Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132767 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tobing, Tohom L.
"Proyek pengadaan jalan telah menjadi prioritas pemerintah sejak beberapa dasawarsa. Tetapi pelaksanaan proyek jalan masih menghadapi kendala yaitu tidak/kurang terpenuhinya batasan biaya, mutu, dan waktu. Penyelesaian proyek yang melampaui rencana waktu maupun rendahnya kualitas jalan yang ditandai oleh antara lain tidak tercapainya umur rencana, merupakan keadaan yang cukup sering terjadi. Kondisi ini lebih diperparah lagi dengan semakin berkurangnya kemampuan pemerintah seiring dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan.
DaIam konteks manajemen proyek, sesungguhnya terdapat beberapa faktor kritis yang sangat berperan dalam pencapaian proyek yang sukses. Faktor-faktor ini disebut Critical Success Factor (CSF) .
Penelitian ini bertujuan mencari apa raja yang dapat dikategorikan sebagai CSF pada pelaksanaan proyek jalan di Indonesia. Pengetahuan akan CSF akan bermanfaat (I) dalam keterbatasan sumber daya, manajemen proyek mengetahui harus memberikan priontas pada faktor apa, dan (2) dapat melakukan evaluasi dan peramalan kinerja proyek serta mengetahui tindakan koreksi yang harus diambil.
Sebagai responden adalah Konsultan Pengawas yang merupakan salah satu stakeholder. Analisa dilakukan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang memungkinkan semua jenis variabel baik terukur (tangible) maupun tak-terukur (intangible) dipakai dalam penelitian.
Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa CSF untuk pencapaian kriteria biaya sangat tergantung pada faktor-faktor internal Owner, pengaturan kontrak, dan faktor eksternal. Sementara kriteria mutu dan waktu sangat tergantung pada faktor pelaku, perencanaan, dan pengendalian. Dalam pencapaian proyek yang sukses, responden menilai bahwa bobot mutu adalah dua kali lebih penting dibandingkan bobot biaya dan waktu. Selanjutnya penelitian ini membuktikan bahwa pencapaian sukses suatu proyek adalah sangat tergantung dari banyak pihak sebagai pelaku proyek.

Considering the strategic function of roads on regional development and economic growth, for several decades the government has given priority to the road development projects. Nevertheless, the implementation of road projects is still facing some constraints in terms of cost, quality, and time. Time extension is often required to complete a project, not to mention the low road quality which is shown by the actual life span of the road that is often much shorter than design life time. This condition is degenerated by lack capacity of the government due to the prolonged crisis in the country.
Within the context of project management, there are several critical factors which play significant role in successful projects. These factors are called Critical Success Factors (CSF).
The research is aimed at finding which factors can be categorized as CSF in implementation of road projects in Indonesia. Understanding of CSF is beneficial on (a) in limited resources, project management knows what factors must be prioritized (b) project evaluation and forecast of performance can be made and understanding of what corrective action should be taken.
Supervision Consultant, as one of the stakeholders, is taken as respondents for the research. An Analytical Hierarchy Process (AHP) method is adopted in analysis which enabling to use tangible as well as intangible variables.
The analysis results concluded that CSF to reach cost criteria depends on internal factors of Owner, contractual arrangements, as well as external factors. Quality and time criteria depend highly on the factors of project participants, planning, and controlling. The respondents, Supervision Consultant, concluded that in obtaining a successful project a weight on quality has should be doubled as compared of cost and time. Furthermore, the research has revealed that a successful project heavily depends on various project participants.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idun Karomidin
"Pelaksanaan proyek konstruksi, melibatkan banyak pihak seperti pemilik, kontraktor, subkontraktor, konsultan perencana, konsultan pengawas, supplier dan lain sebagainya, memakai berbagai jenis sumber daya, dan juga menghadapi masalah yang sulit atau bahkan tidak bisa dikendalikan, sehingga diperlukan adanya alat atau metode perencanaan yang dapat menggantisipasi seawal mungkin permasalahan-permasalahan yang akan timbul pada waktu pelaksanaan. Pihak-pihak tersebut diatas merupakan tim proyek atau peserta yang berkepentingan dan terlibat dalam penyelenggaraan dan hasil proyek. Keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi akan ditentukan oleh kemampuan para peserta atau pelaku utamanya, tersedianya perangkat yang lengkap dan berkualitas, dan terpenuhinya hubungan yang baik antara peserta proyek, juga dengan adanya pengendalian dan pengawasan yang baik.
Subkontraktor mernpunyai peran yang signifikan dan juga memainkan peran yang vital dalam dunia industri konstruksi. Subkontraktor adalah seorang atau beberapa orang yang dinyatakan dalam kontrak sebagai subkontraktor untuk bagian pekerjaan atau, seorang atau beberapa orang kepada siapapun bagian pekeajaan disubkontrakkan. Kontraktor utama menyerahkan sebagian pekerjaan kepada subkontraktor karena alasan-alasan efisiensi dan produktivitas, tidak mempunyai tenaga ahli yang produktif dan peralatan konstruksi yang memadai. Proses pemilihan hampir sama dengan pemilihan kontraktor utama, dengan penekanan pada beberapa aspek karena jenis pekerjaan yang spesifik dan lingkup kerjanya terbatas. Tujuan dalam penyeleksian subkontraktor, untuk menjamin agar biaya pelaksanaan sesuai/dibawah rencana, waktu pelaksanaan sesuai/dibawah rencana dan mutu yang akan diserahkan sesuai gambar dan spesifikasi.
Dalam penelitian ini, mengambil hubungan atau jenis kontrak yang sering dipraktekkan di Indonesia, yaitu menggunakan jasa kontraktor dan konsultan, yang disebut pendekatan tradisional dengan kontrak harga menyeluruh (lumpsum). Dan penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian seberapa besar pengaruh kualitas subkontraktor pada pelaksanaan proyek konstruksi bangunan pabrik terhadap kinerja proyek di wilayah Jabotabek, serta seberapa jauh model regresi dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara pengarah kualitas subkontraktor dengan kinerja biaya dan waktu.
Hasil-hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa variabel-variabel kualitas subkontraktor pada pelaksanaan proyek konstruksi bangunan pabrik terhadap kinerja biaya dan waktu di wilayah Jabotabek. Diperoleh 3 variabel penentu untuk model hubungan kualitas subkontraktor terhadap kinerja biaya adalah faktor penyediaan dana pinjaman, proposal yang diajukan oleh subkontraktor dan pengadaan peralatan segi kualitas. Dan juga diperoleh 3 variabel penentu untuk model hubungan kualitas subkontraktor terhadap kinerja waktu adalah: pengalaman subkontraktor, kemampuan tenaga kerja dari segi kualitas dan pengawasan pemakaian material dari segi kualitas.
Hasil-hasil penelitian tersebut didapat dari 23 sampel yang telah dapat memenuhi persyaratan statistik Sampel tersebut didapatkan dari 30 angket yang diberikan atau diisi oleh responden dari pimpinan-pimprnan proyek pihak kontraktor pada proyek-proyek pabrik di wilayah Jabotabek dan sekitarnya. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi, analisis faktor, analisis variabel penentu, dan analisis regresi berganda (multiple regression). Semua analisis tersebut diolah dengan menggunakan bantuan paket software Statistical Program for Science Release 9.0 atau SPSS 9.0 for Window.

The construction process, involve many parties as an owner, contractor, subcontractor, design consultant, supervision consultant, supplier and others, with use the various of resources type, and also to face the complex problems or even can not be controlled, until the needed of equipment or planning method available that can anticipate for the problems early. The mentioned parties as a project team or an important participant and involved in the process and result of project. The success of project completion will be determined with capability of participant or the main performer, availabilities of complete and quality tools, and compiled with good relation between the project participants, and also exist of the good controlling and supervision.
The subcontractors have a significant role and play a vital role in the construction industry. Subcontractor means any person named in the contract as a subcontractor, or any person appointed as a subcontractor, for a part of works; and the legal successor in tide to each of these persons. The main contractors award a part of works for subcontractor to be efficient and economical in the use of available resources, are not always sufficiently extensive to afford full-time employment of skilled craftsmen in each of the several trade classifications needed in the field, and another common reason for subcontracting is when the project requires construction equipment; the prime contractor does not have. The selecting process almost the same with selecting for prime contractor, with the emphasizing of several aspects, because the the limited works scope and specific works type. The purpose of the subcontractor selecting is to ensure so that completion as budget, finished in time, and as quality.
In this observation, takes of the relationship or the contract that the most commons are used in Indonesia was an approach of traditional (owner, consultant and contractor), with lumpsum contract price. And the purpose of this observation was to view as much as of large of impact of subcontractor quality on the industrial construction building to project performance in Jabotabek region, and as much as of far of regression model can be used to describe relationship between impact subcontractor quality to performance of budget and time.
The results of the observation finding indicate that be found several variables of subcontractor quality on the industrial construction building to project performance in Jabotabek region. Obtained three variables of determinant for relationship model of subcontractor quality to budget performance are: factor of supplying of loan fund, submitted proposal by subcontractor and procurement of equipment to quality aspect. And also obtained three variables of determinant for relationship model of subcontractor quality to time performance are: experience of subcontractor, capability of manpower to quality aspect and supervision of material use to quality aspect.
And the results of the mentioned observation, obtained from 23 samples have been compiled with statistical requirement. The samples are obtained from 30 questionnaires sent or contained by respondent from project manager of contractor party on the projects of industrial building (factory) in Jabotabek region. The analysis was executed in the observation used analysis of correlation, analysis of factor and analysis of multiple regressions. The all analysis was processed with helping of Software package of Statistical Program for Science Release 9.0 or SPSS 9.0 for Window.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T3819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Andayani
"Produktifitas suatu proyek sedikit banyaknya dipengaruhi oleh faktor sumber daya manusia. Pada beberapa penelitian terakhir, banyak ditemukan bahwa tindakan kolektif dari mereka yang terlibat dalam proyek amat sangat menentukan keberhasilan ataupun kegagalan dari sebuah proyek. Project teams adalah suatu kumpulan manusia yang spesifik karena terbentuk secara temporer untuk kurun waktu tertentu. Karena spesifik tersebut , tentunya menuntut adanya kerjasama antara individu yang terlibat untuk mendapatkan produktifitas yang meningkat. Jelasnya efektifitas dari tim proyek menentukan kesuksesan proyek. Dengan demikian kesuksesan proyek yang dalam tulisan ini diukur Bari sudut pandang kesuksesan dari project teams, melihat pada upaya dari project teams untuk mencapai hal tersebut. Dalam studi kasus mi dicari faktor-faktor project teams effectiveness yang paling banyak mempengaruhi effektifitas tim proyek. Ada 10 faktor yang berkaitan dengan project teams effectiveness yaitu project strategy, communication, personal commitment, interpersonal relationship, project management skills, team management skills, sponsorship, group meetings, conflict management serta distributive collaborative technology. Dari hasil penelitian didapat bahwa project management skills, project strategy, personal commitment serta conflict management merupakan faktor-faktor signifikan yang berpengaruh terhadap project teams effectiveness baik dari besarnya pengaruh, banyaknya korelasi dengan faktor lain serta kuatnya faktor ini berkorelasi dengan faktor lain. Pengaruh efektifitas ini dapat meningkatkan kesuksesan proyek yang dalam hal ini melihat dari performance waktu yang dihasilkan. Diharapkan dari penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pengambilan keputusan yang menyangkut sumberdaya manusia dan pengembangan sumberdaya manusia.

Collective action has received a lot of attention and success may depend on the nature of collective task. The workplace today is different from the workplace yesterday. From the last results researches, there are found that success of the project due to their project teams effectiveness. Project teams are usually project specific. Projects rely on teamwork. They exist only temporarily to perform an assignment that is typically non routine. That's why attitude, goal and teamwork can make a significant difference in the success of project. Issue regarding project teams includes how effective they are in workplace affects the project success. Literature review about team effectiveness identified the following key factors consideration: project strategy, communication, personal commitment, interpersonal relationship, project management skills, team management skills, sponsorship, group meetings, conflict management skills and collaborative technology. If these key factors facilitate activities of project teams, these factors will affect project success. From the result of the research, it was found that the relative importance of these facilitating factors came from management skills, project strategy, personal commitment and conflict management. These factors are relative significant in making project success from the success of time indicators. Hopefully from this research, will give an input to the organization for measuring performance of human resources especially for project teams."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erijanto
"Joint Operation adalah salah satu cara dalam mengelola suatu proyek konstruksi, yang mana dalam pembentukannya dapat terjadi antara sesama perusahaan konstruksi nasional maupun dengan perusahaan konstruksi asing.
Berdasarkan sebuah penelitian Internasional yang dilakukan oleh Li Bing & L.K Tiong (1999) tentang faktor faktor berisiko dalam sebuah Joint Venture, terdapat tiga faktor utama yang dapat menimbulkan risiko yaitu, faktor internal, faktor spesifik proyek dan faktor eksternal, adapun faktor internal yang berisiko dapat dibagi kedalam sepuluh faktor, yaitu kondisi keuangan perusahaan induk perhitungan laba/rugi proyek sikap saling tidak percaya antara karyawan, adanya perubahan kebijakan perusahaan induk, kurangnya kemampuan manajemen dan sumber daya partner, adanya intervensi yang berlebihan dari salah satu pihak, ketidakpuasan dalam penempatan staf, ketidakpuasan dalam pengalokasian pekerjaan, alih teknologi dan adanya perbedaan budaya, sosial dan kepercayaan dari partner.
Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap beberapa perusahaan konstruksi nasional yang pernah melaksanakan proyek konstruksi yang dikelola secara Joint Operation, dengan jalan menyebarkan kuesioner, dan mengkaji dokumen proyek terkait. Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagian besar dari responden beranggapan bahwa kondisi keuangan perusahaan induk, sikap saling tidak percaya antara karyawan dan kurangnya kemampuan manajemen dan sumber daya partner merupakan faktor faktor internal yang sangat berpengaruh dalam sebuah Joint Operation yang mana hal-hat diatas dapat mempengaruhi kinerja dari proyek konstruksi tersebut.

Joint Operation is one of the way in managing a construction project, which is the establishment could be formatted between the National Construction Companies itself or with the International Construction Companies.
Based on an international research by Li Bing & Robert Lee-Kong Tiong (1999), the risk factors are grouped into three main groups: Internal Factor, Project-specific Factor and External Factor, the risk of internal factors can he categorized into fen factors: Partner 's parent company in financial problems, disagreement on accounting of profits and loss, employees from each partner distrust each other, policy changes in your partner 's parent company, partner's lack of management competence and resourcefulness, overinterference by parent company of either partner, disagreement on allocation of staff positions, disagreement on allocation of works, technology transfer dispute and different social, culture, and religious_
Research by distributing questionnaires and document studies to some of the National Construction companies, who have performed Joint Operation of a construction project, can be concluded that mostly of the respondents are agree that the partner 's parent company in financial problems, employees from each partner distrust each other and partner's lack of management competence and recourcefulness, they are the main internal factors that influence to the Joint Operation and will create a bad impact to the performance of the construction project.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Andrianto
"The Impact of Designer's Role in Involving Construction Personnel During the Design Phase on the Performance of Construction Project Schedule in IndonesiaThe study by The Business Roundtable's team in the US found that opportunities to reduce project costs and schedules by using existing and new construction technology are lost because construction too often is relegated to operate as a production function separated from financial planning, scheduling, and engineering or architectural design. Significant savings in both the costs and time required to complete the project can be accrued from careful interaction of planning, design, and engineering with construction into the creation of projects. The Construction Industry Institute's (CII) Task Force defines this term as Constructability, which is the optimum integration of construction knowledge and experience in planning, engineering, procurement, and field operations to achieve overall project objectives.
By ignoring constructability in design, designer may be saddling the builder with possible construction problems that could lead to delays, inefficient use of resources, out of sequence work and others. This can be particularly troublesome which may have a devastating effect on project schedule and budget. Designer has an important role in building a receptive interface with construction personnel during the design phase. By communicating the design intent to the construction personnel, designer can gain the information he/she needs to improve the constructability of the project.
This thesis study the role of designer in involving construction personnel during the design phase to improve the constructability of the project which leads to an improvement project time performance of construction project in Indonesia. A questionnaire survey was distributed to projects designers in Jakarta area. The data obtained was analyzed quantitatively to find the correlations and to make a regression between the role of designer in involving construction personnel during the design phase and the performance of construction project's schedule.
The result of this research shows a positive, nonlinear correlation between the interface of designer with construction personnel during the design phase and schedule performance of the project. The main variables are: communicating the design intent to construction and the involving construction personnel from the construction contractor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betty Ariana
"Pada tahun-tahun terakhir ini, banyak perusahaan telah memberi perhatian pada Quality Management, karena pelanggan lebih menyukai barang dan jasa yang berkualitas tinggi dengan harga yang wajar. Salah satu aspek dari quality management tersebut adalah Cost Of Quality, yang terdiri dari empat kategori yaitu prevention cost, dan appraisal cost sebagai biaya yang berkaitan dengan usaha menghasilkan kualitas baik serta internal failure cost dan external failure cost sebagai biaya akibat kualitas yang tidak baik.
Sementara dalam literatur dapat diperoleh data-data tentang cost of quality dari perusahaan industri manufaktur, Minn ini akan menyajikan sistem perhitungan serta hasil perhitungan berupa nilai cost of quality dari proyek konstruksi. Tujuan dari penulisan ini antara lain adalah untuk mengetahui nilai cost of quality pada kegiatan proyek konstruksi, yang selanjutnya akan dianalisis dan disimpulkan, sehingga dapat memberi kontribusi bagi kalangan akademis berupa sumbangan informasi tentang praktek manajemen kualitas serta bermanfaat bagi praictisi jasa konstruksi dalam usaha membangun dan mengembangkan sistem cost of quality khususnya pada proyek konstruksi.
Untuk maksud tersebut, penulis telah melakukan studi kasus pada dua puluh dua proyek bangunan gedung yang telah diselesaikan oleh kontraktor pads kurun waktu satu tahun terakhir. Metodologi yang diterapkan adalah dimulai dengan pengembangan teori, pemilihan kasus, kemudian membuat desain penelitian, selanjutnya pelaksanaan studi kasus sampai menghasilkan nilai cost of quality yang dilengkapi dengan analisis dan kesimpulan.
Kesimpulan dari studi kasus ini antara lain adalah :
- Sistem cost of quality dapat diterapkan pada proyek konstruksi
- Total cost of quality dan proyek-proyek yang diamati adalah sebesar 2.19% dari total biaya penjualan atau sebesar 1.92% dari total penjualan.
- Internal failure dan external failure cost merupakan kategori cost of quality yang dominan.

In recent years organizations have been focusing much attention on quality management, because the customers are prefer products or services with a high quality and reasonable price. One aspect of quality management is cost of quality, which are divided into four categories: prevention cost and appraisal cost are costs associated with improving quality, while internal failure cost and external failure cost result from poor quality.
Meanwhile from the literature we could get the data of cost of quality from manufacture industry, the study will provide a calculation system and resulting in the form of construction project's cost of quality. The main purpose of this study is to know whether the cost of quality system could be apply in the construction project as well as to calculate the value of cost of quality, with than will be analyzed, and concluded, so that it could give contribution for the academic society in form of information about practical quality management as well as it will be useful to construction industry practitioner, in their pursuit of developing cost of quality system in construction project.
For that reason, author has conducted a ease study on 22 construction projects which have been completed by the contractor in the last one year. The methodology that was used referred to theory written by Robert K. Yin , starting with theory development, selecting the case, designing data collection, conducting case study until it result in the value of cost of quality, including the analyses and conclusion.
The conclusion of the case study can be summarized as follows:
1. The cost of quality system can be implemented in construction project.
2. The total cost of quality is 2.19% from sales cost or 1.92% from total sales.
3. Internal failure and external failure cost are two dominant categories cost of quality.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Wicaksono
"Keberhasilan suatu proyek ditentukan sejak awal pelaksanaan konstruksi itu berjalan Perencanaan adalah tahapan penting dari manajemen konstruksi, untuk menghasilkan suatu kegiatan yang dapat berjalan dengan baik dan untuk memonitor serta mengendalikan sehingga tercapai suatu pelaksanaan konstruksi yang tepat biaya proyek bangunan gedung adalah salah satu bidang dalam proyek konstruksi salah satu kriteria keberhasilan suatu proyek konstruksi dilihat dari intensitas keterlibatan tiap anggota tim pada suatu proyek, yang diantaranya adalah seorang manajer proyek pihak pemilik proyek.
Seorang manajer proyek pihak pemilik proyek mempunyai tanggung jawab penuh atas semua hasil yang dicapai pada setiap tahapan proyek dari awal hingga selesainya masa konstruksi, Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui seberapa besar peranan manajer proyek pihak owner pada tahap perencanaan konstruksi dalarn meningkatkan kinerja biaya pelaksanaan proyek konstruksi.
Dilihat dari besarnya tanggung jawab manajer proyek pihak pemilik proyek tersebut, maka dalam tesis ini dilakukan penelitian tentang intensitas. keterlibatan manajer proyek pihak pemilik proyek pada tahap perencanaan untuk meningkatkan kinerja biaya penyelesaian proyek bangunan gedung di Jabotabek.
Data-data primer dari penelitian ini diperoleh melalui penyebaran kuisioner ditambah wawancara langsung kepada manajer proyek pihak pemilik proyek dalam hal ini proyek yang ditangani adalah bangunan gedung yang berada di wilayah Jabotabek. Data-data tersebut di edit, ditabutasi, diolah dan di bobot kemudian dilakukan analisa korelasi, inter-korelasi, faktor dan regresi berganda serta dilakukan pengujian-pengujian dan validasi.
Dua analisa statistik melalui program SPSS versi 9.0, diperoleh hasil bahwa variabel yang memberikan kontribusi atau korelasi positif terhadap peningkatan kinerja biaya proyek adalah kegiatan manajer proyek pihak pemilik proyek dalam menentukan pilihan organisasi proyek umum dan kontrak yang akan digunakan, kegiatan dalam menentukan dan membuat perkiraan biaya pelaksanaan proyek atau owner estimate.
Dari hasil variabel penentu lam tambahan yang juga dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja biaya proyek didapat dua variabel kegiatan yaitu identifikasi potensi kebutuhan proyek dan kegiatan memprediksi kendala proyek. Hubungan variabel intensitas keterlibatan manajer proyek pihak pemilik proyek terhadap peningkatan kinerja biaya proyek merupakan hubungan regresi non-linear."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T10154
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gde Astawa
"Jasa konstruksi mempunyai peranan penting dan strategik, mengingat jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan atau bentuk fisik lainnya yang berfungsi mendukung pertumbuhan dan perkembangan berbagai bidang, terutama bidang ekonomi, sosial dan budaya, sehingga diperlukan adanya penelitian-penelitian yang berkaitan dengan pengendalian pelaksanaan proyek. Klaim merupakan salah satu permasalahan yang sering muncul dalam proses konstruksi berlangsung, apabila tidak ditangani secara cerdas dan sungguh-sungguh bisa berdampak terganggunya kinerja waktu proyek atau bahkan mungkin dapat menggagalkan proyek yang sedang dilaksanakan.
Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan analisis statistik terhadap sampel proyek dalam bentuk kuesioner memperlihatkan hasil yang menyatakan bahwa adanya klaim dengan variabel-variabel penentu yang mewakili variabel lainnya mempunyai tingkat kesesuaian sebesar 81,20 % terhadap variabel kinerja waktu proyek dengan model persamaan linier dengan 3 variabel penentunya adalah, klaim terhadap kelancaran pembayaran kepada sub kontraktor tata udara, klaim terhadap kelancaran pembayaran kepada sub kontraktor arsitektur dan klaim terhadap kelancaran pembayaran kepada sub kontraktor interior. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa peningkatan kualitas klaim akan menurunkan kinerja waktu proyek."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Megawati
"Tesis ini akan membahas mengenai pengaruh penambahan jumlah lantai terhadap biayabiaya proyek gedung-gedung perkantoran di Jakarta. Biaya-biaya pembangunan suatu gedung terdiri dari biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost), karena biaya langsung merupakan faktor yang paling dominan dalam suatu biaya pembangunan (80% dari biaya gedung) maka penelitian ini lebih menekankan pada biaya langsung.
Biaya langsung sendiri terdiri atas biaya Pondasi, Struktur, Arsitektur serta Mekanikal dan Elektrikal. Dan studi literatur dan pengamatan data diperoleh bahwa biaya Mekanikal dan Elektrikal mempunyai presentase terbesar terhadap biaya total. Hasil pengamatan dan analisa data memberikan gambaran bahwa biaya Mekanikal dan Elektrikal ini sangat dipengaruhi oleh jumlah lantai suatu bangunan.
Hubungan yang diperoleh antara jumlah lantai dengan biaya Mekanikal dan Elektrikal memberikan kecenderungan bahwa peningkatan jumlah lantai akan mengakibatkan peningkatan pula terhadap biaya Mekanikal dan Elektrikal terutama pada jumlah lantai rendah (1-4 lantai / Low rise) ke jumlah lantai menengah/tinggi (>4 lantai / Mid-High Rise). Salah satu penyebabnya adalah peningkatan pemakaian sarana teknis bangunan seperti : lift, tangga darurat, dan lain-lain."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T4716
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pinto, Jeffrey K.
New York : Van Nostrand Reinhold, 1995
658.404 PIN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>