Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205222 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Dinaya
"Basle Accord 2 yang memasukkan risiko pasar dan risiko operasional selain risiko kredit dalam perhitungan CAR bank, telah mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Penelitian ini mencoba meneliti korelasi antara risiko kredit dan risiko pasar terhadap return saham bank-bank di Indonesia pada tahun 2002-2003. Risiko pasar dibagi menjadi dua yaitu risiko tingkat bunga dan risiko nilai tukar. Dalam penelitian ini return saham dicerminkan sebagai investor.
Variable terikat adalah return saham bank dan variabel bebas adalah risiko kredit, risiko tingkat bunga, dan risiko nilai tukar. Variabel-variabel ini diregresi dengan multiple regression. Sampel yang diambil adalah bank-bank umum swasta devisa yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2002-2003.
Hasil yang diperoleh yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara return saham bank dengan risiko kredit, risiko tingkat bunga, dan risiko nilai tukar. Dari nilai R2 sebesar 0.134 menunjukkan bahwa hanya 13,4% dari return saham dijelaskan oleh risiko kredit dan risiko nilai tukar sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Standard deviasi return saham sebesar 0,0063 lebih kecil nilainya dibandingkan dengan standard error of estimate yang sebesar 0,0069. Dari perbandingan ini dapat dikatakan baliwa model II kurang bagus dalam bertindak sebagai predictor, dan sebaliknya return saham itu sendiri yang lebih bagus sebagai prediktornya. Dari hasil ini menggambarkan bahwa investor pada saat ini masih memprediksi return saham dari data return saham historikalnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T15704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Kazhimi
"Sebagai negara berkembang, di Indonesia saat ini sedang marak pelaksanaan pembangunan infrastruktur. Kemudian  Terdapat proyek-proyek infrastruktur (khususnya proyek jalan tol) yang masuk dalam proyek strategis nasional namun memiliki kelayakan yang rendah secara finansial , hal ini menjadi kasus penelitian untuk  memperoleh skenario/skema investasi agar proyek tersebut bisa tetap dapat diimplementasikan sesuai dengan rencana pemerintah. Analisis akan dilakukan dengan melakukan studi kasus yang mendalam tentang proyek Infrastruktur yang memiliki tingkat kelayakan investasi yang rendah di Indonesia. Studi kasus dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang suatu masalah, serta melakukan identifikasi bagaimana solusi/strategi terbaik untuk meningkatkan kelayakan proyek ini agar dapat tetap diimplementasikan serta  mengetahui dampak dari penerapan skenario terbaik terhadap kelayakan finansial nya. Berdasarkan analisis yang dilakukan, pembangunan jalan tol hanya sampai Besuki ternyata merupakan skenario terbaik yang menghasilkan tingkat kelayakan terbaik. Alternatif lain adalah dukungan pemerintah untuk menyelesaikan jalan tol dari Besuki hingga Banyuwangi. Adanya dukungan pemerintah berupa VGF agar jalan tol Probolinggo Banyuwangi dapat terhubung dan memberikan tingkat pengembalian investasi yang menguntungkan bagi investor, dalam hal ini Badan Usaha Jalan Tol.

As a developing country, Indonesia is currently rampant in implementing infrastructure development. However, there are infrastructure projects (especially toll road projects) that are included in the National Strategic Project (PSN) but have low financial feasibility. Despite this, they are economically and socially politically feasible, and require a particular strategy to ensure the project can still be implemented. The analysis will be conducted by conducting in-depth case studies on infrastructure projects with low investment feasibility in Indonesia. These case studies aim to obtain a clear picture of the problem and identify the best solution/strategy to improve the feasibility of the project, enabling its implementation. Additionally, the impact of implementing the best scenario on its financial feasibility will be determined. Based on the analysis results, shortening the toll road segment is the best scenario that offers the highest financial feasibility. The second alternative involves seeking construction support from the Government to complete the toll road from Besuki to Banyuwangi, which represents the final stretch of the toll road on Java Island. The provision of VGF (Viability Gap Funding) in the form of construction support aims to facilitate the connection of the Probolinggo-Banyuwangi toll road and ensure a profitable rate of return on investment for Toll Road Business Entities, who are the investors in this project."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barizah Ghassani
"Studi literatur yang ada masih memberikan kesimpulan yang bervariasi mengenai pengaruh diversifikasi pendapatan terhadap value dan kinerja bank. Penelitian ini meneliti pengaruh diversifikasi pendapatan yang dilakukan oleh bank terhadap value dan kinerja bank yang menggunakan proksi market to book untuk value dan menggunakan proksi return on equity unuk kinerja. Observasi dilakukan terhadap 16 bank di Indonesia selama kurun waktu 2002-2011. Data yang digunakan merupakan data panel yang bersumber dari data bank terkait. Dengan menggunakan model estimasi Ordinary Least Square - Fixed Effect, didapatkan hasil bahwa diversifikasi pendapatan bank memiliki pengaruh yang signifikan terhadap value dan kinerja bank.

Existing studies still provide various results regarding the impact of revenue diversification of a bank to its value and performance. This research examines the impact of revenue diversification of a bank to its value and performance with using market to book value as a value proxy and using return on equity as a performance proxy. This observation uses Ordinary Least Square - Fixed Effect on 16 banks in Indonesia for period the period of 2002-2011. It is found that bank revenue diversification affects both value and its performance."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S46763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Djuwita
"Industri jasa telekomunikasi saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan suatu industri tidak lerlepas dari persaingan para pelaku di dalamnya. Slruktur industri mempunyai pengaruh yang kuat dalam menentukan aturan permainan.
Telekomunikasi merupakan wahana yang menghubungkan seseorang dengan orang lain melalui media telekomunikasi. Sesuai dengan fungsinya tersebut, maka jika diidentifikasi ada beberapa jasa pengganti yang dapat mengambil alih Cungsi tersebut Bari jasa telekomunikasi, salah satunya adalah jasa transportasi.
Kondisi seperti ini mengakibatkan terjadinya persaingan dalam lingkungan bisnis yang kompetitif. Upaya yang dapat dilakukan perusahaan untuk memenangkan persaingan adalah dengan meningkatkan kinerja perusahaan, karena sebagai perusahaan yang telah go public, bail; buruknya kinerja perusahaan akan mempengaruhi nilai perusahaan tersebut di mala investor.
Kekayaan pemegang saham ditentukan oleh internal performance dan external performance. Variabel yang digunakan untuk mengukur internal performance perusahaan dapat dihitung berdasarkan prinsip-prinsip accounting based atau economic based. Return on investment (ROI) merupakan salah satu ukuran infernal performance yang perhitungannya mendasarkan pada prinsip akuntansi, sedangkan economic value added (EVA) jugs lermasuk ukuran internal performance yang dihitung berdasarkan prinsip ekonomi. Kinerja eksternal perusahaan dapat diukur dengan menggunakan marker value added (MVA), vaitu metode yang tergolong baru berdasarkan pada value based management. Penentuan shareholders value creation dengan menggunakan metode MVA dilakukan melalui usaha dan keputusan yang dibuat oleh pihak manajemen perusahaan dalam menginvestasikan modal yang dipercayakan invest.
Jika perusahaan menunjukkan kinerja yang balk dari waktu ke waktu, maka book value perusahaan tersebut akan meningkat, dan kemungkinan investor akan menawar saham perusahaan tersebut dengan harga yang tinggi dengan harapan memperoleh earning yang tinggi di masa yang akan datang, sehingga menyebabkan marker value perusahaan meningkat. Bila marker value perusahaan dibandingkan dengan modal yang dikoniribusikan oleh investor menunjukkan hasil yang positif (the excess price tag), hal itu merupakan akibat dari keberhasilan operasi pada masa yang lalu atau dengan kata lain merupakan hasil kinerja yang baik.
Penelitian ini bermaksud untuk menguji kembali pengaruh antara ROI dengan MVA dan anlara EVA dengan MVA. Konsep EVA memang menawarkan banyak kelebihan dalam mengukur penciptaan nilai suatu perusahaan, tetapi perlu diteliti apakah konsep EVA tersebut dapat diterapkan oleh investor di Indonesia.
Perusahaan yang dijadikan sampel adalah 10 perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta yang termasuk dalam kategori sektor jasa yang terdiri dad 3 perusahaan yang bergerak dalam industri telekomunikasi dan 7 perusahaan dalam industri Transportasi.
Perhilungan return on investment (ROI) masing-masing perusahaan untuk periode 2003-2005 dengan menggunakan data yang berasal dari laporan keuangan masing-masing perusahaan pada periode 2003-2005. Economic Value Added (EVA) masing-masing perusahaan untuk periode 2002-2005 dihitung dengan terlebih dahulu menghitung net operating profit after taxes (NOPAT), invested capital, dan cost of capital. Sedangkan perhitungan market value added (MVA) masing-masing perusahaan untuk periode 2003-2005 dapat dilakukan dengan lebih dahulu menghitung marker value dan invested capital. Selanjutnya dilakukan uji korelasi, uji regresi, dan uji koefisien korelasi antara ROI dengan MVA dan antara EVA dengan MVA.
Hasil perhitungan kinerja masing-masing perusahaan berdasarkan metode ROI menunjukkan bahwa PT. Indonesian Satellite Corporation mencapai ROI tertinggi yaitu sebesar 23,34% pada tahun 2003 sedangkan ROI terendah dihasilkan oleh PT. Mitra Rajasa yaitu sebesar -32,79%, PT. Infoasia Teknologi Global pada tahun 2004 mencapai ROI tertinggi sebesar 12,01%, sedangkan PT. Steady Safe menghasilkan ROI terendah sebesar -20,04%. Pada tahun pengamatan 2005 ROI tertinggi dicapai oleh PT. Telekomunikasi Indonesia sebesar 12,86%, dan pada tahun tersebut PT. Steady Safe kembali menghasilkan ROI terendah sebesar negatif 16,84%.
Hasil perhitungan kinerja masing-masing perusahaan berdasarkan metode EVA menunjukkan bahwa standardised EVA terbesar pada tahun 2003 yaitu sebesar 0,6449 dicapai oleh PT. Indonesian Satellite Corporation. Sedangkan Standardised EVA terendah tahun 2003 dicapai oleh PT. Mitra Rajasa dengan nilai sebesar -0,2518. PT. Infoasia Teknologi Global pada tahun 2004 menghasilkan standardised EVA tertinggi sebesar 0,1467, sedangkan PT. Steady Safe menghasilkan standardised EVA terendah sebesar -0,4389. selanjutnya pada tahun 2005 PT. Samudra Indonesia menghasilkan standardised EVA terbesar sebesar 0,1148 dan PT. Mitra Rajasa menghasilkan standardised EVA terendah yaitu sebesar -0, 2176.
Hasil perhitungan kinerja masing-masing perusahaan berdasarkan metode MVA menunjukkan bahwa standardised MVA terbesar pada tahun 2003 dicapai oleh PT. Steady Sale dengan nilai standardised MVA sebesar 3,3137, sedangkan pada tahun 2004 standardised MVA terbesar dicapai PT. Infoasia Teknologi GIobal sebesar 3,7904 dan pada tahun 2005 standardised MVA PT. Steady Safe sebesar 3,1601. Sedangkan standardised MVA terendah selama periode penelitian dicapai oleh PT. Humpuss Intermoda Transp. sebesar -0,6886 pada lahun 2003, kemudian untuk tahun 2004 standardised MVA terendah dicapai oleh PT. Centris Multi Persada yaitu sebesar -0,6266 dan pada tahun 2005 dicapai oleh PT. Mitra Rajasa yai lu sebesar -0,5874.
Hasil perhitungan kinerja perusahaan dengan ketiga metode (ROI, EVA, dan MVA) dapat dikelompokkan menjadi empat model, yaitu model A yang mans baik ROI atau EVA maupun MVA bemilai positif, model B yang mana ROI atau EVA bernilai negalif sedangkan MVA bemilai positif, model C yang mana ROI alau EVA bemilai positif sedangkan MVA bemilai negatif, serta model D yang mana bail: ROI atau EVA dan MVA bemilai negalif.
Berdasarkan uji korelasi diperoleh hasil bahwa terdapat korelasi yang lemah dan searah antara ROI dengan MVA dan antara EVA dengan MVA Sedangkan uji regresi menunjukkan hasil bahwa baik ROI maupun EVA tidak mempengaruhi MVA.

Nowadays, the telecommunication industry has grown very rapidly. The grow f an industry always influenced by the contribution degree of its players. The industrial structure also has a great affect on determining the rules of the game.
The telecommunication is a mean to connect a person to the others through a communication medias. As the function to connect people, there are several services that able to take over it function, such as: the transportation services.
This leads to the competitiveness within the competitive business environment. The effort which the company could take in order to win this competition is to keep its performance rising, because as a public company, its performance will affect its value investor's eyes.
The shareholders' wealth are measured by internal performance and external performance. The variables used as internal performance yardsticks are can be calculated using either accounting based or economic based. Return on investment (ROI) is one of the internal performance measurements using the principals of accounting, whilst the EVA also is one the internal performance measurements using the principals of economics. External performance of company is measured by market value added (MVA). MVA is new method using value based management. In management's attempts and decision making to Increase shareholder value as measured by the market value of a company, they continuously influence, directly or indirectly, those variables that affected shareholder wealthy.
The company's performance increasing significantly, the book value of company will also increase, and the probability of investor bargain for its stocks on higher price to earn more capital gain and dividend will increase too, and it makes the company's market value increases. As this occurs, the different between the company's market value and the capital contributed-by investors (MVA) represents the excess price tag the marker assigns to the company as a result of it past operating successes.
This research goal is to test again the relationship between R01 with M VA and EVA with MVA. The EVA concept offer many advantages in estimating the value of the company, but it requires further observation whether the concept can be applied by investor in Indonesia.
The company's sample are 10 companies that listed in Jakarta Stock Exchange and from service sector, there are 3 companies of telecomunication industry and 7 companies of transportation industry.
The calculation of return on investment (ROI) in each of companies in 2003-2005 can be had by using each of companies finance report in its time. Economic Value Added (LVA) of each company /or periocle 2002-2005 have to he calculated first by compute net operating pro/it after tares (NOPA1). invested capital, and cost of capital, And calculation of market value added (MVA) ,for each company jbr periode 2003-201)5 can he done by calculating market value and invested capital. Furthermore. we can do correlation rest. Regression test and correlation coeficiency test between ROI and MVA as also between EVA and MVA.
The result of performance calculation of each company shown that PT Indonesian Satellite Corporation reached 29.48% as it is the highest R0I in 2003 while the lowest ROl came from PT. Mirra Rajasa, -32,79%. PT Infoasia Teknologi Global reached highest ROI 12.01% in 2004 and PT Steady Safe resulted the lowest ROI of -20.04%. In analyzing year of 2005, the highest ROI came from PT. Telekomunikasi Indonesia of 12,86%, while in the same year, PT Steady Safe again had the lowest RO1, of-16.84%.
Performance calculation result of each company based EVA method shown that PT. Indonesian Satellite Corporation reached 0,6449 as it is the highest standardized EVA in 2003 while the lowest standardized EVA came from PT. Mitra Rajasa, -0,2518. PT lnfoasia Teknologi Global reached highest standardized EVA 0.1467 in 2004 and PT Steady Safe resulted the lowest Standardized EVA of -0,4389. In analyzing year of 2005, the highest standardized EVA came from PT: Samudra Indonesia of 0.1148, while in the same year, PT. Mitra Rajasa again had the lowest standardized EVA, of -0,2176.
The result of each company's performance based on MVA method shown that the biggest MVA in 2003 was reached by PT. Steady Safe with value of standardized MVA of 3,3137, while the biggest standardized MVA resulted by PT. Infoasia Teknologi Global of 3, 7904 in 2004 and by PT Steady Safe in 2005 as it reached its value of 3,160I. The result also shown that the lowest of standardised MVA during research time was reached by PT. Hwnpuss Internoda Transp. of -0,6886 in 2003, and followed by PT. Centris Multi Persada of -0,6266 in 2004 and PT. Mitra Rajasa of -0,5874 in 2005.
The result of each company's performance based on those method (ROI EVA, and MVA) can be classified into four model, these are A model which is ROI or EVA is positive and so is MVA, B model which is ROI or EVA is negative but MVA is positive, C model which is ROI or EVA is negative but MVA is positive, and D model which is all of RO1, EVA, and MVA are negative.
Based on correlation test, a weak correlation between ROI and MVA as well as EVA and MVA, the relationship are positive. But based on regression test, we come to a conclusion that both ROI and EVA did not influence MVA."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Eliaska
"Pelaksanaan program pelatihan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai suatu investasi di dalam bidang tenaga kerja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengembalian investasi pelatihan atau return on investment (ROI) pelatihan bagi perusahaan tersebut. Dengan diketahuinya ROI pelatihan tersebut akan menjadi pedoman atau pertimbangan manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan tentang perlu atau tidaknya program pelatihan tersebut diteruskan di masa yang akan datang.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang bergerak di bidang jasa perhotelan yaitu Sheraton Bandung Hotel and Towers. Cara mengumpulkan data penelitian ini yaitu melalui riset lapangan dengan cara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur, review dokumentasi dan riset kepustakaan. Data yang dikumpulkan tersebut digunakan untuk menganalisa dan menghitung ROI pelatihan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROI pelatihan yang diperoleh Sheraton Bandung dari pelatihan yang diselenggarakan pada tahun 2001 adalah sebesar 348%. Besamya ROI yang diperoleh tersebut menunjukkan pelatihan tersebut efektif dimana kepuasan tamu hotel pada tahun 2001 meningkat demikian pula halnya dengan perolehan profit hotel tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Andarina
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ROE (Ratio of Return On Equity), Car (Capital Adequancy Ratio), Non Performing loans (NPL), Loans to Deposits Ratio (LDR) dan Net Of Interest Margin {NIM} secara sendirisendiri berpengaruh terhadap tingkat pengembalian atas aset (ROA). Selain itu penelitian ini juga ingin menguji apakah variable tersebut secara bersama-sama dapat mempengaruhi nilai tingkat pengembalian atas aset (ROA).
Penelitian ini menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) untuk memperlihatkan adanya pengaruh antara variable terikat (dependent} yaitu tingkat pengembalian atas aset (ROA) dengan lima variabel babas yang diwakili oleh rasio keuangan perbankan seperti ROE, CAR , NPL, LDR dan NIM. Sampel data yang diambil adalah berdasarkan dari laporan keuangan Bank Umum Swasta Nasional periode tahun 2001 -2004.
Dan penelitian ini ditemukan bahwa ROE berpengaruh terhadap tingkat pengembalian atas aset (ROA). Juga untuk variabel CAR dan LDR juga memberikan pengaruh yang positif terhadap tingkat pengembalian atas aset (ROA). Hal ini sesuai dengan teori yang dijabarkan bahwa setiap peningkatan CAR dan LDR akan meningkatkan nilai laba yang diperoleh. Semakin banyak kredit yang diberikan (LDR bertambah) maka akan meningkatkan perolehan labs. Tetapi perlu diperhatikan bahwa setiap perlakuan ekspansi kredit, bank hares memperhatikan kebutuhan modal. Dan diusahakan setiap aset yang beresiko hazes dapat menghasilkan laba sehingga tidak akan menekan pennodalan. Semakin baik CAR berarti semakin baik ekspansi kredit yang diberikan sehingga mampu memberikan profit yang Iebih baik. Sedangkan untuk variabel NFL dan NIM pada penelitian ini tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengembalian atas aset (ROA). Dan kelima variabel diatas secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat pengembalian atas aset (ROA).

The Intention of this Study is to know if ROE (Rate Of Return On Equity), Car (Capital Adequacy Ratio), Non Performing loans (NPL), Loans To Deposits Ratio (LDR) and of Net Of Interest Margin (NIM) had an effect by itself on to rate of return of asset (ROA). The study also wants to test weather the variables by together can effect rate of return value of asset (ROA).
This Study is using Ordinary Least Square (OLS) Method which's showing the existence of influence among tied variable (dependent), rate of Return On Asset (ROA), and five independent variables in which deputized by monetary ratio of banking like ROE, CAR, NPL, LDR and of NIM. Sample of the data is taken pursuant from National Private Rural Bank within financial statement period of year 2001 - 2004.
The study found that ROE had an effect on to rate of Return on Asset (ROA). Also for the variable of CAR and LDR were given positive effect to rate of Return On Asset (ROA). This matter as according to the theory that the increasing of CAR and LDR will improved the acquirement of profit value. More credit given (LDR increases) will improve acquirement of profit. But every treatment of credit expansion, bank would have to give attention requirement of the capital. Every asset which has risky had to earn to yield profit so that will not depress to the capital. Good progressively CAR mean good progressively the credit expansion so that could give better profit. Meanwhile for the variable of NPL and NIM in this study have not given a signify effect to the rate of Return on Asset (ROA). And the fifth of variable above by together is having an effect on to rate of Return on Asset (ROA).
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20531
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Gardatama Atmadibrata
"ABSTRAK

Skripsi ini memberikan penjelasan yang komprehensif mengenai Analisis Yuridis Penerapan LPS Rate dalam Simpanan Deposito Terhadap Perlindungan Nasabah yang dihubungkan dengan fenomena banyaknya bank-bank yang menerapkan bunga simpanan deposito diatas ketentuan yang ditetapkan di dalam LPS Rate. Hal ini nantinya dapat membahayakan nasabah dimana simpanannya tidak akan dijaminkan oleh LPS dikarenakan simpanan tersebut dianggap sebagai simpanan tidak layak bayar karena telah menikmati keuntungan yang tidak wajar. Dari permasalahan tersebut maka pokok permasalahan yang dapat ditarik adalah bagaimana pengaturan dan konsep perlindungan nasabah terkait dengan ketentuan LPS Rate di dalam simpanan deposito dan bagaimana implementasi dari pengaturan mengenai LPS Rate terkait dengan simpanan deposito ditinjau dari hukum perbankan di Indonesia.


ABSTRACT

This Thesis Provides a comprehensive explanation about Juridicial Analysis of the application of LPS in the savings deposits rate againts the protection of the customers associated with the phenomenon of large banks that apply interest savings deposits on the conditions set out in the LPS Rate. This can evetually harm the customer where they deposit savings would not be warranted by LPS because the deposits are considered as savings is not worth paying for having enjoyed an unnatural advantage. Of these problems then the principal problem that can be drawn is how is the regulation and customer protection concept is related to the provision of LPS in the savings deposit rate and how is the implementation of the arrangements regarding LPS Rate associated with savings deposits of the Indonesian Banking law

"
Universitas Indonesia, 2014
S56692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Dewi Sugiartin
"Investor melakukan investasi dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan dari tingkat pengembalian yaitu berupa capital gain dari kenaikan harga saham dan deviden. Dalam pasar modal, instrumen investasi mengandung unsur ketidakpercayaan ataupun resiko. Resiko ini disebabkan karena harga saham senantiasa berubah dan tidak dapat diprediksi secara tepat akibat pergerakannya yang fluktuatif.
Nilai (value) suatu perusahaan dapat ditentukan dari kinerja keuangan perusahaan tersebut selama periode tertentu. Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk menilai suatu perusahaan seperi PER (price to earning ratio), ROI (return on investment), ROE (return on equity), ROA (return on aseO, EVA (economic value added), dan MVA (market value added) suatu metode yang tergolong bare.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan metode ROI, EVA dan MVA. Industri farmasi dipilih sebagai objek penelitian. Terdapat 9 perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan publik di industri ini, yakni Daria-Varia Labolatoria, Indofarma, Kimia Farma, Kalbe Farma, Merck, Pyridam Farina, Shering Plough, Bristol-Myers dan Tempo Scan. Kurun waktu yang dipilih dalam penelitian ini dari tahun 2003 hingga tahun 2005.
Dui basil perhitungan ROI diperoleh bahwa semua perusahaan pads industri farmasi memiliki nilai 1Z 01 yang berfluktuasi. Sepanjang periode penelitian Merck menghasilkan nilai RQl tertinggi dibandingkan perusahaan lain. Nilai ROl terendah selam dua tahun berturut-turut (2004-2005) dicapai oleh Schering Plough. Berdasarkan perhitungan kinerja menggunakan EVA , sepanjang tahun 2003-2005 Kalbe Farma, Merck, Bristol-Myers dan Tempo Scan yang memiliki nilai EVA positif. lndofarrna menghasilkan nilai EVA positif pada tahun 2004 dan 2005. Darya-Varia menghasilkan nilai EVA positif baru pada tahun 2005. Seiebihnya nilai EVA yang dimiliki perusahaan lain mencatat angka negatif_ Pyridam Farma memiliki nilai EVA terendah sepanjang periode penelitian. Perhitungan kinerja dengan menggunakan MVA menghasilkan bahwa nilai MVA tertinggi dicapai oleh Darya-Varia. Posisi kedua dicapai oleh Kalbe Farma. Nilai MVA perusahaan ini terus meningkat berbeda dengan perusahaan lain yang nilainya fluktuasi. Nilai MVA terendah dicapai oleh Pyridam Farma yang sepanjang tahun 2003-2005 rnemiliki nilai MVA negatif. Hal ini menyiratkan bahwa perusahaan ini tidak mampu menciptakan nilai secara internal maupun ekstemal.
Perhitungan kinerja dengan menggunakan ROI menghasilkan penilaian yang sederhana karena hanya melibatkan komponen laba bersih dan total assets. Penilaian ini hanya berdasarkan pada laba secara akutansi sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan berhasil menciptakan nilai. Sementara perhitungan kinerja berdasarkan EVA dan MVA mampu menggambarkan kondisi riel perusahaan karena dalam kedua metode tersebut melibatkan perhitungan biaya modal atas investasi yang dilakukan sehingga dapal dikelahui apakah perusahaan malnpu menciptakan return alas investasi yang telah ditanamkan.

Investors do some investment with a goal to gain earnings from repayment level which is capital gain of increasing share and dividend price. In capital market, instrument of investment have a distrust or doubt or risk point. This risk has been caused by share price that always changing continuously and not be able to predict w exact amount for vary moves.
Value of company can be seen freedom company's finance performance in some period of lime. There are some methods that can be used to calculate the company's value such as PER (Price to Earnings Ratio), ROI (Return On investment), ROE, (Return On Equity) ROA(Return On Asset), EVA (Economic Value Added and MVA (Market Value Added).
This study is aimed to evaluate the firm?s performance using methods of ROl, EVA and MVA. Pharmacy industry is chosen as observation object. There are 9 firms that registered at BEI in this industry, such as Darya-Varia Labolatoria, Indofarma, Kimia Parma, Kalbe Farina, Merck, Pyridam Farina, Schering Plough, Bristol-Myers Squibb and Tempo Scan Pacific. The period that is chooser for the study is started from 2003 to 2005.
All firms in this industry have fluctuate movements using ROI method. During certain period (2003-2005), Merck have highest ROI compared by others. Schering Plough achieve the lowest within 2 period (2004-2005). During 2003 to 2005 by using EVA
Method, Kai/re Farina, Merck, Bristol-Myers and Tempo Scan have positive EVA. lndojar ma get improvement and have positive EVA in 2004 and 2005. Darya-Varia achieves positive EVA in 2005. The others only have negative EVA. During period of this study Pyridam Farina get the lowest EVA. Using MVA method, Darya-Varia achieves the highest EVA. The other side, Kalbe Farma as second position get positive EVA and increasing year by year. The lowest position is achieved by Pyridam Farina. It shows that Pyridam not able to create value internally and externally.
Evaluating performance using RDI is the simple evaluation. This method is just involved net income and total assets. ROl is based accounting profit and d cult to know whether the firms are able to create value or not. Whereas, using EVA and MVA method as evaluating performance are able to give real performance of the firm because that method is involve the calculation on capital cost of investing. Therefore the return of invested capital can be known."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiansyah Iwan Rahmadi
"Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) menguji reaksi harga saham terhadap pengumuman dividen, (2) menguji pengaruh perubahan dividen, kondisi pasar, hari perdagangan dilakukannya pengumuman dividen terhadap kumulatif abnormal return pada beberapa saham di Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah emiten di Bursa Efek Jakarta yang masuk dalam daftar LQ 45 dan melakukan pengumuman pembagian dividen kas pada periode I Januari 2003 sampai dengan 31 Desember 2005. Metode penelitian yang digunakan adalah metode event study yang kemudian dilanjutkan analisa cross-sectional dengan metode regresi linier berganda untuk menguji pengaruh perubahan dividen, kondisi pasar, dan hari pengumuman terhadap kumulatif abnormal return.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengumuman pembagian dividen naik di hari Senin, Selasa, dan Rabu, terdapat adanya reaksi harga saham yang signifikan terhadap even tersebut. Sedangkan pada pengumuman hari Kamis dan Jumat, tidak terdapat reaksi harga yang signifikan. Sedangkan pola kumulatif abnormal return yang terjadi selama periode even, pada even hari Senin menunjukkan pola yang sesuai dengan information content of dividends hypothesis theory. Pada even hari Rabu polanya cenderung datar, sedang pada even hari Kamis polanya cenderung positif baik untuk pengumuman dividen yang naik maupun yang turun.
Dari hasil analisis regresi linier berganda diketahui bahwa kumulatif abnormal return yang terjadi selama periode even dipengaruhi secara negatif oleh return IHSG dan return kurs. Sedangkan perubahan dividen tidak berpengaruh terhadap kumulatif abnormal return yang terjadi selama periode even. Secara rata-rata, kumulatif abnormal return yang terjadi pada pengumuman yang dilakukan hari Kamis lebih tinggi 8,2 % dibandingkan dengan kumulatif abnormal return pada pengumuman yang dilakukan pada hari Rabu.

The objectives of this study are: (1) examines stock price reactions to dividend announcements, (2) to test the effect of dividend changes, market conditions, and days of the week on cumulative abnormal return of some Indonesians common stock dividend announcements. A sample of dividend is partitioned by dividend changes and days of announcement. The methodology of this study using event study to examines stock price reactions and cross-sectional regressions are estimated using dummy dividend changes, market index, foreign exchange, and dummy days of announcement to explain cumulative abnormal return.
The results indicate that there are stock price reactions to dividend increases announcements on Monday, Tuesday, and Wednesday, but no stock price reactions to dividend increases announcements on Thursday and Friday. The cumulative abnormal return trend of dividend announcements on Monday supporting "the information content of dividend hypothesis", but on Wednesday the trend is relatively flat, and on Thursday is relatively positive, whether on dividend increases or dividend decreases.
The results of cross-sectional regressions indicate that cumulative abnormal return is negatively related to market index and foreign exchange along the event periods. The dividend changes are not related to cumulative abnormal return. On average, cumulative abnormal return of dividend announcements on Thursday have 8, 2% higher than cumulative abnormal return of dividend announcements on Wednesday.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18445
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew Arya Saputra
"Perekonomian Indonesia saat ini masih didominasi sektor perbankan sebagai motor penggerak utama. Fungai intermodiasi perbankan sangat diharapkan untuk membawa perekonomian Indonesia maju, sehingga mencari hubungan antara variabel makroekonomi, karekteristik industri terhadap return saham perbankan menarik umuk diteliti. Kesimpulan yang didapat : 1. Rata-rata return saham perbankan lebih kecil dibandingkan rata-rata return pasar, 2. Dibandingkan tingkat fisiko pasar yang diukur dan standar deviasinya, mayoritas bank memiliki tingkat risiko di atas pasar, 3. return pasar berpengaruh positif temadap return mayoritas saham perbankan. 4. Pada umumnya model yang dibentuk tidak menunjukan signifikansi pungaruh variable-variable independen secara memadai. 5. Penambaban variabel makro dan karakteristik industri sebagn.i variabel indepemien dalam model tidak dapat menunjukan signifikansi.

Indonesia's economy is still dominated by the banking sector as the main mover. Intermediary function is expected to bring Indonesia's economy forward, so it is attractive to look for the relationship between macroeconomic variables, characteristics of the industries to banking stocks return for examination. Conclusions obtained: 1. The average returns of banking stocks is smaller than the average market return. 2. Compared to the level of market risk as measured by standard deviation, the majority of banks have a risk level above the market 3. The market return positively affects the return ofthe majority of banking shares. 4. In general, the established model showed no significance influeoce ofindependeot variables adequately. 5. The addition of macroeconomic variables and industry charncteristics as independent variables in the model cannot show significance"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 27280
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>