Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72405 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sylviana Murni
"Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) mengkaji kebijakan Pemerintah Daerah yang menjadi landasan hukum operasionalisasi Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (selanjutnya disebut PKJ TIM), 2) mengkaji hubungan kemitraan antara kelembagaan pada PKJ TIM dengan Pemda DKI Jakarta, 3) mengidentifikasi pola kemitraan antara Pemerintah Daerah dan PKJ TIM dengan swasta, dan 4) mengkaji kemungkinan swastanisasi sebagai upaya peningkatan peran dan citra PKJ TIM.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan analisis data menggunakan pendekatan kualitatif, dimana data primer dihimpun melalui wawancara langsung dan data sekunder dari telaahan terhadap berbagai kebijakan dan laporan unit terkait pada Pemda DKI Jakarta, hasil wawancara mendalam (in-depth interview) dan studi kepustakaan. Penelitian ini dilakukan terhadap lembaga-lembaga yang berada pada PKJ TIM, yaitu Akademi Jakarta (Al), Dewan Kesenian Jakarta (DU), Yayasan Kesenian Jakarta (YKJ) dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) serta Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai manajemen yang mengelola secara operasional atau fungsi "secretary".
Masa kejayaan PKJ TIM pada periode 1968-1980, nampak pada citranya sebagai Pusat Kesenian yang sangat prestisius bagi seniman dalam berkesenian di Indonesia, tetapi sejak tahun 1980 pamor/citra PKJ TIM mulai memudar, hal ini ditandai dengan semakin menurunnya baik secara kualitas maupun kuantitas pergelaran, kurangnya karya seni yang bermutu, berkurangnya kepeloporan PKJ TIM dalam melahirkan karya seni yang kreatif dan inovatif. Indikator lainnya pada pemasaran dan pemanfaatan ruang yang belum optimal, terlihat dari rendahnya angka occupancy rate pada kapasitas tempat duduk, seperti Graha Bhakti Budaya 7,4%, Teater Arena 4,4%, Teater Tertutup 1,9% dan Teater Terbuka 1,4%.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa lembaga-lembaga dalam PKJ TIM tersebut dapat menjadi sinergi bila dilakukan restrukturisasi organisasi untuk mewujudkan keunggulan kompetitif dari Pusat Kesenian lainnya, yang dalam proses perkembangan selanjutnya PKJ TIM dapat melakukan kerjasama kemitraan dengan pihak swasta dan aspek kelembagaan, dengan demikian akan mengurangi intervensi langsung Pemda DKI Jakarta terhadap PKJ TIM. Sementara itu bagi PKJ TIM sendiri kerjasama dengan pihak swasta selain sangat positif guna mendorong profesionalisme, juga ketergantungan dana (subsidi) dari Pemda DKI Jakarta akan berkurang, khususnya dengan akan dikembangkannya kebutuhan atas keterpaduan yang terdesentralisasi dalam manajemen PKJ TIM dan pengembangan berbagai kegiatan komersial dan non-komersial secara berkesinambungan dan saling menunjang atau sinergis."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuragung Pangestu
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angraini S.
"Laporan magang ini membahas kemampuan pengurus dalam mengelola sentra kriya Rumah Pintar Dharma Vidya dengan efektif berdasarkan analisis dari 4 aspek yaitu aspek kelembagaan dan organisasi, produksi, pemasaran dan keuangan. Penelitian ini mengkhususkan pada kegiatan pelatihan sentra kriya bagi remaja dan ibu-ibu. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain analisis SWOT dan statistik deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa berdasarkan 4 aspek yaitu aspek kelembagaan dan organisasi, produksi, pemasaran, dan keuangan pengurus Rumah Pintar Dharma Vidya DWP Kementerian PU mampu mengelola sentra kriya dengan efektif.

This internship report discusses the ability of administrators to manage craft centers Rumah Pintar Dharma Vidya effectively based on four aspects: institutional and organizational, production, marketing and financial aspect. This research specializes in training activities for teenagers and mothers. This study is a qualitative research design with SWOT analysis and descriptive statistics. The results conclude that based on four aspects: institutional and organizational, production, marketing and financial aspect the committee can manage craft centers Rumah Pintar Dharma Vidya DWP Ministry of Public Works effectively."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saraswati
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S41901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iffrin Delifiano
"Manggarai Dance Center didedikasikan untuk melestarikan, mengembangkan, dan mempromosikan warisan tari tradisional komunitas Manggarai sekaligus merangkul berkembangnya seni tari kontemporer. Pusat ini menyediakan ruang komprehensif untuk pelatihan pertukaran budaya yang mengintegrasikan inovasi modern sambil mempertahankan keaslian tradisi tari Manggarai. Terintegrasi dengan konsep Transit-Oriented Development (TOD), pusat ini menyediakan akses yang mudah melalui transportasi publik, memastikan partisipasi yang luas dari masyarakat. Dengan mendorong keterlibatan dan aksesibilitas komunitas, Pusat Tari Manggarai tidak hanya memupuk bakat lokal tetapi juga menjembatani pemahaman dan apresiasi budaya, menjadikannya pusat yang dinamis bagi penduduk dan pengunjung.

Manggarai Dance Center is dedicated to preserving, developing, and promoting the traditional dance heritage of the Manggarai community while embracing the growth of contemporary dance. The center provides a comprehensive space for training and cultural exchange, integrating modern innovations while maintaining the authenticity of Manggarai dance traditions. Integrated with the concept of Transit-Oriented Development (TOD), the center provides easy access through public transportation, ensuring wide community participation. By fostering community engagement and accessibility, Manggarai Dance Center not only nurtures local talent but also bridges cultural understanding and appreciation, making it a dynamic hub for both residents and visitors.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hasanah
"[Gaya hidup sehat dan bugar merupakan bagian dari kebutuhan manusia. Saat ini terdapat banyak Pusat Kebugaran yang berkembang di sekitar kita untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kehadiran ruang Pusat Kebugaran secara visual menjadi semakin terasa melalui elemen-elemen yang membentuk ruang interior. Pembahasan dilakukan untuk mengetahui bagaimana persepsi visual dapat berpengaruh terhadap kenyamanan bergerak pada aktivitas manusia, khususnya aktivitas berolahraga pada Pusat Kebugaran, elemen seperti apa yang dihadirkan pada sebuah ruang secara visual, juga bagaimana dimensi dan tata letak memberikan kenyamanan untuk bergerak sehingga dapat mengoptimalkan aktivitas berolahraga. Skripsi ini membahas sebuah Pusat Kebugaran yang memiliki fasilitas all-in di dalamnya. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa elemen pembentuk ruang seperti pencahayaan, warna dan material serta dimensi dan tata letak memberikan pengaruh terhadap kenyamanan bergerak pada aktivitas berolahraga di Pusat Kebugaran.
, Healthy and fit lifestyle is a part of human needs. Currently there are a lot of Fitness
Centers evolving to meet those needs. The presence of Fitness Center felt increasing
visually through the elements that create interior space. The discussion is made to
discover how visual perception can affect the comfort in human’s activities, especially
in Fitness Center, which kind of elements that are presented in a space visually, as well
as how dimensions and layouts can provide comfort to move and also to optimize the
exercising activities. This thesis discusses a Fitness Center which has all-in facility.
The analysis showed that space forming elements such as lighting, color, material,
dimensions and layout can affect the body movement comfort during exercise activities
in Fitness Center.]
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Christian Pratama Putra
"Art Center Pasar Baru merupakan bagian dari redesain kawasan Pasar Baru. Penataan ulang kawasan Pasar Baru merupakan upaya untuk menghidupkan kembali eksistensi kawasan sebagai pusat kegiatan hiburan, seperti kuliner dan perdagangan di kota Jakarta. Pasar Baru memiliki nilai memorabilia yang cukup kuat dan dikenal sebagai kawasan yang memiliki budaya memiliki tempat tinggal dan tempat usaha yang berdekatan. Di dalamnya juga terdapat kegiatan yang dapat mendukung peningkatan kualitas masyarakat Pasar Baru baru, salah satunya Art Center. Pasar Baru Art Center pada dasarnya dibuat untuk mengakomodasi potensi pelaku seni yang memang tersebar cukup banyak di area Pasar Baru, baik itu seni rupa maupun seni pertunjukan, dimana di dalamnya terdapat fungsi Art Gallery dan Performing Arts. Di samping itu juga untuk menjadi sarana pengembangan kualitas masyarakat Pasar Baru lewat kegiatan seni dan ruang terbuka, juga dapat menjadi magnet bagi pengunjung Pasar Baru. Dirancang dengan pendekatan arsitektur yang berorientasi pada ruang publik sebagai transisi masyarakat awam dengan pelaku dan aktivitas kesenian.

Pasar Baru Art Center is a part of the redesign of the Pasar Baru area. The redesign of the Pasar Baru area is an effort to revive the existence of the area as a center for entertainment activities, such as culinary and trade in the city of Jakarta. Pasar Baru has a fairly strong memorabilia value and is known as an area that has a culture of having residences and places of business close together. In which there are also activities that can support the improvement of the quality of the new Pasar Baru community, one of which is the Art Center. Pasar Baru Art Center was basically created to accommodate the potential of art performers who are indeed spread quite a lot in the Pasar Baru area, both fine arts and performing arts, in which there are Art Gallery and Performing Arts functions. In addition, to be a means of developing the quality of the Pasar Baru community through art activities and public spaces, it can also become a magnet for Pasar Baru visitors. Designed with an architectural approach that is oriented to the public space as a transition of ordinary people with artistic actors and activities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
R. Aj. Siti Nurchaerani Kusumastuti
"Perkembangan signifikan koreografi di Indonesia, termasuk karya tari kontemporer, terjadi sejak berdirinya Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki PKJ-TIM tahun 1968 hingga batas temporal penelitian ini yakni tahun 1987.Di Indonesia, ditinjau dari sejarah penciptaannya, karya tari baru pengembangan dari tradisi, modern, dan kontemporer cenderung bertolak dari karya-karya yang sudah ada. Selanjutnya, mengikuti gagasan artistik atau gagasan ideal sang seniman, karya-karya yang sudah ada diolah hingga terwujud kebaruan dengan segala kekhasannya bahkan jejak karya lama bisa sama sekali tak terlihat.
Merunut ke belakang, para seniman tari termotivasi menciptakan kebaruan pada karya-karya tari yang didorong oleh kebijakan kebudayaan Presiden Soekarno 1950-1959, yang menggariskan keindonesiaan yang juga berlaku pada kesenian, termasuk seni tari.Di era kepemimpinan Presiden Soeharto 1966-1998, para seniman mengharapkan adanya kebebasan berekpresi dan tersedianya fasilitas pertunjukan yang memadai. Hal tersebut ditanggapi oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dengan membangun PKJ-TIM yang diresmikan pada tahun 1968 dan membentuk Dewan Kesenian Jakarta DKJ dengan komite-komitenya, termasuk Komite Tari, dan menyediakan anggaran yang diperlukan.Berdasarkan analisis sepintas tampaknya ada keterkaitan antara dukungan pemerintah, kreativitas dan produktivitas seniman, kehadiran penonton, media massa.
Pertanyaan mendasar adalah kebijakan dan langkah apa yang dilakukan oleh pemerintah untuk mendukung seniman dalam upaya kreatif penciptaan karya tari baru dan kontemporer; bagaimana para koreografer memformulasikan gagasan yang berasal dari pergumulan pemikiran tentang kebaruan karya tari; bagaimana upaya PKJ-TIM menyediakan sarana untuk hadirnya input eksternal yang kemudian bersinergi dengan daya kreatif pada diri seniman tari; tindakan apa yang dilakukan oleh Komite Tari DKJ, pengelola PKJ-TIM, seniman tari dan media massa untuk mendatangkan penonton sehingga pertunjukan karya tari baru dan kontemporer bisa berkelanjutan.Kajian ini mengungkapkan peran individu, kelompok individu dan institusi, sebagai faktor determinan dalam mentransformasi dan mereproduksi perubahan struktur sosial yang bisa disebut sebagai agen-agen perubahan agents of change . Dengan demikian pendekatan strukturistik menjadi tepat digunakan.
Melalui metodologi tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa telah terjadi perkembangan pemikiran, proses kreatif dan penataan koreografi sehingga karya-karya baru bermunculan. Sebagian adalah karya baru pengembangan dari tradisi dan di antara itu ada yang melakukan eksplorasi lebih jauh lagi untuk mencapai level kontemporer. Gairah penciptaan muncul karena didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana. Di luar itu terdapat sebuah lembaga pemasok dana jangka panjang yakni Pemerintah Daerah Pemda DKI Jakarta. Melalui manajemen yang baik berdasarkan visi dan misi yang padu, bermunculanlah karya-karya tari yang menarik minat penonton. Dari sana terbentuklah segi tiga ideal: seniman dan DKJ, pemerintah, penonton yang di dalamnya juga terdapat media massa, pengamat dan kritikus.

The significant development of modern dance, including contemporary dance, has started from the establishment of the PKJ TIM Pusat Kesenian JakartaTaman Ismail Marzuki Jakarta Arts Center Taman Ismail Marzuki in 1968 until the temporal limit of this research, in 1987. In Indonesia, looking at the history of its creation, some new works developed from tradition, and there are modern or contemporary dances which tends to embark from existing or old works. Then, following the artist's artistic ideas or ideals, the old works go through a process until some sort of newness emerge, with all its unique elements so much so that the traces of the old works are no longer detectable.
In hindsight, dance artists have been motivated to do these rejuvenations since the first decade after the Independence 1950 ndash 1959 through President Soekarno's policies on culture, championing elements of Indonesia, which also applied to arts, including dance. In the era of President Soeharto 1966 ndash 1998 , artists were hoping for freedom of expression and adequate performance facilities. The governor of Jakarta at the time, Ali Sadikin, responded by building PKJ TIM, launched in 1968 forming the DKJ Dewan Kesenian Jakarta Jakarta Arts Council with its committees, including the Dance Committee and providing the necessary budgets. An overview analysis shows that there is a connection between the government, artists'creativity and productivity, audience number, and the media.
The fundamental question is what kind of policies and actions that the government takes to support artists in their creative endeavors to create new and contemporary dance pieces how choreographers formulate ideas coming from the mixture of thoughts about the newness of dance pieces what actions PKJ TIM takes to provide facilities for external inputs that would synergice with the creative power within dance artists what actions taken by the Dance Committee of DKJ, the PKJ TIM management, dance artists, and the media to attract audiences so that new and contemporary dance performances can continue to thrive.
This study reveals the roles of individuals, individual and institutional groups, as a determinant factor in transforming and reproducing the change in social stucture that can be referred to as an agent of change. Therefore, the use of a structural approach is appropriate. With this methodology, this research comes to a conclusion that there has been a development of ideas, creative process, and choreography, which are responsible for the emergence of new works. Some are new works developed from tradition, and some explore even further to reach a contemporary level. The passion for creation emerges by being supported by facilities and infrastructure available. Without interferring the policy of Dance Committee of DKJ, the government of Jakarta gives long term funds to DKJ. With a good management based on a solid vision and mission, new dance arts will emerge and it will attract audience. Then we will achieve the ideal triangle artists, the government, and the audience, which includes the media, observers, and critics.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
D2354
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farihah
"[Skripsi ini membahas mengenai Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki menumbuhkan kreativitas seniman Jakarta pada masa Orde Baru. Orde Baru dimulai dengan membawa semangat baru adanya kebebasan ekspresi dan kreativitas. Adanya perubahan situasi politik mengakibatkan tatanan kehidupan menjadi dibatasi, termasuk kesenian. Oleh karena itu, skripsi ini menampilkan kesenian yang berhasil berkembang di PKJ-TIM, serta menampilkan PKJ-TIM sebagai oase di tengah masyarakat Jakarta yang terjebak di antara kehidupan metropolitan dan tekanan pemerintah, serta memenuhi harapan seniman terciptanya wadah berkreasi. Melalui pengkajian terhadap sumber tertulis seperti surat kabar, majalah, dan wawancara dapat menunjukan bagaimana PKJ-TIM berdiri dengan kokoh mengembangkan kesenian di tengah tekanan politik Orde Baru., This thesis focused on Taman Ismail Marzuki as Jakarta's first arts center, which caused several changes on artists' creativity during the New Order Era. This era was meant to start with the new spirit related to the freedom of expression and creativity. But, the changing of political situation arose confinement of social life system, including arts. Therefore, this thesis are not only showing how Jakarta's artists and their work survive the change, but also bringing the arts center forward as an oasis in the middle of the Jakarta people whose life were trapped in between the metropolitan lifestyle and the government's pressure, as well as fulfilling the need of an art space that had been desired the most lately. Through observing sources as newspapers, magazines, and interviews, this thesis are expected to show how the arts center established and developed arts and creativities in the middle of New Order’s tight political control.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kesenian Singo Ulung merupakan kesenian yang hidup dan berkembang di wilayah kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, tepatnya di Desa Blimbing, Kecamatan Klabang...."
PATRA 10(1-2) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>