Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171729 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Goleman, Daniel
Bandung: Mizan Learning Center, 2006
153.35 GOL c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Stevens, R. Paaul
Jakarta: Literature Perkantas IKAPI, 2012
248.408 STE t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Fitramaya, 2007
362.18 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Pandjiwati Kartini
"ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan adalah mengkaji pengaruh peran (Role) di tempat kerja dan kepuasan kerja (Job Satisfaction) terhadap penyimpangan perilaku (Counterproductive Work Behavior). Penelitian ini juga mengkaji apakah kepuasan keija berfungsi sebagai mediator dalam pengaruh peran (Role) terhadap penyimpangan perilaku (Counterproductive Work Behavior).
Penelitian terhadap 133 responden dari mahasiswa MMUI kelas malam dilakukan dalam 3 tahap regresi berganda dengan SPSS, yaitu: (1) mengkaji pengaruh peran (Role Ambiguity, Role Conflict, Role Overload) terhadap kepuasan keija (Job Satisfaction); (2) mengkaji pengaruh kepuasan keija terhadap penyimpangan perilaku (Counterproductive Work Behavior) yang terdiri dari Property Deviance, Production Deviance, Personal Aggression, dan Political Deviance; (3) mengkaji pengaruh peran terhadap penyimpangan perilaku melalui kepuasan keija sebagai variabel mediasi.
Hasil analisis regresi tahap pertama yang menghubungkan peran terhadap kepuasan keija membuktikan hipotesis H-1-1 yaitu ketidakjelasan peran (Role Ambiguity) berpengaruh negatif terhadap kepuasan keija. Dengan kata lain, meningkatnya ketidakjelasan peran akan menurunkan kepuasan kerja. Hasil regresi pada tahap ini tidak membuktikan 2 hipotesis lainnya yaitu H -1-2 dan H-1- 3 yang tidak membuktikan adanya pengaruh konflik (Role Conf1ict) dan tugas yang berlebihan (Role Overload) terhadap kepuasan kerja.
Hasil analisis regresi tahap kedua yang mengkaji pengaruh kepuasan kerja terhadap penyimpangan perilaku membuktikan hipotesis H-2-1, H-2-2 dan H-2-3 yaitu kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap penyimpangan perilaku yang berhubungan dengan penyalah-gunaan harta perusahaan (Property Deviance), pelanggaran norma dalam pelaksanaan pekerjaan (Production Deviance) dan perilaku yang menggoda/mengganggu (Personal Aggression). Dengan kata lain, meningkatnya kepuasan kerja menurunkan ketiga jenis penyimpangan perilaku
(Property, Production, Personal Aggression). Hipotesis H-2-4 yang mendukung adanya pengaruh kepuasan kerja terhadap penyimpangan perilaku yang berhubungan dengan interpersonal (Political Deviance) tidak terbukti dalam analisis regresi dalam tahap kedua ini.
Hasil analisis regresi mediasi tahap ketiga yang mengkaji kepuasan kerja sebagai mediator antara peran dan penyimpangan perilaku membuktikan hipotesis H-3-1, H-3-4 dan H-3-7 yaitu kepuasan kerja sebagai mediator ketidakjelasan peran (Role Ambiguity) terhadap penyimpangan perilaku Property Deviance, Production Deviance, dan Personal Aggression. Role Conflict berpengaruh
langsung terhadap Production Deviance dan Personal Aggression, sehingga kepuasan kerja tidak menjadi mediator.
Dari hasil penelitian analisis regresi, Role Overload dan Political Deviance adalah variabel-variabel yang tidak mempengaruhi variabel lain dan tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Oleh karenanya kedua variabel ini tidak muncul dalam gambar/model hasil penelitian. Peneliti pada bab 5 mendiskusikan hipotesis-hipotesis yang tidak terbukti.
Selain dengan analisis regresi, peneliti juga menganalisis nilai rata-rata (Mean Value) dan Cronbach Alpha dan Inter-item Correlation Mean. Nilai rata-rata yang dihasilkan pada setiap variabel mencerminkan status kecenderungan responden dari setiap variabel yang hasilnya menunjukkan responden cenderung jelas perannya, tidak konflik, tidak mengemban tugas yang berlebihan, puas, dan tidak berperilaku menyimpang. Sedangkan analisis Cronbach Alpha menunjukkan bahwa hampir semua pertanyaan handal (reliable) dan Inter-item Correlation
Mean menunjukkan semua pertanyaan valid.
Dalam bab terakhimya, peneliti memberi saran kepada manajemen perusahaan untuk menghindari penyimpangan perilaku dengan mempeijelas peran dan meminimalkan konflik antar pegawai. Selain itu, peneliti juga memberi saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu mengkaji penyimpangan perilaku dari sudut pandang lain seperti dari variabel kepribadian (personality), kepemimpinan (leadership) atau kineija (job performance).
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kathleen Azali
"ABSTRAK
Tempat ngèbèr sebagai tempat pertemuan laki-laki gay tersebar?meskipun relatif terselubung?di berbagai tempat-tempat publik di seluruh Indonesia. Tempat ngèbèr sebagai salah satu titik utama dalam konstelasi dunia gay berfungsi tidak hanya untuk mencari pasangan hubungan seksual, tapi juga untuk bersosialisasi, membuka diri, dan mendapat penerimaan. Surabaya memiliki banyak tempat ngèbèr yang cukup dikenal di kalangan laki-laki gay, dengan Pataya sebagai satu tempat ngèbèr terbesar. Namun dalam beberapa tahun terakhir, tampak adanya perubahan-perubahan yang
menyebabkan Pataya tidak lagi sehidup dulu. Melalui metode partisipasi observasi dan wawancara non-formal, kajian ini berupaya untuk memahami bagaimana Pataya menjadi pilihan tempat ngèbèr di Surabaya, perubahan-perubahan apa saja yang terjadi dan menyebabkan penyusutan kehidupannya. Dari penelitian ini, diharapkan ada penelitian lanjutan
untuk mempelajari adaptasi-adaptasi yang terjadi atau dapat dilakukan di luar situs ngèbèr.
Tempat ngèbèr, or hanging-out places where gay men in Indonesia meet, can be found in various though relatively hidden public places across Indonesia. Tempat ngèbèr as one of the more prominent sites in the constellation of gay serves not only as a space to find sexual partners, but also to socialize, to be open in expressing oneself, and to gain acceptance from ones peers. Surabaya has a number of famous, well-known tempat ngèbèr, with Pataya being one of the largest places. Yet changes within the last few years have diminished its popularity. Through participant observation and non-formal interviews, this research attempts to understand how Pataya became the more prominent tempat ngèbèr
in Surabaya, and what kind of changes have happened that reduced its popularity. Hopefully, this research will bring about future studies that will investigate various adaptations that can be carried out inside or outside the site itself."
Universitas Airlangga. Fakultas Ilmu Budaya, 2012
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Shabrina Zatalini
"Pandemi COVID-19 mengubah dinamika hubungan antara manusia dan tempat melalui penerapan pembatasan sosial. Padahal, tempat merupakan hal yang krusial bagi komunitas untuk berkumpul dan berkegiatan. Hal tersebut mendorong pentingnya resiliensi bagi komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara place attachment dan resiliensi komunitas di masa pandemi COVID-19. Pengukuran place attachment menggunakan alat ukur dari Williams dan Vaske (2003), dan resiliensi komunitas diukur dengan CCRAM-28. Penelitian ini merekrut 152 partisipan yang merupakan anggota komunitas berbasis minat dan kegiatan yang memiliki tempat berkumpul. Ditemukan bahwa place attachment berkorelasi secara positif dan signifikan terhadap resiliensi komunitas, dan berkontribusi sebesar 25,8% terhadap varians resiliensi komunitas. Masing-masing dimensi dari place attachment juga ditemukan berperan dalam memprediksi resiliensi komunitas.

The COVID-19 pandemic is changing the dynamics between people and places through the application of social distancing. Meanwhile, place is crucial for the community to gather and execute their activity. This encourages the importance of resilience for the community. This study aims to look at the relationship between place attachment and community resilience during the COVID-19 pandemic. Measurement of place attachment used a measurement tool from Williams and Vaske (2003), and community resilience was measured by CCRAM-28. This study recruited 152 participants who were members of an interest and activity-based community that had a collective gathering place. It was found that place attachment was positively and significantly correlated with community resilience, and contributed 25.8% to the variance of community resilience. Each dimension of place attachment was also found to predicts community resilience."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Dewanti
"Kemitraan antara sekolah, orangtua dan komunitas akan berdampak pada makin baiknya fungsi sekolah yang pada akhirnya juga memberi dampak positif pada perkembangan anak didik secara keseluruhan. 'Salah satu kata kunci untuk membangun kemitraan sekolah- orangtua-masyarakat adalah yaitu partisipasi. Konsep partisipasi ini menempatkan masyarakat setempat (komunitas) sebagai stakehofder utama dari proses pendidikan yang ada di komunitas tersebut. Program yang dilaksanakan untuk tugas akhir ini adalamemfasilitasi komunitas untuk membuat 'mobile-preschool' yang melibatkan koinunitas dalam proses belajar mengajarnya. Tahap awal dari program ini adalah melakukan studi dasar (baseline study) dengan teknik partisipasi masyarakat. Metode yang digunakan dalam proses memfasilitasi berdirinya kelompok bermain berbasis komunitas ini adalah pendekatan partisipasi masyarakat menggunakan teknik wawancara, observasi, workshop. pelatihan dan diskusi kelompok. Strategi yang digunakan untuk melakukan intervensi adalah dengan melakukan fasilitasi terbentuknya organisasi komunitas yang akan menjadi penggerak dan pelaksana program. Hasil yang dilaporkan dalam tugas akhir ini adalah terbentuknya organisasi-organisasi komunitas yang terdiri dari organisasi kelompok tokoh masyarakat dan agama sebagai sponsoring organization, organisasi kelompok ibu sebagai organizing committee. Juga telah terciptanya jejaring sosial (social networking) dan jejaring kerja di antara para stakeholders di komunitas. Saran untuk tahapan selanjutnya adalah peningkatan kapasitas kelompok kerja komunitas, mengembangkan jejaring kerja antar organisasi komunitas dan forum kerja relawan.Selanjutnya juga memperluas jejaring sosial dan jejaring kerja di luar komunitas baik yang berkait dengan Pemerintah, swasta maupun pengelola aset di sekitar komunitas agar proses implementasi bisa berjalan dengan baik."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38497
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurel Hewy Sabita
"Selama era post pandemi, banyak aktivitas yang kembali normal. Banyak remaja sering melakukan hangout sebagai sarana untuk berkumpul dengan teman. Kehadiran Kumulo Creative Compound dan The Lapan Square menyediakan one-stop hangout place. Remaja memilih tempat hangout berdasarkan preferensi atau pilihan pribadi. Proses pemilihan space melibatkan berbagai aspek psikologi seperti motivasi, intensi pribadi, emosi serta intelektual. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pola Pemilihan Lokasi Kumulo Creative Compound dan The Lapan Square Sebagai Tempat Hangout Remaja Di Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan studi literatur menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian membuktikan bahwa pemilihan lokasi Kumulo Creative Compound dan The Lapan Square sebagai tempat hangout remaja di Kota Tangerang Selatan sangat mempengaruhi dalam keberhasilan pemenuhan kebutuhan hangout remaja di Kota Tangerang Selatan. Secara umum pemilihan lokasi dari pengunjung Kumulo Creative Compound dan The Lapan Square di Kota Tangerang Selatan ditentukan oleh karakteristik responden melalui usia, jenis kelamin, status pekerjaan, pendidikan terakhir dan domisili tempat tinggal menjadi pola awal menetapkan keputusan lokasi hangout yang dituju, karakteristik perjalanan melalui perilaku konsumen dan karakteristik lokasi hangout melalui perilaku keruangan(site dan situation). Pemilihan lokasi Kumulo Creative Compound dan The Lapan Square dapat juga dilihat dari leisure motivation yang lebih termotivasi kepada hubungan social yaitu kebutuhan seseorang akan persahabatan dan hubungan interpersonal khususnya dalam interaksi dengan orang lain dan pengembangan persahabatan yang diikuti dengan motivasi competence mastery seseorang dalam bersaing dengan kemampuan personal terhadap orang lain dan memotivasi intellectual seseorang dalam membantu memperluas minat atau belajar tentang hal-hal lain di sekitarnya, sedangkan berkaitan dengan stimulus avoidance lokasi hangout masih belum menyentuh motivasi seseorang untuk dapat merasakan rileks secara mental atau belum dapat menghilangkan stress dan ketegangan individu yang datang ke lokasi hangout tersebut.

During the post-pandemic era, many activities have returned to normal. Many teenagers often hang out as a means to gather with friends. The presence of a Kumulo Creative Compound and The Lapan Square in providing one-stop hangout place. Teenagers choose hangout places based on personal preferences or choices. The space selection process involves various aspects of psychology such as motivation, personal intentions, emotions, and intellect. This study aims to analyze the Location Selection Pattern of Kumulo Creative Compound and The Lapan Square as a Teenage Hangout Place in South Tangerang City. This research uses quantitative methods with literature studies using descriptive analysis. The results of the study prove that the location selection of Kumulo Creative Compound and The Lapan Square as a teen hangout place in South Tangerang City greatly influences the success of fulfilling the hangout needs of teenagers in South Tangerang City. In general, the location selection of visitors to Kumulo Creative Compound and The Lapan Square in South Tangerang City is determined by the characteristics of visitors through age, gender, employment status, latest education, and domicile of residence is the initial pattern in determining the intended hangout location decision, travel characteristics through consumer behavior and location characteristics through spatial behavior (site and situation). The selection of Kumulo Creative Compound and The Lapan Square locations can also be seen from leisure motivation which is more motivated by social relationships, namely a person's need for friendship and interpersonal relationships, especially in interactions with others and the development of friendships followed by a person's competence mastery motivation in competing with personal abilities against others and motivating a person's intellectual in helping to broaden interests or learn about other things around him, while concerning stimulus avoidance, hangout locations still do not touch a person's motivation to be able to feel mentally relaxed or not be able to relieve stress and tension of individuals who come to the hangout location."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulva Fauziah
"Setiap organisasi atau lembaga memiliki budaya tersendiri untuk membangun kinerja yang baik dalam mencapai tujuannya. Budaya organisasi yang diterapkan di setiap lembaga memiliki ciri dan pola yang berbeda. Dalam tulisan ini saya mencoba mendeskripsikan pengalaman magang saya dengan berfokus pada budaya organisasi dan relasi yang ada di lembaga Sukabumi Creative Hub. Penulisan tugas akhir ini menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif dengan metode deskriptif. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 3 bulan periode magang, budaya organisasi yang ada di Sukabumi Creative Hub dapat dikatakan sebagai budaya organisasi kekeluargaan. Hal tersebut didasarkan pada sistem nilai yang diterapkan dengan menekankan pentingnya kesetaraan dan hubungan sosial.

Every organization or institution has its own culture to build good performance in achieving its goals. The organizational culture applied in each institution has dif erent characteristics and patterns. In this paper I try to describe my internship experience by focusing on the organizational culture and relationships that exist at the Sukabumi Creative Hub institution. Writing this final project using qualitative data collection techniques with descriptive methods. Based on observations made during the 3 month internship period, the organizational culture in Sukabumi Creative Hub can be said to be a family organizational culture. It is based on a value system that is applied by emphasizing the importance of equality and social relations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Devita
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai fenomena putus sekolah pada pemuda di Johar Baru, serta bagaimana pendidikan yang sesuai untuk mengakomodasi kebutuhan hidup mereka. Studi-studi sebelumnya membahas mengenai putus sekolah pada komunitas marjinal, pendidikan alternatif dan komunitas marjinal, dan sekolah komunitas sebagai upaya pengembangan komunitas. Problematika pendidikan yang dihadapi oleh pemuda marjinal dalam konteks komunitas masyarakat marjinal kota seringkali dikaitkan dengan keadaan ekonomi yang kurang, namun lebih dari itu, mereka dihadapkan dengan kompleksitas opresi dari struktur dominan hingga komunitas sejawatnya sendiri.Opresi-opresi tersebut merupakan salah satu pemicu terjadinya deprivasi budaya, sebuah aspek kulturaldari sisi pemuda marjinal kota yang belum dilihat secara komprehensif dalam penelitian-penelitian sebelumnya.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis aspek kultural penyebab putus sekolah pada pemuda marjinal kota serta mencari tahu pendidikan seperti apa yang sesuai dengan budaya dan kebutuhan mereka. Peneliti berargumen bahwa deprivasi budaya pada pemuda putus sekolah marjinal kota merupakan penyebab utama putus sekolah, sehingga pendidikan alternatif yang berakar dari komunitas dan mendukung kebutuhan masyarakat marjinal kota merupakan pendidikan yang cocok untuk mengakomodasi kehidupan mereka. Peneliti melihat salah satu bentuk pendidikan alternatif di Johar Baru yaitu Sekolah Komunitas Johar Baru memiliki potensi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, teknik pengambilan data melalui observasi, studi kasus dan pustaka, wawancara mendalam dengan pemuda putus sekolah, serta informan kunci di Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat. 

ABSTRACT
This study discusses the phenomenon of dropping out form school of young people in Johar Baru, as well as what is the most suitable education to accommodate their life needs. Previous studies discussed casses of dropping out in marginalized communities, alternative education and marginal communities, also community schools as an effort to develop the community. The educational problems faced by marginalized youth in the context of urban marginal communities are very complex because not only their lack in economy, but they are also faced with oppression from the dominant structure, even their own peer communities. These oppressions are one of the triggers of the culture of silence, a cultural aspect of the urban marginal youth that has not been seen comprehensively in previous studies. The aim of this study is to analyze the cultural aspect of the cause of dropping out of school in the urban marginalized youth in Johar Baru, and to find out what kind of education which would suit their culture and needs. The researcher argues that cultural deprivation is the major cause of dropoutsinurban marginalized youth. Therefore, an alternative education which rooted in the community and supporting their needs isone of the waysthat can accommodates their life needs as an urban marginal community. The researcher sees one form of alternative education in Johar Baru named the Johar Baru Community School which has that potential. This study uses qualitative research methods, whereas data collection techniques through observation, case studies and literature, in-depth interviews with school dropouts, and key informants in Johar Baru Subdistrict, Central Jakarta. "
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>