Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163514 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
"One of the megalithic culture is sarcophagus. it appeared in someplace in Indonesia, such as Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali, and also Sumatera. All has same function, as a sarcophagus, yet each has special characteristic"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Turnawan
"Aim of research is to findout the effect nquiry teaching method and learning creativity on knowledge about environment. Inquiry learning methods divided into two types, such free inquiry methods and guided inquiry methods, and learning creativity which spread to higher learning creativity and lower learning creativity. Sample on experiment about 48 students. The result shows that first, knowledge about environment not different between the free inquiry learning and the guided inquiry learning method. F = 0,773 (p>0,01). Second, there is different students's knowledge about environment between students who applied free inquiry learning methods to students who applied guided inquiry learning methods to students who have high study creativity. F = 9,467 (p<0,01.) Third, students knowledge about environment significantly different between students who applied free inquiry learning methods to students who applied guided inquiry learnng methods to students who have low creativity. F = 9.467 (p<0,01), Fourth, there is interaction between inquiry methods and study creativity on students's knowledge about environment, F= 4,062 (p<0,01)."
Bogor: Program Pascasarjana Universitas Pakuan, 2018
370 JPLH 6:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ruseno Arjanggi
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh metode tutor teman sebaya terhadap belajar berdasarkan regulasidiri.
Proses regulasi-diri seperti perencanaan, monitor diri dan kendali terhadap gangguan, model interaksi antara
lingkungan individu dan perilaku merupakan interaksi timbal balik yang saling menentukan. Melalui tutor teman sebaya
diharapkan akan terbangun perilaku potensial melalui pengorganisasian materi perkuliahan secara mandiri dalam
bentuk mencari pertolongan dan memberi pertolongan selama proses belajar berlangsung secara lebih intensif karena
adanya jarak psikologis yang minimal antara tutor dan tutee. Partisipan penelitian ini adalah 63 mahasiswa Fakultas
Psikologi Unissula Semarang yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
Kelompok perlakuan terdiri dari 9 kelompok tutorial yang masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 mahasiswa.
Penelitian ini menggunakan skala belajar berdasar regulasi-diri. Model statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian ini adalah Anava satu jalur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh positif metode
pembelajaran tutor sebaya terhadap belajar berdasar regulasi-diri. Metode pembelajaran tutor teman sebaya mempunyai
kontribusi sebesar 17,4 persen dalam meningkatkan hasil belajar berdasar regulasi-diri pada mahasiswa. Penelitian ini
membuktikan bahwa pembelajaran aktif bisa dilakukan tanpa harus melibatkan banyak tenaga pengajar. Selain itu,
proses pembelajaran bisa dimaksimalkan dengan potensi yang ada, diantaranya melalui tutor teman sebaya.
The purpose of this study is to empirically examine the effectiveness of peer tutoring method on self-regulated learning.
In self-regulated processes such as planning, self monitoring, and control of disturbances, the model of interaction
between personal environment and behavior is a reciprocal interaction. Peer tutoring is expected to raise the potential
behavior through an independent learning materials organization. Those behaviours include assistance-seeking behavior
and assistance-giving during a more intensive learning process resulted from nearer psychological distance between the
tutor and tutee. The subject of this research was 63 students of the Faculty of Psychology Unissula Semarang, which
was divided into two groups: 31 students in the control group and 32 students in the treatment group. The treatment
group consisted of nine tutorial groups in which each group consisted of 3-4 students. This research used a motivated
strategy for learning questionnaire. Analysis of variance is used to test the hypothesis. The result indicates that there is a
positive effect of peer tutoring learning methods on self-regulated learning. Peer tutoring learning method has
accounted for 17.4 per cent improvement learning based on student self regulation. This research proved that active
learning can be done without involving a lot of teachers. Besides, the learning process can be maximized with the
existing potentials by, among others, through peer tutoring."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penyesuaian (adaptasi) diri dalam suatu hubungan kerja tidak selamanya diterima oleh kelompok lain dalam suatu organisasi atau di tempat kerja. Adanya friksi dan konflik dalam proses penyesuaian diri sering terjadi dalam proses berorganisasi. Diperlukan faktor-faktor lainnya agar tercipta situasi yang harmonis."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Taufiq
"Indonesia adalah negara yang menganut asas demokrasi. Hal ini tercantum dalam UUD 1945. Karena jumlah penduduk yang besar, wilayah negara yang luas, dan bentuk permasalahan yang kompleks membuat Indonesia menganut demokrasi perwakilan, yaitu rakyat memilih wakil-wakilnya yang akan memperjuangkan aspirasi dan harapan rakyat. Akan tetapi, dalam perjalanannya ternyata anggota legislatif yang memiliki peran sebagai wakil rakyat sekaligus anggota partai yang telah mencalonkannya dalam pemilu tidak menjalankan tugasnya seperti yang diharapkan. Gejala yang banyak terjadi adalah seringnya anggota legislatif lebih mementingkan perannya sebagai anggota partai dibanding memenuhi kewajiban sebagai wakil rakyat. Kondisi ini bahkan lebih terlihat pada anggota legislatif yang berada di pusat atau DPR.
Dua peran yang dimiliki oleh anggota legislatif yaitu sebagai wakil rakyat dan anggota partai dapat menimbulkan konflik bagi anggota legislatif saat kedua peran tersebut memiliki harapan yang saling bertentangan. Konflik peran sebagai hasil interaksi dengan rakyat dan partai dalam rangka menunaikan tugas dapat berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri anggota legislatif. Hal ini dikarenakan interaksi dengan lingkungan sekitar membentuk konsep diri individu (Wrightsman, 1993). Pertanyaan-pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimanakah konsep diri anggota legislatif? Dengan berbagai gejala sosial yang melatarbelakangi, bagaimanakah gambaran diskrepansi diri real-ideal dan diskrepansi diri real-sosial? Kemudian bagaimanakah gambaran konflik peran yang dialami oleh anggota legislatif? Seberapa besar pengaruh konflik peran terhadap diskepansi konsep diri anggota legislatif?
Dalam menjawab rumusan permasalahan tersebut, penelitian ini memakai teori komponen konsep diri Baron (1997), diskrepansi konsep diri Higgins (dalam Bracken, 1996), social self dari Fromm (1961), akibat-akibat diskrepansi dari Rogers, Fromm dan Higgins, konflik antar-peran dari Shaw dan Constanzo (1985). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan analisa kualitatif sebagai penunjang. Subyek penelitian adalah anggota legislatif pusat atau DPR. Penghitungan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pengukuran rata-rata, standar deviasi, dan pengukuran regresi serta coding effect pada regresi berganda.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa diri ideal merupakan diri yang paling menonjol dalam menggambarkan diri anggota legislatif dibanding diri yang sesungguhnya dan diri yang ditampilkan di lingkungan. Diskrepansi konsep diri real-ideal anggota legislatif tergolong rendah, sedangkan diskrepansi konsep diri real-sosial mereka termasuk sangat rendah. Rendahnya diskrepansi konsep diri melalui analisa kualitatif disebabkan oleh kemampuan anggota legislatif untuk memenuhi harapan dari lingkungan. Konflik peran yang dialami anggota legislatif tergolong agak rendah dengan kecenderungan untuk mengakomodasi harapan partai. Sumbangan konflik peran terhadap diskrepansi konsep diri ternyata tidak berarti dan lebih disebabkan oleh faktor-faktor lain.
Dari hasil penelitian tambahan ditemukan bahwa afiliasi politik anggota legislatif dengan orang tuanya memberikan hasil yang berbeda dalam diskrepansi konsep diri real-sosial. Selain itu, hasil penelitian lainnya adalah bahwa jenjang pendidikan anggota legislatif menentukan tinggi konflik peran yang dirasakan. Kedua temuan ini patut mendapat perhatian dalam melakukan penelitian lanjutan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3419
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemala Siregar
"Fenomena sosial yang terjadi sekarang ini semakin marak saja Salah satunya adalah fenomena pekerja seks laki-laki yang lebih dikenal dengan sebutan gigolo. Ketika seorang laki-laki memilih pekerjaan yang bersifat feminin, misalnya sebagai pekerja seks, maka di dalam diri kemungkinan timbul perasaan konflik antara peran-peran yang dijalaninya. Di satu sisi sebagai seorang laki-laki dengan segala stereotipe masyarakat yang melekat pada dirinya, dan sisi lain sebagai pekerja seks yang sifatnya cenderung lebih feminin, misalnya, seperti karakteristik feminin menurut Bem (dalam Baron & Byme, 1997), melayani. Dalam hal ini, seorang pekerja seks harus memberikan pelayanan kepada pelanggan yang memakai jasanya. Salah satu akibat yang ditimbulkan konflik antar peran yang dialami seseorang adalah ketidaksesuaian konsep diri pada orang tersebut.
Terkadang, ada perbedaan yang jelas atau terjadi ketidaksesuaian di antara diri yang diinginkan atau diri yang ditampilkan di lingkungan dengan diri yang sesungguhnya. Peristiwa itulah yang dikenal dengan diskrepansi diri. (Higgins dalam Fiske & Taylor, 1991). Untuk mendapatkan data mengenai konsep diri, konflik antar peran dan juga diskrepansi diri yang terjadi pada pekerja seks laki-laki, maka metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif sebagai data pelengkap. Metode kuantitatif berupa kuesioner konsep diri dan konflik antar peran.
Kuesioner konsep diri dibagi ke dalam tiga komponen yaitu, penampilan fisik, sifat utama, serta motif dan tujuan utama. Sedangkan kuesioner konflik antar peran mengukur kecenderungan ciri maskulin atau feminin dan tinggi rendah konflik yang timbul akibat penampilan ciri tersebut Untuk metode kualitatif sebagai data tambahan digunakan pendekatan wawancara mendalam. Subyek penelitian ini adalah 30 orang pekerja seks laki yang mengisi kuesioner, satu orang subyek diwawancara untuk mendapatkan data pelengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian konsep diri sesungguhnya pada pekerja seks laki-laki adalah cukup tinggi. Sedangkan penilaian untuk konsep diri yang diinginkan dan yang ditampilkan di lingkungan adalah tinggi.
Diantara ketiga ranah konsep diri tersebut, ketidaksesuaian yang teijadi tidak terlalu berarti. Untuk kecenderungan ciri yang ditampilkan pada rata-rata sampel ketika bekeija sebagai pekeija seks, adalah ciri-ciri yang cenderung agak feminin, dan ketika menampilkan kecenderungan sifat yang agak feminin itu konflik yang timbul rata-rata adalah agak tinggi. Antara diskrepansi diri sesungguhnya dan konsep diri ideal maupun konsep diri sosial dengan konflik antar peran yang dijalani oleh pekeija seks laki-laki, tidak ditemukan adanya hubungan yang berarti, dan variasi konflik peran tidak dapat digunakan untuk memprediksi variasi diskrepansi diri.
Untuk subyek yang diwawancarai terlihat adanya diskrepansi diri atau ketidaksesuaian baik antara diri sesungguhnya dengan diri ideal, maupun antara diri sesungguhnya dengan diri yang ditampilkan di lingkungan. Subyek juga merasakan adanya konflik ketika harus bekeija melayani orang lain. Dapat dilihat juga salah satu bentuk pelarian (escape) yang teijadi pada subyek, dimana subyek merasa pasrah dan menceburkan diri pada pihak otoritas, dalam hal ini agama. Subyek sangat percaya bahwa apa yang dialami olehnya adalah merupakan takdir dari Tuhan, dan hanya takdir Tuhan jugalah yang dapat mengubah apa yang sudah dijalaninya dalam hidup."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3525
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pengambangan Ketahanan Sosial Masyarakat - Depsos, 2004
305 MAS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nuri Annisa
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SDN Barunagri, Lembang. Penilitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belakar siswa melalui penerapan metode inkuiri. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Taggart sebanyak tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN barunagri Lembang yang berjumlah 47 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kenaikan hasil belajar siswa pada masing-masing siklus. Pada siklus 1 perolehan nilai rata-rata keklas adalah 61,1 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM hanya dua orang dan nilai tertinggi 85. Pada siklus 2 perolehan rata-rata siswa meningkat menjadi 73,5 dengan jumlah siswa mencapai KKM meningkat menjadi 31 orang dengan perolehan nilai tertinggi 100 sebanyak 2 siswa. Pada siklus 3 pencapaian rata-rata siswa mencapai 82,3 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 36 orang dan perolehan nilai tertinngi yaitu 100 sebanyak 8 siswa. Dengan demikian, dapat disimpulakan bahwa penerapan metode inkuiri pada pelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SDN Barunagri Lembang."
Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah , 2014
370 TAR 1:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ruseno Arjanggi
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh metode tutor teman sebaya terhadap belajar berdasarkan regulasi-diri. Proses regulasi-diri seperti perencanaan, monitor diri dan kendali terhadap gangguan, model interaksi antara lingkungan individu dan perilaku merupakan interaksi timbal balik yang saling menentukan. Melalui tutor teman sebaya diharapkan akan terbangun perilaku potensial melalui pengorganisasian materi perkuliahan secara mandiri dalam bentuk mencari pertolongan dan memberi pertolongan selama pr
oses belajar berlangsung secara lebih intensif karena adanya jarak psikologis yang minimal antara tutor dan tutee. Partisipan penelitian ini adalah 63 mahasiswa Fakultas Psikologi Unissula Semarang yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
Kelompok perlakuan terdiri dari 9 kelompok tutorial yang masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan skala belajar berdasar regulasi-dir
i. Model statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian ini adalah Anava satu jalur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh positif metode pembelajaran tutor sebaya terhadap belajar berdasar regulasi-diri. Metode pembelajaran tutor teman sebaya mempunyai kontribusi sebesar 17,4 persen dalam me
ningkatkan hasil belajar berdasar regulasi-diri pada mahasiswa. Penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran aktif bisa dilakukan tanpa harus melibatkan banyak tenaga pengajar. Selain itu,
proses pembelajaran bisa dimaksimalkan dengan potensi yang ada, diantaranya melalui tutor teman sebaya.

Abstract
The purpose of this study is to empirically examine the effectiveness of peer tutoring method on self-regulated learning.
In self-regulated processes such as planning, self monitoring, and control of disturbances, the model of interaction between personal environment and behavior is a reciprocal interaction. Peer tutoring is expected to raise the potential behavior through an independent learning materials organization. Those behaviours include assistance-seeking behavior and assistance-giving during a more in
tensive learning process resulted from nearer psychological distance between the tutor and tutee. The subject of this research was 63 stude
nts of the Faculty of Psychology Unissula Semarang, which
was divided into two groups: 31 students in the control group and 32 students in the treatment group. The treatment group consisted of nine tutorial groups in which each group consisted of 3-4 students. This research used a motivated strategy for learning questionnaire. Analysis
of variance is used to test the hypothesis. The result indicates that there is a positive effect of peer tutoring learning methods on self-regulated learning. Peer tutoring learning method has accounted for 17.4 per cent improvement learning based on student self regulati
on. This research proved that active learning can be done without involving a lot of teachers. Besides, the learning process can be maximized with the existing potentials by, among others, through peer tutoring. "
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia], 2010
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>