Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127516 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hananto Prakoso
"Perencanaan transportasi melibatkan proses sequential yang terdiri dari bangkitan perjalanan, sebaran perjalanan, pemilihan moda dan pembebanan perjalanan yang lebih dikenal dengan four-step model. Four-step model telah banyak digunakan dan diaplikasikan dalam penelitian dan perencanaan transportasi. Tahap pertama dari proses ini adalah menghitung bangkitan perjalanan. Umumnya perhitungan bangkitan perjalanan hanya mempertimbangkan faktor-faktor sosio-ekonomi suatu daerah. Namun seiring dengan berkembangnya ilmu transportasi, perhitungan bangkitan perjalanan juga memperhatikan faktor aksesibilitas perjalanan. Pada tahun 2003 Kota Yogyakarta telah melakukan Studi tentang Jaringan Transportasi Jalan. Dalam studi tersebut model bangkitan perjalanan hanya dipengaruhi oleh variabel sosio ekonomi. Pada tahap ini, variabel aksesibilitas tidak dimasukkan sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap permintaan perjalanan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh aksesibilitas terhadap permintaan perjalanan di Kota Yogyakarta. Metodologi yang digunakan adalah dengan menggunakan model Extending Evans Combined Distribution and Assignment untuk memperoleh nilai aksesibilitas dan membandingkan hasil model bangkitan perjalanan dengan dan tanpa variabel aksesibilitas menggunakan uji statistik.
Hasik penelitian ini menunjukkan bahwa variabel aksesibilitas mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap permintaan perjalanan di Kota Yogyakarta selain variabel jumlah penduduk dan jumlah kendaraan bermotor serta persamaan regresi yang dihasilkan dengan menggunakan variabel aksesibilitas memberikan basil yang lebih baik jika dibandingkan dengan persamaan regresi yang hanya memasukkan jumlah penduduk dan jumlah kendaraan bermotor sebagai variabel bebasnya.
Dengan mengetahui pengaruh aksesibilitas terhadap permintaan perjalanan diharapkan fenomena induced demand/induced travel dapat ditangkap sehingga dapat dilakukan kajian Travel Demand Management yang lebih komprehensif di Kota Yogyakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erma Herawati
"Mutu pendidikan tidak saja ditentukan oleh sekolah sebagai Iembaga pembelajaran, tetapi juga disesuaikan dengan apa yang menjadi pandangan dan harapan masyarakat yang cenderung berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Sejalan dengan kecenderungan ini, penilaian masyarakat terhadap mutu Iulusan sekolah pun terus berkembang. Untuk menjawab tantangan tersebut, sekolah diharapkan untuk terus menerus meningkatkan mutu lulusannya sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat.
Kapasitas sekolah sebagai salah satu standar penyelenggaraan belajar mengajar di insititusi pendidikan merupakan suatu ketetapan pemerintah yang tertuang dalam keputusan Menteri Pendidikan Nasional. Keputusan tersebut berupa entitas yang terkait dalam kapasitas sekolah, di antaranya adalah daya tampung kelas, kebutuhan guru, anggaran pendidikan, fasilitas penunjang, jumlah staf selain guru, dan Iain-lain.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara entitas kapasitas sekolah menengah atas (daya tampung kelas, rasio guru, dan anggaran pendidikan) dengan keberhasilan UAN di kota Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat adanya hubungan antara kapasitas sekolah dengan keberhasilan siswa dalam menempuh UAN, dalam penelitian ini meliputi rasio guru, daya tampung kelas dan anggaran pendidikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Lingga Ginanjar
"Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memang memiliki luas daerah yang tidak terlalu besar jika dibandingkan provinsi - provinsi lain. Provinsi ini juga bukan merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam seperti halnya Provinsi Riau atau Kalimantan Timur yang kaya akan eksplorasi minyak bumi. Namun daerah ini justru kaya akan nilai - nilai budaya dan sejarah yang menjadi nilai lebih untuk Yogyakarta guna menarik parawisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.
Karakteristik daerah di Provinsi ini berbeda - beda hal ini menjadi suatu sebab dimana sektor - sektor perekonomian yang tumbuhan berkembang disatu daerah dan daerah lain berbeda. Provinsi ini ternyata juga memiliki sektor pertanian dan sektor industri yang walaupun bukan industri berskala besar namun justru sektor ini dapat memberikan kontribusi yang besar bagi Yogyakarta. Guna mengembangkan sektor ini maka diperlukan dana yang cukup besar oleh karena itulah maka diperlukan sektor jasa perbankan sebagai salah satu alternatif pembiayaan.
Sektor pertanian, industri dan jasa perbankan saling memiliki keterkaitan satu sama lain oleh karena itulah maka Tesis ini berjudul "Pengaruh Sektor Pertanian, Industri Terhadap Sektor Jasa Perbankan Di Kabupaten - Kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta". Dengan berdasarkan judul tersebut diharpakan tujuan yang dicapai adalah untuk mengetahui pengaruh sektor pertanian, industri terhadap sektor perbankan serta mengetahui apakah terjadi transformasi struktur ekonomi di Provinsi D. I Yogyakarta.
Dengan menggunakan Regresi Linear Berganda untuk menjawab tujuan dari tesis ini dan dengan dibantu dengan Location Quetient dan Tipoiogi Klassen untuk melihat pertumbuhan rata-rata ekonomi kabupaten kota serta pendapatan perkapita rata -rata.
Berdasar hasil dari regresi untuk sektor pertainan yang dilakukan maka didapatkan hasil hubungan yang terjadi adalah negatif atau dapat dikatakan bahwa memang terjadi perubahan. Jika dikaitkan dengan pertanyaan apakah terjadi transformasi maka hasil ini menjawab pertanyaan dimana transformasi memang terjadi dengan adanya hubungan negatif tersebut. Hubungan antara sektor industri dengan sektor jasa keuangan yang bernilai positif menjadi suatu tanda bahwa kedua sektor ini saling terkait satu sama lain khususnya dalam hal pendanaan untuk investasi dam pengembangan sektor industri dimasa yang akan datang.
Jika melihat share yang dimiliki oleh sektor pertanian maka share sektor ini semakin menurun dari tahun ke tahun sedangkan untuk sektor industri dan jasa perbankan mengalami kenaikan yang cukup baik hal ini dapat dikatakan bahwa memang terjadi transformasi struktur ekonomi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imaduddin Sahabat
"Tesis ini bertujuan untuk melihat pengaruh inovasi sistem pembayaran terhadap permintaan uang di Indonesia. Dalam penelitian ini, inovasi sistem pembayaran direpresentasikan oleh perkembangan instrumen pembayaran retail yang secara luas dikeluarkan oleh perbankan seperti Automated Teller Machines (ATM, Kartu Debet, Kartu Kredit, Transaksi Kliring, dan Transaksi RTGS). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Vector Error-Correction Model untuk melihat hubungan permintaan uang dengan inovasi sistem pembayaran, gross domestik produk, inflasi, dan tingkat suku bunga. Selain itu, dilakukan juga bagaimana respon permintaan uang terhadap adanya shock akibat inovasi sistem pembayaran melalui fungsi impulse response. Dari hasil studi diperoleh bahwa inovasi sistem pembayaran memiliki hubungan jangka panjang dengan permintaan uang.
The thesis is devoted to investigation impact of Payment System innovations to the money demand in Indonesia. In the study, Payment System innovations are presented in the development of the certain financial products and instruments widely used in retail and wholesale banking activity (e.g., automated teller machines, credit cards, debit cards, , automated clearing houses, and wire transfers). Vector error-correction model is applied in order to study the relationship between payment system innovations, nominal interest rate, expected inflation, and real money balances in accordance with the theoretical concepts, as well as to investigate the response of money demand to payment system innovations shock by means of the impulse response function. Robustness check indicates an existence and significance of the payment system innovations? impact on the demand for money in Innovation. While payment system innovations have relationship with the demand for real money balances in the long run."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26720
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rudy Haryanto
"Menurut Aghevli, perkembangan perbankan dengan index jumlah kantor bank perpenduduk akan berpengaruh pada permintaan uang. Perkembangan perbankan akan berpengaruh pada monetisasi maupun pendalaman finansial. Monetisasi dimaksudkan sebagai luasnya penggunaan uang kartal, sedangkan pendalaman finansial dimaksudkan sebagai luasnya penggunaan deposit (simpanan pada bank). Makin tersebarnya kantor bank secara geografis akan makin mempopulerkan penggunaan uang kartal sebagai ganti barter ataupun pembayaran dalam bentuk barang. Pada saat bersamaan tersebarnya kantor bank mendorong individu-individu untuk mendribtusikan uang kartalnya menjadi bentuk simpanan pada perbankan (deposit) dalam portofolionya sejalan dengan menurunnya biaya opartunitas dalam memindahkan pada kedua bentuk aset tersebut. Model permintaan uang Aghevli disini diturunkan dari teori permintaan uang Boumol dimana permintaan uang dipengaruh juga oleh 'Brokerage fee'. "Brokerage fee" ini diartikan secara luas termasuk biaya-biaya pergi ke bank guna mengambil uang tunai atas deposit (simpanan) yang dimasukkan pada bank. Pemerintah Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1988 mengeluarkan serangkaian kebijakan yang berkaitan dengan bidang keuangan dan perbankan dalam rangka mobilisasi dana pada lembaga keuangan formal (perbankan). Sebelumnya semenjak tahun 1973, pertambahan jumlah kantor bank relatif dibatasi melalui peraturan pemerintah. Baru setelah kebijakan 28 Oktober 1988 membuka bank baru ataupun kantor bank makin dipermudah. Hasil pengujian ekonometri dengan menggunakan model sejalan dengan model Aghevli menunjukkan bahwa perkembangan perbankan di Indonesia secara nyata berpengaruh pada permintaan uang luas permintaan deposit dan rasio deposit dengan uang kartal pada periode se6elum maupun sesudah kebijakan 28 Oktober '88. pada periode sebelum kebijakan 28 Oktober '88 dimana jumlah kantor bank relatif sedikit elastisitas perkembangan perbankan lebih besar dibandingkan pada periode setelah kebijakan yakni pada saat jumlah bank, telah banyak. Berarti persentase penambahan jumlah kantor bank setelah kebijakan 28 Oktober 1988 (dimana jumlah kantor bank telah meningkat pesat) membawa pada persentase penambahan deposit maupun uang luas yang relatif tidak begitu besar dibanding periode sebelumnya. Dengan kata lain setelah kebijakan 28 Oktober '88 jumlah kantor bank seakan-akan menuju pada titik jenuh. Namun apabila dibandingkan dengan hasil studi Aghevli di AS tahun 1879-1914 elastisitas perkembangan perbankan di Indonesia setelah kebijakan 28 Oktober 1988 masih lebih tinggi. Artinya perkembangan perbankan mesih membawa pada peningkatan uang luas maupun deposit (simpanan pada perbankan) yang lebih besar dibandingkan di AS pada masa itu. Dengan berpedoman pada hasil studi di AS maka apabila perkembangan jumlah kantor bank bisa diimbangi tingkat kwalitas kualitasnya misalnya kesehatan perbankan, kesiapan sumber daya manusia serta pengawasan yang memadai maka kebijakan 28 Oktober 1988 yang mempermudah pembukaan kantor-kantor bank masih bisa diteruskan guna mendorong tabungan masyarakat. Namun apabila sebaliknya maka sebaiknya pemerintah lebih berkonsentrasi pada peningkatan atau paling tidak mempertahankan tingkat kwalitas perbankan seperti semula."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amin Mansur
"Current account deficit is a common phenomenon in Indonesia. In most years, during the period of 1979-1997, Indonesia experienced current account deficit. Despite the deficit can be solved through foreign direct investment and foreign loan, caution has to be taken to avoid negative effects of the deficit current account, especially on the national economy.
Government efforts in order to solve problems of current account deficit can't rely only on funds from abroad. Some factors influencing deficit current account have to be investigated and dealt with seriously in order for the government to issue policy that will help them achieve the target.
This research aimed to examine the determinant factors that influenced fluctuation of current account deficit in Indonesia from I979 to1997. The research employed co-integration model and error correction model (ECM) that had been currently popular in econometric analysis, especially to estimate short run dynamic relationship and long run static relationship.
The result of this research revealed that fluctuation in real effective exchange rate and foreign incomes were variables that significantly influenced the current account deficit fluctuation in Indonesia, either both short-run and Iong run. When the value of rupiah weakens against the value of foreign currencies (depreciation), the current account deficit decreased. On the other hand, deficit current account and foreign incomes has negative relationship, that is an increase in foreign incomes reduced the current account deficit.
The deficit in government budget was another variable affecting the current account deficit, especially in the short-run. The research pointed out that during the study period, deficit on government budget worsened current account position in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T 4515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antoni
"Pengeluaran pemerintah dan penerimaan pemerintah tercermin dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) yang disusun oleh pemerintah dan dtsetujui oleh DPR, yang merupakan salah satu instrumen perencanaan tahunan yang dijabarkan dalam Repelita. RAPBN memuat rencana penerimaan dan pengeluaran pemerintah selama satu tahun anggaran atahu tahun fiskal adalah antara tanggal 1 April sampai tanggal 31 Maret tahun berikutnya. Selisih pembiayaan pengeluaran pemerintah diluar pinjaman dengan total pengeluaran di Indonesia adalah negatif. Berarti terjadi defisit anggaran, defisit ini akan dibiayai dengan hutang baik dari dalam maupun dari luar negeri. Dampak dari hutang akan menambah jumlah uang beredar dan akan menimbulkan inflasi. Ketidakstabitan dalam neraca pembayaran luar negeri. salah satunya disebabkan oleh defisit dalam neraca transaksi berjalan. Beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain kebijaksanaan pemerintah sendiri maupun asing yang mengakibatkan perubahan dalam permintaan dan penawaran valuta asing. Untuk mengatasi defisit neraca pembayaran Indonesia terutama disebabkan oleh defisit transaksi berjalan, pemerintah harus melaksanakan berbagai terobosan untuk menigkatkan ekspor yang diciptakan melatui kebijaksanaan deregulasi dan mendorong penurunan impor dengan menggunakan tarif terhadap impor berupa peningkatan pajak impor dan mendorong peningkatan ekspor dengan meiakukan devaluasi.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh "Evan Tanner" tentang " The effect government spending on the current account, output and expenditures : Evidence from Latin Amerika", dengan ruang lingkup yang dibahas adalah pengeluaran pemerintah, transaksi Berjalan dan pendapatan nasional di Indonesia. Dengan tujuan penelitian ini adaiah untuk mengetahui pengaruh pengeluaran pemerintah, transaksi berjalan, nilai kurs riit dan pendapatan nasional di Indonesia dan mengetahui peranan perubahan nilai kurs riil mata uang domestik terhadap valuta asing terhadap transaksi berjafan Indonesia serta mengetahui seberapa besar pengaruh kebijaksanaan devaluasi terhadap pengeluaran pemerintah , pendapatan nasional dan transaksi berjalan di Indonesia. Sebagai skenario yang diambil dalam kasus Indonesia adalah devaluasi tahun 1978, tahun 1983 dan tahun 1986. Sedangkan Periode waktu (observasi) yang dilakukan adalah selama 25 tahun (PJP.1,1969/70 - 1994/95) terhadap date International Financial Statistic (IPS) dari berbagai terbitan.
Untuk melakukan estimasi digunakan dengan metoda Statistika dan Ekonometrik dengan data time series yang menggunakan program TSP. Hasil estimasi memperlihatkan bahwa hubungan antara variabel bebas (pengeluaran pemerintah, rasio kurs riil, implisit harga ekspor terhadap share nontraded goods dan rasio harga ekspor dan harga impor) secara bersama-sama mempcngaruhi posisi pendapatan nasional yang ditunjukkan koefisien korelasi yang cukup kuat dan berarti. Hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi R2 sebesar 88,87% dan nilai F-test sebesar 55,7357. Sedangkan pengaruh kebijaksanaan devaluasi sebagai dummy variabel, terlihat bahwa hasil pengujian empiris hubungan pengeluaran pemerintah, rasio kurs riil terhadap share dan rasio harga ekspor dan harga impor terhadap pendapatan nasional tidak jauh berbeda dengan persamaan tan pa kebijaksanaan devaluasi. Artinya terdapat korelasi positif, yang ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi R2 sebesar 96,16%.
Sedangkan pengaruh pendapatan nasional (GDP) dengan pengeluaran pemerintah, rasio kurs riil terhadap share nontraded goods, rasio harga ekspor dan harga impor dalam bentuk transformasi logaritma adalah signifikan atau berarti. Hal ini ditunjukkan koefisien pengeiuaran pemerintah adalah positif yaitu 0,0328, dalam arti setiap terjadi peningkatan sebesar satu-satuan terhadap pengeluaran pemerintah akan menyebabkan terjadinya peningkatan terhadap pendapatan nasional (output) sebesar 0,0021. Sedangkan pengaruh kebijaksanaan devaluasi sebagai dummy variabel juga terdapat korelasi positif kebijaksanaan devaluasi sebagai dummy variabei juga terdapat korelasi positif antara pendapatan nasional dengan pengeluaran pemerintah, rasio kurs riil terhadap share nontraded goods dan rasio harga ekspor dan harga impor yaitu sebesar 0.0004; 0.0071; 0,0004 dan 0,0064.
Selanjutnya estimasi dalam bentuk transformasi logaritma transaksi berjaian terhadap komposit rasio kurs riil dengan nilai ekpor barang dan jasa merupakan fungsi dari pengeluaran pemerintah, rasio kurs riil terhadap share barang yang tidak diperdagangkan dan rasio harga ekspor dan harga impor dipengaruhi secara signifikan. Hal ini ditunjukkan koefisien pengeluaran pemerintah dan rasio kurs riil terhadap share barang yang tidak diperdagangkan mempunyai arah positif yaitu sebesar 0,1089 dan 0,0083, artinya setiap terjadi peningkatan perubahan pengeluaran pemerintah, rasio kurs riil terhadap share barang yang tidak diperdagangkan sebesar satu-satuan, maka akan meningkatkan rasio transaksi berjaian terhadap komposit kurs riil terhadap ekspor barang dan jasa sebesar 0,1089 dan 0,0083. Sedangkan koefisien regresi rasio harga ekspor dan harga impor mempunyai hubungan negatif yaitu sebesar -0,8421.
Sedangkan pengaruh kebijaksanaan devaluasi sebagai dummy variabei mempunyai korelasi positif antara pengeluaran pemerintah dan rasio kurs rii) terhadap share barang yang tidak diperdagangkan dengan rasio transaksi berjaian terhadap komposit kurs riil dengan ekspor barang dan jasa. Hasil koefisien regresi menunjukkan sebesar 0,0901 dan 0,0222, yang berarti setiap kenaikan satu-satuan pengeluaran pemerintah dan rasio nilai kurs Mil terhadap share nontraded goods akan meningkatkan rasio transaksi berjaian terhadap komposit kurs riil dengan ekspor barang dan jasa sebesar 0,0901 dan 0,0222 satuan.
Dengan demikian berdasarkan skenario yang digunakan 3 (tiga) yaitu tarujn 1978, tahun 1983 dan tahun 1986, ternyata mulai tahun 1994 kebijaksanaan pemerintah dibidang fiskal konsisten dengan target makro ekonomi. Berarti sasaran pembangunan ekonomi tercapai."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Diandra Khalishah
"Local Food Experience merupakan salah satu produk yang ditawarkan dalam industri pariwisata. Makanan dilihat sebagai salah satu refleksi budaya lokal, dan pengalaman tersebut dapat menciptakan tourist satisfaction, terutama bagi wisatawan yang baru pertama kali memakan makanan tersebut dalam sebuah perjalanan wisata.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan pengaruh local food experience terhadap tourist satisfaction pada wisatawan mancanegara di Kota Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian eksplanatif, metode survey, dengan menyebarkan kuesioner ke 100 responden dengan teknik pengambilan sampel non-probability sampling.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara local food experience dengan tourist satisfaction. Penelitian ini menunjukan bahwa pengalaman terkait makanan lokal telah menciptakan kepuasan wisatawan yang baik pada wisatawan mancanegara di Kota Yogyakarta.

Local food experience is a product that is being offered in tourism industry. Local food is seen as a reflection of local culture, and the experience may results in tourist satisfaction, especially for tourist who eat local food for the first time during a tourism purpose trip.
This research was conducted with the aim to explain the influence of local food experience towards tourist satisfaction among international tourists in Yogyakarta City.
This study was conducted using quantitative research approach with explanative type of research, survey method, with the number of survey respondents is 100 to the technique of taking samples of non probability sampling.
The results shows that local food experience had created positive tourist satisfaction among international tourist in Yogyakarta City.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S67911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>