Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75460 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Mairanie Nurtaeni Antieyamirda
"Film Hollywood kini telah menguasai pasar global dan memberikan bentuk barn kolonialisme melalui pesan ideologis yang tersembunyi pada maknanya. Teks film dengan demikian perlu dibaca dan dipahami serta dikritik kandungan ideologisnya. Ideologi ini yang seringkali membuat teks film tampak menarik dan menyenangkan untuk diikuti. Ernst Bloch, seorang pemikir Marxis dari Mazhab Frankfurt melihat aspek penarik perhatian ini sebagai sesuatu yang positif dan menarik. Aspek ini disebut sebagai utopia. Douglas Kellner melihat bahwa utopia yang dikemukakan Bloch berada di belakang ideologi. Ideologi seringkali dikritik melalui demistifikasi berisi hal-hal negatif seperti kesalahan, mistifikasi, dan manipulasi. Bloch menyatakan melihat ideologi saja tidak cukup dan menggunakan utopia sebagai cara lain dalam membaca teks budaya massa guna memberikan sesuatu yang positif dan menarik serta suatu solusi dalam mengatasi apa yang kurang pada kondisi masyarakat saat ini. Skripsi ini mengambil obyek studi film Hollywood populer, The Lord of the Rings, karena tertarik dengan jenis film fantasi dan tema heroisme yang digambarkannya. Film fantasi sebenarnya tetap tidak bisa dianggap sebagai sesuatu yang tidak serius karena sebagai sebuah film, tetap merupakan hasil konstruksi pembuatnya dan terpengaruh oleh kondisi sosial lingkungannya. Sedangkan tema heroisme pada film-film Hollywood seringkali menampilkan cerita dengan ideologi superioritas Barat. Teks film The Lord of the Rings dengan demikian dianggap penting untuk dibaca, tetapi skripsi ini ingin melihat teks film tersebut dari sisi utopia guna memberikan perspektif baru dalam pembacaan media. Tujuan penelitian ini adalah guna mengetahui makna utopia apa yang terkandung pada tema heroisme film The Lord of the Rings, bagaimana makna utopia tersebut ditampilkan, mengapa dapat bermakna utopia seperti yang dikemukakan Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis semiotika karena teks film tersusun dari gambar-gambar visual yang membentuk sebuah tanda dengan makna tertentu. Teknik analisis ini digunakan bersama teknik analisis sinematis mise-en-scene sebagai motivasi, yaitu teknik analisis pada setting atau properti, kostum atau tata rias, pencahayaan, akting atau pergerakan aktornya (proxemics), ditambah teknik kerja kamera seperti pengambilan gambar (shot size), sudut pengambilan (angle), dan kedalaman fokus. Unit analisis penelitian ini adalah ketiga bagian film The Lord of the Rings karena ketiganya adalah satu bagian yang utuh. Ketiga film The Lord of the Rings tersebut adalah The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring, The Lord of the Rings: The Two Towers, The Lord of the Rings: The Return of the King. Film The Lord of the Rings tersebut juga merupakan film yang beredar di bioskop-bioskop. Peneliti kemudian memilih adegan-adegan yang terkait dengan heroisme para tokoh protagonisnya, terutama karakter sembilan Fellowship dan melihat teknik mise-en-scene yang paling menonjol pada adegan tersebut. Hasil analisis semiotika tersebut dikaitkan dengan utopia pada teks film. Hasil analisis memperlihatkan bahwa film tersebut menggambarkan heroisme pada level yang ideal. Teknik mise-en-scene yang digunakan pada film mendukung makna dari konsep heroisme seperti komitmen terhadap moral yang kuat, kemampuan baik kemampuan fisik maupun mental, tindakan pahlawan yang selalu pantang menyerah, dan memiliki keberanian yang tinggi, kemudian mendapatkan hasil yang diharapkan, Heroisme ideal tesebut merupakan suatu bentuk utopia yang digambarkan oleh pembuat film. Utopia heroisme tersebut memperlihatkan pula apa yang sebenarnya kurang pada kondisi masyarakat, yaitu sikap heroisme dengan level tinggi untuk menciptakan tatanan masyarakat yang lebih baik. Pada akhirnya utopia hadir dalam teks media untuk mengingatkan mengenai apa yang kurang dan masih perlu diperjuangkan dalam masyarakat sosial sendiri. Teks media dalam hal ini memberikan hal positif bagi masyarakat. Implikasi penelitian ini secara teoritis adalah utopia dapat memberikan perspektif bare dalam memahami dan membaca teks media. Secara metodologis, penelitian ini memperkaya analisis teks media menggunakan teknik analisis semiotika yang masih jarang digunakan pada penelitian komunikasi. Penelitian ini dapat juga digunakan sebagai alternatif dalam membaca teks media. Implikasi praktisnya yaitu kita dapat mengetahui teknik pengemasan teks media dan penelitian ini dapat digunakan oleh pekerja media dalam membuat teks media yang berkualitas. Serta implikasi sosialnya adalah teks media dapat digunakan sebagai alat melihat kondisi masyarakat, pembuat konsep atau solusi dalam memecahkan masalah di masyarakat, serta dapat digunakan dalam pengembangan dan pendidikan media (media literacy).

Hollywood movies now have dominated global market and give new form of colonialism through ideological messages that hidden in the meaning of the text. Film text then need to be read and comprehended also criticized the womb of ideological meaning. This ideology often made film text attractive and pleasurable. Ernst Bloch, a Marxist thinker from Frankfurt School saw this appeal aspect as something positive and attractive. This aspect called as utopia. Douglas Kellner saw, for Bloch, utopia is in ideological content. Ideology often be criticized through demystification contain negatives such as errors, mystification, and manipulation. Bloch explained that only read the ideology isn't enough and use utopia as another way to read text of mass culture to gives something positive and attractive also solutions for surmount what is lacking in this world. The object for this thesis (skripsi) is a popular Hollywood movie, The Lord of the Rings, because interested with fantasy movie and heroism theme which was described. Fantasy movie must be regarded as something serious. Heroism themes in Hollywood movies often show stories contain ideology of Western superiority. Text The Lord of the Rings was regarded important to be read, but this thesis want to read that film text from utopian side in order to gives new perspective in read the text media. Purpose of research are to know the meaning of utopia which contain in heroism theme in The Lord of the Rings, how that utopia was appeared, and why that utopia can be have meaning as said before. This thesis used method of qualitative with semiotic technique of analysis because the text was arranged by visual pictures that formed a sign with their own meaning. This analysis technique was used with cinematic technique of analysis mise-en-scene as motivation. Analysis technique mise-en-scene is a technique which is analysis setting or property, costume or make up, lighting, acting, or proxemics, add with camera technique such as shot size, angle, and deep of focus. Unit of analysis is the three parts of The Lord of the Rings because all of them are an intact part. The three parts The Lord of the Rings arc The Lord of the Rings: The Fellowship of the Ring, The Lord of the Rings: The Two Towers, The Lord of the Rings: The Return of the King. Also The Lord of the Rings which were released in theaters. Researcher then chose scenes which connected with heroism of the protagonist, especially nine Fellowship and then chose mise-en-scene which conspicuous. The result of semiotic analysis was related with utopia within the text. Result of analysis showed that this movie described heroism on ideal level. Mise-en-scene technique which was used in the movie supported the meaning of heroism such as powerful moral commitment, ability in accordance with physically or mentally, heroism action in the face opposition, dauntless, and them got the triumph at least in a spiritual form, if not a physical. That ideal heroism is forms utopias were described by the filmmaker. Those utopia of heroism also showed what is lacking in society that is heroism with high level to form better order of society. In the end, utopia to be present in media text for recalled what is lacking and what should be fought for within society itself. In this case, media text gave positive thinks for society. Implication of this research theoretically is utopia could give new perspective for comprehend and read media text. Implication in methodology is this research added analysis of media text using semiotic which is seldom used in communication research. This research also could be used as alternative in read media text. Practically, we could be knew how to make a media text and also this research could be used by media worker in make a quality text media. Implication in social are media text could be used as a tool to know the condition of society, to make a concept or solution in solving society problem, also could be used in development and media pedagogy (media literacy).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasker, Yvonne, 1964-
""Provides a timely and richly revealing portrait of a powerful cinematic genre that has increasingly come to dominate the American cinematic landscape"--"
Chichester, West Sussex: Wiley Balckwell, 2015
791.436 TAS h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Junita Ima Purbasari
"ABSTRAK
Studi ini mencoba membahas penggambaran trend pesan propaganda yang disampaikan Amerika Serikat terhadap negara-negara lain melalui media hiburan, yaitu film layar lebar Hollywood. Sebagai industri produk jasa yang memberi masukan negara Amerika Serikat kedua terbesar setelah bidang ruang angkasa, perfilman Hollywood hingga saat ini memang masih merajai pasaran film internasional. Dijadikannya Hollywood sebagai bangunan industri mengkondisikan perfilman Amerika Serikat dalam iklim kompetisi, baik dalam hal teknologi maupun content (isi), yang salah satunya adalah kreativitas tema cerita film. Salah satu tema cerita film Amerika Serikat yang masih mendominasi adalah mengenai penanaman iklim musuh Amerika Serikat yang ditemui dalam realitas sosial kehidupan politiknya. Penciptaan tokoh heroistik atau kepahlawanan Amerika Serikat yang mengiringi perkembangan perfi1man Hollywood mulai periode detente pertama (1971-1980), berlanjut ke perang dingin kedua (1981-1987) hingga saat ini. Penciptaan tokoh kepahlawanan oleh insan film Hollywood masih dijadikan tema cerita yang banyak dijual, walau dengan warna yang sedikit berbeda. Sosok tokoh Amerika Serikat digambarkan sebagai seorang yang demokratis, memi1iki loyalitas tinggi terhadap profesi kerja, polisi dunia yang menegakkan keadilan dan keamanan baik di dalam negerinya sendiri maupun negara lain, dan sebagainya. Sementara profil sosok negara lain digambarkan dalam cerita film cenderung disudutkan pada posisi sebaliknya. Pesan ideologi yang disampaikan melalui media hiburan tersebut memberi kesan dan tanda bahwa aplikasi propaganda di saat ini tidak dapat lagi diartikan sebagai penanaman nilai politik yang murni, karena pada dasarnya dapat pula disampaikan secara tersirat dalam arus budaya pop dimana penonton pun terkadang tidak menyadarinya. Film yang diteliti meliputi True Lies, Die Hard with a vengance, dan Crimson Tide. Ketiga film ini dianalisis dengan menggunakan metode analisis isi secara kualitatif. Dari hasi 1 penelitian yang diperoleh berdasarkan kategorisasi name calling dan glit tering generalities, baik secara verbal maupun non-verba1, penggambaran pesan propaganda Amerika Serikat dalam realitas kamera yang ditujukan pada negara lain cenderung merefleksikan bias pandangan dengan melakukan penamaan buruk."
1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Pramana Agung
"ABSTRAK
Tulisan ini membahas tentang bagaimana dampak yang dapat diberikan dari penggunaan aktor senior dalam era Hollywood abad ke-21 untuk meningkatkan kualitas film. Dampak yang diberikan oleh aktor senior tersebut dapat berupa tentang bagaimana pengalaman dan ilmunya mampu mempengaruhi kualitas film dari segi komersil dan segi nilai-nilai kehidupan. Hal ini bisa dilihat dari berbagai sisi, seperti dari kacamata sutradara, kacamata lawan main aktor dan kacamata khalayak atau fans dari aktor senior tersebut. Dari studi kasus yang dilakukan terhadap peran Robert De Niro dalam film The Intern, penulis menemukan adanya dampak yang terjadi terhadap penjualan film, dan bagaimana kehadiran De Niro sebagai aktor senior mampu memberikan semangat serta etos kerja yang lebih tinggi di dalam tim karena pengetahuan dan pengalaman yang dibawa oleh sang aktor.Kata kunci : film, the intern, robert de niro, aktor senior

ABSTRACT
This journal discusses about the impact of the uses of senior actors within the 21st century Hollywood era in order to elevate the quality of the film. The experiences and insights of a senior actor have positive impacts on the outcome of the film production, for example, he can improve the quality of the film, particularly from the commercialized standpoint and the values of life. The impact also comes from the perspective of the film director, the perspective of the actor rsquo s scene partner s , or the perspective of the audience or the fans. Based on the study regarding Robert De Niro rsquo s role in The Intern, the author has discovered the presence of De Niro has positive impacts for the film rsquo s revenues. Moreover, due to De Niro 39 s vast insights and experiences, he is able to carry a great sense of enthusiasm and his professional work ethic to the production team.Keywords film, the intern, robert de niro, senior actor"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
More, Thomas, Saint, 1478-1535
London: David Campbell Publishers, 1992
R 335.02 MOR u
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
More, Thomas, Saint, 1478-1535
New York: Appleton Century-Crofts, 1949.
321.07 MOR u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Acyuta Wifaaq Nibroos
"Amerika Serikat dan akumulasi power adalah selayaknya dua saudara kembar yang tak terpisahkan. Salah satu manifestasinya adalah pada bentuk penggunaan soft power yang terdefinisikan sebagai upaya untuk memberikan pengaruh terhadap pihak lain agar menghasilkan suatu realitas yang sesuai dengan kepentingan nasional AS, melalui atraksi dan bukan koersi ataupun payment, salah satunya dengan instrumen diplomasi publik. Diplomasi ini ditujukan untuk memberikan kesepahaman bersama terhadap publik dengan kepentingan-kepentingan nasional AS di dalamnya sehingga AS mendapatkan legitimasi atas kepentingannya. Hollywood adalah satu yang terbaik dari sekian jawaban untuk mengatasi kegusaran AS dalam melaksanakan diplomasi publiknya. Dari sekian banyak kepentingan di antara keduanya, AS dan Hollywood kemudian menemukan nexus kepentingan bersama yang mampu terakomodasi pada rentetan diplomasi publik AS ini. Tulisan ini akan menganalisis 34 literatur teoritis dan empiris berkenaan relasi AS dengan Hollywood yang kemudian diklasifikasikan menggunakan metode tipologi dimensi diplomasi publik; development of lasting relationship, issue management, dan strategic communication dari Mark Leonard dengan disertai penjelasan konseptual pada awal penjelasan. Dengan adanya manajerial isu kepentingan AS melalui Hollywood, komunikasi strategis AS dalam film-film Hollywood, hingga relasi kompleksitas kelembagaan AS dan Hollywood yang meliputi kerja sama melalui OWI, USIA, DoD, CIA, hingga DOS, diplomasi publik AS melalui Hollywood merupakan bahasan dengan variabel yang menggurita. Dalam tulisan ini ditemukan jika kompleksitas hubungan antara AS-Hollywood menghasilkan sebuah argumen jika diplomasi publik dapat terjadi secara natural maupun struktural, selama terdapat komunikasi strategis yang tersampaikan.

The United States and the accumulation of power are like two inseparable twin brothers. Its manifestations is in the form of the use of soft power, which is defined as an effort to influence other parties to produce a reality that is in accordance with US national interests, through attraction rather than coercion or payment, which is the instrument of public diplomacy. This diplomacy is intended to provide a common understanding between international public with US national interests in it so that the US could gains legitimacy for its interests. Hollywood is one of the best answers to overcome US frustration in carrying out its public diplomacy. From the many interests between these two, US and Hollywood find a nexus of common interests that can be accommodated in this series of US public diplomacy. This thesis will analize 34 literatures, both the empirics and teoretics, about the relation between US and Hollywood that will be classified by tipology methods within three public diplomacy dimension of Mark Leonard; development of lasting relationship, issue management, and strategic communication, with additional the conceptualization of public diplomacy. The managerial issues of US interests through Hollywood, US strategic communication in Hollywood films, to the complex institutional relationship between the US and Hollywood which includes cooperation through OWI, USIA, DoD, CIA, and DOS, US public diplomacy through Hollywood is a great discussion with many variables. We found that the complex nexus of US-Hollywood generate a discourse that US public diplomacy through Hollywood could be occurred both natural nor structural as long as the strategic communication stands there."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devandy Ario Putro
"Jurnal akademik ini berjudul “Representasi Heroisme Walter Süskind dalam Film Süskind”. Obyek penelitian yang dikaji berupa film Süskind dari Belanda yang menjadikan Holokaus pada Perang Dunia II sebagai latar cerita utama. Tujuan penelitian ini adalah memperlihatkan bagaimana film Süskind merepresentasikan heroisme yang diangkat dari sejarah hidup dan upaya Walter Süskind dalam menyelamatkan ratusan anak-anak Yahudi dari program pembersihan etnis Yahudi oleh NAZI di Belanda melalui metode pengkajian analisis deskriptif dan memperlakukan film sebagai teks. Teori-teori yang digunakan di antaranya teori Representasi oleh Hall (2003) dan definisi Heroisme oleh Franco, Blau, dan Zimbardo (2011). Pencitraan heroisme muncul hampir di seluruh sekuens film dengan berbagai stimulus tindakan heroisme pada tokoh utama. Representasi nilai-nilai heroisme dari yang kecil hingga besar, tersirat maupun tersurat ditampilkan secara utuh dalam film lewat penokohan yang ada.

This academic journal titled "Representation of Heroism of Walter Süskind on Süskind The Film". The object that being examined is a Dutch movie named Suskind with the Holocaust in World War II as the background of the main story. The purpose of this research is to show how the film represents heroism from the biography and the efforts of Walter Suskind in saving hundreds of Jewish children from the of Jewish ethnic cleansing programme by the Nazis in the Netherlands through a descriptive analysis method and treat the film as a text. The theories being used are the Representation theory by Hall (2003) and the definition of Heroism by Franco, Blau, and Zimbardo (2011). The imaging of heroism emerge in almost all film sequences with various stimulii of heroism to the main character. Representation of the heroism values from small to large are implicitly and explicitly shown completely in the film through the existing characterizations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdi Rahadian
"ABSTRAK
Fury 2014 adalah film Perang Dunia II mengenai sebuah kru sebuah tank yang mencoba untuk menjalankan misi mereka di dalam daerah yang dikuasai musuh. Film ini menggambarkan kesulitan dan tantangan yang dialami oleh para anggota kru tank di medan perang. Film ini adalah salah satu film terbaik yang menggambarkan bagaimana Hollywood menunjukan patriotism dalam film-filmnya. Penelitian yang ada mengenai film ini hanya membahas tentang isu kekerasan dan beberapa isu-isu linguistik. Artikel ini akan menggunakan konsep lsquo;New Patriotism rsquo; milik Frank J. Wetta dan Martin A. Novelli dan akan menggunakan materi-materi baik visual maupun audio dari film ini. Artikel ini bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana Hollywood menggambarkan patriotism.

ABSTRACT
Fury 2014 is a World War II movie about a tank crew that tried to accomplish their missions inside their enemy territory. This movie depicted the hardships which the crew and their tank experienced during the war. This movie is one of the best to illustrate on how Hollywood depicts patriotism. Existing scholars research on this movie only found about the violence and the linguistic issue. This article will use Frank J. Wetta and Martin A. Novelli rsquo;s concept of lsquo;New Patriotism rsquo; and using both visual and audio material from the movie. This article aimed to disclose how Hollywood pictures patriotism."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>