan pola hubungan antar kata. Dengan mengintegrasikan beberapa modal yang sudah dan sedang dikembangkan, dan merancang antar muka yang bersahabat, diharapkan permasalahan yang timbul pada sistem temu-kembali informasi dapat diatasi."
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rubini Sudarto
"Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program keselamatan kerja yang tepat memerlukan informasi yang lengkap dan tepat isi. Untuk itu diperlukan sistem yang dapat menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan.
Tujuan pengkajian ini diarahkan untuk menemukan. rancangan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan program keselamatan kerja. Rancangan sistem merupakan pendekatan sistem informasi keselamatan kerja diperusahaan. Pendekatan sistem informasi ini mengambil model disalah satu industri berat di Cilegon-Jawa Barat.
Pengkajian ini dilakukan dengan pendekatan pemecahan masalah. Dengan instrumen kuesioner dan wawancara dapat ditemukan masalah pokok dan kebutuhan.
Masalah pokok yaitu pengumpulan data di Dinas Keselamatan Kerja tidak semua terkumpul langsung, ada yang tidak terlaporkan, teknik pencatatan dan pelaporan dilaksanakan sendiri-sendiri perbagian, jenis statistik kurang luas, memakai data yang tidak tepat. Kebutuhan yaitu berupa jenis informasi dan rancangan sistem informasi.
Jenis informasi terdiri dari angka kecelakaan Frekuensi rate, Severity rate, Safe-T-Score, statistik angka kecelakaan perdivisi, statitik corak kecelakaan, statistik bagian tubuh yang cedera, statistik derajat cedera dan biaya total kecelakaan.
Dengan teknik perancangan atas bawah dibangun diagram bertingkat. Tingkat paling atas memberikan fungsi dari keseluruhan sistem. Fungsi pokok diuraikan kebeberapa komponen yang saling berhubungan. Tingkat selanjutnya merupakan proses dari fungsi pada tingkatan sebelumnya. Tingkat yang paling bawah merupakan penjabaran fungsi lebih rinci.
Bentuk rancangan yang dihasilkan mengandung enam komponen sumber informasi kecelakaan kerja. Liana sumber mengirimkan laporan kecelakaan secara langsung ke Dinas Keselamatan Kerja. "
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Komaruddin Sastradipoera
Bandung: Kappa-Sigma, 2007
651.3 KOM a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Hari Wijanto
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi yang pesat akhir-akhir ini tidak saja menyebabkan peningkatan kemampuan teknologi informasi yang luar biasa, tetapi juga menyebabkan penurunan yang tajam harga perangkat teknologi tersebut. Sebagai dampak dari keadaan ini ialah meningkatnya pemanfaatan teknologi informasi di masyarakat dan meningkatnya pembangunan sistem informasi dalam organisasi. Pembangunan sistem informasi dalam organisasi juga dipacu oleh peningkatan peran sistem informasi yang dewasa ini semakin banyak dimanfaatkan sebagai senjata strategis bagi organisasi untuk berkompetisi. Keadaan ini ditambah dengan beberapa temuan, yang menunjukkan bahwa implementasi sistem informasi dalam organisasi bukanlah pekerjaan yang mudah dilaksanakan dan bahkan sering mengalami kegagalan, menjadikan keberhasilan sistem informasi merupakan hal panting yang perlu mendapat perhatian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan pengukuran keberhasilan sistem informasi dalam organisasi-organisasi di Indonesia. Beberapa pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan konsep atau konstruk dan instrumen pengukuran keberhasilan sistem informasi, serta penerapannya dalam organisasi di Indonesia berusaha untuk dicari jawabannya. Selain itu, penelitian ini juga ditujukan untuk mengkaji penerapan metode penelitian Structural Equation Model (SEM) pada penelitian keberhasilan sistem informasi di Indonesia.
Keberhasilan sistem informasi merupakan konstruk berganda yang mengandung beberapa kategori. Kategori-kategori ini dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok yaitu keluaran ekonomi dan keluaran non-ekonomi. Idealnya, keluaran ekonomi yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem informasi. Karena hal ini sukar dilaksanakan, maka kebanyakan pengukuran keberhasilan sistem informasi dilakukan dengan ukuran tidak langsung atau ukuran pengganti yaitu keluaran nonekonomi atau keluaran personal.
Berdasarkan kategori-kategori di dalam kelompok keluaran non-ekonomi dibentuk model pengukuran keberhasilan sistem informasi yang menggunakan ukuran pengganti Kepuasan Informasi Pemakai (KIP) dan Kualitas Jasa Sistem Informasi (KUALJASA). Kuesioner dibentuk berdasarkan instrumen-instrumen dari beberapa penelitian sebelumnya. Kuesioner disebarkan kepada individu sebagai pemakai sistem informasi dalam organisasi-organisasi di Indonesia. Data yang terkumpul diolah dengan bantuan PRELIS-2, LISREL-8 dan perangkat statistik yang lainnya.
Kesimpulan yang dapat ditarik berkaitan dengan KIP adalah KIP merupakan model konfirmatori 2 tingkat, dimana KIP dapat diukur melalui 4 variabel, dan ke 4 variabel tersebut dapat diukur melalui 17 variabel teramati atau indikator. Demikian juga, kesimpulan yang berkaitan dengan KUALJASA menunjukkan bahwa KUALJASA adalah model konfirmatori 2 tingkat, dimana KUALJASA dapat diukur melalui 4 variabeI, dan ke 4 variabeI tersebut dapat diukur melalui 11 variabel teramati atau indikator. Perbandingan antara KUALJASA-SERVQUAL (yang diukur menggunakan data persepsi performansi minus harapan pemakai) dengan KUALJASASERVPERF (yang diukur menggunakan data persepsi performansi saja) memberikan basil model KUALJASA-SERVPERF lebih baik dari model KUALJASASERVQUAL.
Dalam hubungan kausal disimpulkan bahwa KUALJASA berpengaruh secara positif terhadap KIP. Sementara itu, Tingkatan Departemen Sistem Inforrnasi (DSI) dalam organisasi (TKATDSI) tidak mempunyai hubungan kausal dengan KIP dan KUALJASA. Umur DSI dalam organisasi (UMURDSI) tidak mempunyai hubungan kausal dengan KIP. UMURDSI mempunyai hubungan kausal negatif dengan KUALJASA, tetapi kecilnya koefisien regresi dan rendahnya koefisien determinasi, maka secara praktis hubungan ini dapat diabaikan.
SEM terbukti bermanfaat sebagai metodologi penelitian untuk penelitian sistem informasi. Perbandingan estimasi WLS dengan ML menunjukkan bahwa WLS menghasilkan estimasi data ordinal yang lebih baik dibandingkan ML.
Implikasi penelitian ini bagi praktisi berupa tersedianya alat untuk mengevaluasi keberhasilan sistem informasi dalam organisasi, sehingga usaha untuk meningkatkan efektivitas sistem informasi lebih terarah. Sedangkan bagi peneliti, dari segi substansi, merupakan penelitian awal tentang sistem informasi di Indonesia yang dapat dikembangkan lebih lanjut, dan dari segi metodologi penelitian, pengalaman penerapan SEM dapat digunakan sebagai pedoman untuk penelitian-penelitian dalam bidang lain, termasuk bidang ilmu sosial dan perilaku.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
D424
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizwan Alamsjah Umar
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lani Sidharta
Jakarta: Elex Media Komputindo, 1995
005.74 LAN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Angki Dina Ardiyanti
"ABSTRAK
Dalam era deregu5j ini, pelayanan bank terhadap
nasabah semakin ditingkatkan.Banking Terminal System (BTS,
merupakan salah satu Cara untuk dapat meningkatkan
pelayanan kepada nasabah. Selain BTS mempercepat pelayanan
kepada nasabah, BTS dapat pula memberikan informasi yang
lebih cepat dan tepat kepada manajer, sehingga memudahkan
manajer untuk mengambil keputusan yang lebih tepat dan
menguntungkan Tujuan penulis adalah mengevaluasi BTS yang
sedang dijalankan oleh BDN, untuk mengetahuf apakah BTS
dapat dipakai untuk aplikasi sistem informasi manajemen,
mengingat bahwa dalam deregulasi ini kebutuhan informasi
terus berkembang. Sedangkan bila BTS kurang dapat mengikuti
tuntutan dan perubahan lingkungan, khususnya deregulasi,
maka dapat mengakibatkan organisasi tidak dapat
meningkatkan persaingannya. Kegunaan dan penelitian ini
diharapkan dapat memberikan umpan balik kepada organisasi
BDN mengenai efektivitas dan BTS dalam membantu pencapaian
tujuan organisasi.
Dalam rnengevaluasi BTS yang sudah berjalan ini,
metode anailsa yang dilakukan oleh penulis pertama kali
adalah melakukan identifikasi sistem yang akan diteliti,
kedua adalah memahami sistem, bagaimana pengoperasiannya,
Prosedur sistem, teknik pengendaliannya. Input?output nya.
Dari kedua langkah tersebut penuIis, memperoleh permasalahan
yang ada. Langkah ketiga adalah menganalisa sistem yang ada
sekarang dan menelusuri sumber Penyimpangan atau
permasalahan yang ada. Kemudian melakukan langkah keempat
yaitu merekomendasi kan alternatif pemecahan masalahnya.
Dari hasil penelitian penulis memperoleh
- permasalahan bahwa, dengan adanya dereguIasi menyebabkan
kebutuhan Informasi yang diinginkankan oleh manajemen di
kantor pusat berubah. Perubahan informasi ini mempengaruhi
5 komponen Sistem informasi manajemen dan menimbulkan
masalah sebagai berikut.
? perangka keras: CPU nya tidak selalu mampu untuk membuka
dan menjalankan program yang mengakses file?file tambahan
atau file yang lebih besar yang dibutuhkan setelah
deregulasi.
- perangkat lunak: untuk mengakomodasi perubahan
persyaratan diperlukan restrukturisasi beberapa file
sedangkan pekerjaan restrukturisasi mengandung resiko
yang tinggi karena menyangkut perubahan sumber program.
BON mengatasinya dengan mengembangkan sistem yang
terpisah dan menggunakan perangkat keras yang berlajnan
data : dengan terdapatnya beberapa sistem yang mendukung
informasi manajemen, maka data yang sama perlu dijnput
beberapa kali, sehingga tidak semua data yang dlbutuhkan
oleh SIM disediakan oleh BTS. Hal ini rnengakibatkan
adanaya duplikasi pekerjaan.
manusia: masalahnyaa lebih kepada kurangnya konsentrasu
pejabat untuk mengjkuti dan melaksanakan prosedur.
- prosedur: dengan terdapatnya beberapa sistem saat ini
menyebabkan ada beberapa prosedur yang harus
diperhatikan, yaitu prosedur untuk BTS dan PC.
Berdasarkan hasil evaluasi, untuk menghadapi setiap
perubahan kebutuhan/requirement yang mempengaruhi sistem
pengolahan transaksi dan pembentukan sistem informasi
manajemen yang terpadu, maka ada beberapa alternatif
perbaikan yang dapat dikemukakan, yaitu :
1. BTS dan beberapa program aplikasi tambahan seperti saat
ini. Sistem pengolahan transaksi ini kurang mendukung
pembentukan SIM yang terpadu karena timbulnya beberapa
sistem, data yang tidak konsisten satu dengan lainnya
(inconsistency data) dan data yang berlebihan
(redundancy data), sebagai akibat data yang sama
disimpan pada file dengan sistem yang berbeda.
2. Merombak keseluruhan BTS untuk mengadaptasi dan
mengakomodasikan semua perubahan requirement baru.
Perombakan menyeluruh ini membutuhkan waktu, tenaga,
dan biaya yang tidak seditkit, serta resiko kegagalan
yang tlnggi. Permasalahan akan timbul kemball apabila
terjadi perubahan requirement yang tidak dapat
diantisipasi kembali seperti saat ini, dimana BTS yang
ada tidak dapat memberikan keleluasaan untuk penambahan
field.
3. Penyempurnaan Sistem Menajemen Database.
- Dengan sebuah Sistem manajemen database kita dapat
menisain Struktur file secara leblh mudah dan dapat
menyediakan atau mempersiapkan suatu data base yang
dapat. dìgunakan oleh sejumlah program aplikasi yang
berlainan
? Sistem dapat memberikan kemudahan pemrogram untuk
meningkatkan produktivitasnya.
? SIstem ini juga menghindarkan kelebihan data, dimana
data yang sama tidak disimpan oleh beberapa sistem
yang berlainan, karena masing-masing memiliki file
yang berbeda.
Untuk rnengatasi permasalahan yang timbul pata BTS
akibat perubahan requirement di masa mendatang dalam upaya
membentuk suatu sistem informasi manajemen yang terpadu dan
efektif, penulis menyarankan untuk mengadakan suatu
penyempurnaan sistem manajernen database dengan struktur
file yang berhubungan (relational file), karena dengan
sistem ini semua file dapat diintegrasikan dan mampu
memberikan kemudahan kepada pemrogram untuk meningkatkan
produktivitasnya guna mengadapatasi dan mengakomodasikan
setiap perubahan lingkungan.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Baskoro Palwo N.
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Pertumbuhan ekonomi yang baik di Indonesia serta kebijakan diversifikasi bahan bakar minyak membuka peluang yang menghasilkan dampak yang positif pada pengusahaan penyaluran/ pendistribusian gas melalui jaringan pipa yang dalam
hal ini merupakan ke g iatan usaha Perusahaan Umum Gas Negara. Dengan kondisi yang demiki an perus ahaan mengalami pe rtumbuhan yang relatif tinggi, tentunya secara intern terjadi perubahan baik dari dinamika organisas , sistem, prosedur, pola kegiatan dan perilaku organisasi serta pengel olaan data dan informasi. Penge1olaan informasi yang disebut SIM merupakan alat manajemen
untuk melihat bagai mana kegiatan fisik perusahaan yang terjadi. SIM di PGN umurnya masih relatif muda dimana satuan kerja yang menangani nya ada1ah Pusat Pe1ayanan Informasi yang baru mu1ai beroperasi tahun 1987. Satuan kerja ini baru mulai beroperasi tahun 1987.
Di da1am tulisan ini di lakukan suatu evaluasi sejauh mana upaya yang te1ah dilakukan o1eh perusahaan untuk membangun SIMnya dan kendala-kendala apa yang dihadapi dalam pembangunannya. Lalu di1akukan ana1isis dengan perangkat konseptual dari bidang SIM.Pene1itian ini di1akukan berdasarkan penga1aman penu1is sebagai pelaksana harian Kepala Bidang Pengembangan Sistem Informasi
ditambah dengan hasil wawancara dengan para pemakai sistem .
dari hasil penelitian yang dilakukan perusahaan telah memulai pengembangan SIM mulai dari hal yang paling dasar yaitu proses transaksi yang merupakan komponen dari SIM yaitu Data Processing System yang pada dasarnya berisikan aplikasi-aplikasi akuntansi, selain itu ada pula aplikasi perpustakaan. Namun demikian sub-sistem yang dibangun dilakukan secara parsial
sehingga menciptakan islands of information. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti berikut ini.
* Dukungan pimpinan puncak yang kurang memadai untuk mendorong pengembangan SIM, hal ini terlihat dari tidak tercantumnya perencanaan teknolgi informasi pada rencana
perusahaan (corporate plan).
* Perubahan-perubahan dalam perusahaan yang relatif tinggi akibat adanya pertumbuhan perusahaan yang pesat sehingga prosedur yang ada tidak begitu mapan.
* Struktur organisasi yang kaku karena keputusan Menteri mengatur organisasi dan struktur terlalu deti1 sertapembagian satuan kerja atas dasar fungsional sehingga Direksi dibebani tugas yang terlalu berat untuk melakukan kompi1asi.
* Kurang terbukanya satuan kerja akan pengembangan SIM yang sebetulnya diakibatkan oleh keterbatasan pengetahuan dalam bidang teknologi informasi.
* Kurangnya tenaga tfeknologi informasi di perusahaan dan Pengembangan Sistem..., M. Baskoro Palwo N., FE UI, 1990 sulitnya mencari tenaga bidang ini yang berkualitas karena
sistem imbal jasa yang ada di perushaan tidak mungkin memenuhi persyaratan mereka karena terikat pada struktur gaji dan kepangkatan.
* CPU yang ada sekarang sudah terlalu kecil untuk menangani operasi transaksi rekening dan akuntansi.
Dan beberapa kendala lainnya yang dijelaskan pada bagian lain dari tulisan ini.
Dari kendala yang dihadapi perusahaan seperti itu untuk dapat mengembangkan SIM dengan lebih baik diajukan usulan yang kiranya bisa digunakan sebagai kerangka dasar untuk pengembangan selanjutnya; dimana pada tahap awal perlu ditempuh beberapa langkah sebagai berikut :
* Pembentukan Tim Penerapan Teknologi Informasi yang diketuai oleh Direktur Utama, dimana tim ini berfungsi sebagai pengarah kebijakan SIM dan sekaligus menjadi jembatan akibat kekakuan organisasi.
* Melakukan restrukturisasi database sehingga. Terintegrasi dengan memanfaatkan database engine yang lebih baik dari pada yang dimiliki sekarang. Sekaligus dilakukan migrasi kepada sistem komputer yang lebih besar untuk proses
transaksi seperti aplikasi akuntansi dan aplikasi rekening.
* Merekrut tenaga teknologi informasi yang berkualitas dengan catatan melakukan perubahan si stem imbal jasa bagi personil yang memiliki keahlian ini.
Selain usulan pemecahan permasalahan yang disebutkan di atas ini masih ada beberapa langkah yang perlu dilakukan yang terdapat pada bagian lain tulisan ini.
Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang sifatnya kualitatif dan memberikan gambaran kerangka pemecahan masalah yang kiranya mungkin dapat dikembangkan lebih lanjut dan lebih detail.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>