Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25338 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Tagor M.
"Penelitian ini benujuan untuk mengetahui penyimpangan yang teljadi terhadap
kondisi yang diperkirakan (diproyeksikan) dalam penyusunan rencana
kota Cirebon.
Penyirnpangan yang teljadi diketahui berdasarkan evaluasi terhadap Rencana
Induk Kota (RIK). Evaluasi dilakukam terhadap beberapa variable penentu, yaitu
Struktur pemanfaatan mang, stmktur utama tingkat pelayanan kota, system utama
jaringan transportasi dan system utamajadngan utilitas kota.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif berdasarkan
data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat penyimpangan dari kondisi yang diperkirakan (diproyeksikan) dalam
penyusunan Rencana Induk Kota Cirebon Nilai penyimpangan rata-rata (%) dari
Evaluasi Rencana Induk Kota Cirebon adalah 80,61
Berdasarkan ketentuan Departemen Dalam Negeri cq Dirjen Pembangunan
Daerah No. 850/803/BANGDA Maret 1993, tentang penilaian evaluasi RIK
-yaitu apabila penilaian evaluasi PJK menghasilkan angka > 50, maka RIK
tersebut harus ditinjau kembali."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T16800
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rina Paramitha
"Program Ruang Publik Terpadu Ramah Anak di Kota Administrasi Jakarta Timur mulai dilaksanakan pada tahun 2015 dengan RPTRA Cililitan sebagai RPTRA pertama. Program ini bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak anak agar anak dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal. Namun setelah hampir tiga tahun berjalan, terdapat beberapa masalah seperti fasilitas RPTRA yang dianggap minim di beberapa lokasi. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi program Ruang Publik Terpadu Ramah Anak di Kota Administrasi Jakarta Timur studi kasus RPTRA Cililitan, Kebon Pala Berseri, dan Permata Intan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam, observasi dan studi literatur. Dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi, peneliti menggunakan teori Edward III. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua faktor yang berpengaruh secara signifikan dalam implementasi Program RPTRA di Kota Administrasi Jakarta Timur studi kasus RPTRA Cililitan, Kebon Pala Berseri, dan Permata Intan. Namun terdapat faktor yang tidak berpengaruh, seperti belum terdapatnya Buku Pedoman Pengelolaan di beberapa RPTRA di Jakarta Timur, termasuk Cililitan dan Permata Intan, dan belum terdapatnya Standard Operational Procedurs SOP yang baku di Program RPTRA.

The Child Friendly Integrated Public Space Program RPTRA in East Jakarta Administrative City was started in 2015 with RPTRA Cililitan as the first one. This program aims to guarantee the fulfillment of children 39 s rights so that children can live, grow, develop, and participate optimally. But after almost three years running, there are some problems such as RPTRA with minimal facilities in some locations. Based on these problems, this study aims to explain the factors that affect the implementation of Child Friendly Integrated Public Space Program RPTRA in East Jakarta Administration City Case of RPTRA Cililitan, Kebon Pala Berseri, and Permata Intan.
This research uses post positivist approach with qualitative data collection technique through in depth interview, observation and literature study. In analyzing the, the researcher uses Edward III theory. The results showed that there are two factors that significantly affect the implementation of RPTRA Program in East Jakarta Administration City case study RPTRA Cililitan, Kebon Pala Berseri, and Permata Intan. However, there are no influential factors, such as the absence of Management Manual in some RPTRA in East Jakarta, including Cililitan and Permata Intan, and the absence of Standard Operational Procedures SOP in this Program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S67655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hidayah Fajar Istiarni
"Penelitian ini membahas mengenai bagaimana proses pembebasan lahan terkait alih fungsi lahan komersil menjadi RTH di Jalan Siliwangi, Rawalumbu, Kota Bekasi. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembebasan lahan. Hasil dari penelitin ini menunjukkan bahwa proses pembebasan lahan terkait alih fungsi lahan komersil menjadi RTH di Jalan Siliwangi terdiri dari proses perencanaan, proses persiapan, dan proses pelaksanaan. Proses perencanaan terdiri dari proses penetapan lahan yang dibebaskan dan penyusunan RKA. Proses persiapan terdiri dari rapat persiapan, survei dan pemberitahuan perencanaan pembebasan yang terdiri dari sosialisasi dan konsultasi publik. Proses pelaksanaan, proses ini terdiri dari inventarisasi dan identifikasi kepemilikan tanah dan penetapan ganti rugi. Di dalam pelaksanaanya, terdapat beberapa permasalahan yang muncul yaitu belum adanya kesepakatan harga antara pemerintah Kota Bekasi dengan para pemilik lahan dan adanya penolakan dari beberapa warga yang tidak mau tanah/lahannya dibebaskan. Kata Kunci: Pembebasan lahan, alih fungsi, ruang terbuka hijau (RTH).

This research was conducted to discusses about the Land Acquisition Process Related to Commercial Land Use Change into Open Green Space RTH at Siliwangi Street, Rawalumbu, Bekasi City. The paradigm used in this research is qualitative by using in depth interview and documentation study for data collection. The purpose of this research is to find out how is the process of land acquisition. The result of this research indicates that the Process of land acquisition in Siliwangi Street consists of planning process, preparation process, and implementation process. The planning process consists of land clearing and RKA preparation. The preparatory process consists of preparatory meetings, surveys, and announcing the planning of land acquisition, socialization and public consultant. Process implementation consists of identification of land ownership and the determination of compensation. Several problems are found in the implementation, the absence of price agreement between local governments and land owners, and also some citizens refused for the land to be freed."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S69430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosefina Anggraini
"Sebuah tempat dan ruang yang memiliki nama tentu saja memiliki cerita dan sejarah yang panjang dalam pembentukannya. Wilayah Pesisir Utara Jakarta merupakan wilayah yang sangat potensial untuk dikembangkan sekaligus rentan terhadap terjadinya perubahan sosial, budaya serta lingkungan sebagaimana yang terjadi Kamal Muara. Dinamika perubahan tersebut akan dijabarkan dalam disertasi ini dengan menggunakan metode penelitian kualitatif berupa wawancara dan pengamatan. Selain itu, pengumpulan dan penggunaan data citra Landsat juga dilakukan guna memperoleh gambaran tentang pemanfaatan lahan di pesisir Jakarta. Teknik ground check, tracing, tracking dan geotagging yang digunakan dalam penelitian ini berguna untuk memperoleh gambaran yang lebih rinci tentang pemanfaatan lahan di pesisir Jakarta. Berdasarkan pengumpulan data, ditemukan bahwa dinamika penciptaan ruang di Kamal Muara terjadi karena adanya interaksi para aktor sebagai agensi yang memiliki kepentingan terkait ruang di Kamal Muara. Interaksi juga dilatarbelakangi oleh material yang ada di wilayah Kamal Muara. Berbagai interaksi tersebut yang pada akhirnya menciptakan ruang yang tidak tunggal sekaligus menunjukkan terjadinya urban sprawling lahan permukiman ke arah Utara yang mengokupasi wilayah perairan pesisir Jakarta.

A place and space that has a name has a long story and history in its formation. The North Coast of Jakarta is an area with great potential to be developed as well as vulnerable to social, cultural and environmental changes as happened in Kamal Muara. The dynamics of these changes will be described in this dissertation using qualitative research methods with interviews and observations techniques. In addition, the collection and use of Landsat imagery data is also carried out in order to obtain an overview of land use on the coast of Jakarta. The ground check, tracing, tracking and geotagging techniques used in this study are useful for obtaining a more detailed picture of land use on the coast of Jakarta. Based on data collection, it was found that the dynamics of space creation in Kamal Muara occurred because of the interaction of actors as agencies who have interests related to space in Kamal Muara. The interaction is also motivated by the material around them in Kamal Muara. These various interactions ultimately create a space that is not singular and at the same time shows the occurrence of urban sprawling to the northern part of Jakarta that occupies Jakarta’s coastal area."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The growth and develoopment of Semarang city has implied decreasing open space area into built up area. Even though, a sustuinable development's concept has become the main concept of Local Development Program since 2002, there are problems concerning the management of The Green Open Space (the RTH, Ruang Terbuka Hijau) in this city. The problems, for example, are the lack of optimazation of RTH especially quantitatively, prior to land conversion. The high spatial resolution of satellite image, IKONOS and Quickbird, can be used as tools to monitor the change of land conversion. Objective of this research is to calculate spread and progress of RTH conversion from RTH to housing areas from 2003 to 2007, also to predict RTH conversion for 2010.
Tembalang Sub District (Kecamatan Tembalang) has been chosen as a study area which will be compared with Banyumanik, Gunung Pati, and Mijen Sub District. Analysis method is Hansen Gravity Model or Land Potential Model. The model is used to determine potential development of Tembalang Sub District. The primary factors in Hansen Gravity Model analysis are Accessibility Index and Holding Capacity. Accessibility Index is use to measure interest in an area and easiness to access the area. Holding Capacity is used to calculate spaces where house can be built.
The research shows RTH for year 2003 was 2,736.84 ha for year 2007, so RTH decreased 248.11 ha (9.07%). Conversion of RTH to housing area is 73.43 ha (29.59%), 165.44 ha or 66.68% for open space, 4.63 ha (1.87%) for others, and 4.61 ha (1.86%) still as RTH. Development of Tembalang Sub District is faster than Compared sub districts (Banyumanik, Gunung Pati and Mijen), which indicated from highest attractiveness value (124.46), so until 2010. RTH's conversion to housing areas will be no less than 29.58 ha."
MTUGM 30:4 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andrews, Richard B.
New York: The Free Press, 1971
333.7 AND u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Indrianingtyas, auhtor
"Penyelenggaraan otonomi daerah di bawah UU No. 32 Tahun 2004 dipandang belum memberikan kejelasan pengaturan mengenai pembagian kewenangan antara Pusat dan Daerah. Perubahan otonomi, dari yang semula sentralistis?yang dipraktekkan selama tiga dasawarsa lebih kekuasaan Orde Baru?menjadi desentralistis, membawa konsekuensi perlunya transisi cara memandang Pusat-Daerah pada konsep otonomi. Artinya dominasi kekuasaan pusat dan ?reflek? untuk menguasai sumber-sumber daya ekonomi masih belum sepenuhnya dilepaskan. Ada ketidakrelaan Pusat dalam desentralisasi sehingga kewenangan-kewenangan strategis yang secara formal diserahkan kepada daerah pada kenyataannya tetap diintervensi oleh Pusat. Salah satu contohnya adalah kewenangan penataan ruang. Walaupun UU No. 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa penataan ruang merupakan urusan wajib Pemerintah Daerah, namun UU No. 26 Tahun 2007 mensyaratkan adanya uji substansi dari Kementerian Kehutanan yang merupakan tangan Pusat secara sektoral. Uji substansi dimaksud adalah bagian dari proses penyesuaian Perda RTRW terhadap UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Penyesuaian Perda RTRW terhadap UU Penataan Ruang yang terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah diwarnai permasalahan yang rumit, yang bersumber dari ketidaksamaan persepsi antara Pusat dan Daerah mengenai dasar acuan kawasan dan fungsi ruang. Hal ini mengakibatkan Perda RTRW tidak dapat disahkan sebagai acuan pengaturan penataan ruang yang berkekuatan hukum tetap. Tawar-menawar perbandingan luas kawasan hutan dan non hutan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah cukup menjelaskan bahwa penyesuaian Perda RTRW Provinsi Kalimantan Tengah bermuatan konflik kepentingan.
Melalui metode deskriptif analitik, penelitian ini ingin memetakan konflik yang terjadi sebagai akibat dari adanya permasalahan penyesuaian Perda RTRW Provinsi Kalimantan Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan proses penyesuaian Perda RTRW Provinsi Kalimantan Tengah mengandung sejumlah konflik yang sangat kompleks, baik konflik dalam proses penyesuaian itu sendiri maupun konflik yang timbul sebagai ekses akibat belum disahkannya Perda RTRWP. Konflik yang dapat ditengarai adalah konflik antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, konflik peran Gubernur sebagai wakil Pusat, konflik antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Kabupaten, antara Pemerintah Pusat dengan masyarakat, antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten, antara Pemerintah Provinsi dengan masyarakat, dan konflik internasional dengan daerah.

Implementation of regional authonomy under Law No. 32 of 2004 is considered not provide clarity on the division of power between central and local government. The changes of authonomy, from centralized practiced?as more than three decades overthe New Order?to decentralized, have consequences in the need for a transition Central-Regional way of looking at the concept of authonomy.It means the domination of central power and its reflect to control economic resources are still not fully released.There are central government unwillingnessin decentralization so that strategic authorities that formally delegated to the regions in fact is still remain intervented. One example is the spatial planning authority.Although the Law No. 32 of 2004 states that spatial planning is an obligatory function of local government, but Law No. 26 of 2007 requires a substance test from the Ministry of Forestry, which is a hand-sectoral of central government. This substance test is a part of adjustment process of local regulation on spatial planning to the Law No. 26 of 2007.
The adjustment of local regulation to the Law on spatial planning that occuredin the Province of Central Kalimantan contains complicated issue, which come from unequal perception among central and local about basic reference of area and spatial function.It has consequences that local regulation of spatial planning cannot be legitimated as a reference of regulation that bind legally.Bargaining the ratio between area of forest and non forest among central and local government describes that the adjustment contains of interest conflicts.
Through descriptive analytical methode, this research wants to make a conflict map that occured as a consequences of the adjustment problem of local regulation of the Province of Central Kalimantanon spatial planning.The results showed that the problem of adjustment process contains a number of very complex conflict, whether the conflict in the adjustment process itself or the conflict that arise as the excesses because of the local regulation has not passed. Conflicts that can be recognized are conflict among central and local government, Governor's role conflict as a central representative, among central and regency, central government and public, province and regency, province and public, and also international and local."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anom Kurnia Nugraha
"Kota adalah sebuah wadah hidup manusia, yang memiliki identitas yang berbeda antara satu dengan lainnya. Identitas kota dibentuk oleh ruang yang ada di dalamnya.
Setiap ruang akan memberikan identitasnya sehingga terbentuk satu kesatuan identitas kota. Ada ruang yang tidak dapat memberikan identitasnya kepada kota. Ruang ini disebut sebagai ruang negatif kota. Ada tidaknya elemen yang membentuk lingkungan fisik kota akan menentukan terbentuknya identitas ruang. Interaksi antar elemen pun sangat mempengaruhi terbentuknya identitas ruang oleh karena itu, terbenmknya ruang negatif tidak terlepas dari elemen yang membentuk lingkungan fisik kota dimana ruang tersebut berada.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S47890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Koeswahyono, 1978-
"buku ini membahas tentang terminologi penatagunaan tanah dan ruang dan juga sejarah penatagunaan ruang."
Malang: UB Press, 2012
346.045 598 IMA h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>