Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28527 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti activitas antikanker ekstrak etanol 70% daging buah mahkota dewa(Plareria marcocurpa (Shelf.)Boert) dengan menggunakan tumor payudara mencit C3H yang diinduksi dengan cara tranplantasi."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilita Rina Yanti Eff
"Hypertension remains a major health problem in the world. Development of new drug in the treatment of the disease develompment of new drug from plants is very costly, needs human resources and time consuming. Some plants are known to have ACE inhbition effect. It is generally considered that the development of a drug from plants is less expensive than that one of modern drug synthesis. This study aimed to screen for ACE inhibition activity of 9 medicinal plants which had been claimed to have antihypertensive effects by in-vitro test. In addition to that the ACE inhibition based antihypertensive effcts of the plants were axamined in-vivo by means of fructose-induced hypertension model in rats. The active compound of the plants were isolated and identified. The molecular structures were visualized and analysed by in silico modelling. The results of in-vitro study showed that the methanolic extract of (Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) fruits and leaves, respecively were 101,52 and 122,38 ppm, whereas that of captopril was 6,74 ppm. The results of in-vivo study showed that the methanolic extracts of (Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) (Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) fruits at the dose of 1 g/kg BW and 2 g/kg BW given orally in the last 2 weeks (weeks 7 and 8) to the rats which had been induced by high dose fructose for 8 weeks uration could lower both systolic and diastolic blood pressure. In accordance to the lowering blood pressure of plants extracts, the plasma level of ACE activity of the treated rats were also reduced well. In addition to the ACE inhibition action, mahkota dewa extract also showed a significant antioxidant activity. Active compounds from the ethyl acetate fraction mahkota dewa fruits (Phalleria marcocarpa) that could be isolated were 6,4 - dihydroxy - 4 - metoksibenzofenon - 2 - O - β - D - glukopiranosida , mangiferin and mahkosida A with IC50 values were 0.055 , 0.0254 and 0.07 mM respectively. The molecular modelling showed that positive control ( KAW ) and compound 2 ( mangiferin ) occupie similar the active site of enzymes, ie the amino acid residues Tyr 523 , Gln 281 , His 513 , His 353 , Tyr 520 and Lys 511

Obat untuk hipertensi semakin berkembang dari tahun ke tahun. Berbagai penelitian dilakukan untuk menemukan obat dengan efektivitas yang lebih baik dan efek samping seminimal mungkin. Beberapa tanaman obat diketahui memiliki efek antihipertensi dan bekerja dengan menghambat EKA. Penghambat EKA yang berasal dari alam memiliki keamanan dan nilai ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penapisan aktivitas penghambat EKA dari sepuluh simplisia obat yang secara empiris berkhasiat sebagai antihipertensi secara in-vitro dan melakukan pengujian secara in-vivo menggunakan metoda fruktose fed rat terhadap ekstrak yang memiliki aktivitas penghambat EKA terbaik. Selanjutnya dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa aktif dari tanaman dengan aktivitas penghambat EKA terbaik dan melakukan analisis secara visualisasi penambatan secara molekular senyawa aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah dan daun mahkota dewa (Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) memiliki nilai IC50 terkecil, masing-masing sebesar 101,52 ppm dan 122,38 ppm. Hasil studi in-vivo pada tikus menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah mahkota dewa dosis 1 g/kg BB dan 2 g/kg BB yang diberikan selama 2 minggu setelah induksi fruktosa serta dosis 1 g/kg BB yang diberikan bersamaan dengan induksi fruktosa selama 8 minggu menurunkan tekanan darah sistolik, diastolik menurunkan kadar Enzim Konversi Angiotensin (EKA) plasma dan berefek antioksidan. Senyawa aktif dari fraksi etil asetat buah mahkota dewa (Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) yang berhasil diisolasi adalah 6,4-dihidroksi-4-metoksibenzofenon?2-O-β-D-glukopiranosida, mangiferin dan mahkosida A dengan nilai IC50 yaitu 0,055, 0,0254 dan 0,07 mM. Hasil penambatan molekular menunjukkan bahwa kontrol positif (KAW) dan senyawa 2 (mangiferin) menempati sisi aktif enzim yang mirip , yaitu pada residu asam amino Tyr 523, Gln 281, His 513, His 353, Tyr 520 dan Lys 511;Obat untuk hipertensi semakin berkembang dari tahun ke tahun. Berbagai penelitian dilakukan untuk menemukan obat dengan efektivitas yang lebih baik dan efek samping seminimal mungkin. Beberapa tanaman obat diketahui memiliki efek antihipertensi dan bekerja dengan menghambat EKA. Penghambat EKA yang berasal dari alam memiliki keamanan dan nilai ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penapisan aktivitas penghambat EKA dari sepuluh simplisia obat yang secara empiris berkhasiat sebagai antihipertensi secara in-vitro dan melakukan pengujian secara in-vivo menggunakan metoda fruktose fed rat terhadap ekstrak yang memiliki aktivitas penghambat EKA terbaik. Selanjutnya dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa aktif dari tanaman dengan aktivitas penghambat EKA terbaik dan melakukan analisis secara visualisasi penambatan secara molekular senyawa aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah dan daun mahkota dewa (Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) memiliki nilai IC50 terkecil, masing-masing sebesar 101,52 ppm dan 122,38 ppm. Hasil studi in-vivo pada tikus menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah mahkota dewa dosis 1 g/kg BB dan 2 g/kg BB yang diberikan selama 2 minggu setelah induksi fruktosa serta dosis 1 g/kg BB yang diberikan bersamaan dengan induksi fruktosa selama 8 minggu menurunkan tekanan darah sistolik, diastolik menurunkan kadar Enzim Konversi Angiotensin (EKA) plasma dan berefek antioksidan. Senyawa aktif dari fraksi etil asetat buah mahkota dewa (Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) yang berhasil diisolasi adalah 6,4-dihidroksi-4-metoksibenzofenon?2-O-β-D-glukopiranosida, mangiferin dan mahkosida A dengan nilai IC50 yaitu 0,055, 0,0254 dan 0,07 mM. Hasil penambatan molekular menunjukkan bahwa kontrol positif (KAW) dan senyawa 2 (mangiferin) menempati sisi aktif enzim yang mirip , yaitu pada residu asam amino Tyr 523, Gln 281, His 513, His 353, Tyr 520 dan Lys 511;Obat untuk hipertensi semakin berkembang dari tahun ke tahun. Berbagai penelitian dilakukan untuk menemukan obat dengan efektivitas yang lebih baik dan efek samping seminimal mungkin. Beberapa tanaman obat diketahui memiliki efek antihipertensi dan bekerja dengan menghambat EKA. Penghambat EKA yang berasal dari alam memiliki keamanan dan nilai ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penapisan aktivitas penghambat EKA dari sepuluh simplisia obat yang secara empiris berkhasiat sebagai antihipertensi secara in-vitro dan melakukan pengujian secara in-vivo menggunakan metoda fruktose fed rat terhadap ekstrak yang memiliki aktivitas penghambat EKA terbaik. Selanjutnya dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa aktif dari tanaman dengan aktivitas penghambat EKA terbaik dan melakukan analisis secara visualisasi penambatan secara molekular senyawa aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah dan daun mahkota dewa (Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) memiliki nilai IC50 terkecil, masing-masing sebesar 101,52 ppm dan 122,38 ppm. Hasil studi in-vivo pada tikus menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah mahkota dewa dosis 1 g/kg BB dan 2 g/kg BB yang diberikan selama 2 minggu setelah induksi fruktosa serta dosis 1 g/kg BB yang diberikan bersamaan dengan induksi fruktosa selama 8 minggu menurunkan tekanan darah sistolik, diastolik menurunkan kadar Enzim Konversi Angiotensin (EKA) plasma dan berefek antioksidan. Senyawa aktif dari fraksi etil asetat buah mahkota dewa (Phalleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) yang berhasil diisolasi adalah 6,4-dihidroksi-4-metoksibenzofenon?2-O-β-D-glukopiranosida, mangiferin dan mahkosida A dengan nilai IC50 yaitu 0,055, 0,0254 dan 0,07 mM. Hasil penambatan molekular menunjukkan bahwa kontrol positif (KAW) dan senyawa 2 (mangiferin) menempati sisi aktif enzim yang mirip , yaitu pada residu asam amino Tyr 523, Gln 281, His 513, His 353, Tyr 520 dan Lys 511."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
D1470
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Rahmawati
"Tujuan penelitian ini adalah untuik meneliti aktivitas antikanker ekstrak etanol 70 % daging buah Mahkota dewa (Phateria macrocarpa fScheff.J Boerl.,) dengan menggunakan tumor payudara mencit C3H yang diinduksi dengan cara transplantasi. Tigapuluh dua mencit C3H dibagi secara acak menjadi 4 kelompok, yaitu 1 kelompok kontrol dan 3 kelompok yang mendapat ekstrak etanol daging buah Mahkota dewa masing-masing 20, 40, dan 80 kali dosis manusia, diberikan secara oral melalui sonde lambung runtuk selama 30 hari, setelah transplantasi tumor. Berat mencit dan volume tumor diukur dua kali seminggu. Berat tumor ditimbang setelah hewan coba dimatikan (menggunakan eter), lain difiksasi dengan formaldehid untuk pembuatan preparat histopatologis. Aktivitas proliferaxi sel tumor dinilai dengan menghitung butir AgNOR setdah pewarnaan dengan perak ultrat koloidal. Apoptoxis dinilai dengan pewarnaan Tunel, dan luas daerah nekroxis dinilai dengan pewamaan hematoksilin eosin. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaaan bemakna dalam volume tumor, berat tumor, nilai AgNOR, dan luas daerah nekrosis antara kelompok kontrol dan ketiga kelompok yang mendapat ekstrak etanol daging buah Mahkota dewa (p>0.05), tetapi indeks apoptosis meningkat sccara bermakna pada kelompok D3 (ekstrak Mahkota dewa 80 kali dosis mannsia) (p<0,05). Dari penelitian ini disimpulkan bahwa ekstrak etanol daging buah Mahkota dewa 20,40,dan 80 kali dosis manusia yang diberikan secara oral setelah transplantasi tumor untuk selama 30 hari, tidak menghambat pertumbuhan tumor payudara mencit C3H yang diinduksi dengan cara transplantasi, tetapi apoptosis meningkat pada kelompok yang mendapat ekstrak etanol daging buah Mahkota dewa 80 kali dosis manusia. (Med J Iiidones 2006; 15:217-22).

The objective of this study is to investigate the anticancer activity of 70 % ethanol extract of Mahkota dewa fruit pulp [Phaleria macrocarpa [Scheff.J Boerl.] using C3H mouse mammary tumor induced by transplantation. Thirty two C3H mice were derided into 4 groups i.e. control and 3 groups of mice treated with ethanol extract of Mahkota dewa fruit pulp with the dose of 20, 40, and 80 fold human dose respectively, given orally by gastric tube after tumor transplantation for 30 days. Body weight and minor volume measured twice a week. Tumor weight was measured after the animal was sacrificed, then fixed in formaldehyde for making histopathological preparation. The proliferation activity of tumor cells were examined by counting the AgNOR deposits detected after colloidal AgNOR staining. Apoptoxis was assessed by mean of Tune! staining, and the width of necrotic area was identified by hematoxylin eosin staining of the histological specimen. The results of the study showed that there were no statistical differences in tumor volumes, tumor weights, AGNOR values, and the necrotic area among control and the three treated groups (p>0,05), but apoptosis index significantly increased in the D3 f Mahkota dewa extract of eighty fold human dose) group (p<0,05). It was concluded that ethanol extract of Mahkota dewa fruit pulp at the dose of 20,40, and 80 fold human dose given orally after tumor transplantation for 30 days, did not inhibit the C3H mouse mammary tumor growth induced by transplantation, bin the increased apoptosis was found in the group receiving ethanol extract of Mahkota dewa fruit pulp at the dose of 80 fold human dose. (Med J Indones 2006; 15:217-22)."
[place of publication not identified]: Medical Journal of Indonesia, 2006
MJIN-15-4-OctDec2006-217
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilham Dhiya Rakasiwi
"Pendahuluan: Kolitis ulserativa (UC) adalah peradangan kronis pada usus besar yang menyebabkan menyebabkan sakit perut, diare, dan perdarahan saluran cerna. Secara global, sekitar 1,2- 20,3 per seratus ribu penduduk mengalami UC. Pasien yang mengalami UC memiliki potensi Kekambuhan adalah 50% dan 20-30% di antaranya memerlukan operasi pengangkatan usus besar (kolektomi). Sampai saat ini, obat lini pertama yang digunakan untuk mengobati UC ringan sampai sedang adalah asam 5-asetil-salisilat (5-ASA). Namun, penggunaan obat-obatan Ini memiliki sejumlah efek samping seperti diare, mual, muntah dan demam. Oleh Oleh karena itu, penelitian ini ingin menguji efek anti inflamasi dari ekstrak daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa), yang telah lama dikenal untuk mengobati peradangan, untuk menjadi solusi alternatif untuk mengatasi UC. Metode: Sampel diperoleh dari penelitian Suprapti et al berupa preparat jaringan kolon distal mencit Balb/c yang diinduksi DSS/AOM. Selanjutnya mencit diberi ekstrak daun P. macrocarpa 25 mg dan 50 mg dengan perbandingan asetosal. Perlakuan diberikan selama 20 minggu sebelum mencit dikorbankan.
Pemeriksaan histopatologi (pewarnaan hematoxylin-eosin) dilakukan dengan mengamati jumlah sel goblet, fokus inflamasi dan angiogenesis. Hasil dan Pembahasan : Ekstrak daun P. macrocarpa mampu mencegah penurunan jumlah sel goblet pada kolon distal (p<0,05) karena induksi DSS/AOM. Tidak ada penurunan yang signifikan dalam jumlah fokus peradangan (p>0,05) dan angiogenesis (p>0,05) pada kolitis setelah pemberian P. makrokarpa. Kesimpulan: Ekstrak daun P. macrocarpa mampu menghambat proses radang usus distal dengan mencegah penurunan jumlah sel goblet rata-rata,
tetapi tidak mengurangi jumlah fokus peradangan atau angiogenesis.
Introduction: Ulcerative colitis (UC) is a chronic inflammation of the large intestine that causes abdominal pain, diarrhea, and gastrointestinal bleeding. Globally, about 1.2-20.3 per hundred thousand people experience UC. Patients who experience UC have a recurrence potential of 50% and 20-30% of them require surgical removal of the colon (colectomy). To date, the first-line drug used to treat mild to moderate UC is 5-acetyl-salicylic acid (5-ASA). However, the use of these drugs has a number of side effects such as diarrhea, nausea, vomiting and fever. Therefore, this study wanted to test the anti-inflammatory effect of the extract of the leaves of the crown god (Phaleria macrocarpa), which has long been known to treat inflammation, to be an alternative solution to treat UC. Methods: Samples were obtained from Suprapti et al's research in the form of tissue preparations of the distal colon of Balb/c mice induced by DSS/AOM. Furthermore, the mice were given P. macrocarpa leaf extract 25 mg and 50 mg with a ratio of acetosal. The treatment was given for 20 weeks before the mice were sacrificed. Histopathological examination (hematoxylin-eosin staining) was performed by observing the number of goblet cells, foci of inflammation and angiogenesis. Results and Discussion : Leaf extract of P. macrocarpa was able to prevent the decrease in the number of goblet cells in the distal colon (p<0.05) due to DSS/AOM induction. There was no significant reduction in the number of foci of inflammation (p>0.05) and angiogenesis (p>0.05) in colitis after administration of P. macrocarpa. Conclusion: P. macrocarpa leaf extract was able to inhibit the distal intestinal inflammatory process by preventing a decrease in the average goblet cell count,
but did not reduce the number of foci of inflammation or angiogenesis.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Rahmawati
"Latar Belakang: Mahkota dewa, [Phaleria macrocarpa (Schaff.) Boerl.] merupakan tumbuhan asli Indonesia yang berasal dari Papua. Tumbuhan ini dikenal di Indonesia, secara empiris banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Uji in vitro menunjukkan bahwa mahkota dewa dapat menghambat pertumbuhan set HeLa dan leukemia.
Tujuan : Meneliti aktivitas antikanker ekstrak etanol daging buah mahkota dewa [Phaleria macrocarpa (Schaff) Hoed.] terhadap tumor kelenjar susu mencit C3H, yang diinduksi dengan cara transplant.
Rancangan penelitian : 32 mencit C3H dibagi secara acak dalam 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan ketiga kelompok uji yang diberikan ekstrak etanol 70 % daging buah mahkota dewa dengan dosis Di (20 kali dosis manusia), D2 (40 kali dosis manusia), dan D3 (80 kali dosis manusia) per oral selama 30 hari berturut-turut, setelah transplantasi tumor. Pertumbuhan tumor diamati dengan mengukur volume dan berat tumor. Proliferasi set tumor diketahui dengan menghitung butir-butir AgNOR setelah dipulas dengan perak nitrat koloidal. Set yang mengalami apoptosis diketahui dengan menghitung indeks apoptosis setelah dipulas dengan Tunel. Luas area nekrosis dianalisis dari pulasan FEE.
Hasil dan Kesimpulan : Hasil analisis varian menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan bermakna pada volume tumor, berat tumor, nilai AgNOR, dan area nekrosis antara kelompok kontrol dengan ketiga kelompok uji (p>O,OS) kecuali pada indeks apoptosis, menunjukkan perbedaan bermakna antara kelompok 80 kali dosis manusia dibandingkan kontrol (p<0,05).
Disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol daging buah mahkota dewa dengan dosis 20 kali, 40 kali dan 80 kali dosis manusia selama 30 hari berturut-turut setelah transplantasi tumor, tidak menghambat pertumbuhan tumor kelenjar susu mencit C3H yang diinduksi dengan cara transplant (p>0,05) namun terjadi peningkatan apoptosis secara bermakna (p<0,05) pada dosis 80 kali dosis manusia.

Background: Mahkota dewa, [Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.] is an Indonesian indigenous plant from Papua. This plant is famous in Indonesia, empirically used to treat many diseases. In vitro study indicated that mahkota dewa could inhibit the growth of HeLa and leukaemic cells.
Aims : The present study was designed to investigate the anticancer activity of ethanol extract of mahkota dewa mesocarp fruit [Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.] , using in vivo experiment model of C3H mouse mammary tumor induced by transplantation.
Design :Thirty two C3H mice were randomly devided into 4 groups i.e. control and 3 groups of mice orally treated with 70 % ethanol extract of mahkota dewa mesocarp fruit, Dl (equivalent to 20 times human dose), D2 (equivalent to 40 times human dose) and D3 (equivalent to 80 times human dose) for 30 consecutive days, after tumor transplantation. Body weight and tumor volume periodically measured every week. Tumor weight was measured after the animal was sacrificed, fixed in formaldehyde and embedded in paraffin for histological preparation. The proliferation activity of tumor cell was examined by counting the AgNOR deposits detected after colloidal AgNOR staining. Index apoptosis was assessed by mean of Tunel method, and the width of necrotic area was identified by hematoxyllen eosin of the histological specimen.
Result and Conclusion : The result of analysis of variants showed that there were no statistical differences in tumor volume, tumor weights, AgNOR values and in the necrotic area among control and the three treated groups (p>0,05), except in the index apoptosis between control and D3 groups (p<0,05).
It can be concluded that oral administration of 3 doses of ethanol extract of mahkota dewa mesocarp fruit [Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.] 20, 40 and 80 times human dose for 30 consecutive days did not prevent the C3H mouse mammary tumor growth induced by transplantation (p>0,05) but there was the increased apoptosis in the group of receiving the fruit extract of 80 times human dose (p<0,05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T17670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cornelis Kowaas
Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010
910.45 COR d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Riawan
"Dalam agama Hindu dewa Astadikpala merupakan salah satu kelompok dewa penjaga penjuru dunia. Penggambaran dewa Astadikpalaka cadi Siwa Pranbanan berbeda dengan di India, terutama penampilannya yang diwujudkan dalam dua sifat, yaitu aspek saumya dan ugra pada tiap sisi dari penjuru mata angin. Di India penggambarannya dalam wujud dua sifat tidak ditemui, walupun ada hanya diwujudkan dalam bentuk dua kepala pada satu badan. Bertitik tolak dari alasan bahwa masalah penggambaran dewa Astadikpalaka candi Siwa Prambanan berbeda dengan di India, maka penulis memutuskan untuk memilih subyek ini.
Adapun hasil yang dicapai adalah, bahwa peranan dari para seniman candi Prambanan dalam membuat relief dewa Astadikpalaka sangat besar sekali. Berdasarkan atas penelitian terhadap komponen kepala (rambut, ekspresi wajah, perhiasan yang dipakai), sikap badan, sikap tangan dan laksana. Mengenai perubahan dan perbedaan konsep penggambaran dewa Astadikpalaka candi Siwa Prambanan diduga karena adanya kebebasan para seniman dalam mewujudkan sesuatu yang akan digambarkannya sesuai dengan visualisasinya."
Depok: Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tizia Noveira Aryani
"Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) telah diteliti mengandung flavonoid dan polifenol yang memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan kestabilan fisik dari formulasi sediaan gel yang mengandung ekstrak etanol 70% daging buah Mahkota Dewa dalam konsentrasi yang bervariasi, yaitu 5xIC50 (0,031%), 25xIC50 (0,155%), dan 125xIC50­ (0,775%) dalam basis HPMC. Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode peredaman DPPH. Uji stabilitas fisik dilakukan dengan pengamatan sediaan gel yang disimpan pada tiga suhu yang berbeda, yaitu suhu rendah (4±2°C), suhu ruang (27±2°C), suhu tinggi (40±2°C), dan cycling test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gel Mahkota Dewa 125xIC50­ (0,775%) memiliki aktivitas antioksidan tertinggi sebesar 95,536 ppm bila dibandingkan dengan gel Mahkota Dewa 0,031% (233,155 ppm), dan gel Mahkota Dewa 0,155% (150,996 ppm) tetapi lebih rendah dibanding gel Kuersetin (49,724 ppm). Gel Mahkota Dewa 0,031% dan 0,155% stabil secara fisik pada suhu rendah (4±2oC), suhu ruang (27±2°C), suhu tinggi (40±2oC), dan cycling test. Gel Mahkota Dewa 0,775% stabil secara fisik pada suhu rendah (4±2oC), suhu ruang (27±2°C), dan cycling test.

Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) has been observed to contain flavonoids and polyphenols that have high antioxidant activity. This research aimed to know the antioxidant activity and physical stability of gel formulation containing 70% ethanol extract of Mahkota Dewa fruit mesocarp in various concentrations, 5xIC50 (0,031%), 25xIC50 (0,155%), and 125xIC50 (0,775%) in HPMC base. Determination of antioxidant activity carried out by the DPPH reduction method. Physical stability test conducted by the observation that gel preparation stored at three different temperatures, low temperature (4±2°C), room temperature (27±2°C), high temperature (40±2°C), and the cycling test. The results showed that the Mahkota Dewa gel 0,775% has the highest antioxidant activity (95,536 ppm) compared to Mahkota Dewa gel 0,031% (233,155 ppm), and Mahkota Dewa gel 0,155% (150,996 ppm) but lower than Quercetin gel (49,724 ppm). Mahkota Dewa gel 0,031% and 0,155% were physically stable at low temperature (4±2°C), room temperature (27±2°C), high temperature (40±2°C), and the cycling test. Mahkota Dewa gel 0,775% was physically stable at low temperature (4±2°C), room temperature (27±2°C), and the cycling test."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palguna, Dewa
Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan, Mahkamah Konstitus, 2008
923.4 PAL j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Mardiana
"Antioksidan dipercaya memerankan peranan yang sangat penting dalam sistem pertahanan tubuh, dengan melawan radikal-radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh. Radikal bebas ini mampu merusak jaringan tubuh, dan menyebabkan reaksi oksidasi pada asam lemak tidak jenuh dalam lipid dan oksidasi asam amino dalam protein, dimana akhimya reaksi ini akan menjadi prekursor penyakit seperti kanker, penuaan, dan atherisklerosis.
Salah satu antioksidan yang banyak digunakan dalam industri adalah antioksidan sintesis seperti BHA {Butylated Hydroxyanisofe) dan BHT {Butylated Hydroxytoluene). Namun penggunaan zat aditif atau antioksidan sintesis BHA atau BHT pada makanan, ternyata memiliki potensi sebagai zat yang bersifat karsinogenik, dan dapat menimbulkan efek samping yang merugikan. Oleh karena itu, antioksidan alami yang berasal dari tumbuhan baik sayuran, buah maupun rempah-rempah sangat dibutuhkan.
Salah satu rempah-rempah yang berasal dari marga Zanthoxylum, yaitu andaliman {Zanthoxylum acanthopodium DC.). Berdasarkan penelitian ini bersifat sebagai antioksidan. Pada awal penelitian ini, dilakukan ekstraksi minyak atsiri andaliman secara destilasi uap-cair dan identifikasi komponen kimiawi yang terkandung di dalam minyak atsiri andaliman tersebut.
Identifikasi dengan IR memberikan keterangan adanya gugus fungsi alkohol, keton dan alkena. Sedangkan pengukuran dengan GC-MS memberikan senyawa kimia yang terkandung dalam minyak atsiri andaliman, yaitCi: |3-mirsena, nerol, limonena, geraniol, citronellal, p-citronellol, torreyol, a-selinena, caryophyllene, germacrene, siklohesana, p-selinena, dan linalool.
Pengujian aktivitas antioksidan ini menggunakan sampel dari minyak atsiri andaliman dengan etanol (1:1) dengan variasi volume 50 pL, 100 pL, dan 150 pL, yang dicampurkan pada larutan DPPH 10 pM. Pengukuran abscrbansi sampel dilakukan dengan spektrofotometer UV-Visibel, sebelum dan setiap 5 menit setelah penambahan sampel selama 30 menit. Ukuran aktivitas antioksidan dinyatakan sebagai kemampuannya dalam mempertahankan nilai absorbansinya.
Pengujian aktivitas antioksidan {radical scavenger) dilakukan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil). Pengujian aktivitas antioksidan ini menggunakan sampel dari minyak atsiri andaliman dengan metode DPPH menunjukkan adanya aktivitas antioksidan. Sebagai pembanding digunakan a-tokoferol atau vitamin E dengan metode DPPH. Aktivitas antioksidan yang diperoleh dari uji ketiga variasi sampel minyak atsiri andaliman menunjukkan, urutan aktivitas antioksidan dimana sampel III (150 pL) > sampel II (100 pL) > sampel I (50 pL). Namun, jika dibandingkan dengan a-tokoferol, aktivitas dari a-tokoferol masih jauh lebih besar dibanding sampel minyak atsiri andaliman."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>