Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171478 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silaen, Berto
"Penelitian ini mempelajari pengaruh variasi tinggi nosel dan rasio udara-bahan bakar (AFR) terhadap panjang api pada burner jet mixing combustor. Pada burner ini semprotan bahan bakar dari nosel tipe hollow cone 80° ditubruk dengan semburan udara yang memiliki sudut sembur 60°. Nyala api diamati dan dipelajari. Dari penelitian ini akan dibuat suatu persamaan sederhana dimana panjang api merupakan
fungsi dari rasio udara terhadap bahan bakar (AFR (70).
Besar sudut sembur campuran bahan bakar dan udara tidak dipengaruhi oleh tinggi nosel. Tinggi nosel hanya mempengaruhi diameter lingkar campuran (dmix), dan akibatnya juga mempengaruhi tinggi api dan bentuk nyala api.

The Air - Fuel Ratio ejected the flame length at jet mixing combustor burner with special length nozzle is experimentally investigated The burner consists of a liquid fuel injector type hollow cone nozzle with 80° angle of fuel spray. The fuel spray from nozzle was impinging with air spray with angle 60° from baffle plate. The flame characteristic such flame length and flame stability was observed and studied. Simple
equations will be extracted and formulated based on the result of data experimentally from this research.
The large mixture angle of fuel spray and air spray not ajected length nozzle. The length nozzle only ajects to diameter mixture and consequence ajected the flame length and the shape flame.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
R. Triyono Budi Prayitno
"Pada pembakaran dengan bahan bakar cair, diperlukan suatu usaha untuk memperbesar permukaan kontak antara udara dengan bahan bakar. Pengaruh perubahan diameter sembur udara dan tekanan bahan bakar cair terhadap panjang dan stabilitas nyala api akan dipelajari pada penelitian ini. Burner yang digunakan dalam penelitian ini adalah burner dengan tipe jet-mixing combustor. Dimana semprotan bahan bakar dari nosel di irnpak dengan semburan udara dengan diameter yang divariasikan dari ф 45 mm, ф 50 mm, ф 55 nun dan ф 60 mm pada sudut 60°. Nasal yang digunakan untuk menyemprotkan bahan bakar adalah nosel dengan tipe hollow-cone. Nyala api hasil dari proses pembakaran dipelajari dari warna dan panjang apinya. Dan hasil penelitian ini diperoleh adanya pengaruh perubahan diameter sembur udara dan AFR terhadap panjang api. Panjang api tertinggi 140 mm pada diameter sembur udara 45 mm. Beban burner maximum yang diterima ruang bakar adalah: 23.862,928 kW/m2 pada diameter sembur udara 60 mm dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah dan 23.713,780 kW/m2 pada diameter sembur udara 60 mm dengan menggunakan bahan bakar solar. Space heat release maximum yang diterima ruang bakar adalah: 2,480 kW/m2.Pa pada diameter sembur udara 60 mm dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah dan 2,514 kW/m2. Pa pada diameter sembur udara 60 mm dengan menggunakan bahan bakar solar.

In the combustion process using liquid fuel, the contact surface between air and fuel needs to be widen. These experiments study the effect of changes in air spray diameter and the liquid fuel pressure on the length and stability of flame. Burner used in this study is a jet mixing type combustor. Fuel spray from nozzle is impacted with air jet at the diameter of 45 mm, 50 mm, 55 mm and 60 mm with impinging angle of 60°. The nozzle is a hollow-cone one. Flames come from the combustion process are measured for their lengths and colors.
Experiments show that the changes in air spray diameter and the AFR do have effects on the flame length. The longest flame obtained by the experiments is 140 mm at the air spray diameter 45 mm. Maximum burner loading in the combustor is 23.862,928 kW/m2 at air spray diameter of 60 mm using kerosene, and 23.713,780 kW/m2 at air spray diameter of using 60 mm using high fuel oil (FIFO). Maximum space heat release in the combustor is 2.480 kW/m2 Pa at air spray diameter of 60 mm using kerosene, and 2.514 kW/m2 Pa at air spray diameter of 60 mm using HFO.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14969
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David
"ABSTRAK
Pada penelitian ini disimulasikanperistiwa pembakaran pada burner berbahan bakar gas bumi dalam suatu furnace khusus untuk proses pemanasan udara. Burner yang digunakan adalah burner industri dengan campuran udara-gas partially premixed yang memiliki front disc dan rear disc untuk menciptakan aliran fluida tangensial pada proses pembakaran. Pada burner terdapat nozzle holder yang dapat mengatur konfigurasi masuknya bahan bakar ke dalam kontrol volume model. Diketahui bahwa konfigurasi masukan bahan bakar, rasio ekivalensi, serta kecepatan masukan udara yang dipanaskan mempengaruhi profil pembakaran yang dihasilkan. Oleh sebab itu penelitian dilakukan dengan variasi parameter-parameter tersebut untuk menganalisis fenomena pembakaran dalam segi distribusi temperatur, pola aliran, serta panas reaksi yang dihasilkan. Simulasi dilakukan dengan menggunakan model disipasi eddy serta didasarkan pada prinsip dinamika fluida komputasional yang mempertimbangkan neraca massa, neraca energi, serta neraca momentum aliran turbulen k-ε. Perpindahan panas radiasi diselesaikan dengan menggunakan metode Discrete Ordinate (DO).Simulasi dilakukan pada solverfinite volumemethod (FVM). Dari semua hasil simulasi ditemukan panas reaksi yang paling tinggi terdapat pada model variasi 3 dengan perubahan kecepatan masukan bahan bakar pada rasio ekivalensi 1,5; sedangkan panas reaksi yang paling rendah terdapat pada model variasi 3 pula dengan rasio ekivalensi 0,5.

ABSTRACT
In this thesis, combustion process was simulated in a special furnace for air heating process by using burner fueled with natural gas. Burner used was an industrial burner with partially premixed configuration of air-fuel that has front disc and rear disc to create tangential flow within combustion process. There are nozzle holder in burner that can configure how fuel enter the volume control of this model. It was known that configuration of entering fuel, equivalence ratio, and inlet speed of heated air will influence resulted combustion profile. So in this thesis, variation of variables included all parameter mentioned before to analyze combustion phenomenon in aspects of temperature distribution, flow pattern, and heat of reaction. Simulation was done by using eddy dissipation model that based on computational fluid dynamics concept that consider mass balance, energy balance, and momentum balance of turbulent k-ε. Heat transfer by radiation was computed by using Discrete Ordinates Method (DO). Simulation was done by using a solver based on finite volume method (FVM). From all simulation results, it is found that model of variance 3 with highest inlet velocity of fuel has the highest heat of reaction at equivalence ratio 1,5. On the contrary, model of variance 3 with lowest inlet velocity of fuel has the lowest heat of reaction at equivalence ratio 0,5."
2013
T35014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Ombun
"Sistem pembakaran yang umum digunakan di industri-industri adalah sistem pembakaran difusi dengan pertimbangan keamanan dan keandalan, namun penelitian nyala api difusi kurang mendapat perhatian dibandingkan nyala api premix. Energi hasil pembakaran nyala api difusi Brat kaitannya dengan panjang nyala api difusi yang dihasilkan. Panjang nyala api difusi dipengaruhi oleh jumlah dan arah semburan udara. Jika jumlah suplai udara lebih besar dari kebutuhan stokiometri, nyala api difusi akan overventilated yang mengakibatkan sejumlah bahan bakar terlepas bersama gas hasil pembakaran. Disisi lain, jika lebih kecil dari kebutuhan pembakaran sempuma, nyala api difusi akan underventilated yang mengakibatkan sejumlah energi panas terlepas bersama udara. Pada proses pembakaran difusi, terjadi phenomena lifted flame, hal ini mempengaruhi keandalan dan effisiensi sistem pembakaran. Jika jarak lifted flame terlalu jauh dari ujung nozel maka panjang nyala api difusi berkurang mengakibatkan kecepatan pemanasan semburan bahan bakar berkurang, bila terlalu dekatlmenempel pada ujung nozel akan mengakibatkan kerusakan nozel karena beban temperatur tinggi dari nyala api difusi.
Dalam penelitian ini, dilakukan pengamatan pengaruh variasi sudut ring pengarah udara injeksi terhadap panjang nyala api difusi bahan bakar propana meliputi jarak lifted flame, tinggi nyala api dan temperatur ujung nozel. Variasi sudut ring pengarah udara injeksi yang digunakan 0°, 15°, 30°, 45°, 60° dan 75°. Aliran propana diperbesar secara bertahap hingga nyala api mencapai kondisi liftoff. Pada kondisi liftoff, udara di-injeksikan secara bertahap. Setiap perubahan laju aliran propane atau udara injeksi, nyala api difusi diamati dan di-capture menggunakan kamera video.
Pada nyala api difusi kondisi liftoff diperoleh Reynolds number propane 8.619, jarak lifted flame 105,4 mm, panjang nyala api difusi 344,6 mm dan burning velocity 239,2 mm/dtk. Dengan menggunakan ring pengarah injeksi udara sudut 45° dan Reynolds number campuran udara-propana 6.482 std 6.513 diperoleh jarak lifted flame menjadi sebesar 65,4 mm, panjang nyala api difusi menjadi 410,3 mm, kecepatan pcmbakaran menjadi 290,64 mm/dtk dan temperatur ujung nozel dari 52,4°C menjadi 54.6°C.

Generally, the combustion system is applied at industries is diffusion combustion system with safety and reliability reasons, eventhough the researh of diffusion flame get attention is less than premix flame. Energy that is produced by diffusion flame related to the diffusion flame length. The diffusion flame length is affected by amount and jets direction of air. If air supply is more than sthoiciometric needed, diffusion flame will be overventilated that cause an amount of fuel releases with exhaust gas. On the other side if air supply is insufficient for sthoiciometric, diffusion flame will be underventilated that cause an amount of heat realese with air. At diffusion combustion process occur lifted flame phenomena. This thing influences efficiency and reliability of combustion system. If lifted flame too far from nozzle lip so that diffusion flame length decrease which give effect of heating velocity decreasing of fuel jet, when too near from nozzle tip will cause damage to nozzle due to high temperature load of diffusion flame.
At this research was observased influence of angles variation of injection air director rings to propane diffusion flame length consist of lifted flame, diffusion flame high and nozzle tip temperature. The angel variations of air director rings were used 0°, 15°, 30°, 45°, 60° and 75°. Flow rate of propane increase in step by step to achieve liftoff condition. At condition liftoff, air is injected regularly. Every flow rate change of propane and air injection, diffusion flame is observed and it is captured by camera-video.
At diffusion flame of liftoff condition is reached Reynolds number of propane is 8,619, lifted flame distance is 105.4 mm, diffusion flame length is 344.6 cm and burning velocity is 239.2 cm/s. Using air director ring of angle 45° and at Reynolds number of air-propane mixture 6,482 to 6,5I3 obtained lifted flame distance reduce to 65.4 mm, diffusion flame length becomes 410.3 mm, burning velocity becomes 290.64 cm/s and nozzle tip temperature from 52.4°C to be 54.6°C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24397
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Hernawan
"ABSTRAK
Baja tahan karat tuangan hasil peleburan RUT 1 merupakan bahan rekayasa
yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan material sebagai komponen turbin.
Baja tahan karat tuangan ini diupayakan untuk memiliki komposisi kimia dan
spesifikasi sesuai material Gx-5CrNi13.4 yang mengacu pada standar 17445
dengan nomor material 1.4313.
Siklus termal hardening yang dilakukan pada baja tahan karat tuangan hasil
peleburan RUT I meliputi tahap quencbingyang menggunakan media celup oli dan
leburan garam (Salt-bath ) dan tempering yang melibatkan variabel temperatur-
550, 600, dan 650 °C dengan tujuan untuk meningkatkan kekerasan dan
memperbaiki ketangguhan atau keuletannya Pendinginan cepat ( Quenching )
pada baja tahan karat RUT 1 tidak menghasilkan struktur martensit sehingga
kekerasannya tetap rendah.
Proses temper (Tempering) pada temperatur 600 °C, selain menghasilkan
kekerasan yang Iebih tinggi, juga diperoleh elongasi dan reduksi penampang gang
optimum. Nilai kekerasan 143,57 I-IV diperoleh melalui mekanisme secondary-
hardening sedangkan nilai optimum elongasi dan reduksi penampang masing-
masing 23,77% dan 22,31% .
Baja tahan karat tuangan hasil peleburan RUT I tidak dapat dikeraskan
melalui siklus temial hardening atau proses laku-panas termal.

"
1996
S41173
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
McDonough, Robert J.
New York : Van Nostrand Reinhold, 1992
660.284 292 MCD m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tatterson, Gary B.
New York: McGraw-Hill, 1991
660.284 2 TAT f (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Academic Press, Inc., 1979
628.39 MIX (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fajar Kazirengga
"Pembakaran pada ruang bakar Backward-Facing Step dengan menggunakan slot injeksi dan ketinggian tangga dengan perbandingan Lf/h = 2; 2,67 dan 4 menunjukan nyala api terjadi pada daerah lapisan geser. Dengan menggunakan bantuan High Speed Video Camera dapat diketahui mengenai karakteristik serta pola pergerakan dari nyala api daerah lapisan geser tersebut sehingga dapat diketahui pola nyala api yang terbentuk pada beberapa titik. Kemudian dengan menggunakan bantuan perangkat lunak ImageJ, nyala api yang didapat diolah untuk mendapatkan luasan secara 2 dimensi. Dengan mengetahui luasan masingmasing titik, korelasi antara luasan nyala api dan perubahan nilai efisiensi bahan bakar dapat diketahui. Akan tetapi korelasi yang didapat tidak selalu dapat dijadikan acuan perbandingan antara perubahan luas nyala api dengan perubahan nilai efisiensi. Hal lain yang mempengaruhi perubahan nilai efisiensi adalah ketinggian tangga (h), bentuk geometri ruang bakar serta asupan udara dari blower. Beberapa fenomena yang tertangkap oleh High Speed Video Camera seperti pola pergerakan nyala api pada titik efisiensi tertinggi dari nyala stabil hingga berada pada titik padamnya api dapat diketahui.

Combustion inside a backward-facing step combustor using injection nozzle and height of step ratio Lf/h = 2; 2,67 and 4 shows a shear layer flame. By using a high speed video camera, the shear layer flame characteristic and its pattern of movement can be analyzed so that how the pattern of movements characteristic on a various spot can be studied too. Then by using software named ImageJ the shear layer flame visualization that we have can be analyzed so we will get an the flame area in 2 dimensional state. By knowing flames area on a various spot, we can analyze the correlation between changes in area and changes in fuel consumption efficiency. However the parameter of ratio correlation between area changes and fuel consumption efficiency changes can not always be identified. The other parameter that also affect the changes of fuel consumption efficiency is the changes of step (h), geometrical shape of its combustion chamber and also the air supply from blower. A various numbers of phenomenon that have been captured by the high speed video camera included flame pattern of movement on the maximum fuel efficiency from the stabilized flame into the extinct point can be analyzed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1781
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>