Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191152 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Rahayu Setyaningsih
"Sejauh mana pentingnya pengelolaan keuangan bagi UKM sehubungan dengan akses pembiayaan dan kinerja usaha menjadi latar belakang mengapa penelitian ini dilakukan. Penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan adakah pengelolaan keuangan yang baik memiliki hubungan terhadap akses pembiayaan dan kinerja usaha. Penelitian dilakukan dengan cara mengkonstruksi faktor-faktor yang diperlukan bagi terselenggaranya pengelolaan keuangan dan faktor yang berhubungan dengan akses pembiayaan serta pengukuran kinerja usaha. Faktor yang terbentuk kemudian dilakukan uji korelasi untuk melihat adakah hubungan antar faktor, dan berapa besar tingkat hubungan yang ditimbulkannya. Penelitian menggunakan metoda survey, dan sampel diambil berdasarkan metoda convenience sampling. Responden yang berhasil dihimpun berjumlah 51, terdiri dari para peserta pameran produk ekspor di JCC dari peserta temu usaha di Jakarta pada bulan Mei 2005. Mereka adalah para pemilik atau pengelola UKM yang bergerak di berbagai jenis usaha. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara faktor manajemen keuangan dengan faktor kinerja usaha, hubungan positip antara faktor manajemen keuangan dengan faktor akses pembiayaan, dan hubungan negatif antara faktor akses pembiayaan dan faktor kinerja usaha.

How importance of financial management for SME relevant with financing access and business performance shall be the underlying background or reason why this research being conducted. The research is purportedly to verify whether appropriate financial management directly correlated to financial access and business performance. The research accomplished by means of constructing required factors for maintaining financial management and correlated factor with financing access and measurement of business performance. Subsequently established factor shall be examined with correlation test to seek for connection between relevant factor and the extent of implication perceived. The research conducted by using survey method and sample that acquired based on method of convenience sampling. Respondent number that effectively procured comprised of 51 people, consist of the participants of export product exhibition at JCC and attendance of business meeting in Jakarta on May 2005. They are the proprietor or manager of SME that involve in various kind of business activity. The research outcome indicates positive correlation between financial management factor and business performance factor, positive correlation between financial management factor and financing access factor, and negative correlation between financing access factor and business performance factor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Widiati
"Tingkat persaingan yang tajam dalam dunia usaha dewasa ini mengharuskan setiap perusahaan untuk memiliki strategi pemasaran produk secara aktif. Semua perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan kepuasan pelanggan sebanyak-banyaknya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi tantangan tersebut adalah dengan melakukan strategi MPR atau Marketing Public Relations. Wujud konkrit dari strategi tersebut adalah dengan melaksanakan special event dalam bentuk pameran.
Sebagai langkah untuk mengembangkan dunia perdagangan Indonesia dalam lingkup internasional, Departemen Perdagangan RI telah mendirikan sebuah organisasi bernama National Agency For Export Development atau NAFED. Salah satu upaya NAFED dalam memasarkan hasil produksi dalam negeri adalah dengan melakukan pameran dagang internasional secara berkala, dan pelanggannya adalah para pengusaha lokal yang mengikuti pameran-pameran tersebut. Kepuasan para pelanggan tersebut perlu untuk terus dijaga demi memaksimalisasi tujuan dan pelaksanaan kegiatan pameran. Untuk terus berupaya meningkatkan kegiatan tersebut dilakukan upaya identifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan pelanggan melalui pelaksanaan pameran dagang NAFED. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pameran yang diselenggarakan NAFED menurut sudut pandang para pesertanya, mengetahui tingkat kepuasan para peserta pameran tersebut serta mengidentifikasi faktor-faktor apa saja dalam efrektivitas pameran yang mempengaruhi tingkat kepuasan"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Robertha Setyani
"Kegiatan gugus kendali mutu di rumah sakit merupakan salah satu upaya dalam peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit. Walaupun kegiatan tersebut telah diterapkan sejak tahun 1986 ternyata hasil lomba gugus pada Konvensi Nasional I memperlihatkan sebagian besar gugus memiliki kinerja yang kurang.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja gugus kendali mutu di rumah sakit. Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan total sampel. Unit analisa pada penelitian ini adalah gugus kendali mutu dengan jumlah sampel total populasi sebanyak 72 gugus peserta Konvensi Nasional II. Pengumpulan data untuk memperoleh informasi tentang tingkat kinerja gugus di dapat dari hasil penilaian yang dilakukan oleh juri pada konvensi nasional dan gambaran faktor yang berhubungan dengan kinerja gugus diperoleh dari data yang tercantum dalam risalah yang dibuat oleh gugus kendali mutu.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa dari 72 gugus yang diteliti ternyata 69,4% memiliki kinerja yang kurang; 68,7% pada rumah sakit di Jawa; 80,6% pada rumah sakit pemerintah; 58,3% didukung oleh pimpinan rumah sakit; 86,7% dengan anggota terbanyak 7 orang; 55,6% dengan tema perbaikan di bidang administrasi; 68,1% bertemu lebih dari dua belas kali untuk menyelesaikan sebuah tema perbaikan; 54,2% membuat program pelatihan gugus; 54,2% memiliki fasilitator bidang atau perawat; 55,6% belum pernah mengikuti Konvensi Nasional.
Dari 9 variabel yang berhubungan dengan kinerja gugus, ternyata variabel yang menunjukan adanya hubungan bermakna yaitu :lokasi rumah sakit dengan nilai p = 0,001 dimana gugus yang berda pada rumah sakit di Jawa memiliki kinerja yang lebih baik dari pada di luar Jawa; dukungan pimpinan rumah sakit dengan nilai p = 0,01, dimana gugus yang didukung oleh pimpinan rumah sakit memiliki kinerja yang lebih baik dan pada gugus yang tidak mendapat dukungan dari pimpinan rumah sakit; program pelatihan gugus dengan nilai p = 0,02 dimana gugus yang membuat program pelatihan memiliki kinerja yang lebih baik dari pada gugus yang tidak merencanakan program pelatihan dan pendidikan fasilitator dengan nilai p 0,04. dimana gugus yang dibimbing oleh fasilitator berpendidikan sarjan muda atau sarjana memiliki kinerja yang lebih baik dari pada gugus yang dibina oleh fasilitator berpendidikan bidan atau perawat.
Kesimpulan secara umum adalah gugus kendali mutu di rumah sakit memiliki kinerja yang kurang dan disarankan kepada: Rumah Sakit untuk meningkatkan komitmen pimpinan rumah sakit dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia dan sumberdaya pendukung kegiatan gugus, membuat rencana pelatihan bagi anggota gugus; dan mengangkat fasilitator yang memiliki pendidikan minimal sarjana muda.
Bagi Pusdiklat Kesehatan disarankan untuk: membuat pedoman pelatihan dan pedoman penilaian bagi gugus kendali mutu di rumah sakit, mengupayakan peningkatkan kualitas sumberdaya manusia pada rumah sakit khususnya bagi rumah sakit di luar Jawa; membuat program pelatihan untuk meningkatkan kesdaran pimpinan dalam mendukung kegiatan gugus.

Factor connecting With Quality Control Performance in a Hospital, Participant of Second National ConventionQuality control activities in a hospital is one of activities in improving service quality in the hospital. Although the activity has been applied since 1986 in fact the result of control competition of the first National Showed most of the control performances are below the standard convention.
The purpose of this convention research is to find out information about factor connecting with the quality control performance in the hospital. These research uses survey with total sample, with the total amount of population samples are 72 controls, members of the second National Convention. Collecting data to get the control performance is found from mark assessed by juries and the description of factor relating with the control performance is found from summaries made by the control performance.
The experiment result showed of the 72 controls searched factually 69,4% have inferior performances; 68,7% on hospital in Java; 80,6% on state-on red hospital; 58,3% supported hospital chairmen's; 86,7% with members mostly 7 person; 55,6% with their titles in improving in administration division; 68,1% met move then twelve times to complete an improvement theme; 54,2% made control training program; 54,2% have nurse to delivers facilitator; 55,6% have yet no attended National Convention.
From 9 variables connecting with the control performance, in reality the variable showed a content correlation is geographic location of the hospitals with p=0,001, performance of quality control in the hospital in Java is better than out of Java; supported hospital chairmen's p=0,01. performance of quality control with supported hospital chairmen's is better than no supported chairmen's; the control training program with the p=0,02, performance quality control have training program is better than without training program; facilitator education p=0,04, performance quality control with facilitators having minimum formal education, i.e. Diploma is better than nurses
The summary in general is the quality control performance in the hospital has inferior performance and suggested to: The Hospital should improve commitment of the leadership of the hospital to intensity the quality and the quality of human resources and of supporting control-activity resources, make a training plan for control members, and to promote the facilitators having minimum formal education i.e. Diploma
For the center of the health of education and training advised to make training and grading standards for the quality control in the hospital, to accomplish enhancement of the quality of human resources in the hospital especially for the hospitals out of Java; make training program to a reich the leadership awareness since supporting the control activities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7765
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nurlailah
"Masih rendahnya pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jamkesmas di Kec. Baturaja Barat, yakni rata-rata hanya 5,68 % perbulan terlihat kontras dengan masih tingginya AKB 47,68 per 1000 kelahiran hidup dan angka harapan hidup yang rendah yakni 65,21 tahun, sebagai indikator kesehatan masyarakat miskin.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jamkesmas di Kecamatan Baturaja Barat. Penelitian dengan desain Cross Sectional ini, memiliki sampel 98 orang yang diambil secara Systematic Random Sampling dari populasi sebanyak 2479 orang kepala keluarga peserta Jamkesmas di Kecamatan Baturaja Barat.
Hasil analisis multivariat dengan menggunakan Model Logit, menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin baik sikap dokter/bidan/perawat, semakin cepat peserta Jamkesmas dilayani, semakin cukup jumlah obat yang diterima peserta Jamkesmas, semakin sebentar waktu tunggu untuk diperiksa dan semakin dekat dalam mencapai sarana pelayanan kesehatan, maka semakin besar peluang peserta Jamkesmas memanfaatkan pelayanan kesehatan, dimana variabel jumlah obat yang diterima dan sikap dokter/bidan/perawat dalam memberikan pengobatan merupakan dua faktor yang paling dominan. Sedangkan tingkat pengetahuan peserta Jamkesmas tidak signifikan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan Jaringannya oleh peserta Jamkesmas.
Agar pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta Jamkesmas di masa yang akan datang lebih baik, maka Pemerintah daerah hendaknya melakukan evaluasi kembali kriteria miskin peserta Jamkesmas (targeting the poor), pembangunan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yang mampu menjangkau masyarakat di desa terutama masyarakat daerah terpencil, dan Pemberian Punishment dan Reward kepada petugas kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan untuk peserta Jamkesmas.

Utilization of health services by the participants Jamkesmas in West Baturaja Subdistrict is still low, which averaged only 5.68% per month seen in contrast to the still high AKB 47.68 per 1000 live births and life expectancy of 65.21 years old Low, as an indicator of poor health.
The purpose of this study is to analyze the factors associated with utilization of health services by the participants Jamkesmas in the West Baturaja Subdistrict. With Cross Sectional Research design, a sample of 98 people taken in Systematic Random Sampling from a population of 2479 people participating Jamkesmas households in West Baturaja Subdistrict.
The results of multivariate analysis using the Logit model, shows that the higher the education level, the better the attitude of the doctor / midwife / nurse, the faster participants Jamkesmas served, the more sufficient amount of drug received Jamkesmas participants, the more minute waiting period for review and closer in reach health service facilities, the more likely participants Jamkesmas use of health services, where the variable amount of drug received and the attitude of doctors / midwives / nurses in giving medication are the two most dominant factors. While the knowledge level of participants Jamkesmas not significantly affect the utilization of health services in public health centers and on the tissue by the Jamkesmas's participants.
In order for the utilization of health services by Jamkesmas's participants in the future better, then the local government should re-evaluate poor criteria of Jamkesmas's participants (targeting the poor), development of village health post are able to reach people in rural communities, and provision of Punishment and Reward for health workers and health service facilities that provide health services to Jamkesmas's participants.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T28769
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
M. Yunus
"Penelitian ini menunjukkan bagaimana hubungan antara orientasi entrepreneurial internasional, strategi internasional dan kinerja internasional pada industri kecil dan menengah. Industri kecil dan menengah yang diteliti adalah industri yang bergerak di bidang kerajinan dan telah melakukan pemasaran internasional selama minimal 2 tahun.
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menganalisis bahwa dengan penerapan orientasi entrepreneurial internasional dan strategi internasional yang balk dapat meningkatkan kinerja internasional industri kecil dan menengah tersebut. Orientasi entrepreneurial internasional dalam penelitian ini terdiri dari empat dimensi yaitu (1) orientasi riset pasar dan konsumen, (2) orientasi pemasaran, (3) orientasi manajemen dan (4) orientasi respon terhadap pasar. Sedangkan strategi internasional dijelaskan oleh tiga aktivitas kunci perusahaan yaitu (1) kompetensi strategik, (2) akuisisi teknologi dan (3) persiapan internasionalisasi.
Sampel penelitian adalah industri kecil dan menengah terinternasionalisasi dalam bidang kerajinan yang mengikuti Pameran Produksi Indonesia (PPI) mulai tanggal 20 sampai 29 Mei 2003 di Pekan Raya Jakarta dan berasal dari berbagai kota di seluruh Indonesia dengan jumlah 31 responden. Para responden yang berpartisipasi aktif dalam penelitian ini menjabat sebagai pemilik atau manajer di industri kecil dan menengah yang diteliti.
Hubungan antara orientasi entrepreneurial internasional, strategi internasional dan kinerja internasional pada industri kecil dan menengah ini dianalisis dengan menggunakan analisis faktor dan analisis regresi dengan bantuan software SPSS 10.0.
Hasil penelitian ini menunj ukkan bahwa :
1. Orientasi entrepreneurial internasional pada industri kecil dan menengah yang diteliti dalam penelitian ini yang terdiri dari orientasi riset pasar dan konsumen, orientasi pemasaran, orientasi manajemen dan orientasi respon terhadap pasar tidak signifikan membentuk strategi internasional yang dijelaskan oleh tiga aktivitas kunci perusahaan yaitu kompetensi strategik, akuisisi teknologi dan persiapan internasionalisasi.
2. Proses pengembangan kompetensi strategik perusahaan, persiapan memasuki pasar internasional dan penyerapan teknologi baru dalam industri kecil dan menengah yang diteliti masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak sinergi.
3. Proses akuisisi teknologi pada industri kecil dan menengah yang bergerak di bidang kerajinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja internasional. Sedangkan kompetensi strategik dan persiapan internasionalisasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja internasional.
Hasil penelitian yang dihasilkan oleh Knight (2001) berkebalikan dengan hasil penelitian yang dilakukan peneliti yang menunjukkan bahwa proses akuisisi teknologi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja internasional sedangkan kompetensi strategik dan persiapan internasionalisasi tidak berpengaruh secara signifikan. Begitu pula hubungan antara Orientasi entrepreneurial internasional dan strategi internasional tidak signifikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhya Pratiwi Setiowati
"Dalam mencapai tujuannya yaitu profit, perusahaan akan melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholders). Saat ini stakeholders menuntut masalah kerusakan lingkungan yang diakibatkan perusahaan harus menjadi tanggung jawab perusahaan, bukan tanggung jawab masyarakat. Pendekatan analisis regresi data panel digunakan untuk menganalisis hubungan antara kinerja lingkungan dan kinerja ke uangan perusahaan dalam sektor pertambangan yang terdaftar di BEI dan mengikuti PROPER pada periode 2003- 2007. Hasil penelitian ini adalah tidak ada korelasi yang signifikan antara kinerja lingkungan dengan kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kenaikan pada variabel kinerja lingkungan akan menyebabkan penurunan pada variabel kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian, stakeholders dan masyarakat luas sebaiknya men ciptakan suatu sistem peraturan, undang-undang, dan sanksi yang dapat menciptakan keuntungan finansial bagi perusahaan dalam rangka melestarikan lingkungan hidup.

In achieving its goals, which is profit, company will entangle stake holders. Nowadays, stakeholders claim that environmental problems that generated by company are company responsibility not society responsibility. Panel data regression analysis approach was used to analyze the relationship between environmental performance and financial performance companies in mining sectors that listed in BEI and PROPER over period from 2003-2007. This essay determines that there is no significant correlation between corporate environmental performance and corporate financial performance. This essay also finds that poorer environmental performance seems to be financially rewarded. Based on the findings reported in this essay, stakeholders and society should provide a system of rules, regulations, and sanc tions that reward companies performing in a superior manner with respect to environmental performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6619
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Savitri
"Internasionalisasi usaha yang sedang berkembang dan isu lingkungan hidup merupakan dua hal yang sedang menjadi konsen utama dalam dunia bisnis pada saat ini. Skripsi ini menganalisa tentang bagaimana strategi lingkungan hidup yang diterapkan secara proaktif dalam membantu UKM dalam usaha internasionalisasi UKM mereka menembus pasar global melalui kegiatan ekspor. Penelitian mengacu pada jurnal penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Inmaculada Martın-Tapia, J. Alberto Aragon-Correa, Antonio Rueda-Manzanares/ Journal of World Bussines 45 (2010) mengenai pengaruh penerapan strategi lingkungan hidup pada usaha kecil dan menengah yang dilakukan pada UKM produk makanan olahan di Granada, Spanyol. Penelitian ini dilakukan kepada 100 responden yang merupakan pemilik atau pengelola/ manajer dari UKM eksportir produk kerajinan yang menjadi peserta pameran Trade Expo Indonesia 2011. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pengaruh strategi lingkungan hidup proaktif terhadap intensitas ekspor. Menurut hasil, terbukti pula bahwa ukuran perusahaan memegang peranan sebagai variabel moderasi dalam pengaruh antara strategi lingkungan hidup proaktif terhadap intensitas ekspor.

Growing corporate internationalization and the emergence of environmental concerns are two of the main trends in the business world. This paper analyzes whether strategies for environmental protection can help small and medium enterprises (SMEs) as they internationalize their activities through exports.Personal interviews were conducted with 100 owner or general managers of exporting SMEs from handicraft industry. This research has adopted previous journal of Inmaculada Martın-Tapia, J. Alberto Aragon-Correa, Antonio Rueda-Manzanares/ Journal of World Bussines 45 (2010) about the Environmental strategy and exports in medium, small and micro-enterprises. The results show a relationship between advanced environmental strategies and export intensity for the sampled firms. However, the size of firm plays a role in this relationship, as the relationship between advanced environmental strategies and exports is stronger with an increase in the size of the SMEs. Authors discuss implications of these results for practitioners and future research."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Achmad Supeno
"Balai Latihan Kerja Bandar Lampung dengan program pelatihannya berusaha menjembatani antara lulusan pendidikan formal yang tidak terampil dengan dunia kerja yang mensyaratkan penguasaan suatu keterampilan. Oleh karena itu bidang kejuruannyapun disesuaikan dengan jabatan-jabatan yang ada di dunia kerja. Program pelatihan dikelompokan ke dalam tujuh kejuruan yaitu : Teknologi Mekanik, Listrik, Otomotif, Tata niaga, Bangunan, Pertanian, dan Aneka Kejuruan. Jumlah seluruh sub kejuruan ada 44 sub kejuruan (Lampiran 2), Dalam pelaksanaannya sub kejuruan yang terdapat di kejuruan Teknologi Mekanik, Listrik, Otomotif, dan Tata niaga yang banyak diminati masyarakat, bidang kejuruan yang lain banyak kurang peminat. Oleh karena seringkali anggaran telah tersedia, maka bidang kejuruan yang kurang peminat tersebut dipaksakan untuk terus dibuka. Motivasi siswa dalam memilih bidang kejuruan di BLK belum diketahui, maka tidak bisa diambil kebijakan yang pas untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Penelitian ini berusaha mengungkap factor-faktor yang menjadi motivasi peserta pelatihan dalam memilih bidang kejuruan di BLK. Keberadaan faktor-faktor: kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan afiliasi, kebutuhan penghargaan, kebutuhan kekuasaan, dan kebutuhan aktualisasi diri diduga menjadi motivator dalam memilih bidang kejuruan. Bobot masing-masing indikator dalam mendorong para siswa memilih kejuruan di BLK dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan kebijakan untuk memperbaiki kondisi yang ada selama ini.
Kasus dalam penelitian ini diambil pada bidang kejuruan komputer, mesin bensin, dan las listrik dan seluruh siswa dijadikan informan. Pengumpulan data mempergunakan instrument penelitian yang berbentuk angket dengan jawaban tertutup dan terbuka. Data dianalisa dengan menggunakan tabel silang. Perbedaan jawaban antar bidang kejuruan diuji dengan statistik non parametrik Chi Square, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa dalam memilih bidang kejuruan pada masing-masing kejuruan ada perbedaan atau tidak ada perbedaan.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa keberadaan factor-faktor : kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan afiliasi, kebutuhan penghargaan, kebutuhan kekuasaan, dan kebutuhan aktualisasi diri peserta pelatihan pada kejuruan komputer, mesin bensin, dan las listrik cukup kuat memotivasi dalam memilih bidang kejuruannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>