Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 785 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Said A. Latief
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
617.96 SAI p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhardi Muhiman
Jakarta: UI-Press, 1990
PGB 0239
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2000
R 617.96 ANE
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Dobson, Michael B. author
Jakarta: EGC, 1994
617.96 DOB at
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ruswan Dachlan
Jakarta: UI-Press, 2007
PGB 0206
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Uyun Mufaza
"Latar Belakang: Residen anestesiologi memiliki tangung jawab dan tekanan yang besar di tempat kerja. Berbagai faktor seperti jam kerja yang tinggi, tekanan mental, dan tekanan fisik dapat menimbulkan kelelahan yang dikenal sebagai sindrom burnout. Burnout dapat berdampak terhadap performa kerja dokter dan keselamatan pasien.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah melihat kejadian burnout, performa klinis, dan hubungan keduanya pada residen Anestesiologi dan terapi intensif FKUI-RSCM.
Metode: Penelitian ini merupakan sebuah penelitian cross-sectional yang dilakukan pada peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesiologi dan Terapi Intensif di FKUI-RSCM selama bulan Februari 2019. Peserta program yang sedang dalam masa cuti atau setelah melakukan jaga selama 24 jam sebelumnya dieksklusi dari penelitian. Tingkat burnout diukur menggunakan Maslach Burnout Inventory (MBI-HSS) versi Bahasa Indonesia, sedangkan performa klinis diukur menggunakan form Best Practice Anesthesiologist Questionaire untuk performa klinis positif dan Anesthesiology Residents Self-Reported Errors and Quality of Care untuk performa klinis negatif dalm Bahasa Inggris.
Hasil: Sebanyak 55 subyek penelitian berhasil didapatkan dalam penelitian ini. 36 subyek (65,5%) mengalami burnout dengan tingkat sedang-tinggi dan 19 subyek (34,5%) mengalami burnout dengan tingkat rendah. Tidak ada hubungan antara karakteristik demografis dan tingkat burnout. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat burnout dan performa klinis negatif pada residen Anestesi dan Terapi Intensif FKUI-RSCM (p = 0,045). Akan tetapi, tidak didapatkan hubungan bermakna antara tingkat burnout dan performa klinis positif (p = 0,321) maupun performa klinis total (p = 0,075) secara statistik.
Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara tingkat burnout dan performa klinis negatif pada residen Anestesi dan Terapi Intensif FKUI-RSCM (p = 0,045). Akan tetapi, tidak didapatkan hubungan bermakna antara tingkat burnout dan performa klinis positif (p = 0,321) maupun performa klinis total (p = 0,075) secara statistik.

Background: Anesthesiology residents have enormous responsibility and pressure on workplace. Various factors such as higher working hours, mental and physical pressure could exert fatigue known as burnout syndrome. Burnout can affect both clinical performace of doctors and patients safety.
Objective: The aim of this study is knowing burnout prevalence, clinical performance, and relationship between both variables on Anesthesiology and Intensive Therapy residents in Faculty of Medicine, Universitas Indonesia.
Method: This is a cross-sectional study done on Anesthesiology and Intensive Therapy residents at February 2019. Residents in leave period or after doing night shifts in the last 24 hours were excluded. Burnout score was determined using Maslach Burnout Inventory (MBI-HSS) Bahasa version, while clinical performance was determined using Best Practice Anesthesiologist Questionaire for positive clinical performance and Anesthesiology Residents Self-Reported Errors and Quality of Care for negative clinical performance.
Result: Fifty five subjects were included in this study. 36 (65,5%) subjects experienced moderate-high burnout syndrome and 19 (34,5%) experienced none-low burnout syndorome. There were no correlation between demographic characteristics and burnout level. There was a significant relationship between burnout score and negative clinical performance (p = 0,045). Meanwhile, there were no significant relationship between burnout score and positive clinical performance (p = 0,321) and total clinical performance (p = 0,075) statistically.
Conclusion: There was a significant relationship between burnout score and negative clinical performance (p = 0,045). Meanwhile, there were no significant relationship between burnout score and positive clinical performance (p = 0,321) and total clinical performance (p = 0,075) statistically.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradini
"Pendahuluan : Profesi dokter spesialis anestesiologi merupakan pekerjaan dengan stres dan burnout yang tinggi. Burnout muncul sebagai akibat dari perasaan stres yang terus menerus terjadi tanpa diatasi. Kebanyakan dokter spesialis anestesiologi sudah merasakan stres sejak masa pendidikan. Pengembangan program yang menyasar pada target menurunkan level stres di tingkat individual sejak periode pendidikan dokter spesialis bisa menurunkan kemungkinan terjadinya burnout di masa mendatang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penerapan teknik Mindfulness Based Intervention (MBI) dalam mengurangi tingkat stres residen anestesiologi dan terapi intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain satu subjek berpasangan. Subjek penelitian adalah peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis anestesiologi dan terapi intensif FKUI pada tahun 2019. Program pelatihan MBI berlangsung selama empat minggu, terdiri dari satu kali pelatihan formal temu muka dan empat minggu pelatihan informal melalui pekerjaan rumah harian. Terdapat 13 subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak masuk kedalam kriteria ekslusi. 1 subjek penelitian harus dikeluarkan karena tidak melakukan pelatihan informal harian dengan lengkap. Pengambilan data Perceived Stress Scale 10 Item (PSS-10) dilakukan pada Juli dan Agustus 2019.
Hasil : Rata-rata usia subjek penelitian (n=12) adalah 29.75 tahun ; 75% merupakan perempuan. 4 partisipan berada dalam rentang tahap pendidikan pembekalan (33,33%), 3 orang dalam tahap pendidikan magang (25%), 2 orang dalam tahap pendidikan mandiri (16,67%) dan 3 orang dalam tahap pendidikan paripurna (25%). Skor PSS-10 pada subjek penelitian secara signifikan menurun setelah diterapkan teknik MBI selama 4 minggu (p=0.001).
Kesimpulan : MBI efektif digunakan untuk mengurangi tingkat stres pada residen Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI.

Introduction : Anesthesiologist is a profession with high incidence of burnout. Burnout arises as a result of perceived stress that continues to occur without being overcome. The development of programs aimed at reducing stress at the individual level since the period of specialist education can reduce the possibility of burnout forming in the future. One of the stress management program that is simple and can be done daily is Mindfulness Based Intervention (MBI). This research was conducted to determine the effectiveness of MBI technique in reducing the stress level of anesthesiology and intensive therapy residents at the Faculty of Medicine, University of Indonesia.
Method : This research was an experimental study with paired one group design. The research subjects were anesthesiology and intensive therapy residents at the Faculty of Medicine, University of Indonesia in 2019. The MBI program lasted  four weeks, consisted of one formal face-to-face training and informal training through homework carried out every day for four weeks. 13 study subjects met the inclusion criteria and did not enter the exclusion criteria. 1 study subject must be excluded because it did not complete the informal training. Data collection on the Perceived Stress Scale 10 Item (PSS-10) was conducted in July and August 2019.
Results : The average age of study subjects (n = 12) was 29.75 years ; 75% are women. 4 participants were in the debriefing education phase (33%), 3 people were in the internship education phase (25%), 2 people were in the independent education phase (16.67%) and 3 people were in the complete education phase (25%). PSS-10 score in the study subjects significantly decreased after applying MBI technique for 4 weeks (p = 0.001).
Conclusion : MBI is effective to reduce stress levels in residents of anesthesiology and intensive therapy at the Faculty of Medicine, University of Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Made Wahyuni
"Latar belakang : Rasa kecemasan dan ketakutan dalam menghadapi tindakan medis atau operasi pada anak lebih besar dibandingkan pada orang dewasa. Sebaiknya saat anak masuk masuk kamar bedah sudah diberikan obat premedikasi. Premedikasi melalui tetes hidung mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan melalui jalur lainnya. Obat premedikasi yang umum diberikan melalui fetes hidung adalah midazolam dan ketamin.
Metode : Penelitian ini dilakukan pada 30 subyek penelitian yang akan menjalani tindakan medis elektif, ASA I atau II dengan uji klinis tersamar ganda. Subyek penelitian dibagi dua kelompok ; Kelompok Midazoiam yaitu premedikasi tetes hidung midazolam dosis 0,2 mglkgbb dan kelompok Ketamin yaitu premedikasi tetes hidung ketamin dosis 4 mglkgbb. Dilihat dan dicatat skor tingkat sedasi dan kecemasan awal sebelum diberikan premedikasi, dan 20 menit setelah diberikan premedikasi. Efek samping pasta premedikasi juga dilihat dan dicatat.
Hasil : Tingkat sedasi yang efektif didapatkan pada 86,7% anak pada kelompok midazolam, sedangkan hanya 46,7% yang mencapai tingkat sedasi efektif pada kelompok ketamin, dengan p>0,005. Berkurangnya tingkat kecemasan yang efektif dicapai oleh 93,3% anak dari kelompok yang mendapat midazolam, dibandingkan dengan kelompok ketamin yang hanya menunjukkan berkurangnya tingkat kecemasan yang efektif pada 46,7% anak, dengan p<0,05. Efek samping yang terjadi adalah hipersalivasi yang terjadi pada 3 anak yang mendapat ketamin, dan muntah pada 1 anak dari kelompok ketamin.
Kesimpulan : Premedikasi tetes hidung midazolam menunjukkan tingkat sedasi dan mengurangi kecemasan yang lebih baik dibandingkan dengan ketamin."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18171
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>